Anda di halaman 1dari 25

Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih


di Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta , Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai Desember 2015

Disusun oleh
Laurensius Raven Kojansow
11.2014.226

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, Maret 2016

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih


di Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai Desember 2015
Lembar Persetujuan

Jakarta, Oktober 2015


Disetujui oleh:
Pembimbing
1

(dr. Ernawaty Tamba, MKM.)


Penguji 1 :

dr. Julianti Sutanto, MK

Penguji 2 :

Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp.Ok.

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih


di Wilayah Kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang
Periode Januari sampai Desember 2015
Laurensius Raven Kojansow
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia
untuk bertahan hidup. Air dapat menjadi berbahaya bagi manusia apabila tercemar dan
tidak memenuhi syarat syarat untuk digunakan. Sekitar 1,7 milyar penduduk didunia
setiap tahun terkena diare, di Indonesia prevalensi diare sebesar 9% dari jumlah
penduduk dan menjadi penyebab kematian balita kedua. Angka kesakitan diare di
Telukjambe sebesar 214 per 1000 penduduk. Oleh karena itu pengawasan sarana air
bersih merupakan hal yang penting di Indonesia. Berdasarkan masalah tersebut maka
dilakukan evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Wilayah Kerja Puskesmas
Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2015 dengan membandingkan
cakupan terhadap target yang telah ditentukan menggunakan pendekatan system. Dari
hasil evaluasi didapatkan cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih untuk
keperluan sehari-hari 44,34 %, sarana air bersih yang diinspeksi 29,12%, sarana air
bersih dengan resiko tingkat pencemaran rendah sebesar 97,3%, pengambilan sampel air
untuk diperiksa 0,18%, pemeriksaan bakteriologis yang memenuhi syarat 100%. Dengan
demikian diharapkan Puskesmas dapat melakukan penyuluhan dan pemberdayaan
masyarakat lebih optimal sehingga cakupan dari indikator-indikator tersebut dapat
maksimal.
Kata kunci : air bersih, sarana air bersih, diare, program puskesmas

Daftar Isi
Halaman Judul ..i
Lembar persetujuan . ii
Abstrak iii
Daftar isi .. iv
Daftar isi tabel . vi
Bab I 1
3

1.1 Latar belakang . 1


1.2 Rumusan masalah ... 2
1.3 Tujuan . 2
1.3.1 Tujuan umum .. 2
1.3.2 Tujuan khusus . 3
1.4 Manfaat 3
1.4.1 Bagi evaluator ..... 3
1.4.2 Bagi perguruan tinggi .. 4
1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi . 4
1.4.4 Bagi masyarakat ... 4
1.5 Sasaran .... 4
Bab II Materi dan metode 5
2.1 Materi ... 5
2.2 Metode .. 5
Bab III Kerangka Teori 6
3.1 Kerangka Teoritis . 6
3.2 Tolok Ukur Keberhasilan . 7
Bab IV Penyajian data . 8
4.1 Sumber data . 8
4.2 Data umum .. 8
4.2.1 Geografi ... 8
4.2.2. Topografi .9
4.2.3. Geologi ... 9
4.2.4. Iklim ... 9
4.2.5. Hidrografi .. 9
4.2.6. Data demografi ....... 9
4.3.1.

4.3. Data Khusus . 9


Masukan .... 9
4.3.2. Proses .. 11
4.3.3. Keluaran .. 14

4.3.4. Lingkungan ... 15


4.3.5. Umpan Balik . 16
4.3.6. Dampak . 16
Bab V Pembahasan permasalahan ........ 17
Bab VI Perumusan masalah .. 19
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran.) 19
6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab) ..... 19
Bab VII Prioritas masalah ..... 21
Bab VIII Penyelesaian masalah ........ 23
Bab IX Penutup .....25
9.1 Kesimpulan ... 25
9.2 Saran ..... 25
Daftar Pustaka .. 27
4

