Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker

Payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten


Karawang Periode Januari sampai dengan Desember 2012
Andisty, Julianti
Abstrak : Kanker Leher rahim atau yang dikenal sebagai kanker serviks adalah keganasan pada serviks yang
disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus) dan merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua
setelah kanker payudaraKanker leher rahim menduduki peringkat kedua menurut data dari International
Agencies for Research on Cancer (IARC) tahun 2008, dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan, sekitar
9,7% kasus baru ditemukan dan angka kematian 9,3% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di
dunia. Di Indonesia, incidence rate kanker leher rahim adalah 12,6 per 100.000 wanita dengan mortality rate 7
per 100.000 wanita. Data IARC tahun 2008 menyatakan bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama,
incidence rate adalah 36,2 per 100.000 perempuan dan angka kematian 18,6 per 100.000 perempuan di
Indonesia. Oleh sebab itu dalam program pencegahan kanker leher rahim dan payudara, pemerintah Indonesia
menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach, dan
Clinical Breast Examination (CBE) yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januar 2012 sampai dengan Desember
2012 dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan
pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 41% dan kanker payudara
sebesar 41,35% dan cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar 42.8%.
Penyebabnya adalah konseling hanya dilakukan hari Senin dan Kamis, penanganan krioterapi hanya dilakukan
pada hari Senin oleh dokter terlatih di puskesmas, dan mayoritas perempuan akan meminta persetujuan suami
untuk tindakan. Upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para bidan untuk
melakukan tindakan pemeriksaan IVA dan krioterapi, melakukan penyuluhan kelompok sesuai dengan
perencanaan dan terjadwal dan di monitoring agar hasilnya dapat dinilai, melakukan kegiatan konseling,
penapisan pada IVA dan penapisan payudara sesuai dengan perencanaan dan terjadwal serta dimonitoring agar
hasilnya dapat dinilai.

Kata kunci: Kanker leher rahim, IVA, CBE, payudara


Latar Belakang
Kanker Leher rahim atau yang dikenal sebagai kanker serviks adalah keganasan pada serviks yang
disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus) dan merupakan penyebab kematian pada wanita
nomor dua setelah kanker payudara. Angka Kejadian kanker serviks di dunia masih tinggi,
diperkirakan lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker leher rahim dan 3-7 juta orang perempuan
memiliki lesi prekanker derajat tinggi (high grade dysplasia).1 Berdasarkan data International
Agencies for Research on Cancer (IACR) tahun 2002, kanker leher rahim menempati urutan kedua
dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan, sekitar 0,18% kasus baru ditemukan dan angka
kematian 9,3% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia. Sedangkan untuk urutan
pertama yaitu kanker payudara dengan incidence rate 38 per 100.000 perempuan, kasus baru yang
ditemukan 22,7% dengan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan
di dunia.2,3 Berdasarkan penelitian WHO tahun 2005 mengatakan bahwa terdapat lebih dari 500.000
kasus baru, dan 260.000 kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di negara
berkembang. Angka insidens tertinggi ditemukan di negara-negara Amerika bagian tengah dan
selatan, Afrika timur, Asia selatan, Asia tenggara dan Melanesia.2
Artikel Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas
Rengasdengklok
Andisty Ate ( 11-2011-019)

