Anda di halaman 1dari 82

2

DESAIN DAN ANALISIS MOTOR ARUS SEARAH SHUNT


EKSITASI SENDIRI 750 W
SKRIPSI

Rifky Eka Prastya


NIM 091910201086

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2014

DESAIN DAN ANALISIS MOTOR ARUS SEARAH SHUNT


EKSITASI SENDIRI 750 W

SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Teknik

Rifky Eka Prastya


NIM 091910201086

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PERSEMBAHAN
1.

Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT syukur Alhamdulillah selalau terucap
yang telah memberikan Rahmat, Hidayahnya, serta petunjuk sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.

2.

Salam dan anugerah selalu tercurahkan junjungan nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW.

3.

Ibu dan Bapakku tercinta, Jumrodah dan Mispan Wijaya, yang telah
memberikan segenap perhatian, doa dan restu. Bapak dan Ibu saya takkan
melupakan semuanya apa yang telah engkau berikan sejak saya dilahirkan sampai
saya tumbuh dewasa, saya hanya bisa me

mberi apa yang terbaik, dengan

segenap kemampuan jiwa dan raga saya.


4.

Adikku Maulina Septa Dwi Anggraini yang telah memberikan doa, kasih
sayang dan pengorbanan yang sangat besar.

5.

Bapak Andi Setiawan, ST.MT terima kasih atas kesabaran dan saran yang
diberikan serta bersedia menjadi pendamping dan membimbing dengan segenap
hati dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.

6.

Bapak Dr. Azmi Saleh, ST.MT terima kasih atas kesabaran dan saran yang
diberikan serta bersedia menjadi pendamping dan membimbing dengan segenap
hati dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.

7.

Teman-temanku angkatan 2009 SAK LAWASE TETEP DULUR terima


kasih kalian adalah inspirasi dan motivatorku dalam kuliah dan selalu kompak
dalam kebersamaan, suka duka dibangku perkuliahan, Aku takkan lupa jargon
kita. Sopo kene? TEKNIK ,Teknik opo? ELEKTRO, Elektro 2009???
DULUR....semboyan ini akan aku ingat sampai kapanpun kawan.

8.

Almamaterku tercinta Universitas Jember.

MOTO

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun dan Ia mengkaruniakan kepada kamu pendengaran
dan penglihatan serta hati (akal fikiran) supaya kamu bersyukur.
(Q.S An-Nahl [16] : 11)

Dunia ini hanya terdiri atas tiga hari: Kemarin, ia telah pergi bersama dengan
semua yang menyertainya. Besok, engkau mungkin tak akan pernah menemuinya.
Hari ini, itulah yang kau punya, jadi beramallah di sana.
(Hasan al Bashri)

Semua gunung berada disatu tempat untuk satu alasan, bukan untuk menghalangi
perjalanan anda
(Andi Duro Setiawan)

Sabar. Welas Asih, lan Nrimo


(Rifky Eka Prastya)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rifky Eka Prastya
NIM

: 0919102011086

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul :


Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan Sendiri 750W adalah
benar-benar karya sendiri, kecuali jika disebutkan sumbernya dan belum pernah
diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung
jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus
dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 20 Januari 2014


Yang menyatakan,

Rifky Eka Prastya


091910201086

SKRIPSI

DESAIN DAN ANALISIS MOTOR ARUS SEARAH SHUNT EKSITASI


SENDIRI 750 W

Oleh
Rifky Eka Prastya
NIM 091910201086

Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama

: Andi Setiawan, S.T., M.T.

Dosen Pembimbing Anggota

: Dr. Azmi Saleh, S.T., M.T.

PENGESAHAN

Skripsi berjudul Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan
Sendiri 750W Telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Teknik Universitas Jember
pada:
Hari,tanggal

: Rabu, 29 Januari 2014

Tempat: Ruang Sidang Fakultas Teknik Universitas Jember.

Tim Penguji,

Ketua

Sekretaris

Andi Setiawan, S.T., M.T.


NIP. 19691010 199702 1 001

Dr. Azmi Saleh, S.T., M.T


NIP.19710614 199702 1 001

Anggota I

Anggota II

Dedy Kurnia Setiawan, S.T, M.T


NIP 19800610 200501 1002

Dr. Ir. Bambang Sujanarko, M.M


NIP 19631201 199402 1002

Mengesahkan,
Dekan,

Ir. Widyono Hadi, M.T.

NIP 19610414 198902 1 001


PRAKATA
Syukur Alhamdulillah Ke Hadirat Allah SWT, Yang Telah Memberikan
Rahmat, Hidayah, Dan Karunia-Nya Sehingga Penulisan Laporan Skripsi Dengan
Judul Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan Sendiri 750W
dapat diselesaikan. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Jember.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan kali ini disampaikan terima kasih kepada :
1 Bapak Ir. Widyono Hadi, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Jember.
2 Bapak Sumardi ST., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Teknik Universitas Jember.
3 Bapak Andi Setiawan, S.T., M.T. selaku Pembimbing Utama juga
membantu memberikan bimbingan.
4 Bapak Dr. Azmi Saleh, S.T., M.T. selaku Pembimbing Pendamping juga
membantu memberikan bimbingan.
5 Bapak Dedy Kurnia Setiawan, S,T.,M.T.selaku dosen penguji I, dan Bapak
Dr. Ir. Bambang Sujanarko, M.M selaku dosen penguji II.
6 Para Dosen beserta seluruh karyawan Teknik Universitas Jember, terima
kasih atas segala dukungannya selama ini.
7 Ibu Jumrodah, Bapak Mispan, dan adikku Maulina Septa terimakasih atas
kasih sayang, kesabaran, doa, ketulusan, pengorbanan, dan dukungan
kalian.
8 Teman-teman S 1 Teknik Elektro 2009, perjuangan masa kuliah bersama
kalian suatu kebanggan yang dapat saya ceritakan dengan bangga kepada
orang lain. Suatu pendewasaan dari hidup-ku untuk lebih mengerti
kebersamaan, arti kekompakan, dan menghadapi hidup.

9 Teman teman EngiezC, perjuangan masa awal awal kuliah bersama


kalian suatu kebanggan yang dapat saya ceritakan dengan bangga kepada
orang lain.
10 Teman teman Tim Motor dan Tranformator, Verdi, Denes, Adi, Gilang,
Dawan, Anja dan Ongki, serta Teknisi lab KEL Cak Sugianto. perjuangan
mengerjakan alat tugas akhir bersama kalian suatu kebanggaan yang dapat
saya ceritakan dengan bangga kepada orang lain.
11 Teman teman Kos Sauca, Marto, Yopi, Fikar, Zaenal dan Erfani
perjuangan masa kuliah dan hari hari sebagai anak kos bersama kalian
suatu kebanggan yang dapat saya ceritakan dengan bangga kepada orang
lain.
12 Kakak kakak dan adik- adik angkatan Teknik Elektro serta asisten dan
teknisi Laboratorium Konversi Energi yang juga membantu dalam
memberikan bimbingan dan tenaganya.
13 Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian penelitian ini
Demi kesempurnaan penulisan laporan proyek akhir ini, selalu
diharapkan segala kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya, semoga tulisan
ini dapat bermanfaat.

Jember, 20 Januari 2014

Penulis

Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan Sendiri 750W
10

Rifky Eka Prastya


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember
ABSTRAK
Motor DC adalah salah satu jenis motor listrik yang harganya cukup mahal karena
desainnya yang cukup rumit. Ada bebrapa tipe motor DC yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penelitian ini dirancang motor DC
yang dalam satu rangka memiliki dua macam kumparan medan sehingga bisa
dioperasikan sesuai dengan keperluan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan
yang lain. Pengujian sistem dilakukan dengan dc tes, tanpa beban dan berbeban.
Pengujian dc tes dihasilkan nilai resistansi jangkar sebesar 1.42 Ohm dan
resistansi medan shunt sebesar 561.88 Ohm. Pengujian tanpa beban, semakin
besar arus pada motor rugi-rugi yang timbul juga semakin besar. Karakteristik
putaran n(Ia), apabila arus jangkar semakin besar maka kecepatan putar yang
dihasilkan semakin kecil, sehingga karakteristik berbentuk hiperbolis.
Karakteristik torsi T(Ia), semakin besar maka torsi (T) yang dihasilkan motor juga
semakin besar sehingga bentuk karakteristik menjadi lurus. Karakteristik
mekanik T(n), apabila Torsi (T) semakin besar maka kecepatan putar (n) akan
menurun. Motor dc shunt yang dihasilkan daya mekanik sebesar 756 W dan
efisiensi yang dihasilkan mencapai 76.24 %.

