Anda di halaman 1dari 1

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas

Medangasem, Kabupaten Karawang


Periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015
Rimenda Dwirana Barus
Abstrak: Kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi banyak faktor. Menurut Blum, derajat
kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor : perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan,
dimana lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar.
Hal ini mendorong pemerintah
mencanangkan program kesehatan lingkungan, salah satunya cakupan pengawasan sarana air bersih,
sebagai program wajib. Berdasarkan data WHO,sekitar 10.000 penduduk di Negara berkembang
meninggal setiap harinya karena penyakit yang disebabkan minimnya air bersih. Data Riskesdas 2010
diketahui daerah perkotaan memiliki cakupan sumber air bersih 90,1% sedangkan di pedesaan 67,6%.

Dari data Riskesdas 2013, proporsi rumah tangga di Indonesia dengan kualitas air minum
kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak berbau) di
perkotaan (96,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan (92,%). Untuk wilayah
Kabupaten Karawang sanitasi rumah warga masih banyak yang buruk. Dari 431.044 sarana air
bersih yang ada, hanya 70,44% yang memenuhi syarat. Adapun program yang dicanangkan
pemerintah untuk mengatasi masalah ini ialah melalui program kesehatan lingkungan. Metode
yang digunakan adalah melalui pendekatan sistem dengan membandingkan tolok ukur
keberhasilan dengan cakupan di Puskesmas Medangasem selama periode Januari sampai
dengan Desember 2014. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas, diare hampir selalu
termasuk dalam kelompok penyakit penyebab utama bagi masyarakat yang berkunjung kesana. Karena
itu dilakukan evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Medangasem periode Juni
2014 sampaidengan Mei 2015. Diperoleh dua prioritas masalah, yaitu persentase cakupan

pengguna sarana air bersih masih kurang, sebesar 60,02% dari target 80%, serta cakupan hasil
inspeksi sarana air bersih masih kurang, sebesar 66,77% dari target sebesar 80% . Penyebab
masalah tersebut: pengetahuan masyarakat masih rendah, perilaku masyarakat yang menggunakan air
sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,terbatasnya sarana air bersih yang ada, kurangnya
jumlah petugas kesling, tidak ada laporan penggunaan dana yang diterima, dan kurangnya optimalisasi
petugas kesling. Bila hal tersebut dapat diatasi, diharapkan tingkat pencapaian cakupan pengawasan
sarana air bersih pada periode berikutnya dapat meningkat.
Kata kunci :Evaluasi program, kesling, puskesmas medangasem

Anda mungkin juga menyukai