Anda di halaman 1dari 27

Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan mahluk hidup lainnya. Selain
itu rumah juga merupakan pengembangan kehidupan dan tempat berkumpulnya
anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar waktunya. Bahkan bayi,
anak-anak, orang tua, dan orang sakit menghabiskan hampir seluruh waktunya di
rumah. Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber inspirasi penghuninya untuk
berkarya sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Rumah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian
di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis
lingkungan menyumbangkan lebih dari 80% penyakit yang diderita oleh bayi dan
balita.1,2
Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu
indikator Indonesia Sehat 2015 dan target Millenium Development Goals (MDGs)
tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2015 telah
ditentukan sebesar 80%.3
Upaya pengendalian faktor resiko yang mengancam kesehatan keluarga dari
dampak kualitas lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak memenuhi
syarat,

telah

diatur

dalam

Nomor829/Menkes/SK/VII/1999

Keputusan

tentang

Menteri

Persyaratan

Rumah

Kesehatan
Sehat.

RI
Dalam

penilaian rumah sehat terdapat beberapa parameter rumah yang dinilai, meliputi 3
(tiga) kelompok komponen penilaian, yaitu: kelompok higiene rumah, kelompok
sarana sanitasi, kelompok perilaku penghuni.1,4
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, persentase rumah sehat
secara nasional hanya sekitar 61,68%. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat tahun 2012, persentase rumah sehat hanya mencapai angka 62,8%, di
Kabupaten Karawang tahun 2013, hanya mencapai angka 51,47% dan di Puskesmas
1

Loji tahun 2014 hanya mencapai 23.90 %. Angka ini masih sangat jauh dari target
2

penilaian kinerja puskesmas sebesar 75%.5-8


Rumusan masalah
1
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, yang menyumbangkan lebih dari 80%
2

penyakit yang diderita oleh bayi dan balita.


Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, period prevalence ISPA Indonesia
sebesar 25%, period prevalence pneumonia Indonesia sebesar 1,8%,
prevalensi tuberkulosis paru Indonesia sebesar 0,4%, insiden dan period
prevalence diare Indonesia sebesar 3,5% dan 7%, sementara insiden dan

prevalensi malaria Indonesia sebesar 1,9% dan 6 %.


Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu target
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, telah ditentukan sebesar

80%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, persentase rumah sehat

secara nasional hanya sekitar 61,68%.


Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012, persentase
rumah sehat hanya mencapai angka 62,8%, di Kabupaten Karawang tahun
2013, hanya mencapai angka 51,47% dan di Puskesmas Loji tahun 2014
hanya mencapai 23,90 %. Angka ini masih sangat jauh dari target penilaian

kinerja puskesmas sebesar 75%.


Tujuan
1
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengawasan rumah sehat di wilayah kerja
3

Puskesmas Loji pada periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015 dengan metode

pendekatan sistem.
2
Tujuan Khusus:
Diketahuinya jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas Loji pada periode Januari 2015

sampai dengan Desember 2015


Diketahuinya cakupan pengawasan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Loji pada

periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.


Diketahuinya persentase rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Loji pada periode Januari

2015 sampai dengan Desember 2015.


Diketahuinya cakupan penyuluhan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Loji pada periode

Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.


Diketahuinya cakupan pembinaan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Loji pada periode
Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
4 Manfaat
1
Bagi Evaluator:
2

Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengevaluasi suatu program upaya kesehatan

lingkungan terutama program rumah sehat.


Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan.


Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
2
Bagi Perguruan Tinggi:
Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan.
Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang

menghasilkan dokter yang berkualitas.


3
Bagi Puskesmas yang dievaluasi:
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam upaya kesehatan lingkungan terutama

program rumah sehat diruang lingkup kerja Puskesmas Loji.


Dapat meningkatkan motivasi pemegang program agar pelaksanaan program dapat berjalan

baik.
Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar keberhasilan

program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.


4
Bagi Masyarakat:
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Loji.
Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan prevalensi berbagai

penyakit berbasis lingkungan.