Kata kunci : Karakteristik, Kumparan medan, Mesin-mesin listrik, Motor DC


Shunt.

11

Design and Analysis of Self Excited Direct Current Motor Shunt Type 750W
Rifky Eka Prastya
Major of Electrical Engineering , Jember University
ABSTRACT
DC motor is one kind of electric motor which is quite expensive because of the
design quite complicated. There are some type of DC motor, which each of the
type has its own advantages and disadvantages. In this study a DC motor will be
designed in order to have two kinds of field coils can be operated in accordance
with the requirements without having to incur additional costs. The test will be
done using dc test system without load and loaded. From the tests it can
generated dc anchor resistance at 1.42 Ohm and shunt field resistance at 561.88
Ohm field. In the test without load, the greater current in the motor will make the
losses rise bigger. The characteristics of rounds n(Ia), if the current of anchor
becom greater, the rotational speed will be smaller, so the characteristic will have
hyperbolic shape. The torque characteristic T(Ia), the greater torque (T) will
makes the characteristics become more straight shape. The mechanical
characteristics T(n), if the Torque (T) become greater, the rotational speed (n) will
decreased. Shunt dc motor generated by mechanical power will resulted at 756 W
and the result of efficiency reached 76.24 % .
Keyword: Characteristics, Dc shunt motor, Electrical machines, Field coil.

12

RINGKASAN
Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan Sendiri 750W,
Rifky Eka Prastya, 091910201086, 2014, 55 halaman.
Pada zaman industri modern saat ini , kebutuhan terhadap alat produksi
yang tepat guna sangat diperlukan karena dapat meningkatkan efisiensi biaya dan
waktu. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga menggunakan tenaga listrik
sebagai energi penggerak utamanya. Penggunaan motor dc ini banyak digunakan
di berbagai aplikasi misalnya pada industri rumahan yang sumber listriknya
adalah sumber DC.
Motor DC juga banyak banyak sekali digunakan dari pada motor AC. Motor
DC sering digunakan karena mempunyai kelebihan diantaranya mudah untuk
memahaami perencanaanya karena desain motor DC yang bersikat sederhana,
sistem kontrolnya relatif lebih murah dan sederhana, cocok untuk aplikasi motor
servo karena respon dinamiknya yang baik, untuk aplikasi berdaya rendah motor
DC lebih murah dari motor AC. Motor DC juga tersedia berbagai banyak ukuran,
namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan
berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang. Ada bebrapa tipe
motor DC yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam
penelitian ini dirancang motor DC yang dalam satu rangka memiliki dua macam
kumparan medan sehungga bisa dioperasikan sesuai dengan keperluan tanpa harus
mengeluarkan biaya tambahan yang lain.
Motor yang didesain kali ini adalah motor dc self excited type shunt 750
Watt, desain meliputi perencanaan pada bagian stator motor yaitu pada kumparan
medannya. Setelah dilakukan perencanaan maka dilakukan pengujian untuk
mengetahui unjuk kerja dari motor dc shunt tersebut. Pengujian sistem dilakukan
dengan dc tes, tanpa beban dan berbeban. Pengujian dc tes dihasilkan nilai
resistansi jangkar sebesar 1.42 Ohm dan resistansi medan sebesar 561.88 Ohm.
Pengujian tanpa beban, semakin besar arus pada motor rugi-rugi yang timbul juga
semakin besar. Karakteristik putaran n(Ia), apabila arus jangkar semakin besar
maka kecepatan putar yang dihasilkan semakin kecil. Karakteristik torsi T(Ia),
13

semakin besar maka torsi (T) yang dihasilkan motor juga semakin besar sehingga
bentuk karakteristik menjadi lurus. Karakteristik mekanik T(n), apabila Torsi (T)
semakin besar maka kecepatan putar (n) akan menurun. Motor dc shunt yang
dihasilkan daya mekanik sebesar 756 W dan efisiensi yang dihasilkan mencapai
76.24 %

DAFTAR ISI

14

Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
PERSEMBAHAN..............................................................................................ii
MOTO............................................................................................................ iii
PERNYATAAN.............................................................................................iv
PENGESAHAN................................................................................................vi
PRAKATA........................................................................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................ix
ABSTRACT.........................................................................................................x
RINGKASAN....................................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................
1.4 Manfaat...........................................................................................
1.5 Batasan Masalah............................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
2.1 Prinsip Kerja Motor DC...............................................................
2.2 Gaya Gerak Listrik pada Motor DC...........................................
2.3 Kontruksi Motor DC.....................................................................
2.4 Bagian - Bagian Stator..................................................................
2.4.1 Rangka...................................................................................
2.4.2 Kutub Utama..........................................................................
2.4.3 Kutub Antara..........................................................................
2.4.4 Kumparan Medan................................................................
2.4.5 Celah Udara.........................................................................
2.4.6 Bantalan...............................................................................
2.4.7 Sikat Arang..........................................................................
15

2.4.8 Penutup Mesin, Kipas dan Terminal....................................


2.5 Bagian Bagian Rotor ...............................................................
2.5.1 Inti Jangkar..........................................................................
2.5.2 Kumparan Jangkar...............................................................
2.5.3 Komutator............................................................................
2.6 Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri...............................................
2.7 Rugi-Rugi Motor DC Eksitasi Sendiri.......................................
2.7.1 Rugi-rugi Tembaga (Cooper losses)....................................
2.7.2 Rugi-rugi Rotasional............................................................
2.8 Daya Mekanik Motor..................................................................
2.9 Efisiensi pada Motor DC.............................................................
2.10 Karakteristik Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri
...........................................................................................................................
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN........................................................
3.1 Tempat Penelitian........................................................................
3.2 Alat dan Bahan............................................................................21
3.2.1 Alat.......................................................................................
3.2.2 Bahan...................................................................................
3.3 Tahapan Penelitian......................................................................
3.4 Prinsip Pengujian Sistem............................................................22
3.5 AVR24
3.6 Penyearah.....................................................................................24
3.7 Kontruksi Penelitian...................................................................24
3.7.1 Dimensi utama.....................................................................
3.7.2 Rangka.................................................................................
3.7.3 Jangkar.................................................................................
3.7.4 Kutub dan Kumparan medan...............................................
3.8 Generator.....................................................................................29
3.9 Tachometer...................................................................................30
3.10 Pengujian....................................................................................
3.10.1 Dc Test...............................................................................

16

3.10.2 Tanpa Beban......................................................................


3.10.3 Berbeban............................................................................
BAB 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA..............................................32
4.1 Pengujian DC Test.......................................................................
4.2 Pengujian Tanpa Beban..............................................................
4.3 Pengujian Berbeban....................................................................
BAB 5. PENUTUP...........................................................................................
5.1 Kesimpulan...................................................................................
5.2 Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

17

DAFTAR TABEL
H
alaman
Tabel 4.1 Pengujian DC Test pada Kumparan Jangkar .....................................
Tabel 4.2 Pengujian DC Test pada Kumparan Medan.......................................33
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Pengujian Motor DC Shunt Tanpa Beban............35
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rugi-rugi pada Motor DC Shunt Tanpa Beban....36
Tabel 4.5 Data Pengukuran pada pengujian Motor DC Shunt Berbeban...........39
Tabel 4.6 Hasil Pengujian dan Regresi Kecepatan Putar ..................................40
Tabel 4.7 Data Perhitungan Pengujian pada Motor DC Shunt Berbeban..........42
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Torsi pada Pengujian Karakteristik .....................43
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kecepatan dan Perhitungan Torsi............................45
Tabel 4.10 Efisiensi Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri......................................46

