Disusun oleh
Laurensius Raven Kojansow
11.2014.226
Penguji 2 :
Daftar Isi
Halaman Judul ..i
Lembar persetujuan . ii
Abstrak iii
Daftar isi .. iv
Daftar isi tabel . vi
Bab I 1
3
Lampiran
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia
untuk bertahan hidup. Manusia memerlukan air dalam kehidupan sehari-hari seperti
untuk minum, mandi, pembangkit listrik dan lain-lain sehingga air merupakan komponen
yang penting dalam kehidupan manusia. Maka dari itu air harus dilindungi dari
pencemaran dalam proses pengambilan dari sarana air bersih, pendistribusian,
penyimpanan, pengambilan, pengolahan, dan penyajian air.1
Dalam bidang kesehatan, air merupakan salah satu media lingkungan yang dapat
berperan dalam penularan penyakit karena dapat menjadi media pertumbuhan
mikrobiologi.1 Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara berkembang. Menurut catatan World
Health Organization (WHO) tahun 2013, terdapat 1,7 milyar kasus diare di dunia setiap
tahun dan membunuh delapan ratus ribu anak balita di dunia setiap tahun.2
Diare merupakan salah satu topik kesehatan yang sering diteliti, sehingga jumlah
penelitian tentang diare cukup banyak. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi
masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Data
terakhir dari RISKESDAS 2007, prevalensi diare sebesar 9% dari jumlah penduduk di
Indonesia dan angka kematian sebesar 16.7% terjadi pada anak balita. Hal menunjukkan
bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di
Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.3,4 Di Kecamatan Telukjambe angka
kesakita diare sebanyak 214 per 1000 penduduk.
Faktor risiko yang sangat berpengaruh untuk terjadinya diare pada balita yaitu
status kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air bersih, jamban keluarga,
pembuangan sampah, pembuangan air limbah), status ekonomi dan perilaku hidup sehat
dalam keluarga.5 Data pada GLASS(Global Water Supply Water and Assesment) tahun
2014 menyatakan terdapat 748jt orang di dunia yang masih belum mendapatkan akses
terhadap air bersih, 1.8 milyar orang menggunakan sumber air minum yang
terkontaminasi dan 1 milyar orang melakukan buang air besar sembarangan.6
Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan dan perilaku masyarakat juga
mempengaruhi keadaan sanitasi terutama sarana air bersih. Menurut data UNDP terakhir,
baru 57,2% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih. Angka ini
masih kurang bila dibandung kan dengan target MDGs (Millenium Development Global)
dimana pada tahun 2015 Indonesia harus mencapai target 67% pada akses terhadap air
bersih dan . Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 diketahui daerah perkotaan memiliki
cakupan sumber air bersih sebesar 90,1%, sedangkan dipedesaan sebesar 67,6 %.7
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan evaluasi program
pengawasan sarana air bersih untuk menilai masalah, penyebab masalah, penyelesaian
masalah dan tingkat keberhasilan di Puskesmas Wanakerta periode Januari 2015 sampai
1. Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia
dan juga merupakan media penularan penyakit salah satunya diare
2. Sanitasi lingkungan berupa penggunaan air bersih merupakan salah satu faktor
yang dapat menentukan terjadinya kasus diare
3. Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan terdapat 1,7
milyar kasus diare di dunia setiap tahun dan membunuh delapan ratus ribu anak
balita di dunia setiap tahun.
4. Data RISKESDAS 2013 menunjukkan prevalensi diare sebesar 9% dari jumlah
penduduk di Indonesia dan angka kematian sebesar 16.7% terjadi pada anak
balita
5. Di Kecamatan Telukjambe angka kesakita diare sebanyak 214 per 1000 penduduk
6. Data GLASS(Global Water Supply Water and Assesment) tahun 2014 menyatakan
terdapat 748jt orang di dunia yang masih belum mendapatkan akses terhadap air
bersih, 1.8 milyar orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi
dan 1 milyar orang melakukan buang air besar sembarangan
7. Data UNDP (United Nations Development Programme) baru 57,2% penduduk
Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum :
1.3.1.1.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengawasan
sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang, periode
Januari 2015 sampai dengan Desember 2015 dengan pendekatan sistem.