Lampiran

Daftar Isi Tabel


Tabel 1. Masalah dari Variable Keluaran ..................................................................... 22
Tabel 2. Masalah dari Variable Masukan.................................................................. 22
Tabel 3. Masalah dari Variable Proses .................................................................... 22
Tabel 4. Masalah dari Variable Lingkungan................................................................. 22
Tabel 5. Prioritas Masalah .................................................................... 22

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia
untuk bertahan hidup. Manusia memerlukan air dalam kehidupan sehari-hari seperti
untuk minum, mandi, pembangkit listrik dan lain-lain sehingga air merupakan komponen
yang penting dalam kehidupan manusia. Maka dari itu air harus dilindungi dari
pencemaran dalam proses pengambilan dari sarana air bersih, pendistribusian,
penyimpanan, pengambilan, pengolahan, dan penyajian air.1

Dalam bidang kesehatan, air merupakan salah satu media lingkungan yang dapat
berperan dalam penularan penyakit karena dapat menjadi media pertumbuhan
mikrobiologi.1 Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara berkembang. Menurut catatan World
Health Organization (WHO) tahun 2013, terdapat 1,7 milyar kasus diare di dunia setiap
tahun dan membunuh delapan ratus ribu anak balita di dunia setiap tahun.2
Diare merupakan salah satu topik kesehatan yang sering diteliti, sehingga jumlah
penelitian tentang diare cukup banyak. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi
masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Data
terakhir dari RISKESDAS 2007, prevalensi diare sebesar 9% dari jumlah penduduk di
Indonesia dan angka kematian sebesar 16.7% terjadi pada anak balita. Hal menunjukkan
bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di
Indonesia setelah radang paru atau pneumonia.3,4 Di Kecamatan Telukjambe angka
kesakita diare sebanyak 214 per 1000 penduduk.
Faktor risiko yang sangat berpengaruh untuk terjadinya diare pada balita yaitu
status kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air bersih, jamban keluarga,
pembuangan sampah, pembuangan air limbah), status ekonomi dan perilaku hidup sehat
dalam keluarga.5 Data pada GLASS(Global Water Supply Water and Assesment) tahun
2014 menyatakan terdapat 748jt orang di dunia yang masih belum mendapatkan akses
terhadap air bersih, 1.8 milyar orang menggunakan sumber air minum yang
terkontaminasi dan 1 milyar orang melakukan buang air besar sembarangan.6
Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan dan perilaku masyarakat juga
mempengaruhi keadaan sanitasi terutama sarana air bersih. Menurut data UNDP terakhir,
baru 57,2% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih. Angka ini
masih kurang bila dibandung kan dengan target MDGs (Millenium Development Global)
dimana pada tahun 2015 Indonesia harus mencapai target 67% pada akses terhadap air
bersih dan . Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 diketahui daerah perkotaan memiliki
cakupan sumber air bersih sebesar 90,1%, sedangkan dipedesaan sebesar 67,6 %.7
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan evaluasi program
pengawasan sarana air bersih untuk menilai masalah, penyebab masalah, penyelesaian
masalah dan tingkat keberhasilan di Puskesmas Wanakerta periode Januari 2015 sampai

dengan Desember 2015.


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa:

1. Air merupakan sumber daya alam yang penting dan sering digunakan manusia
dan juga merupakan media penularan penyakit salah satunya diare
2. Sanitasi lingkungan berupa penggunaan air bersih merupakan salah satu faktor
yang dapat menentukan terjadinya kasus diare
3. Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan terdapat 1,7
milyar kasus diare di dunia setiap tahun dan membunuh delapan ratus ribu anak
balita di dunia setiap tahun.
4. Data RISKESDAS 2013 menunjukkan prevalensi diare sebesar 9% dari jumlah
penduduk di Indonesia dan angka kematian sebesar 16.7% terjadi pada anak
balita
5. Di Kecamatan Telukjambe angka kesakita diare sebanyak 214 per 1000 penduduk
6. Data GLASS(Global Water Supply Water and Assesment) tahun 2014 menyatakan
terdapat 748jt orang di dunia yang masih belum mendapatkan akses terhadap air
bersih, 1.8 milyar orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi
dan 1 milyar orang melakukan buang air besar sembarangan
7. Data UNDP (United Nations Development Programme) baru 57,2% penduduk
Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum :
1.3.1.1.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengawasan
sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang, periode
Januari 2015 sampai dengan Desember 2015 dengan pendekatan sistem.
1.3.2. Tujuan Khusus :
1.3.2.1.
Diketahuinya jumlah dan jenis sarana air bersih pada setiap desa
di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 dan Januari 2015
sampai dengan Desember 2015.
Diketahuinya pemetaan jumlah dan jenis sarana air bersih pada