Page 1

Dari perhitungan di atas, didapatkan angka 80% adanya kasus baru (kanker) yang terjadi di
negara berkembang, termasuk Indonesia.Di Indonesia pada tahun 2008 Incidence rate untuk kanker
leher rahim adalah 12.6 per 100,000 wanita dengan mortality rate 7 per 100,000 wanita.. Sedangkan
incidence rate bagi kanker payudara adalah 36.2 per 100,000 wanita dan mortality rate 18.6 per
100,000 wanita di Indonesia.2,3
Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Single Visit Approach yaitu dengan
inspeksi visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif, sedangkan deteksi dini
kanker payudara menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE) yang sudah dilakukan
sejak tahun 2007. Menurut Depkes RI 2007, deteksi dini kanker leher rahim difokuskan pada wanita
yang berisiko tinggi dan berusia 30-50 tahun. World Health Organization (WHO,2007) mengatakan
bahwa semua wanita yang pernah berhubungan seksual kemungkinan besar memiliki risiko terkena
kanker leher rahim. Wanita yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi adalah mereka pertama kali
berhubungan seksual dan memiliki anak pada usia muda, memiliki lebih dari 5 anak, memiliki banyak
pasangan seksual, merokok dan terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).1,4
Pada Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun 2011
sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak 0,6% dari seluruh
wanita usia subur. Program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Kabupaten
Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007 telah mampu menapiskan sebesar 21,6% dari
seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 80%.
Pada Puskesmas Rengasdengklok, program ini sudah berjalan selama 1 periode yaitu sejak
tahun 2007 dan sudah menapiskan 4487 perempuan dengan target sebanyak 11712 wanita usia subur
dan baru tercapai sebanyak 38.3% . Hal ini belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Karawang yaitu sebesar 80%. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu
dilakukan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan program penapisan kanker leher rahim dan
kanker payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari
2012 sampai dengan Desember 2012.
Materi dan Metode
Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan bulanan Puskesmas mengenai program
pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2012, yang terdiri dari konseling,
penyuluhan kelompok,penapisan kanker leher rahim, penapisan dengan hasil IVA positif pada
penapisan kanker leher rahim, penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
dengan IVA positif, pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim, penapisan kanker
payudara, pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara.
Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program pencegahan kanker leher rahim
dan kanker payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang Januari
sampai dengan Desember 2012 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan
pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program, kemudian
dibuat usulan dan saran untuk memecahkan masalah tersebut.
Hasil
Telah dilakukan evaluasi program perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas Rengasdengklok
pada periode Januari sampai dengan Desember 2012 dan didapatkan hasil sebagaimana disajikan pada
tabel 1.
Artikel Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas
Rengasdengklok
Andisty Ate ( 11-2011-019)

Page 2

No
I.

II.

III.

Variabel

Keluaran
1. Persentase penapisan kanker
leher rahim
2. Persentase penangan dengan
krioterapi pada penapisan
kanker leher rahim
3. Presentasi penapisan kanker
payudara
Proses
1. Konseling

Tolok ukur

Pencapaian

80%

41%

100%

57.2%

80%

41.35%

Senin Jumat oleh bidan di


Puskesmas

Setiap hari Senin dan Kamis


oleh bidan di Puskesmas

2.

Penyuluhan kelompok

1x/bulan per desa

Tidak ada data

3.

Penapisan kanker leher rahim

Senin sampai dengan Kamis


oleh bidan di
puskesmasSenin Jumat
oleh bidan di Puskesmas.

Setiap hari Senin sampai


dengan kamis oleh bidan di
Puskesmas

4.

Penapisan dengan hasil IVA positif

Senin Jumat oleh


dokter/bidan terlatih di
Puskesmas.

5.

Penanganan dengan krioterapi

Senin Jumat oleh bidan di


Puskesmas

Setiap hari senin oleh satu


dokter terlatih di puskesmas

6.

Penapisan kanker payudara

Senin Jumat oleh bidan di


puskesmas

Setiap hari senin sampai


dengan kamis di puskesmas

Tidak ada hambatan

Ada hambatan

Hanya hari Senin sampai


dengan kamis oleh bidan di
Puskesmas

Lingkungan

1. Non fisik
- Dukungan Suami

Dari hasil diatas ditemukan masalah menurut keluaran adalah :