18

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Prinsip Perputaran Motor DC..........................................................4
Gambar 2.2 Kaidah Tangan Kiri Fleming............................................................5
Gambar 2.3 Kontruksi Motor DC......................................................................7
Gambar 2.4 Motor DC (a) Stator (b) Rotor......................................................7
Gambar 2.5 Rangka Motor..................................................................................8
Gambar 2.6 Sepatu Kutub....................................................................................9
Gambar 2.7 Peletakan Kumparan Medan pada Kutub Utama...........................10
Gambar 2.8 Bantalan dan Kipas........................................................................11
Gambar 2.9 Sikat dan pemegangnya.................................................................11
Gambar 2.10 Tutup Motor.................................................................................12
Gambar 2.11 Inti jangkar dan poros..................................................................
Gambar 2.12 Jenis kumparan Jangkar...............................................................
Gambar 2.13 Letak dan penampang komutator.................................................
Gambar 2.14 Rangkaian Ekivalen Motor DC Shunt Eksitasi
Sendiri...........................................................................................
Gambar 2.15 Grafik Karakteristik Putaran pada Motor DC..............................
Gambar 2.16 Grafik Karakteristik Torsi pada Motor DC..................................
Gambar 2.17 Grafik Karakteristik Mekanis pada Motor DC............................
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengujian ...............................................................
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian.................................................................
Gambar 3.3 Dimensi Motor DC........................................................................
Gambar 3.4 Rangka Motor DC..........................................................................
Gambar 3.5 Pengukuran Kutub dan Kumparan Medan.....................................
Gambar 3.6 Kutub Medan ................................................................................
Gambar 3.7 Kumparan Medan Shunt ...............................................................
Gambar 3.8 Generator Sinkron .........................................................................
Gambar 3.9 Tachometer Analog........................................................................
Gambar 4.1 Pengujian Motor DC Shunt Tanpa Beban .....................................

19

Gambar 4.2 Grafik Rugi Rotasional dan Rugi Tembaga Tehadap


Tegangan.........................................................................................
Gambar 4.3 Pengujian Motor DC Shunt dengan Beban....................................
Gambar 4.4 Grafik Karakteristik Putaran Motor DC Shunt..............................
Gambar 4.5 Grafik Karakteristik Torsi Motor DC Shunt..................................
Gambar 4.6 Grafik Karakteristik Mekanis Motor DC Shunt.............................

20

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penggunaan motor listrik telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan

pada saat sekarang ini. Hampir di setiap sektor kehidupan motor listrik digunakan
manusia (Firdaus, 2008). Salah satu jenis motor listrik adalah motor DC, namun
penggunaan tersebut tergantung pada jenis motor DC yang digunakan. Tiap jenis
motor DC mempunyai aplikasi tersendiri yang tentunya tidak efektif jika
menggunakan motor jenis lain untuk keperluan yang sama.
Motor DC juga banyak banyak sekali digunakan dari pada motor AC.
Motor DC sering digunakan karena mempunyai kelebihan diantaranya mudah
untuk memahaami perencanaanya karena desain motor DC yang bersikat
sederhana, sistem kontrolnya relatif lebih murah dan sederhana, cocok untuk
aplikasi motor servo karena respon dinamiknya yang baik, untuk aplikasi berdaya
rendah motor DC lebih murah dari motor arus bolak balik AC. Motor DC juga
tersedia berbagai banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah
hingga sedang.
Motor listrik sangat sering digunakan di industri seperti mesin bubut,
pembentuk, dan spinning, serta untuk keperluan suatu proyek pengembangan
penelitian di berbagai universitas. Ada bebrapa tipe motor DC yang masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penelitian ini dirancang motor
DC yang dalam satu rangka memiliki dua macam kumparan medan sehungga bisa
dioperasikan sesuai dengan keperluan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan
yang lain. Penelitian penelitian ini akan dibuat atau desain sebuah motor DC
shunt eksitasi sendiri.
Perancangan motor DC adalah usaha untuk dapat merancang motor DC
yang mempunyai unjuk kerja yang baik bukan hanya itu dalam industri mesin
listrik, suatu produk tidak hanya mempunyai unjuk kerja yang baik, akan tetapi

produk tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk mendapatkan suatu
motor DC yang mempunyai efisiensi tinggi diperlukan suatu perancangan.
Akan tetapi sampai saat ini banyak perguruan tinggi masih membeli motor
DC untuk keperluan di laboratorium maupun keperluan suatu proyek penelitian
dan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, pada penelitian dan penulisan
tugas akhir ini akan didesain sebuah motor DC shunt eksitasi sendiri dan juga
akan dianalisis besaran besaran yang dihasilkan motor DC tersebut sehingga
nanti hasilnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan laboratorium fakultas teknik
universitas jember khususnya jurusan teknik elektro.
1.2

Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi rumusan masalah

diantaranya:
1. Bagaimana mendesain kumparan medan stator motor DC shunt eksitasi
sendiri dengan memanfaatkan rangka motor DC yang sudah tidak
berfungsi.
2. Bagaimana menguji hasil desain motor DC shunt eksitasi sendiri
menggunakan beban dan tidak menggunakan beban.
3. Bagaimana menganalisis rugi daya, karakteristik dan motor DC shunt
eksitasi sendiri sesuai dengan data sheet pada rangka motor yang
digunakan yakni motor dengan kecepatan putar 2000 rpm.
1.3

Tujuan
Penelitian yang diusulkan dalam proposal ini memiliki beberapa tujuan

diantaranya:
1. Mendesain motor DC shunt eksitasi sendiri dan menguji desain motor DC
shunt eksitasi sendiri dengan menggunakan beban dan tidak menggunakan
beban.
2. Mengimplementasikan desain motor DC shunt eksitasi sendiri pada
kehidupan sehari-hari dan menguji unjuk kerja peralatan yang dibuat dan
membandingkan dengan teori.

1.4 Manfaat
Penelitian yang diusulkan dalam proposal ini memiliki beberapa manfaat
diantaranya:
1. Tidak perlu pembelian motor DC lagi apabila motor DC mengalami
kerusakan.
2. Memperkenalkan motor DC shunt eksitasi sendiri pada produksi dalam
industry rumah tangga dengan biaya murah.
1.5

Batasan Masalah
Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka pembahasan pada

skripsi dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:


1.

Motor DC yang akan dibuat motor DC shunt eksitasi sendiri.

2.

Desain meliputi kumparan medan dan desain fisik dari stator motor DC
shunt eksitasi sendiri.

3.

Besaran yang dianalisis adalah torsi, kecepatan, efisiensi yang dihasilkan


motor DC shunt eksitasi sendiri.

4.

Generator hanya digunakan sebagai kopel pada motor dan untuk


mensimulasikan beban.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Motor DC adalah mesin yang mengubah energi listrik DC menjadi energi
mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor DC sangat identik dengan
generator DC. Kenyataannya mesin yang bekerja sebagai generator DC akan
dapat bekerja sebagai motor DC. Oleh sebab itu, sebuah mesin DC dapat
digunakan baik sebagai motor DC maupun generator DC.
Pengunaannya dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang untuk aplikasi
industri biasa. Hal ini disebabkan sistem peralatan listrik yang menggunakan
sumber AC. Akan tetapi untuk aplikasi khusus seperti pabrik baja, tambang dan
kereta api listrik penggunaan motor DC sangat bermanfaat di dalam mengubah
sumber AC menjadi sumber DC.
Ini dimungkinkan karena motor aus searah memiliki karakteristik
karakteristik yang berbeda. Motor DC juga memiliki efisiensi yang tinggi
sehingga lebih unggul dari motor arus bolak-balik.
1

Prinsip Kerja Motor DC


Prinsip kerja sebuah motor DC dapat dijelaskan dengan gambar berikut

ini.