1.3.2.2.

setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang


pada periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
Diketahuinya cakupan penduduk yang menggunakan sarana air

1.3.2.3.

bersih untuk keperluan sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta,


Kabupaten Karawang pada periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014 dan Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
Diketahuinya cakupan penduduk yang tidak menggunakan

1.3.2.4.

sarana air bersih untuk keperluan sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas

Wanakerta, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan


Desember 2015
1.3.2.5.
Diketahuinya cakupan inspeksi sarana air bersih di wilayah
kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014 dan Januari 2015 sampai dengan
Desember 2015.
1.3.2.6.
Diketahuinya pemetaan inspeksi sarana air bersih di wilayah
kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014 dan Januari 2015 sampai dengan
Desember 2015.
1.3.2.7.
Diketahuinya cakupan sarana air bersih yang memiliki resiko
pencemaran rendah sedang di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta,
Kabupaten Karawang pada periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014 dan Januari 2015 sampai dengan Desember 2015.
1.3.2.8.
Diketahuinya cakupan pengambilan sampel air

dalam

pelaksanaan program pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja


Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai
dengan Desember 2015.
1.3.2.9.
Diketahuinya cakupan sarana air bersih dengan pemeriksaan
bakteriologis yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawan periode Januari 2015 sampai
dengan Desember 2015.
1.4.1

1.4. Manfaat
Bagi Evaluator:
1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program
khususnya program upaya kesehatan lingkungan terutama sarana air
bersih.
1.4.1.3 Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara
lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
1.4.1.4 Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
1.4.1.5 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2

Bagi Perguruan Tinggi:


1.4.2.1 Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
9

1.4.2.3 Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai


universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi:
1.4.3.1 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program upaya
kesehatan lingkungan terutama sarana air bersih di ruang lingkup kerja
puskesmas Wanakerta.
1.4.3.2 Dapat mengetahui kendala apa saja yang ditemui pada saat pelaksanaan
program upaya kesehatan lingkungan terutama sarana air bersih.
1.4.3.3 Dapat meningkatkan motivasi pemegang program dan pelaksana program
agar dapat berjalan dengan baik.
1.4.3.4 Dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas program pengawasan sarana
air bersih, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dengan adanya sarana air bersih
1.4.4 Bagi Masyarakat:
1.4.4.1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Wanakerta.
1.4.4.2 Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan
prevalensi berbagai penyakit masyarakat yang berhubungan dengan
program upaya kesehatan lingkungan terutama sarana air bersih.
1.4.4.3 Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi
contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
1.5. Sasaran
Seluruh sarana air bersih di wilay-ah kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat pada periode Januari 2015 hingga periode Desember 2015.

10

Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan kegiatan bulanan mengenai
program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang
periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015, yang terdiri dari:
1. Pendataan jumlah sarana air bersih yang ada.
2. Pendataan jenis sarana air bersih yang ada.
3. Pendataan jumlah penduduk yang menggunakan sarana air bersih.
4. Pendataan sarana air bersih yang diinspeksi
5. Pemeriksaan sarana air bersih yang resiko tingkat pencemaran rendah
6. Pengambilan sampel air dari sarana air bersih yang diinspeksi.
7. Pemeriksaan sarana air bersih dengan pemeriksaan kualitas bakteriologis.
8. Pencatatan dan pelaporan.
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem dengan cara
membandingkan cakupan program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas
Wanakerta, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2015
terhadap tolok ukur yang ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari
program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta kemudian dibuat usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.