Masyarakat dapat menghuni rumah yang layak dihuni untuk jangka panjang.
5 Sasaran
Seluruh rumah di wilayah kerja Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
pada periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.

Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program Pengawasan Rumah Sehat di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, periode Januari 2015
sampai dengan Desember 2015, diambil dari laporan bulanan penyehatan lingkungan
yang terdiri dari:
Pendataan rumah sehat
pendataan dilakukan menurut jumlah rumah yang ada .
Inspeksi rumah sehat
Inspeksi dilakukan secara berkala dengan mengunakan lembar formulir

pemeriksaan.
Penyuluhan rumah sehat
Penyuluhan dilakukan bila rumah yang di inspeksi tidak memenuhi kriteria dan

langsung diberi penyuluhan.


Pembinaan rumah sehat
Pembinaan dilakukan tiga bulan sekali bagi rumah yang belum memenuhi

syarat.
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas lapangan
dimasukkan ke dalam format pencatatan program pengawasan rumah
sehat (register dan formulir lain yang diperlukan) seterusnya membuat

penyajian atau visualisasi data dalam bentuk grafik atau tabel.


Pelaporan
Puskesmas yang melaksanankan kegiatan ini melaporkannya secara
rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupten atau Kota sesuai format yang
telah ada.

2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, dan interpretasi data program Rumah Sehat di Puskesmas Loji
periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015. Data dibandingkan dengan tolok
ukur yang telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga
4

ditemukan masalah pada program rumah sehat. Usulan dan saran diberikan
berdasarkan penyebab dari masing-masing unsur keluaran sebagai pemecahan
masalah, dengan menggunakan pendekatan sistem. Hasil evaluasi program ini
disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Kerangka Teoritis

Bagan 1. Teori Sistem


5

Bagan di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau

elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu:


Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana (money),

sarana (material), metode (method).


Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan

pemantauan (controlling).
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya

proses dalam sistem dari kegiatan Rumah Sehat.


Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi

mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari

sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa rapat bulanan.
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem dari kegiatan

Rumah Sehat.
3.2 Tolok Ukur
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai
target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi masukan, proses,
keluaran, dan umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai

dalam program rumah sehat.


Tolok ukur berdasarkan pedoman instrumen penilaian kinerja Puskesmas Provinsi Jawa
Barat tentang cakupan pengawasan rumah sehat adalah sebesar 75% (dalam tahun) atau
6,25% (dalam bulan).

Bab IV
Penyajian Data
1.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder dan tersier yang berasal

dari:
Data sekunder :
Laporan Pembangunan Kesehatan UPTD Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru Tahun 2014.
Laporan Data Dasar Penyehatan Lingkungan, UPTD Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru,

Periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.


Laporan Bulanan Penyehatan Lingkungan, UPTD Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru,
Periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.

Data tersier :
Data geografi UPTD Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru Tahun 2014.
Data monografi Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang tahun 2014.
1.2 Data Umum
1.2.1 Data Geografi
Lokasi : Jl. Raya Pangkalan Loji Kp. Munjul Rt 01 Rw 02 Desa

Cintalaksana.
Kecamatan Tegalwaru adalah salah satu kecamatan dari 36 kecamatan
yang ada di Kabupaten Karawang. Terletak di sebelah selatan kota
kabupaten yang berjarak 37 KM dengan waktu tempuh 90 menit

menggunakan kendaraan roda empat.