Gambar 2.1 Prinsip Perputaran Motor DC (Tonny, 2011)

Pada saat kumparan medan dihubungkan dengan sumber tegangan,


mengalir arus medan pada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga
menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutup utara menuju kutup selatan.
Selanjutnya ketika kumparan jangkar dihubungkan kesumber tegangan, pada
kumparan jangkar mengalir arus jangkar . Arus yang mengalir pada konduktorkonduktor kumparan jangkar menimbulkan fluksi magnet yang melingkar. Fluksi
jangkar ini memotong fluksi dari kutub medan, sehingga menyebabkan perubahan
kerapatan fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar mengalami gaya
sehingga menimbulkan torsi.
Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar,
merupakan akibat aksi gabungan medan utama dan medan disekeliling konduktor.
Gaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan besar fluksi medan utama dan kuat
medan di sekeliling konduktor. Medan di sekeliling masing-masing konduktor
jangkar tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir pada konduktor
tersebut. Arah gaya ini dapat ditentukan dengan KAIDAH TANGAN KIRI
FLEMING, yang berbunyi : apabila tangan kiri terbuka diletakkan di antara
kutub U dan S, sehingga garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus
telapak tangan kiri dan arus di dalam kawat mengalir searah dengan arah keempat
jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu
jari, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kaidah Tangan Kiri Fleming (Tonny, 2011)

Besarnya gaya F = B . I . l . sin, karena arus jangkar (I) tegak lurus


dengan arah induksi magnetik (B) maka besar gaya yang dihasilkan oleh arus
yang mengalir pada konduktor jangkar yang ditempatkan dalam suatu medan
magnet adalah :
F=B . I . L (Newton)

..........................................

(2.1)
Keterangan :
F

= Gaya lorenz (Newton)

= Arus yang mengalir pada konduktor jangkar (Ampere)

= Kerapatan fluksi (Weber/m2

= Panjang konduktor jangkar (m)

Sedangkan torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan:


T =F . r

(N-m)

...................................................................................

(2.2)
Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar dari pada torsi beban maka
motor akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan:
T =K . . I a

............................................................................................

(2.3)
Keterangan :

= torsi (N-m)

= jari-jari rotor (m)

= konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)

= fluksi setiap kutub

= arus jangkar (A)

Gaya Gerak Listrik pada Motor DC


Ketika jangkar motor berputar konduktornya juga berputar dan memotong

fluksi utama. Sesuai dengan hukum faraday, akibat gerakan konduktor di dalam

suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi
yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan
tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut
disebut GGL lawan. Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan
persamaan berikut:

Eb =K . n .

(Volt)

.......................................

(2.5)
Keterangan :

2.3

= konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)

= fluksi setiap kutub

Konstruksi Motor DC
Motor DC terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang diam (stator)

dan bagian yang berputar (rotor). Seonstruksi motor DC adalah seperti gambar
berikut :

Gambar 2.3 Konstuksi Motor DC (Tonny, 2011)

(a)

(b)
(a) Stator (b) Rotor
Gambar 2.4 Motor DC (Tonny, 2011)

4
1

Bagian Bagian Stator


Badan Motor / Rangka
Rangka (frame atau yoke) mesin DC seperti juga mesin-mesin listrik

lainnya secara umum memiliki dua fungsi, yaitu:


a Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan.
b Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.
Untuk mesin kecil, pertimbangan harga lebih dominan dari pada beratnya,
biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang (cast iron), tetapi untuk mesin mesin
besar umumnya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau lembaran baja (rolled
steel). Rangka ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,
selain itu rangka ini juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi, disamping
kuat secara mekanik. Biasanya pada motor terdapat papan nama (name plate)
yang bertuliskan spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat
kotak ujung yang merupakan tempat-tempat ujung-ujung belitan penguat medan
dan lilitan jangkar.

Gambar 2.5 Rangka Motor (Tonny, 2011)

2
a

Kutub Utama
Kutub utama pada suatu mesin DC (motor DC) terdiri atas
Inti Kutub
Inti kutub ini terbuat dari laminasi baja yang terisolasi satu sama lain

dengan permaebilitas tinggi. Bentuknya biasanya datar atau menonjol (salient).


Berfungsi untuk menghasilkan fluks magnet.
b

Sepatu Kutub
Sepatu kutub yang terletak berdekatan celah udara, berfungsi untuk

memperlebar fluks magnet agar terdistribusi merata meliputi daerah yang luas di
celah udara dan permukaan inti jangkar.

Gambar 2.6 Sepatu Kutub (Tonny, 2011)

Kutub Antara
Dengan bentuk yang lebih kecil dari kutub utama, serta jumlah kutub yang

sama atau setengah dari kutub utama. Berfungsi untuk membangkitkan fluks
magnet di daerah jangkar diantara medan utama agar tidak terdistorsi, distorsi
dapat menyebabkan ripple gelombang dan berakibat loncatan api di sikat arang.
4

Kumparan Medan
Kumparan medan yang dikenal juga dengan kumparan penguat yang

berfungsi untuk menghasilkan fluks magnet, diletakkan pada inti kutub. Adapun
kumparan medan ini akan disuplai dengan sumber tegangan searah (DC). Ada

10

beberapa jenis cara untuk meletakkan kumparan medan dan bagiandari kumparan
medan ini, yang diantaranya
a

Kumparan Shunt
Jumlah lilitan yang banyak, dengan kawat berdiameter kecil menyebabkan

tahanannya besar yang memungkinkan diparalel dengan tegangan terminal.


b

Kumparan Seri
Jumlah lilitan sedikit, namun kawat diameternya besar sehingga mampu

dilalui arus cukup besar. Sementara tahanannya kecil sehingga rugi tegangannya
kecil.
c

Kumparan Komutasi / Antara


Disambungkan secara seri dengan kumparan utama sehingga arus yang

mengalir cukup besar, dengan penampang yang kawat besar dan jumlah lilitan
sedikit.
d

Kumparan Kompensasi
Biasanya dijumpai pada mesin berkapasitas besar, untuk mengantisipasi

distorsi medan utama dan membantu penyebaran fluks secara merata selama
terbebani. Adapun kumparan kompensasi ini diletakkan pada sepatu kutub.

Gambar 2.7 Peletakan Kumparan Medan pada Kutub Utama (Tonny, 2011)

Celah Udara
Celah udara berperan sebagai pemisah antara kumparan jangkar dengan

kumparan medan yang memberikan ruang untuk kumparan jangkar berputar, serta
sebagai tempat mengalirkan fluks yang dihasilkan oleh kutub - kutub medan.

11

Bantalan
Bantalan daripada suatu mesin DC dapat dibedakan menjadi : mesin

terbuka, setengah terbuka, tahan percikan api, dan tertutup dengan pendingin zat
cair atau gas. Sedangkan bearing (bantalan) adalah merupakan tempat
bertumpunya rotor sehingga dapat berputar. Terpasang di ujung rotor, dikenal
dengan AS (After Shaft) dan BS (Before Shaft).

Gambar 2.8 Bantalan dan kipas (Tonny, 2011)

Sikat arang
Sikat ini ditempatkan diatas komutator dengan pegas yang memberikan

tingkatan penekanan sesuai yang diinginkan. Sikat sebaiknya memiliki


konduktivitas tinggi untuk mengurangi rugi rugi listrik dan memiliki koefisien
gesek yang rendah untuk mengurangi keausan (exccesive wear).

Gambar 2.9 Sikat dan Pemegangnya (Tonny, 2011)

8
a

Penutup Mesin, Kipas dan Kotak Terminal


Kipas terdapat pada motor dengan kapasitas kecil hingga sedang, yang
berfungsi sebagai sistem pendingin sendiri.

12

Terminal Box merupakan tempat untuk menyambungkan kumparan

kumparan mesin dengan jala jala atau sumber tegangan.


Tutup yang diletakkan pada kedua sisi ujung rangka berfungsi sebagai
tempat dudukan bantalan poros motor, serta melindungi bagian dalam dari
motor.

Gambar 2.10 Tutup Motor (Tonny, 2011)

5
1

Bagian Bagian Rotor


Inti Jangkar dan Poros Jangkar
Terdiri dari laminasi besi permeabilitas tinggi, terdapat slot atau alur untuk

kumparan, berlubang untuk udara pendingin. Inti jangkar berfiungsi sebagai


tempat dudukan belitan jangkar, sedangkan poros berfungsi sebagai pemutar
beban.

Gambar 2.11 Inti Jangkar dan Poros (Tonny, 2011)

Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar terbuat dari kawat penghantar, sebagai tempat

dibangkitkannya GGL induksi. Jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada
tiga macam yaitu:
a Kumparan jerat (lap winding)
Pada lap winding ujung kumparan yang satu terhadap ujung yang lain
menempati segmen komutasi berdekatan. Lap winding biasanya terdapat masalah

13

arus putar kumparan (circulating current), maka perlu diantisipasi dengan


equalizing.
b

Kumparan gelombang (wave winding)


Pada suatu kumparan maka ujung yang satu terhadap yang lain menempati

jarak yang cukup jauh yaitu 180 listrik.


c

Kumparan zig zag (frog-leg winding)


Disebut juga self equalizing winding yang merupakan gabungan antara lap

winding dan wave winding.