1.3.2. Tujuan Khusus :
1.3.2.1.
Diketahuinya jumlah dan jenis sarana air bersih pada setiap desa
di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 dan Januari 2015
sampai dengan Desember 2015.
Diketahuinya pemetaan jumlah dan jenis sarana air bersih pada
1.3.2.2.
1.3.2.3.
1.3.2.4.
dalam
1.4. Manfaat
Bagi Evaluator:
1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program
khususnya program upaya kesehatan lingkungan terutama sarana air
bersih.
1.4.1.3 Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara
lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
1.4.1.4 Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
1.4.1.5 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2
10
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan kegiatan bulanan mengenai
program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang
periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015, yang terdiri dari:
1. Pendataan jumlah sarana air bersih yang ada.
2. Pendataan jenis sarana air bersih yang ada.
3. Pendataan jumlah penduduk yang menggunakan sarana air bersih.
4. Pendataan sarana air bersih yang diinspeksi
5. Pemeriksaan sarana air bersih yang resiko tingkat pencemaran rendah
6. Pengambilan sampel air dari sarana air bersih yang diinspeksi.
7. Pemeriksaan sarana air bersih dengan pemeriksaan kualitas bakteriologis.
8. Pencatatan dan pelaporan.
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem dengan cara
membandingkan cakupan program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas
Wanakerta, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015
terhadap tolok ukur yang ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari
program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta kemudian dibuat usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1. Kerangka Teoritis
Masukan
Lingkungan
Proses
Umpan Balik
Keluaran
Dampak
11
Bagan di atas menerangkan sistem menurut Ryans, adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan
pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi.Dibentuknya suatu sistem pada
dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.Untuk terbentuknya
sistem tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga
secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk
mencapai kesatuan.
Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man),
dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi
(information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Menurut
Geore Robert Terry terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa
pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
3.2. Tolok Ukur
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan pada tiap
variabel sistem yang terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran dan umpan balik.
Tolok ukur digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
pengawasan sarana air bersih. (Dapat dilihat pada lampiran I)
12
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
Data Geografi dan Demografi Puskesmas Wanakerta tahun 2015
Laporan Rencana Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas
2015
Profil Kesehatan Puskesmas Wanakerta tahun 2015
4. Karangmulya
5. Mulyajaya
6. Mekarmulya
7. Parungsari
8. Karangligar
9. Margamulya
10. Margakaya
4.2.2 Topografi
Sebagian besar merupakan dataran tinggi dan bersifat agraris yang terdiri dari
tanah darat 4.064 Ha, dan tanah sawah seluas 2.043 Ha dengan jumlah luas 6.107
Ha
4.2.3 Geologi
Wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang berada pada daerah
perbukitan
4.2.4 Iklim
Iklim di Kecamatan Telukjambe Barat memiliki iklim tropis dengan temperatur
udara rata-rata 27 C.
4.2.5 Hidrografi
Kecamatan Telukjambe Barat d alr unga .. pnjng km .dsa
4.2.6 Data Demografi
1. Jumlah penduduk Kelurahan Wilayah Kecamatan Telukjambe Barat adalah
49.102 jiwa dan 33.086 rumah tangga
2. Penduduk tidak mempunyai ijazah SD sebesar 81.99% (32.444 orang).
3. Penduduk mempunyai mata pencaharian paling banyak sebagai buruh
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
1. Tenaga
a. Dokter/ Kepala Puskesmas
jawab)
b. Petugas kesehatan lingkungan
: 1 orang (sebagai
koordinator
3. Sarana
a) Sarana medis:
Sanitarian kit
: pH meter
b) Sarana non medis: +
Infocus
: Ada, 1 buah
Layar
: Ada, 1 buah
Leaflet
: Ada
Lembar balik
: Ada
Poster
: Ada
Alat tulis
: cukup
Buku pedoman Kesling
: Ada namun terbatas ( hanya 1)
Checklist pemeriksaan SAB
: Ada
Formulir pengiriman sampel
: Ada
Sarana transportasi
: Cukup
Botol steril, tas/ kotak pengepakan botol: Ada
4. Metode
Pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih
Pndtaan dilakukan akr taun oleh ketua RT taun skali pr desa di setiap
wilayah desa pada tahun 2015
Pemeriksaan/inspeksi sarana air bersih.