a. Cakupan penapisan kanker leher rahim 41% dari target sebesar 80%. Besarnya masalah
adalah 48.75%
b. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim 42.8% dari target
sebesar 100%. Besarnya masalah adalah 57.2%
c. Cakupan penapisan kanker payudara adalah 41.35% dari target 80%. Besarnya masalah
adalah 48.31%.
Masalah lain adalah :
a. Konseling hanya dilakukan hari senin dan kamis dari target hari senin sampai dengan jumat,
b. Tidak ada data mengenai penyuluhan kelompok
c. Penapisan kanker leher rahim dilakukan hari senin sampai dengan kamis dari target hari senin
sampai dengan jumat.
d. Penapisan dengan hasil IVA positif dilakukan hari senin sampai dengan kamis dari target hari
senin sampai dengan jumat.
e. Penanganan krioterapi dilakukan hari senin oleh satu orang dokter terlatih dari target hari
senin sampai dengan jumat.
f. Penapisan kanker payudara dilakukan hari senin sampai dengan kamis dari target hari senin
sampai dengan jumat.
Artikel Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas
Rengasdengklok
Andisty Ate ( 11-2011-019)

Page 3

g. Sebagian besar suami tidak menyetujui tindakan IVA dan krioterapi dikarenakan penyuluhan
kelompok yang tidak sesuai dengan perencanaan.
Dan ditetapkan prioritas masalah sebagai berikut:
1. Cakupan penapisan kanker leher rahim.
2. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim.

Penyelesaian Masalah
1. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (41%) dari target sebesar 80%
dengan besar masalah 48.75%.
Penyebab :
a) Konseling hanya dilakukan pada hari Senin - Kamis oleh Bidan di Puskesmas.
b) Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok karena
jadwal ditentukan oleh bidan desa sehingga jadwal untuk setiap bulannya tidak sesuai dengan
perencanaan.
c) Penapisan kanker leher rahim hanya dilakukan pada hari Senin - Kamis oleh bidan di
Puskesmas.
d) Mayoritas suami akan menolak tindakan krioterapi.
Penyelesaian :
a) Menambah hari pelayanan konseling sehingga lebih banyak kesempatan untuk melakukan
konseling untuk istri dan suami.
b) Melakukan penilaian tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai program inspeksi
visual dengan asam asetat.
c) Melakukan pelatihan untuk dokter dan bidan (terutama pada bidan desa) tentang cara
melakukan pemeriksaan IVA dan melakukan pelatihan untuk Kader, guna sosialisasi
pentingnya ikut program IVA.
d) Memberikan penyuluhan secara rutin sesuai dengan perencanaan awal untuk meningkatkan
tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker leher rahim dan
payudara. Penyuluhan sebaiknya diadakan dengan sistem terbuka melalui kerja sama dari
puskesmas dengan pihak luar seperti media massa, pamong desa, tokoh agama, sponsor bakti
sosial, PKK, yang dilakukan secara rutin. Untuk dapat meningkatkan motivasi dari masingmasing pihak diperlukan pula penghargaan pada kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat
terus dilaksanakan dengan rutin.Penyuluhan yang diberikan tidak hanya untuk kelompok
wanita, namun juga dilakukan untuk kelompok pria (suami) untuk meningkatkan tingkat
pengetahuan akan pentingnya pencegahan kanker leher rahim dan payudara sehingga
diharapkan adanya dukungan dari pihak pria (suami) terhadap kegiatan pencegahan kanker
leher rahim.
2.

Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim masih kurang
(42.8%) dari target sebesar 100% dengan besar masalah 57.2%.
a) Penanganan krioterapi hanya dilakukan pada hari Senin oleh satu dokter terlatih di
Puskesmas, belum ada bidan terlatih lainnya untuk melakukan krioterapi di Puskesmas.
b) Konseling yang kurang efektif, sehingga masih takut jika akan dilakukan krioterapi pada
wanita dengan hasil IVA positif.