Luas areal daerah yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Loji adalah
seluas 10.165 Ha. yang semuanya terdiri dari tanah datar yang terbagi

menjadi tanah sawah seluas 2.214 Ha, tanah darat 7.580 Ha.
Batas wilayah kerja Puskesmas Loji:
Sebelah Utara : Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang
Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur
Sebelah Barat : Kecamatan Pangkalan
Sebelah Timur : Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Purwakarta
Wilayah Administrasi
7

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Loji meliputi satu Kecamatan


Tegalwaru terdiri dari 40 Dusun, 40 RW, 111 RTdan 9 Desa.
Desa binaan Puskesmas Kecamatan Tegalwaru yaitu:
o Desa Cintalaksana
o Desa Cigunungsari
o Desa Mekarbuana
o Desa Wargasetra
o Desa Cintawargi
o Desa Cintalanggeng
o Desa Kutalanggeng
o Desa Kutamaneuh
o Desa Cipurwasari
1.2.2

Data Demografi
1.2.2.1 Topografi
Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris
yang terdiri dari tanah pertanian seluas 2.214 km2.
1.2.2.2 Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, kabupaten Karawang
berada pada dataran kering.
1.2.2.3 Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya Tegalwaru merupakan
dataran rendah dengan temperatur udara rata-rata 32-36 C.
1.2.2.4 Hidrografi
Tegalwaru mempunyai banyak aliran sungai yang mengarah ke
muara dan langsung berhubungan dengan laut Jawa
1.2.2.5 Demografi
Berdasarkan data proyeksi tahun 2014, jumlah penduduk
Kecamatan Loji adalah 36.486 jiwa, yang terdiri dari :
Jumlah RT
: 111 RT
Jumlah penduduk laki-laki : 17.346 orang
Jumlah penduduk perempuan : 16.806 orang
Jumlah bayi dan balita
: 3.890 anak
Jumlah RumahTangga: 15.023 Rumah tangga
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran II.
Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Loji adalah 9 desa dengan luas
wilayah 10.165 Ha, maka berarti rata-rata kepadatan

penduduk Kecamatan Tegalwaru adalah 1.48 Jiwa/ Ha.


Jumlah rumah di wilayah kerja puskesmas Loji

sebanyak 9.597 unit.


Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di
wilayah kerja Puskesmas Loji paling banyak adalah
8

tamat SLTA yaitu sebesar 42,93 % dan paling sedikit

tamat Perguruan Tinggi yaitu 5,46 %.


Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian
sebagai petani sebesar 60 % dan selebihnya antara lain

adalah pedagang dan pegawai swasta.


Sebagian besar penduduk beragama Islam.
1.2.2.6 Jenis sarana kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja
Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru, antara lain:

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o

Dokter umum
Dokter gigi
Bidan
Perawat
Perawat Gigi
Juru immunisasi
Petugas Gizi
Petugas Laboratorium
Petugas Penyuluh
Petugas Farmasi
Pelaksana Umum
Pengemudi
Petugas Kebersihan
Petugas Keamanan
Fasilitas Kesehatan
Puskesmas
Posyandu
Balai Pengobatan Swasta
Dokter Praktek Swasta
Klinik Swasta

Puskesmas UPTD

buah

Puskesmas pembantu :

buah

Praktek Bidan

14

orang

Apotik

buah

Posyandu

37

buah

Posbindu

buah

Praktek di Puskesmas

: 2 Orang
: 1 Orang
: 22 Orang
: 8 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 1 Orang
: 7 Orang
: 1 Orang
: 2 Orang
: 2 Orang
: 1 Buah.
: 37 Buah.
: 10 Buah
: 4 Orang
: 6 Buah
9

1.3 Data Khusus


1.3.1 Masukan
1.3.1.1 Tenaga (Man)
Petugas Kesling

: Satu orang (merangkap sebagai


koordinator program dan pelaksana
program)

1.3.1.2 Dana (Money)


APBD
Bantuan Operasional Kesehatan
1.3.1.3 Sarana (Material)
Sarana medis :
Sanitarian kit

: Tersedia
: Tersedia
: Ada

Sarana non medis ;


Infokus
: Ada
Layar
: Ada
Leaflet
: Tidak Ada
Lembar balik
: Tidak Ada
Poster
: Ada
Buku pedoman Kesling
: Ada
Formulir penilaian rumah sehat
: Ada
Alat tulis
: Ada
Sarana transportasi
: Ada
1.3.1.4 Metode (Method)
Pendataan dilakukan 1 bulan sebelum inspeksi rumah akan
dilakukan dengan bekerjasama dengan kader rumah sehat yang

tersebar di masing-masing desa.