Pemilihan wilaya inspeksi sarana air bersih dilakukan dengan melakukan
pemetaan
pada
wilayah
kerja
Puskesmas
Wanakerta
dengan
mempertimbangkan :
- Keadaan angka-angka penyakit & kesakitan masyarakat yang tinggi
-
15
setelah 5 menit air keluar, untuk sumur gali, sampel diambil dengan
kedalaman 20 cm di bawah permukaan air, dan untuk PAM, sampel
diambil setelah 2 menit air keluar. Untuk pemeriksaan fisik jumlah air
yang diambil sebanyak 2 liter, untuk pemeriksaan kimia jumlah air yang
diambil sebanyak 5 liter, dan untuk pemeriksaan bakteriologis wadah
penampungan harus steril dan bisa disterilkan dengan jumlah air yang
diambil sebanyak 100 ml, kemudian diberi etiket dan dikirim ke
laboratorium.
Jumlah sarana air bersih dengan pemeriksaan bakteriologis yang
memenuhi syarat kesehatan.
Kualitas bakteriologis ditentukan
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
16
4.3.2.4 Pengawasan:
Adanya pencatatan yang sistemik secara berkala tentang kegiatan
pengawasan kualitas sarana dan air bersih dilaksanakan 12 kali per tahun.
Kemudian data ini dilaporkan ke tingkat Kabupaten minimal 3 bulan
sekali. Adanya rapat triwulanan Puskesmas tentang hasil pencapaian
pengawasan program sarana air bersih.
4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Pendataan jumlah sarana air bersih yang ada
Jumlah sarana air adalah 5851 buah yang terdiri dari SPT, SGL dan pompa
4.3.3.2 Data jenis sarana air bersih yang ada
17
Jenis sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, terdiri
dari:
Sumur Gali Lindung (SGL)= 364 buah
Sumur Pompa Tangan (SPT) = 884 buah
Sumur Pompa Listrik= 3354 buah
Perpipaan = 1249 buah
4.3.3.3 Cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih
Jumla h pendudukdilokasiyangmenggunakansaranaairbersi h
x 100
Jumla h pendudukdilokasi
cakupan :
22123
x 100 =45.06
49102
1704
x 100 =29.12
5851
1658
x 100 =97.30
1704
cakupan :
3
x 100 =0.18
1658
18
Lingkungan
1. Lingkungan Fisik
Lokasi
: Semua lokasi sarana air dapat dijangkau dengan sarana
signifikan
Kondisi Geografis :masih didapatkan air yang terasa asin pada
2.
penggalian/pengeboran.
Lingkungan Non Fisik
Sosial ekonomi
: Mayoritas bekerja sebagai buruh
Tingkat pendidikan : Mayoritas tidak tamat SD
Perilaku masyarakat :Mayoritas masih menggunakan air sungai untuk
keperluan mandi, mencuci, tempat buang air besar, dan tempat
4.3.5
4.3.6
19
Bab V
Pembahasan Masalah
Tabel 1.Masalah dari Variabel Keluaran
No
1
Variabel
Tolak Ukur
80%
Cakupan penduduk
Pencapaian
45.06%
Masalah
(+)
43%
80%
80%
29.12%
(+)
0.18%
63.6%
(+)
99%
sampel air
Tabel 2. Masalah dari Variabel Masukan
No
1
Variabel
Dana (Money)
Tolak Ukur
Tersedianya
dana
Pencapaian
Masalah
yang Tidak ada laporan perincian dana
(+)
cukup, berasal dari APBD terhadap dana yang diterima dan dana
dan BOK untuk petugas. yang dikeluarkan untuk pengawasan
Setiap kali kegiatan, dana sarana air bersih.
sebesar R p 50.000/ orang.