Bab III
Kerangka Teoritis
3.1. Kerangka Teoritis

Masukan

Lingkungan

Proses

Umpan Balik

Keluaran

Dampak
11

Gambar 1. Bagan Unsur Sistem

Bagan di atas menerangkan sistem menurut Ryans, adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan
pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi.Dibentuknya suatu sistem pada
dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.Untuk terbentuknya
sistem tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga
secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk
mencapai kesatuan.
Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man),
dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi
(information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Menurut
Geore Robert Terry terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa
pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
3.2. Tolok Ukur
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan pada tiap
variabel sistem yang terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran dan umpan balik.
Tolok ukur digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
pengawasan sarana air bersih. (Dapat dilihat pada lampiran I)
12

Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
Data Geografi dan Demografi Puskesmas Wanakerta tahun 2015
Laporan Rencana Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas

Wanakerta tahun 2015


Pnctatan kgtan dan lpran Triwulan dan Tahunan Puskesmas Wanakerta tahun

2015
Profil Kesehatan Puskesmas Wanakerta tahun 2015

4.2 Data Umum


4.2.1. Geografis
4.2.1.1 Luas Wilayah dan Batas-batas
a. Lokasi Gedung Puskesmas Wanakerta terletak di desa Wanakerta,
Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang
b. Luas wilayah kerja 6107 Ha, terdiri dari 10 desa, 112 RT dan 40 RW.
c. Batas wilayah kerja Puskesmas Wanakerta:
Sebelah Utara
: Wilayah kerja Puskesmas Wadas
Sebelah Selatan
: Wilayah kerja Puskesmas Kec.Pangkalan
Sebelah Barat
: Wilayah Kabupaten Bekasi
Sebelah Timur
: Wilayah Kerja Puskesmas Kec.Ciampel
4.2.1.2 Wilayah Administrasi Puskesmas Wanakerta mencakup 10 desa :
1. Wanajaya
2. Wanakerta
3. Wanasari
13

4. Karangmulya
5. Mulyajaya
6. Mekarmulya
7. Parungsari
8. Karangligar
9. Margamulya
10. Margakaya
4.2.2 Topografi
Sebagian besar merupakan dataran tinggi dan bersifat agraris yang terdiri dari
tanah darat 4.064 Ha, dan tanah sawah seluas 2.043 Ha dengan jumlah luas 6.107
Ha
4.2.3 Geologi
Wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang berada pada daerah
perbukitan
4.2.4 Iklim
Iklim di Kecamatan Telukjambe Barat memiliki iklim tropis dengan temperatur
udara rata-rata 27 C.
4.2.5 Hidrografi
Kecamatan Telukjambe Barat d alr unga .. pnjng km .dsa
4.2.6 Data Demografi
1. Jumlah penduduk Kelurahan Wilayah Kecamatan Telukjambe Barat adalah
49.102 jiwa dan 33.086 rumah tangga
2. Penduduk tidak mempunyai ijazah SD sebesar 81.99% (32.444 orang).
3. Penduduk mempunyai mata pencaharian paling banyak sebagai buruh
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
1. Tenaga
a. Dokter/ Kepala Puskesmas

: 1 orang (sebagai penanggung

jawab)
b. Petugas kesehatan lingkungan

: 1 orang (sebagai

koordinator

sekaligus pelaksana program)


Tdk ada dta mlbtkan pran srta masyarkt
2. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari:
APBD
: ada
Bantuan Operasional Kesehatan : ada
Tdk ada dta trtulis untk bsr anggarn pran srta masyarkt
14