Inspeksi dilakukan secara berkala dengan mengunjungi rumah melalui kaedah survei di
wilayah kerja Puskesmas Loji. Pengawasan/inspeksi rumah diperiksa dengan formulir yang

telah disiapkan.
Penyuluhan mengenai rumah sehat dilakukan jika kondisi rumah yang diinspeksi tidak
memenuhi syarat.
Pembinaan rumah sehat dilakukan 3 bulan sekali pada rumah yang tidak memenuhi syarat
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas
lapangan dimasukkan ke dalam format pencatatan
program pengawasan rumah sehat (register dan formulir
lain yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian atau
10

visualisasi daya dalam bentuk grafik atau tabel yang


diperbaharui secara periodik (bulanan, triwulan dan
tahunan).

Pelaporan
Puskesmas

yang

melaksanakan

kegiatan

ini

melaporkannya secara rutin kepada Dinas Kesehatan


Kabupaten atau Kota sesuai format yang telah ada.
.
4.3.2. Proses
4.3.2.1.

Perencanaan
Perencanaan kegiatan program pengawasan rumah sehat dibuat
satu bulan sebelumnya yaitu dimulai dengan pendataan rumah
yang akan di inspeksi dan petugas dari program kesehatan

lingkungan berkoordinasi dengan kader yang ada di setiap desa.


Pelaksanaan kegiatan inspeksi rumah 8 kali sebulan ( 1 minggu
2 kali ) dalam setahun oleh petugas kesehatan lingkungan
terlatih pada hari kerja dari pukul 09.00 sampai dengan pukul

12.00 WIB.
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh petugas kesehatan
lingkungan

saat

melakukan

pengawasan

rumah

sehat.

Penyuluhan turut diberikan melalui lintas program dan lintas


sektoral. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan sosialisasi
program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


Pembinaan rumah sehat dilakukan 3 bulan sekali.

Pengorganisasian
Dibuat struktur organisasi,

4.3.2.2.

kepala

puskesmas

sebagai

penanggung jawab program, melimpahkan kekuasaan kepada


Koordinator kesehatan lingkungan, kemudian melakukan
koordinasi dengan pelaksana program. Terdapat struktur tertulis
dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya:
11

Kepala Puskesmas
H. Ujang Suryana, SKM

Kepala Tata Usaha


Didi Suryadi, SKM

Koordinator Kesehatan Lingkungan


Arry Setiawan, A.M.KL
Bagan 2. Struktur organisasi bagian Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Loji

o
o

o
o
o
o

Pengorganisasian dalam program dibagi berdasarkan jabatan:


Kepala Puskesmas (H. Ujang Suryana, SKM):
Sebagai penanggung jawab program.
Monitoring pelaksanaan kesehatan lingkungan.
Koordinator Pengawasan Rumah Sehat (Arry Setiawan, A.M.KL):
Koordinator program.
Menerima pelaporan hasil kegiatan kesehatan lingkungan dari wilayah setempat.
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan kepada
Kepala Puskesmas Loji setiap bulan.
Menganalisa hasil kegiatan.
4.3.2.3.
Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana

dan

metode

yang

telah

ditetapkan,

dilaksanakan secara berkala:


Perencanaan kegiatan program pengawasan rumah sehat dibuat
satu bulan sebelumnya yaitu dimulai dengan pendataan rumah
yang akan di inspeksi dan petugas dari program kesehatan

lingkungan berkoordinasi dengan kader yang ada di setiap desa.


Inspeksi dilakukan secara berkala 8 kali sebulan ( 1 minggu
sebanyak 2 kali ) dalam setahun oleh petugas kesehatan
lingkungan pada hari kerja dari pukul 09.00 sampai dengan
pukul 12.00 WIB dengan mengunjungi rumah melalui kaedah
survei di wilayah kerja puskesmas Loji. Pengawasan/inspeksi

rumah diperiksa dengan formulir inspeksi sanitasi rumah sehat.