Gambar 2.12 Jenis kumparan Jangkar (Tonny, 2011)

Komutator
Komutator terdiri dari sejumlah segmen tembaga yang berbentuk

lempengan yang dirakit ke dalam silinder yang terpasang pada poros. Dimana
tiap-tiap lempengan atau segmen komutator terisolasi dengan baik antara satu
sama lainnya. Isolasi pada komutator adalah mika. Komutator ini berfungsi untuk
merubah arus bolak balik pada kumparan jangkar menjadi DC.

Gambar 2.13 Letak dan Penampang komutator (Tonny, 2011)

Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri

14

Motor DC penguatan sendiri adalah motor DC dengan sumber tegangan


penguatannya yang berasal dari motor itu sendiri. Dimana kumparan medan
berhubungan langsung dengan kumparan jangkar.
Motor DC penguatan shunt adalah kumparan jangkar dan kumparan
medannya disusun secara paralel dan Rangkaian ekivalen motor DC penguatan
shunt adalah

Gambar 2.14 Rangkaian ekivalen motor shunt eksitasi sendiri (Ija, 2011)

Pada motor shunt kumparan jangkar dihubungkan langsung pada terminal


sehingga paralel dengan kumparan jangkar. Persamaan - persamaan yang berlaku
pada motor shunt adalah:

V t =Ea + I a . Ra
(2.7)
I sh =

Vt
R sh

(2.8)
I L I a + I sh

....................................................................................

.............................................................................................

...........................................................................................

(2.9)
Keterangan :
Vt

= tegangan terminal jangkar motor DC (volt)

Ea

= gaya gerak listrik motor DC (volt)

15

2.7

Ia

= arus jangkar (ohm)

IL

= arus line (ohm)

Ra

= tahanan jangkar (ohm)

Ish
Rsh

= arus medan shunt (Ampere)


= tahanan medan shunt (Ohm)

Rugi Rugi Motor DC Eksitasi Sendiri


Motor DC menerima daya masukan berupa energi listrik dan menghasilkan

daya keluaran berupa energi mekanis. Akan tetapi, tidak seluruh daya masukan ke
motor diubah menjadi daya keluaran yang berguna, selalu ada energi yang hilang
selama proses pengkonversian energi tersebut. Energi yang hilang tersebut ada
yang dikonversikan menjadi panas dan ada yang diserap oleh mesin untuk
mengatasi gesekan karena adanya bagian yang berputar di dalam mesin. Rugi-rugi
daya dalam bentuk panas ini jika nilainya terlalu besar akan dapat menyebabkan
kenaikan temperatur motor yang dapat merusak isolasi dan mempercepat
berkurangnya umur ekonomis motor sehingga membatasi daya keluaran motor.
Dengan demikian selalu ada selisih antara daya masukan dan daya
keluaran motor. Ini merupakan rugi-rugi daya yang terjadi di dalam motor. Dalam
persamaan dinyatakan dengan :
Rugi-Rugi = Daya Masukan Daya Keluaran ................................ (2.10)
Akhirnya, rugi-rugi di dalam motor DC didefinisikan sebagai selisih daya
antara daya masukan yang diterima motor dengan daya keluaran yang dapat
dihasilkannya dimana selisih daya tersebut berubah menjadi bentuk energi yang
lain yang tidak dapat digunakan bahkan dapat merugikan bagi motor itu sendiri.
Sebagian tenaga listrik ( input ) motor DC hilang atau berubah menjadi
panas. Dalam hal ini akan menimbulkan panas yang berlebihan yang berakibat
rusaknya isolasi. Hal tersebut terjadi pada setiap mesin DC, baik itu generator DC
maupun motor DC dan mesin ac. Kerugian kerugian itu antara lain disebabkan
oleh reaksi jangkar, arus liar, gesekkan, arus yang mengalir pada belitan, rheostat
dan sebagainya.

16

2.7.1

Rugi-Rugi Tembaga
Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi daya yang terjadi di dalam kumparan

medan dan kumparan jangkar motor. Karena kawat tembaga kedua kumparan
tersebut memiliki nilai resistansi Rf dan Ra, maka jika mengalir arus DC sebesar
If dan Ia akan menyebabkan kerugian daya yang dihitung dengan persamaan :
Pa=I a2 . R a

.........................................................................................

Pf =I f 2 . R f

..........................................................................................

(2.11)

(2.12)
Keterangan :
Pa

= rugi tembaga kumparan jangkar

Pf

= rugi tembaga kumparan medan

Ia

= arus jangkar

If

= arus medan

Ra

= resistansi jangkar

Rf

= resistansi medan

2.7.2 Rugi rotasional

Rugi-rugi beban stray merupakan rugi-rugi yang disebabkan oleh arus


pusar di dalam tembaga dan rugi-rugi inti tambahan di dalam besi, yang timbul

17

karena pendistorsian fluks magnetik oleh arus beban dan rugi-rugi hubung singkat
komutasi.
Rugi Rotasional=PinRugi Tembaga ......................................... (2.13)

Daya Mekanik Motor


Daya Mekanik adalah daya keluaran pada motor DC yang berupa putaran

motor. Untuk mencari daya mekanik dapat menggunakan rumus:


Pmek = Pin (Rugi Tembaga + Rugi rotasional) ...........(2.14)
Keterangan :
Pmek
P

= Daya Mekanik
= Daya Input Motor

Efisiensi pada Motor DC


Seperti halnya dengan mesin listrik lainnya, pada motor DC, efisiensinya

dinyatakan sebagai berikut:

( )=

Daya Keluar
100
Daya Masuk

...............................................................

(2.15)
atau pada motor :
( )=

Pmek
100
Pin

........................................................................ (2.16)

18

10 Karakteristik Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri


Karakteristik sebuah motor DC dapat kita tentukan berdasarkan persamaan
kecepatan dan torsi.
Persamaan kecepatan
N=

V Ia . Ra
C .

.........................................................................................

. (2.17)
Persamaan torsi
T =k . . I a

..........................................................................................

Pmek
n
2
60

.......................................................................................

(2.18)
T=

(2.19)
Keterangan :

: Kecepatan putar (rpm)

: Tegangan input (Volt)

: Torsi (N-m)

Ia

: Arus jangkar (Ampere)

Ra

: Resistansi jangkar ()

: Konstanta

: Fluks (Webber)

Pmek : Daya Mekanik (W)


n

: Kecepatan Putar

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diperoleh karakteristikkarakteristik karakteristik yang penting pada motor DC. Karakteristik tersebut
antara lain
a

Karakteristik Putaran

19

Putaran pada motor dengan penguat sendiri penurunan kecepatan akibat


perubahan beban sangat kecil. Hal ini disebabkan karena fluks medan pada motor
relatif konstan, sehingga penurunan kecepatan antara tanpa beban dan beban
penuh adalah kecil sehingga motor bisa dikatagorikan sebagai motor yang
mempunyai kecepatan tetap.

Gambar 2.15 Grafik Karakteristik Putaran Pada Motor DC (P.S Bimbhra)

Karakteristik Torsi
Berdasarkan persamaan T =

k . . I a

Nm, jika fluks yang ditimbulkan

medan akan konstan. Dengan demikian torsi pada motor dengan penguat sendiri
hanya tergantung pada arus jangkar atau perubahan torsi berbanding lurus dengan
arus jangkar.

20

Gambar 2.16 Grafik Karakteristik Torsi pada Motor DC (P.S Bimbhra)

Karakteristik Mekanis
Dengan merujuk pada persamaan T =

k . . I a

Nm, salah satu faktor

yang mengakibatkan kenaikkan Torsi adalah naiknya arus jangkar (la), dan akibat
naiknya arus jangkar maka berdasarkan persamaan kecepatan (Rpm), kecepatan
akan turun dengan asumsi konstan.