Tabel 3. Masalah dari Variabel Proses
No
1
Variabel
Tolak Ukur
Pengorganisasian Terdapatnya
struktur Tidak
Pencapaian
terdapat struktur
organisasi
Masalah
(+)
tugas
untuk
Pelaksanaan
sampel
air
kepada
(+)
mempunya
resiko
pencemaran rendah
prncanaan
pngawaan
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari target 80% dengan
21
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari target 80% dengan besar
masalah 43%
B. Cakupan inspeksi SAB 29,12 % dari target 80% dengan masalah sebesar 63,6%.
C. Cakupan pengambilan sampel air 0.18% dengan masalah sebesar 99%
Tabel 5. Prioritas Masalah
No
Parameter
Masalah
a
Besarnya masalah
Jumlah
17
20
15
2. Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari target 80% dengan
besar masalah 43%
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1
Hasil inspeksi sarana air bersih yang diperiksa masih kurang, yakni 29.12% dari target 80
% dengan besar masalah 63.6%
Penyebab Masalah :
1. Tidak ada laporan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang
dikeluarkan untuk program pengawasan sarana air bersih
2. Belum adanya pengorganisasi program pengawasan sarana air bersih sehingga
pelimpahan tugas untuk kegiatan pengawasan air bersih belum optimal
Penyelesaian Masalah :
1. Membuat rencana pendanaan serinci mungkin untuk menjalankan setiap kegiatan
pengawasan air bersih yang dilakukan di Puskesmas Wanakerta
2. Membuat susunan organisasi untuk program pengawasan sarana air bersih mulai dari
penanggung jawab program sampai pelaksana program beserta anggota-anggotanya agar
kegiatan dapat berjalan efektif dan efesien.
8.2 Masalah 2
Cakupan
jumlah
penduduk
yang
menggunakan
air
bersih
untuk
keperluan sehari-hari masih rendah, yakni 45.06% dari target 80 % dengan besar masalah
43%.
Penyebab Masalah :
1. Kurangnya pemberdayaan masyarakat terhadap program pengawasan sarana air bersih
2. Terbatasnya sarana air bersih yang ada di masyarakat.
Penyelesaian masalah :
1. Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara membentuk POKMAIR di setiap
desa
2. Mengusulkan pembuatan sarana air bersih kepada dinas kesehatan yang bekerja sama
dengan departemen pekerjaan umum, terutama pembuatan sarana perpipaan (PDAM)
sampai ke desa-desa, sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat desa.
Bab VIII
23
Penutup
9.1.
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
Program cakupan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai
dengan Desember 2015 dikatakan tidak berhasil karena masih belum tercapainya
dengan tolak ukur yang sudah ditentukan. Dari hasil kegiatan program, didapatkan :
sebesar 63,6%.
Cakupan pengambilan sampel air 0.18% dengan masalah sebesar
99%
9.2. Saran
Saran bagi Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab program :
di setiap desa
Mengusulkan pembuatan sarana air bersih kepada dinas kesehatan yang
bekerja sama dengan departemen pekerjaan umum, terutama pembuatan
sarana perpipaan (PDAM) sampai ke desa-desa, sehingga dapat dijangkau
oleh masyarakat desa.
Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya
program pengawasan sarana air bersih pada periode yang akan datang sehingga
dapat mencapai tingkat keberhasilan sesuai target yang diharapkan.
24
Daftar Pustaka
1
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman
Teknis Kesehatan Lingkungan Buku II. 2004
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan.
Diunduh
dari:
https://www.k4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas
%202007.pdf 6 April 2016
4
Kementrian Kesehatan RI. Buletin jendela data dan informasi kesehatan: situasi
diare di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2011.h. 9-11.
Winlar W. Faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak kurang dua tahun di
kelurahan Turangga. Fakultas kedokteran Kristen Maranatha. Diunduh dari
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/faktor.pdf 6 April 2016
drinking
water
report.
[online].
2014.
Available
from
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/139735/1/9789241508087_eng.pdf?
ua=1&ua=1 6 April 2016
7
25