Penyuluhan/pemicuan mengenai rumah sehat dilakukan jika
kondisi rumah yang diinspeksi tidak memenuhi syarat.
Penyuluhan turut diberikan melalui lintas program dan lintas
12

sektor. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat


tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan sosialisi program
sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS).


Pembinaan rumah sehat dilakukan 3 bulan sekali, dikoordinasi

dengan Tim PKK setempat.


Pengawasan
Adanya rapat bulanan di Puskesmas Loji tentang hasil

pencapaian program pengawasan rumah sehat.


Adanya pencatatan bulanan dan tahunan serta pelaporan secara

4.3.2.4.

berkala tentang kegiatan pengawasan rumah sehat ke tingkat


Kabupaten minimal 1 bulan sekali.

4.3.3. Keluaran
Cakupan pengawasan/inspeksi Rumah Sehat

Cakupan
Pengawasan
Rumah Sehat

Jumlah rumah diperiksa di wilayah


kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Januari 2015 sampai dengan
Desember 2015

x 100%

Jumlah rumah yang ada di wilayah


kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Januari 2015 sampai dengan
Desember 2015
3420

Persentase :--------------------X 100% = 35.64%


9597
Hasil: cakupan pengawasan/inspeksi rumah sehat sebesar 35.64%
Kesimpulan :
-

Cakupan pengawasan/inspeksi Rumah Sehat di wilayah kerja


Puskesmas Loji belum mencapai target, dengan besar masalah
adalah (75%-35,64%)/75x100 = 52,48%..

Data

didapatkan

dari

Catatan

Data

Dasar

Penyehatan

Lingkungan Bulan Janurai 2015 - Desember 2015 di lampirkan


dalam lampiran III.

13

Persentase Rumah Sehat:

Persentase
Rumah Sehat

Jumlah rumah diperiksa yang


memenuhi syarat rumah sehat dalam
kurun waktu Januari 2015 sampai
dengan Desember 2015

x 100%

Jumlah rumah yang ada di wilayah


kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Januari 2015 sampai dengan
Desember 2015
2344
Persentase :-------------------X 100% = 24.42%
9597
Hasil: Persentase rumah sehat sebesar 24.42%
Kesimpulan :
-

Persentase Rumah Sehat di wilayah kerja Puskesmas Loji


belum mencapai target, dengan besar masalah adalah (75%24.42%)/75x100 = 67,43 %.

Data

didapatkan

dari

Catatan

Data

Dasar

Penyehatan

Lingkungan Bulan Janurai 2015 - Desember 2015 di lampirkan


dalam lampiran III..

Tidak ada data tertulis mengenai penyuluhan rumah sehat.

Tidak ada data tertulis mengenai pembinaan rumah sehat.


4.3.4. Lingkungan
4.3.4.1.

Lingkungan Fisik

Lokasi:
Semua lokasi dapat dijangkau dengan sarana transportasi yang
ada (sepeda motor) karena terdapat akses jalan yang bisa dilalui
sepeda motor. Walaupun sebagian jalan masih berlubang-lubang
14

dan masih banyak jalan yang belum diaspal tetapi tidak


mempengaruhi pelaksanaan program secara signifikan.

Iklim:
Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program. Tetapi bila
musim hujan beberapa tempat becek dan tergenang air karena
medan jalan yang kurang baik.

Kondisi Geografis:
Kondisi geografis tidak mempengaruhi program pengawasan
rumah sehat.

4.3.4.2.

Lingkungan Non Fisik

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani.


Masyarakat memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk
membina rumah sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi
yang memenuhi syarat.

Kurangnya

penyuluhan

menyebabkan

kesadaran

akan

pentingnya rumah sehat pada masyarakat masih rendah


sehingga berpengaruh pada pengetahuan tentang rumah sehat.