Gambar 2.17 Grafik Karakteristik Mekanis pada Motor DC (P.S Bimbhra)

21

22

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN


3.1

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Konversi Energi Jurusan

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jl. Slamet Riyadi No. 62
Patrang, Jember 68111 setelah pelaksanaan seminar proposal.
3.2

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
3.2.1
a
b
c
d
e
f

Multimeter
Tachometer
Power Analizer
Mesin Bor
AVR
Penyearah
3.2.2

a
b
c
d
e
f
g
h
i

Alat

Bahan

Motor DC
Kawat tembaga
Isolasi
Jumper
Akrelik
Mur dan baut
Kabel
Generator
Lampu Pijar

3.3

Tahapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan pada penelitia ini adalah sebagai berikut :
1

Desain motor DC tipe shunt eksitasi sendiri 750W.

Implementasi desain.

Pengujian parameter motor.

23

Analisis dan laporan.

3.4

Prinsip Pengujian Sistem


Secara umum sistem yang akan dibangun pada penelitian ini dapat dilihat

pada blok diagram berikut ini:


AVR

Penyearah

Alat Ukur

Motor DC

Generator

Beban

Tachometer
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengujian Sistem Motor DC Tipe Shunt Eksitasi Sendiri 750
W

PengujianBerikut
hasil merupakan
desain motor
DC Shunt
alur tahapan
penelitian motor DC tipe shunt eksitasi

sendiri
Pengambilan dan analisis data

Penyusunan laporan

Stop

24

Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Penelitian

3.5

AVR
AVR atau Automatic Voltage Regulator ini digunakan untuk memberikan

tegangan konstan pada pengujian motor DC tipe shunt penguatan sendiri.


3.6

Penyearah

25

Penyearah ini digunakan untuk mengkonversi sumber ac dari avr tersebut


menjadi sumber DC. Dan sumber DC ini yang digunakan untuk membangkitkan
motor DC tipe shunt penguatan sendiri.
7

Data Perencanaan Motor DC Shunt


Jenis Motor
: Motor DC Shunt
Daya Motor (P)
: 750 W
Putaran (n)
: 2000 rpm
Jenis motor DC yang akan didesain adalah tipe shunt penguatan sendiri,

dimensi motor DC dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.3 Dimensi Motor DC (Shawney.1990)

Bila merancang motor DC menurut Sawhney, diambil daya jangkar


sebagai Pa = P, namun mengingat tidak ada mesin yang memiliki efisiensi 100%
maka diambil efisiensi 85% melihat motor DC yang akan dirancang adalah motor
berdaya menengah rendah yakni dengan daya 200 1 Kw, sehingga :

3.7.1

P a=

(2 + 1)
p
3

P a=

(2 x 0.85+1)
750 = 789.8 W
3 x 0.85

Dimensi Utama

26

Untuk mengetahui niai dimensi utama, hendaknya kita ketahui dulu faktor
apa saja yang membatasi ukuran diameter, salah satunya adalah kecepatan linier
jangkar. Kecepatan linier maksimal motor DC yang diijinkan Va = 30 m/s kecuali
untuk konstruksi rotor mesin khusus (Sawhney, 1990:505), diasumsikan V a = 10
m/s maka dapat diketahui nilai diameter maksimum adalah :
Putaran motor dalam rps
n=

2000
=
60

33.33 rps

Diameter jangkar
D=

Va
10
=
= 0.095 m = 95 mm.
n 33.33

Untuk menentukan jumlah kutub yang dipergunakan maka dilakukan


perhitungan batasan frekuensi fluksi dan arus yang mengalir per sikat. Penetuan
jumlah kutub didasarkan pada tabel 9.4 (Sawhney, 1990:505), yaitu dengan
mempertimbangkan kisar kutub ( )<240 :
=

. D .95
=
=
149.15 = 150 mm ( <240 ).
P
2

Arus saluran :
P 750
I L= =
=3.73 A
V 200
Arus per sikat :
I b=

2 3.73
=3.73 A
2

Arus yang mengalir per sikat tidak boleh melebihi 400 A (Sawhney,
1990:503) sehingga nilai ini telah sesuai, dari 2 macam pengujian maka dapat
disimpulkan motor yang akan dirancang dapat mempergunakan 2 kutub.
Untuk menghemat pemakaian konduktor belitan medan, penampang kutub
berbentuk segi empat mendekati bujur sangkar ,

bernilai 0.64 0.72

27

(Sawhney, 1990:506) perancangan motor ini diambil

= 0.7 sehingga panjang

jangkar.
L= .

L=0.7 150=105 mm=0.105 m

3.7.2

Rangka
Rangka yang digunakan adalah rangka dari suatu motor DC yang sudah

tidak berfungsi (Gambar 3.4). Rangka tersebut dimanfaatkan kembali sebagai


salah satu komponen mendesain stator motor DC shunt melihat spesifikasi dan
bahan yang digunakan sesuai dengan kapasitas motor DC yang akan didesain.
Rangka tersebut terbuat dari besi tuang, pada bagian dalam dilaminasi untuk
mengurangi rugi-rugi inti, selain itu juga memiliki permeabilitas yang tinggi dan
kuat secara mekanik. Spesifikasi rangka yang digunakan memiliki panjang 300
mm dan diameter 180 mm.

Gambar 3.4 Rangka Motor DC

Jangkar
Setelah mengetahui rangkanya kemudian melihat parameter parameter

pada jangkarnya. Hasil kali :


1.5796

103

Pa rpm

= 0.7898

2000 = 1579.6 KW =

W rpm. Persentase arus medan dan tegangan jatuh pada

kumparan jangkar (Sawhney, 1990:521) adalah 100% dan 9.3 %. Arus yang
diijinkan mengalir pada kumparan.

28

100% dari

IL

yaitu :

I a=100 .3 .4=3.4 A
Jatuh tegangan

, maka arus jangkar

V Ra=9.3 200=18.6 V

I a=I L =3.4 A

Tegangan jatuh pada sikat arang sebesar 1 V maka tegangan induksi emf :
Ea =20018.62(1)=179.4 V .
3

Fluksi =Bav L=0.1 0.150 0.105=1.57 10

Sehingga
Z=

179.4 2
358.8
=
=3428.368=3428 lilit
3
1.57 . 10 2 33.33 0.1046562

Gaya gerak magnit per kutub (ATa),


4

Ea a
p n

AT a =

I a Z 3.73 3428
=
=3198 At .
2. p
2.2

Kutub dan Kumparan medan


Pada beban penuh gaya gerak magnet medan diasumsikan = 0.42

ggm kutub, sehingga :


AT flse=3198 0.42=1348 At
Kedalaman kumparan penguat (df) tidak boleh melebihi 30 mm.
Berdasarkan tabel 9.8 (Sawhney, 1990:541) nilai kedalaman kumparan sebesar 27
mm atau 0.027 m, faktor permukaan Sf = 0.4 dan rugi yang dilepaskan 700 W/m 2
(Shawney,541) maka gaya gerak magnet per meter pada kumparan penguat
4
Ggm = 10 losses df sf
4

= 10

700 0.027 0.4

= 27.58 x 103 At/m

29

Selanjutnya adalah penentuan tinggi kumparan medan (hf) yang akan


dipasang dengan melalui perhitungan berikut.
hf

AT flse
ggm

1348
27.58

48.87 mm

Gambar 3.5 Pengukuran Kutub dan Kumparan Medan (Shawney.1990)

Tinggi sepatu kutub hs diasumsikan antara 0.1 sampai 0.2 kali tinggi
kutubsedangkan tinggi isolasi diambil sekitar 0.1

sampai 0.15

bergantung ukuran dari mesin (Sawhney, 1990:541).


Tinggi Isolasi
0.1 x 0.15 = 0.015
Diasumsikan tinggi sepatu kutub hs = 10 mm, sehingga total tinggi kutub :
hpi = hf + hs + tinggi isolasi = 49 + 10 + 15= 74 mm
korekasi tinggi sepatu kutub
hs / hpi = 10/74 = 0.135, nilai sudah memenuhi syarat
Gambar berikut adalah kutub medan yang digunakan sebagai tempat
dipasangnya kumparan medan dalam penelitian.