3. Sarana
a) Sarana medis:
Sanitarian kit
: pH meter
b) Sarana non medis: +
Infocus
: Ada, 1 buah
Layar
: Ada, 1 buah
Leaflet
: Ada
Lembar balik
: Ada
Poster
: Ada
Alat tulis
: cukup
Buku pedoman Kesling
: Ada namun terbatas ( hanya 1)
Checklist pemeriksaan SAB
: Ada
Formulir pengiriman sampel
: Ada
Sarana transportasi
: Cukup
Botol steril, tas/ kotak pengepakan botol: Ada
4. Metode
Pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih
Pndtaan dilakukan akr taun oleh ketua RT taun skali pr desa di setiap
wilayah desa pada tahun 2015
Pemeriksaan/inspeksi sarana air bersih.
Pemilihan wilaya inspeksi sarana air bersih dilakukan dengan melakukan
pemetaan

pada

wilayah

kerja

Puskesmas

Wanakerta

dengan

mempertimbangkan :
- Keadaan angka-angka penyakit & kesakitan masyarakat yang tinggi
-

yang berkaitan dengan air


Potensi pencemaran, gangguan yang berkaitan dengan air dan

kualitasnya seperti sumber - sumber pencemaran.


- Kondisi geografis, musim dan kepadatan penduduk.
Kegiatan inspeksi sarana air bersih dilakukan dengan cara petugas
memberi formulir inspeksi sarana air bersih sesuai dengan sarana air yang
ada pada setiap ketua RT yang kemudian yang kemudian disebarkan
kepada penduduk yang memiliki sarana air bersih. Hasil penilaian sarana
air bersih terbagi menjadi 4 tingkat resiko pencemaran yaitu rendah,
sedang, tinggi dan amat tinggi
Tdk ctatan trtlu
Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dilakukan setelah sarana air bersih telah
memenuhi syarat tingkat pencemaran rendah dan dilakukan paling tidak
1x/tahun untuk semua sumur umum. Untuk sumur pompa, sampel diambil

15

setelah 5 menit air keluar, untuk sumur gali, sampel diambil dengan
kedalaman 20 cm di bawah permukaan air, dan untuk PAM, sampel
diambil setelah 2 menit air keluar. Untuk pemeriksaan fisik jumlah air
yang diambil sebanyak 2 liter, untuk pemeriksaan kimia jumlah air yang
diambil sebanyak 5 liter, dan untuk pemeriksaan bakteriologis wadah
penampungan harus steril dan bisa disterilkan dengan jumlah air yang
diambil sebanyak 100 ml, kemudian diberi etiket dan dikirim ke
laboratorium.
Jumlah sarana air bersih dengan pemeriksaan bakteriologis yang
memenuhi syarat kesehatan.
Kualitas bakteriologis ditentukan

berdasarkan

hasil

pemeriksaan

laboratorium kesehatan masyarakat, kemudian ditetapkan sesuai standar


kualitas air bersih terhadap kandungan bakteriologis sesuai dengan
Permenkes 416 tahun 1990.
Pencatatan dan Pelaporan
- Pencatatan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas lapangan dimasukkan
ke dalam format pencatatan pengawasan air bersih (register dan formulir
lain yang diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam
bentuk peta, grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan,
triwulan dan tahunan).
- Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada.
4.3.2. Proses
4.3.2.1 Perencanaan
Terdapat perencanaan tertulis dari mengenai:
Pendataan jumlah sarana air bersih
Terdapat pendataan 1 kali setahun tentang jumlah sarana air bersih

dan jumlah pengguna.


Pemeriksaan / inspeksi sarana air bersih
Pemeriksaan terhadap sarana air bersih dilakukan 1x/bulan oleh

petugas kesehatan lingkungan terlatih.