4.3.5. Umpan Balik

Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan


satu kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang
telah dilaksanakan.

Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap semua kegiatan


pengawasan rumah sehat (pendataan dan inspeksi) sesuai dengan
kurun waktu yang ditentukan dapat digunakan sebagai masukan dalam
perencanaan program pengawasan rumah sehat selanjutnya.

Tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap mengenai


penyuluhan dan pembinaan rumah sehat, sehingga tidak dapat
digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program pengawasan
rumah sehat selanjutnya.
15

4.3.6. Dampak

Dampak Langsung
Diharapkan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran mengenai rumah
sehat sehingga dapat meningkatkan jumlah rumah sehat di wilayah
kerja Puskesmas Loji.

Dampak Tidak Langsung


Diharapkan menurunnya angka kesakitan akibat penyakit berbasis
lingkungan.

Bab V
Pembahasan Masalah
Tabel 5.1 Variabel-variabel dari Masalah
No
Variabel
1 Keluaran

Tolok Ukur
Target Kabupaten
Karawang

Cakupan
pengawasan
rumah sehat

75% (Pertahun)

Persentase
rumah sehat
Masukan

75% (Pertahun)

Tenaga (Man)

Tersedianya minimal 2 orang


petugas, masing-masing

Cakupan

Masalah

35.64%

(+)52.48%

24.42%

(+)67.43%

Satu orang merangkap


koordinator kesehatan

(+)
16

sebagai koordinator dan


pelaksana program
pengawasan rumah sehat yang
terampil dibidangnya.

lingkungan juga sebagai


pelaksana program
(+)

Sarana (Material)

Leaflet
Lembar balik
Poster
Pedoman teknis penilaian
rumah sehat
Formulir penilaian rumah
sehat
Alat tulis
Sarana transportasi

Tidak adanya leaflet dan


lembar balik sebagai
sarana penyuluhan/
pemicu

Metode (Method)

Pemetaan Rumah Sehat yang


dilakukan satu kali dalam
setahun. Data yang dipetakan
berupa jumlah rumah yang
ada, jumlah rumah sehat yang
diperiksa dan jumlah rumah
sehat diperiksa yang
memenuhi syarat.

Tidak ada pemetaan


tentang jumlah rumah
sehat yang memenuhi
syarat, dan jumlah rumah
sehat yang tidak
memenuhi syarat.

Mengadakan penyuluhan
secara berkala, di dalam
ataupun luar gedung, bekerja
sama dengan program Promosi
Kesehatan.

Belum diadakannya
penyuluhan secara berkala, di
dalam ataupun luar gedung,
bekerja sama dengan
program Promosi Kesehatan

Dibentuk struktur organisasi,


kepala puskesmas sebagai
penanggungjawab program,
melimpahkan kekuasaan
kepada koordinator kesehatan
lingkungan, kemudian
melakukan koordinasi dengan
pelaksana program.

Kepala Puskesmas
(+)
(H. Ujang Suryana, SKM)

(+)

(+)

Proses
Pengorganisasian

Koordinator Kesehatan
Lingkungan
(Arry Setiawan, A.M.KL)
Staf Pusling, Staf
Promkes,Kader desa
Ketua RT/RW.
Koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral tidak optimal.

Pelaksanaan

Sesuai dengan rencana dan


metoda yang telah ditetapkan.

Kader terlatih untuk


melakukan pengawasan
dan penyuluhan masih
17

kurang.
Dilakukan pendataan rumah
1x/tahun.
Dilakukan pengawasan rumah Kurangnya koordinasi
sehat oleh petugas atau kader
dengan PKK setempat
terlatih 1x/tahun secara berkala dan lintas program.
dengan kaedah survei.

(+)

Dilakukan penyuluhan
terhadap rumah kurang sehat
saat pengawasan
Dilakukan koordinasi dalam
pembinaan rumah sehat
dengan tim PKK setempat
minimal 3 bulan sekali.
4

Umpan Balik

Tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap


mengenai penyuluhan dan pembinaan rumah sehat.