Artikel Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas


Rengasdengklok
Andisty Ate ( 11-2011-019)

Page 4

c) Mayoritas suami akan menolak tindakan krioterapi.


d) Tidak terdapat data mengenai pelaksanaan penyuluhan kelompok.
Penyelesaian :
a) Memberikan pelatihan kepada dokter dan bidan untuk melakukan tindakan krioterapi
sehingga kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode Single Visit Approach seperti pada
perencanaan awal dan tidak hanya bergantung pada seorang dokter terlatih, sebab dokter
tersebut juga mempunyai tugas di bagian lain (UGD atau Balai Pengobatan).
b) Melaksanakan penyuluhan kelompok baik di puskesmas maupun di desa sesuai dengan
perencanaan dengan cara diskusi guna meningkatkan pemahaman akan tindakan krioterapi
dengan sasaran tidak hanya kepada kelompok wanita, tetapi juga kepada kelompok pria
(suami) untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk bersedia melakukan krioterapi
dan mengizinkan istri untuk melakukan krioterapi. Kemudian membuat data tertulis mengenai
penyuluhan kelompok mengenai desa mana dilakukan penyuluhan, waktu pelaksanaan, materi
yang diberikan, hasil pelaksanaan sehingga kegiatan penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan Desember 2012 didapatkan :
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok.
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 41% dari 80% yang ditargetkan dengan besar
masalah 48.75%.
4. Cakupan penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim yaitu 0.72%.
5. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar 42.8%
dari 100% yang ditargetkan dengan besar masalah 57.2%.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 0%.
7. Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 41.35 dari 80% yang ditargetkan dengan besar
masalah 48.31%.
8. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara 0%.

1.
2.

Dipilih dua prioritas masalah, yaitu:


Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (41%) dari target sebesar 80%
dengan besar masalah 48.75%.
Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim masih
kurang (42.8%) dari target sebesar 100% dengan besar masalah 57.2%.

Saran
Saran kepada puskesmas
1. Diharapkan mengadakan pelatihan bagi para dokter, bidan puskesmas dan bidan desa
untuk melakukan tindakan pemeriksaan IVA dan krioterapi sehingga cakupan
pemeriksaan IVA dapat meningkat dan tindakan krioterapi dapat dilaksanakan secara
mandiri dengan metode single visit approach.
Artikel Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas
Rengasdengklok
Andisty Ate ( 11-2011-019)

Page 5

2. Meningkatkan promosi kesehatan dengan :


a. penyuluhan bagi kelompok wanita dan kelompok pria (suami) untuk
meningkatkan pemahaman mengenai tindakan krioterapi pada hasil IVA
positif, sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, di mana mereka
dengan hasil IVA positif tidak takut atau segan untuk melaksanakan
krioterapi.
b. Dilakukan dengan rutin bekerja sama dengan pihak-pihak luar, seperti
pemuka desa, tokoh agama, organisasi sosial, organisasi kesehatan lain
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan kesadaran masyarakat untuk
melakukan pemeriksaan IVA.
3. Melaksanakan kegiatan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara
seperti pemeriksaan tes IVA dan krioterapi sesuai dengan perencanaan
sebelumnya,terjadwal dengan tetap, dimonitoring, dan dievaluasi serta dilaporkan
setiap bulannya dalam rapat bulanan puskesmas sehingga dapat dilihat hasilnya.
Melalui saran di atas diharapkan agar dapat membantu berjalannya program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara pada periode yang akan datang sehingga dapat mencapai
keberhasilan.
Daftar Pustaka
1. Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA. DEPKES RI, Jakarta. 2008
2. Incidens Cancers in the World Based on International Agency for Research on Cancer.
Diunduh dari http://globocan.iarc.fr.
3. Epidemiologi Kanker Serviks. Diunduh dari http://indonesianjournalofcancer.org/2009/2009no3-jul-sep/103-epidemiologi-kanker-serviks?catid=48%3Aliterature-study
4. Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. DEPKES RI, Jakarta
2007
5. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Kepmenkes RI
No. 798/Menkes/ SK/ VII/ 2010.
6. Data Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara Kabupaten Karawang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. 2011

Artikel Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas


Rengasdengklok
Andisty Ate ( 11-2011-019)

Page 6

Anda mungkin juga menyukai