30

Gambar 3.6 Kutub Medan

Tegangan yang akan melewati belitan medan (Efs), sesuai dengan jumlah
kutub, 2 buah belitan medan shunt dihubungkan dalam seri Efs = 80 V maka
Luas konduktor
a f =

d=

AT fl . . Lmt
Efs

4 0.145

1348 0.021 0.41


80

= 0.145 mm2

= 0.42 mm

untuk proses penggulunagan kumparan maka akan digunakan diameter


standart dengan ukuran 0.4 mm, sehingga luas konduktor akan berubah menjadi.
af =

. d 21
4

0.4 2
4

= 0.1256

10 m

Faktor permukaan pada konduktor yang digunakan diasumsikan sf=0.75


dan karena penelitian ini mengalami ketersediaan

space maka kedalaman

kumparan penguat (df) untuk motor DC shunt digunakan 20 mm


Jumlah lilitan pada kumparan medan
T f =

S f h f d f
af

0.75 49 20
0.1256

= 5851.9 lilit 5850 lilit

31

Gambar 3.7 Kumparan Medan Shunt

Generator
Generator listrik merupakan alat yang memproduksi energi listrik dari

sumber

energi

mekanikal,

biasanya

dengan

menggunakan

induksi

elektromagnetik. Generator yang digunakan sebagai kopel adalah generator yang


tersedia di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Fakultas Teknik Elektro,
Universitas Jember dengan spesifikasi generator sinkron 110 V, 1 HP.

Gambar 3.8 Generator Sinkron

Tachometer
Tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang untuk mengukur

kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebuah mobil
yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin. Tachometer
yang digunakan adalah tachometer analog yang tersedia di Laboratorium Konversi
Energi, Fakultas Teknik, Universitas Jember.

32

Gambar 3.9 Tachometer Analog

10

Pengujian

3.10.1 DC Test
Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan tegangan DC pada
belitan jangkar dan belitan medan, kemudian mengukur tegangan dan arus yang
mengalir pada jangkar dan medan.
3.10.2 Tanpa Beban
Pengujian tanpa beban bertujuan untuk mengetahui rugi rugi yang timbul
pada saat motor berputar. Pada pengujian tanpa beban, motor akan digerakkan
sendiri tanpa dikople dengan generator. Dengan menggunakan alat ukur berupa
multimeter dan tachometer didapatkan arus dan kecepatan putar yang dihasilkan
motor DC. Rugi tembaga (cooper losses) dan rugi putaran (stray power losses)
yang dihasilkan pada pengujian motor DC shunt tanpa menggunakan beban
didapat melalui perhitungan.
3.10.3 Pengujian Berbeban
Pengujian berbeban bertujuan mengetahui karakteristik motor DC shunt
tersebut. Pada pengujian berbeban, motor akan dikople dengan generator dan pada
generator akan diberikan beban resistif berupa lampu.
Pengujian karakteristik bertujuan untuk mengetahui karakteristik putaran,
karakteristik torsi dan karakteristik mekanis motor DC shunt hasil desain.

33

Seperti halnya dengan mesin mesin listrik lainnya, pada motor DC shunt
eksitasi sendiri juga akan dianalisis mengenai efisiensi yang dihasilkan. Efisiensi
dapat dicari menggunakan perhitungan.

34

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pada pengujian motor DC shunt pengutan sendiri ini menggunakan
beberapa metode yaitu dengan metode pengujian DC test, pengujian tanpa beban,
dan pengujian berbeban. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui hasil
perbandingan dan permasalahan setiap pengujian.
4.1 Pengujian DC Test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeteksi berfungsinya
desain kumparan medan stator pada motor DC exitasi sendiri yang dirancang
menggunakan rangka dan kutub dari motor DC paralel eksitasi sendiri. Sebelum
pengujian tanpa beban, dilakukan pengukuran resistansi pada arus jangkar dan
arus medan dengan menggunakan DC test. Pengukuran ini bertujuan untuk
mencari hambatan di setiap belitannya, untuk hasil DC test pada kumparan
jangkar. Untuk pengukuran DC test ini menggunakan persamaan:
R=

V DC
I DC

...............................................................................................

(4.1)
Berdasarkan persamaan (4.1) dapat diketahui hasil pengujiannya pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 sebagai berikut
Tabel 4.1 Pengujian DC Test pada Kumparan Jangkar
Tegangan (V)

Arus (A)

Resistansi ()

1.5

1.14

1.3

1.7

1.1

1.5

1.9

1.3

1.5

2.1

1.33

1.6

2.3

1.5

1.5

35

2.5

1.9
Rata-rata

1.3
1.46

Dari pengukuran DC test tersebut dapat diketahui rata rata resistansi yang
mengalir pada kumparan jangkarnya adalah 1,46 Ohm. Untuk pengukuran DC test
pada kumparan medan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Pengujian DC Test pada Kumparan Medan
Tegangan (V)

Arus (A)

Resistansi ()

20

0.0357

560.22

22

0.0393

559.80

24

0.0428

560.75

26

0.0461

563.99

28

0.0495

565.66

29.5

0.0526

560.84

Rata-rata

561.88

Dari pengujian tersebut didapatkan hasil resistansi rata rata pada kumparan
medan sebesar 561.88 ohm.
4.2 Pengujian Tanpa Beban
Setelah pengujian DC test, untuk pengujian motor DC paralel eksitasi
sendiri tanpa beban pengujian tanpa beban ini dilakukan untuk mencari besar arus
line pada motor saat diberi tegangan dan untuk mencari rugi-rugi tembaga serta
mencari rugi-rugi rotasional yang terjadi pada saat motor DC paralel eksitasi
sendiri tanpa beban. Untuk pengujiannya kumparan medan dan kumparan jangkar
motor DC dirangkai secara paralel kemudian diberikan sumber 220 Vac dari
kontaktor dimasukkan ke AVR (Automatic Voltage Regulator), dengan tujuan agar
tegangan dapat berubah-ubah melalui AVR ini dari mulai 0 Volt sampai 220 volt.
Setelah melalui AVR kemudian dihubungkan ke penyearah agar sumber yang

36

dihasilkan dari sumber AC menjadi sumber DC, dari penyearah dihubungkan ke


motor DC paralel eksitasi sendiri.
Pada saat motor DC paralel eksitasi sendiri diberikan tegangan input,
motor akan bergerak dan menghasilkan kecepatan putar serta arus line. Dengan
menggunakan alat ukur berupa Multimeter maka diketahui batas tegangan
masukan dari AVR yang diberikan dan arus line yang mengalir. Besarnya
kecepatan putar yang dihasilkan motor DC paralel eksitasi sendiri tersebut diukur
dengan menggunakan alat pengukur kecepatan putar berupa Tachometer

Gambar 4.1 Pengujian Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri Tanpa Beban

Dari pengujian motor DC tipe shunt eksitasi sendiri tanpa beban tersebut
didapatkan hasil parameter pengukuran dari pengujian motor DC tipe shunt
eksitasi sendiri yang meliputi tegangan masukan (Vin), arus line (I l), arus jangkar
(Ia) ,arus medan shunt (Ish), dan RPM.

37

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Pengujian Motor DC Shunt Tanpa Beban


Vin (V)

IL (A)

Ia (A)

Ish (A)

Rpm

10

0.51

0.52

0.01

530

20

0.38

0.34

0.03

719

40

0.29

0.22

0.06

831

55

0.29

0.2

0.09

922

75

0.31

0.19

0.12

1043

90

0.33

0.18

0.14

1149

100

0.34

0.18

0.16

1209

110

0.36

0.18

0.18

1271

135

0.41

0.19

0.22

1434

155

0.46

0.2

0.25

1568

170

0.48

0.21

0.27

1672

185

0.52

0.22

0.29

1758

200

0.55

0.23

0.32

1900

220

0.57

0.24

0.33

2002

Berdasarkan Tabel 4.3 untuk mencari rugi-rugi tembaga dan rugi rotasional maka
diperlukan persamaan berikut dengan Ra= 1.46 ohm dan Rf =561.88 ohm.
Rugi tembaga=I 2a . R a+I 2f . R f

...........................................................(4.2)

Rugi putaran=P (I 2a . Ra + I 2f . Rf )

...............................................(4.3)

Dari persamaan tersebut maka dapat diketahui rugi-rugi tembaga dan rugi
rotasional pada motor DC shunt eksitasi sendiri tanpa beban seperti pada table 4.4.