(+)

Lingkungan
Fisik

Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau


karena jalanan yang becek dan tergenang air serta
beberapa medan jalan yang kurang baik.

(+)

Non Fisik

Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang


rendah untuk membina rumah yang sehat dan mendapatkan
akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

(+)

18

Bab VI
Perumusan Masalah

6.1.

Masalah Sebenarnya (menurut Keluaran)


Dari hasil laporan program penyehatan lingkungan di Puskesmas Loji periode Januari
2015 sampai dengan Desember 2015 terdapat dua masalah, yaitu:

Persentase cakupan pengawasan rumah sehat 35.64% dari tolok ukur sebesar
75,00%, dengan besar masalah 52.48%.

Persentase rumah sehat 24.42% dari tolok ukur sebesar 75,00%, dengan besar
masalah 67.43%.

6.2.

Masalah dari Unsur Lain (Penyebab).


Dari hasil evaluasi program rumah sehat di Puskesmas Loji periode Januari 2015
sampai dengan Desember 2015 didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu:

Masukan
19

o Tenaga

Terdapat hanya satu orang petugas yang bertugas sebagai


koordinator merangkap sebagai pelaksana program.

Kurangnya pemberdayaan masyarakat seperti kader, ketua


RT/RW, dan tokoh masyarakat dalam program rumah sehat

Kurangnya mitra kerjasama dengan PKK setempat.

o Material

Tidak tersedia leaflet dan lembar balik sebagai sarana


penyuluhan atau pemicuan kepada masyarakat.

o Metode (Method)

Kurangnya pemetaan yang lebih jelas tentang jumlah rumah


sehat yang memenuhi syarat, dan jumlah rumah sehat yang
tidak memenuhi syarat.

Belum diadakannya penyuluhan secara berkala, di dalam


ataupun luar gedung, bekerja sama dengan program Promosi
Kesehatan.

o Dana (Money)

Tidak adanya laporan penggunaan Dana APBD dan Dana


Bantuan Operasional Kesehatan dalam Puskesmas Loji secara
terperinci.

Proses
o Pengorganisasian

Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi belum


optimal di lintas program dan lintas sektoral.

o Pelaksanaan

Kerjasama antara lintas program dan sektoral masih kurang.

Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan


masih kurang.

Kurangnya koordinasi dengan PKK setempat.


20

Lingkungan

Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau karena jalanan yang becek dan
tergenang air.

Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina rumah yang
sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

Bab VII
Prioritas Masalah

Pada keluaran hanya didapatkan 2 masalah, sehingga tidak dilakukan prioritas masalah.

21

Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1.

Masalah I
Persentase cakupan pengawasan rumah sehat dengan besar masalah 52.48%.

Penyebab:

Kurangnya optimalisasi kinerja tenaga untuk melakukan pengawasan rumah sehat.

Kader terlatih untuk melakukan pengawasan rumah sehat dan penyuluhan masih kurang.

Kerjasama lintas program dan lintas sektoral tidak optimal.

Penyelesaian masalah:

Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah sehat, kemudian
mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.
22

Melakukan motivasi agar kinerja tenaga dalam melakukan pengawasan rumah sehat dapat
dilaksanakan secara optimal

Memotivasi dan melatih kader terkait tentang pengawasan rumah sehat.

Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral. Selain itu, dengan menggunakan
azaz keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga melakukan pendataan ke setiap
rumah seperti program PHBS oleh kader, untuk sekaligus melakukan pengawasan rumah
sehat.
8.2.

Masalah II
Persentase rumah dengan besar masalah 67.43%.
Penyebab:

Kerjasama lintas program dan lintas sektoral tidak optimal.

Kurangnya optimalisasi kinerja tenaga untuk melakukan pengawasan rumah sehat.

Kader terlatih untuk melakukan pengawasan dan penyuluhan masih kurang.