Pengambilan sampel air
Dilakukannya pengambilan sampel air terhadap SAB yang

mempunyai resiko pencemaran rendah sebanyak 4x/tahun


Pemeriksaan bakteriologis

16

Pemeriksaan bakteriologis terhadap sampel air dilakukan minimal


4x/tahun di laboratorium yang telah ditunjuk, kualitas air bersih
terhadap kandungan bakteriologis sesuai dengan Permenkes No
416 tahun 1990.
Pencatatan dan pelaporan :
Pencatatan :
Pelaporan : dilakukan setiap 3 bulan.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Tidak terdapat struktur organisasi tertulis dalam menjalankan program
pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta. Pntng untuk .
4.3.2.3 Pelaksanaan:
Pendataan jumlah sarana air bersih
Pendataan dilakukan.1 kali setahun tentang jumlah dan jnsarana air

bersih dan jumlah pengguna.


Pemeriksaan sarana air bersih
Pemeriksaan 1 kali /bulan terhadap sarana air bersih yang ada
dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan dibantu RT dan
kadesekitar dengan mendatangi rumah penduduk yang menggunakan
SAB di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta dan memberikan formulir

inspeksi sanitasi untuk diiisi oleh kepala keluarga (perwakilan).


Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dilakukan hanya kepada penyelenggara air

minum sebanyak 3 sampel


Pemeriksaan bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis dilakukan hanya kepada penyelenggara air

minum sebanyak 3 sampel


Pencatatan dan pelaporan :
Pencatatan : dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan
Pelaporan : dilakukan setiap 3 bulan.

4.3.2.4 Pengawasan:
Adanya pencatatan yang sistemik secara berkala tentang kegiatan
pengawasan kualitas sarana dan air bersih dilaksanakan 12 kali per tahun.
Kemudian data ini dilaporkan ke tingkat Kabupaten minimal 3 bulan
sekali. Adanya rapat triwulanan Puskesmas tentang hasil pencapaian
pengawasan program sarana air bersih.
4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Pendataan jumlah sarana air bersih yang ada
Jumlah sarana air adalah 5851 buah yang terdiri dari SPT, SGL dan pompa
4.3.3.2 Data jenis sarana air bersih yang ada
17

Jenis sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, terdiri
dari:
Sumur Gali Lindung (SGL)= 364 buah
Sumur Pompa Tangan (SPT) = 884 buah
Sumur Pompa Listrik= 3354 buah
Perpipaan = 1249 buah
4.3.3.3 Cakupan jumlah penduduk yang menggunakan air bersih
Jumla h pendudukdilokasiyangmenggunakansaranaairbersi h
x 100
Jumla h pendudukdilokasi

cakupan :

22123
x 100 =45.06
49102

Target :80 % dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.


Karawang)
4.3.3.4 Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi
Jumla h SAByangdiinspeksi
x 100
Jumla h SAByangada
cakupan :

1704
x 100 =29.12
5851

Target :80 % dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.


Karawang)
4.3.3.5 Cakupan sarana air bersih yang resiko tingkat pencemaran rendah
Jumla h SAB yang resikotingkat pencemaran rendah
x 100
Jumla h SAByangdiinspeksi
cakupan :

1658
x 100 =97.30
1704

Target :80 % dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.


Karawang)
4.3.3.6 Cakupan pengambilan sampel air
Jumlah SAB yang diinspeksi yang airnya diambil untuk sampel
x 100
Jumlah SAB yang resiko tingkat pencemaran rendah

cakupan :

3
x 100 =0.18
1658

18

Target :80 % dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.


Karawang)
4.3.3.7 Cakupan pemeriksaan bakteriologis pada SAB
Jumlah sampel air yang memenuhi syarat bakteriologis
x 100
Jumlah sampel air yang diperiksa dari SAB sejenis
3
cakupan : x 100 =100
3
Target : 100 % (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab. Karawang).
4.3.4

Lingkungan
1. Lingkungan Fisik
Lokasi
: Semua lokasi sarana air dapat dijangkau dengan sarana

transportasi yang ada (sepeda motor).


Iklim
:Sebagian jalan banyak yang rusak dan becek terutama
ketika hujan tetapi tidak mempengaruhi pelaksanaan program secara

signifikan
Kondisi Geografis :masih didapatkan air yang terasa asin pada

2.

penggalian/pengeboran.
Lingkungan Non Fisik
Sosial ekonomi
: Mayoritas bekerja sebagai buruh
Tingkat pendidikan : Mayoritas tidak tamat SD
Perilaku masyarakat :Mayoritas masih menggunakan air sungai untuk
keperluan mandi, mencuci, tempat buang air besar, dan tempat

4.3.5

pembungan limbah keluarga.