Kurangnya koordinasi dengan PKK setempat.

Tidak tersedia leaflet dan lembar balik sebagai sarana penyuluhan/pemicuan kepada
masyarakat.

Sebagian besar penduduk memiliki tingkat ekonomi yang rendah untuk membina rumah yang
sehat dan mendapatkan akses sarana sanitasi yang memenuhi syarat.

Penyelesaian masalah:

Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah sehat, kemudian
mengambil sampel rumah untuk diinspeksi.

Melakukan motivasi agar kinerja tenaga dalam melakukan pengawasan rumah sehat dapat
dilaksanakan secara optimal

Memotivasi dan melatih kader terkait tentang pengawasan rumah sehat.

Mengadakan pertemuan dengan tim PKK setempat secara berkala, minimal 3 bulan sekali,
untuk membincangkan dan menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat untuk
tahu dan sadar tentang pentingnya rumah sehat. Misalnya dengan gotong-royong untuk
membina tempat sampah yang memenuhi syarat di sekitar desa sehingga masyarakat tidak
membuang sampah sembarangan.

23

Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan masyarakat tentang
rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.

Bab IX
Penutup

9.1.

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pengawasan rumah sehat yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji pada periode Januari 2015
sampai dengan Desember 2015 dikatakan belum berjalan dengan baik melihat kepada
angka keberhasilan program sebagai berikut:

Cakupan pengawasan rumah sehat dengan pencapaian yang masih rendah

Persentase rumah sehat dengan pencapaian yang masih rendah


9.2.

Saran
Saran bagi kepala Puskesmas Loji

Mengajak atau memotivasi sumber daya lokal (tokoh masyarakat, kepala desa, ketua RT/RW,
kader, PKK, dll) untuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkan rumah sehat di lingkungan
Puskesmas Loji, melatih kader-kader baru dan juga memotivasi, terkait dengan pengawasan
24

rumah sehat di setiap desa, diharapkan dalam jangka waktu 6 bulan sudah terbentuk kader
kesehatan lingkungan baru di setiap desa.

Melakukan pemetaan pada setiap desa untuk melakukan pengawasan rumah sehat, kemudian
mengambil sampel rumah untuk di inspeksi dalam jangka waktu 3 bulan.

Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral, terutama dengan Dinas Sosial,
Dinas Perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum. Selain itu, dengan menggunakan azas
keterpaduan, bekerjasama dengan program yang juga melakukan pendataan ke setiap rumah
seperti program PHBS oleh kader, untuk sekaligus melakukan pengawasan rumah sehat.

Mengadakan pertemuan dengan tim PKK setempat secara berkala, minimal 3 bulan sekali,
untuk membincangkan dan menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat untuk
tahu dan sadar tentang pentingnya rumah sehat, selain itu diharapkan masyarakat juga dapat
turut berperan aktif meningkatkan kesehatan lingkungan. Misalnya dengan gotong-royong
untuk membina tempat sampah yang memenuhi syarat di sekitar desa sehingga masyarakat
tidak membuang sampah sembarangan.

Menyiapkan leaflet dan lembar balik untuk sarana penyuluhan baik perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Penyuluhan diharapkan menambah pengetahuan masyarakat tentang
rumah sehat sehingga mengubah sikap dan perilaku.

25

Daftar Pustaka

1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman


teknis penilaian rumah sehat. Departemen Kesehatan RI, 2007.
2. Keman S. Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, Vol.2, No.1, September 2005:29-42.
3. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2011. Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
4. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Peryaratan Kesehatan
Perumahan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
5. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Profil
kesehatan Indonesia tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014.
6. Data profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, 2013.
7. Data pencatatan dan pelaporan tahun 2014. Program Penyehatan Lingkungan
Puskesmas Loji.
8. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Pedoman instrumen penilaian kinerja
puskesmas Provinsi Jawa Barat, Cetakan 1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2006.

26

27

Anda mungkin juga menyukai