Umpan Balik.
Adanya rapat kerja bersama Kepala Puskesmas tiga bulan sekali yang

4.3.6

membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan


Dampak
Dampak langsung berupa menurunnya angka penyakit berbasis

lingkungan, seperti diare, penyakit kulit, dan tifoid.


Dampak tidak langsung yaitu masalah akses untuk air bersih tidak lagi
menjadi permasalahan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

19

Bab V
Pembahasan Masalah
Tabel 1.Masalah dari Variabel Keluaran
No
1

Variabel

Tolak Ukur
80%

Cakupan penduduk

Pencapaian
45.06%

Masalah
(+)
43%

yang mengunakan air


2

dari sarana air bersih


Cakupan sarana air

bersih yang di inspeksi


Cakupan pengambilan

80%
80%

29.12%

(+)

0.18%

63.6%
(+)
99%

sampel air
Tabel 2. Masalah dari Variabel Masukan
No
1

Variabel
Dana (Money)

Tolak Ukur
Tersedianya

dana

Pencapaian
Masalah
yang Tidak ada laporan perincian dana
(+)

cukup, berasal dari APBD terhadap dana yang diterima dan dana
dan BOK untuk petugas. yang dikeluarkan untuk pengawasan
Setiap kali kegiatan, dana sarana air bersih.
sebesar R p 50.000/ orang.
Tabel 3. Masalah dari Variabel Proses
No
1

Variabel
Tolak Ukur
Pengorganisasian Terdapatnya

struktur Tidak

Pencapaian
terdapat struktur

organisasi

Masalah
(+)

organisasi yang jelas dalam program pengawasan sarana air bersih


pelimpahan

tugas

untuk

program pengawasan sarana


air bersih
20

Pelaksanaan

Dilakukannya pengambilan Pengambilan

sampel

air

kepada

(+)

sampel air terhadap SAB penyelenggara air saja


yang

mempunya

resiko

pencemaran rendah
prncanaan
pngawaan
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari target 80% dengan

besar masalah 43%


Cakupan inspeksi SAB 29,12 % dari target 80% dengan masalah sebesar 63,6%.
Cakupan pengambilan sampel air 0.18% dengan masalah sebesar 99%

6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)


Masukan
Dana
Tidak ada laporan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang

dikeluarkan untuk pengawasan sarana air bersih


Proses
1. Pengorganisasian
Tidak terdapat pengorganisasi program pengawasan sarana air bersih
2. Pelaksanaan
Pengambilan sampel air kepada penyelenggara air saja

21

Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
A. Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari target 80% dengan besar
masalah 43%
B. Cakupan inspeksi SAB 29,12 % dari target 80% dengan masalah sebesar 63,6%.
C. Cakupan pengambilan sampel air 0.18% dengan masalah sebesar 99%
Tabel 5. Prioritas Masalah
No

Parameter

Masalah
a

Besarnya masalah

Berat ringannya masalah

Keuntungan sosial karena terselesainya masalah

Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah

Teknologi yang tersedia

Jumlah

17

20

15

Keterangan derajat masalah:


5 = sangat penting
4 = penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
1 = tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah:
1. . Cakupan inspeksi SAB 29,12 % dari target 80% dengan masalah sebesar 63,6%.
22

2. Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari target 80% dengan
besar masalah 43%

Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1
Hasil inspeksi sarana air bersih yang diperiksa masih kurang, yakni 29.12% dari target 80
% dengan besar masalah 63.6%
Penyebab Masalah :
1. Tidak ada laporan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang
dikeluarkan untuk program pengawasan sarana air bersih
2. Belum adanya pengorganisasi program pengawasan sarana air bersih sehingga
pelimpahan tugas untuk kegiatan pengawasan air bersih belum optimal
Penyelesaian Masalah :
1. Membuat rencana pendanaan serinci mungkin untuk menjalankan setiap kegiatan
pengawasan air bersih yang dilakukan di Puskesmas Wanakerta
2. Membuat susunan organisasi untuk program pengawasan sarana air bersih mulai dari
penanggung jawab program sampai pelaksana program beserta anggota-anggotanya agar
kegiatan dapat berjalan efektif dan efesien.
8.2 Masalah 2
Cakupan
jumlah

penduduk

yang

menggunakan

air

bersih

untuk

keperluan sehari-hari masih rendah, yakni 45.06% dari target 80 % dengan besar masalah
43%.
Penyebab Masalah :
1. Kurangnya pemberdayaan masyarakat terhadap program pengawasan sarana air bersih
2. Terbatasnya sarana air bersih yang ada di masyarakat.
Penyelesaian masalah :
1. Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara membentuk POKMAIR di setiap
desa
2. Mengusulkan pembuatan sarana air bersih kepada dinas kesehatan yang bekerja sama
dengan departemen pekerjaan umum, terutama pembuatan sarana perpipaan (PDAM)
sampai ke desa-desa, sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat desa.

Bab VIII
23

Penutup
9.1.

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
Program cakupan sarana air bersih di Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai
dengan Desember 2015 dikatakan tidak berhasil karena masih belum tercapainya
dengan tolak ukur yang sudah ditentukan. Dari hasil kegiatan program, didapatkan :

Cakupan jumlah penduduk menggunakan SAB 45,06 % dari

target 80% dengan besar masalah 43%


Cakupan inspeksi SAB 29,12 % dari target 80% dengan masalah

sebesar 63,6%.
Cakupan pengambilan sampel air 0.18% dengan masalah sebesar
99%

9.2. Saran
Saran bagi Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab program :

Membuat rencana pendanaan serinci mungkin untuk menjalankan setiap

kegiatan pengawasan air bersih yang dilakukan di Puskesmas Wanakerta


Membuat susunan organisasi untuk program pengawasan sarana air bersih
mulai dari penanggung jawab program sampai pelaksana program beserta

anggota-anggotanya agar kegiatan dapat berjalan efektif dan efesien.


Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara membentuk POKMAIR

di setiap desa
Mengusulkan pembuatan sarana air bersih kepada dinas kesehatan yang
bekerja sama dengan departemen pekerjaan umum, terutama pembuatan
sarana perpipaan (PDAM) sampai ke desa-desa, sehingga dapat dijangkau
oleh masyarakat desa.
Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya

program pengawasan sarana air bersih pada periode yang akan datang sehingga
dapat mencapai tingkat keberhasilan sesuai target yang diharapkan.

24

Daftar Pustaka
1

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman
Teknis Kesehatan Lingkungan Buku II. 2004

World Health Organization. Diarrhoeal Disease. [online]. 2013. Available from:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/ 6 April 2016

Trihono. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007.


Badan

Penelitian

dan

Pengembangan

Kesehatan.

Diunduh

dari:

https://www.k4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas
%202007.pdf 6 April 2016
4

Kementrian Kesehatan RI. Buletin jendela data dan informasi kesehatan: situasi
diare di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2011.h. 9-11.

Winlar W. Faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak kurang dua tahun di
kelurahan Turangga. Fakultas kedokteran Kristen Maranatha. Diunduh dari
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/faktor.pdf 6 April 2016

World Health Organization. Water global analysis and assessment of sanitation


and

drinking

water

report.

[online].

2014.

Available

from

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/139735/1/9789241508087_eng.pdf?
ua=1&ua=1 6 April 2016
7

Peter Stalker. Kita suarakan MDGs demi pencapaiannya di Indonesia. [online].


2015. Diunduh dari : http://www.undp.org/content/dam/indonesia/docs/MDG/Let
%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf 6 April 2016

25

Anda mungkin juga menyukai