38

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rugi-rugi pada Motor DC Shunt Tanpa Beban
Vin (V)

Pin (W)

Rugi Tembaga (W)

Rugi Rotasional (W)

10

5.1

0.45

4.65

20

7.6

0.67

6.93

40

11.6

2.09

9.51

55

15.95

4.61

11.34

75

23.25

8.41

15.11

90

29.7

11.06

18.64

100

34

14.43

19.57

110

39.6

18.25

21.35

135

55.35

27.25

28.10

155

71.3

35.18

36.12

170

81.6

41.03

40.57

185

96.2

47.32

48.88

200

110

57.61

52.39

220

125.4

61.27

64.13

Rugi daya pada tembaga timbul karena setiap kawat tembaga pada kumparan
medan dan kumparan jangkar memiliki nilai resistansi Ra dan Rf sehingga jika
arus DC mengalir sebesar Ia dan If maka akan meyebabkan kerugian daya pada
motor. Dan rugi rotasional dapat terjadi karena semakin meningkat daya maskan
yang dihasilkan motor maka semakin meningkatnya rugi-rugi tembaga maka rugi
rotasional juga semakin meningkat Dari data di atas dapat dibuat grafik hubungan
tegangan terhadap rugi daya yang dihasilkan motor pada saat berputar tanpa
menggunakan beban. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

39

70.00
60.00
50.00
40.00
Rugi Daya (W)

30.00

Rugi rotasional
Rugi-rugi Tembaga

20.00
10.00
0.00

Tegangan (V)

Gambar 4.2 Grafik Rugi Rotasional dan Rugi Tembaga Tehadap Tegangan

Berdasarkan Gambar 4.2, berdasarkan grafik diatas dapat dikatakan bahwa


semakin besar tegangan pada motor maka rugi-rugi yang timbul juga semakin
besar. Prinsip kerja sebuah motor adalah mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik, sebelum mendapatkan daya mekanik atau daya keluar terdapat proses
pengkoversian dan proses pengkoversian tersebut juga dipengaruhi oleh rugi
rugi yang timbul. Sedangkan rugi rotasional timbul akibat adanya rugi tembaga
pada saat motor berputar tanpa beban. Rugi putaran pada motor dianggap konstan
64.13 Watt pada saat motor berputar menggunakan beban dan rugi-rugi putaran
yang konstan ini digunakan untuk mencari daya mekanik motor.

40

4.3 Pengujian Berbeban


Pengujian motor DC shunt eksitasi sendiri dengan menggunakan beban ini
bertujuan untuk mencari karakteristik dari motor DC itu sendiri. Pada pengujian
motor DC shunt eksitasi sendiri ini beban yang digunakan adalah beban generator,
beban generator ini mampu menggubah daya mekanik menjadi daya elektrik.

Gambar 4.3 Pengujian Motor DC Shunt dengan Beban Generator

Untuk prosedur pengujian pengambilan data motor DC diberikan sumber 220 Vac
dari trainer dimasukkan ke AVR (Automatic Voltage Regulator). Setelah melalui
AVR kemudian dihubungkan ke penyearah (Rectifier) agar sumber yang
dihasilkan dari sumber ac menjadi sumber DC, dari rectifier dihubungkan ke
motor DC yang sudah dirangkai secara paralel. Motor DC yang sudah dirangkai
paralel kemudian di kople dengan generator dan generator sendiri sudah dibebani
dengan beban resitif berupa lampu pijar 0 W sampai 1200 W. Dari pengujian

41

motor DC tipe shunt eksitasi sendiri menggunakan beban didapatkan data sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Data Pengukuran pada pengujian Motor DC Shunt Berbeban
Vin (V)

Iline (A)

Ia (A)

Ish (A)

Rpm

Pout Gen (W)

220

1.54

1.2

0.34

2195

220

1.67

1.34

0.33

2187

32

220

1.85

1.52

0.33

2172

66

220

2.04

1.71

0.33

2166

103

220

2.19

1.86

0.33

2147

132

220

2.38

2.06

0.32

2131

162

220

2.59

2.27

0.32

2114

202

220

2.82

2.5

0.32

2093

237

220

2.98

2.67

0.31

2081

264

220

3.21

2.9

0.31

2065

302

220

3.45

3.15

0.3

2042

342

220

3.67

3.36

0.31

2032

375

220

3.88

3.57

0.31

2017

404

220

4.07

3.76

0.31

2004

444

Berdasarkan data hasil pengujian motor DC tipe paralel eksitasi sendiri


menggunakan beban dapat dilihat karakteristik motor DC self excited type shunt
yang berhubungan kecepatan motor (n) dengan arus jangkar (Ia) atau karakteristik
perputaran. Dimana kecepatan motor semakin berkurang ketika arus jangkar dan
beban semakin besar. Untuk membuktikan hasil dari pengujian tersebut maka nilai
dari kecepatan putar pada saat pengujian akan dibandingkan dengan nilai
kecepatan putar dari hasil regresi.
Melalui pengujian dan hasil regresi maka didapatkan nilai dari kecepatan
putar motor dengan menggunakan beban pada Tabel 4.6 berikut.

42

Tabel 4.6 Hasil Pengujian dan Regresi Kecepatan Putar


Ia (Ampere)

n pengujian (rpm)

n regresi (rpm)

1.2

2195

2197.324

1.34

2187

2186.533

1.52

2172

2171.117

1.71

2166

2158.784

1.86

2147

2146.451

2.06

2131

2131.035

2.27

2114

2114.848

2.5

2093

2097.120

2.67

2081

2084.016

2.9

2065

2066.287

3.15

2042

2047.017

3.36

2032

2030.830

3.57

2017

2014.643

3.76

2004

2000.131

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat karakteristik putaran antara hubungan antara arus
jangkar dengan kecepatan putar motor saat kondisi pengujian menggunakan beban
antara perbandingan hasil pengujian dan hasil regresi seperti Gambar 4.4 berikut.

43

2500
2000
1500
1000
500
n (rpm)

pengujian
regresi

Arus Jangkar (A)

Gambar 4.4 Grafik Karakteristik Perputaran Motor DC Shunt

Berdasarkan Gambar 4.4, dapat dilihat bagaimana karakteristik dari kecepatan


putar motor DC melalui data pengujian dan regresi. Dengan memperhatikan
kembali Tabel 4.6 dimana saat motor diberikan beban maka terjadi penurunan
pada kecepatan motor, hal ini diakibatkan karena pada saat kumparan jangkar dari
motor berputar dalam medan magnet dan memotong fluksi utama maka pada
kumparan jangkar timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang arahnya sesuai
dengan kaidah tangan kanan, dimana arahnya berlawanan dengan tegangan yang
diberikan pada jangkar atau tegangan terminal. Apabila gaya gerak listrik lawan
semakin besar maka akan mengakibatkan kecepatan putar motor semakin
menurun meskipun arus pada jangkar semakin besar. Pada karakteristik putaran
ini sebelum di modifikasi motor DC shunt ini saat kecepatan nominal arus
jangkarnya adalah 3.44 A

dan setelah di modifikasi arus jangkarnya untuk

kecepatan nominalnya adalah 3.76 A. perbedaan selisih ini dikarenakan perbedaan


lilitan pada kumparan medan tidak sama maka fluks yang dihasilkan kumparan
juga medan tidak sama.
Untuk pengujian karakteristik selanjutnya adalah karakteristik torsi yang
dihasilkan motor DC. Sebelum mencari nilai torsi maka dicari daya mekanik yang
dihasilkan oleh motor DC shunt eksitasi sendiri dengan menggunakan persamaan

44

Pmek=Pin( Rugi Tembaga+ Rugi Rotasional ) .. ( 4.4 )


Dengan menggunakan persamaan dan rugi rotasional tetap 64.13 Watt tersebut
maka didapatkan perhitungan daya mekanik motor
Tabel 4.7 Data Perhitungan Pengujian pada Motor DC Shunt Berbeban
Pout Gen (W)

Rpm

Pin (W)

Pa (W)

Psh (W)

Pmek (W)

2195

338.8

2.102

64.953

207.61

32

2187

367.4

2.622

61.189

239.46

66

2172

407

3.373

61.189

278.31

103

2166

448.8

4.269

61.189

319.21

132

2147

481.8

5.051

61.189

351.43

162

2131

523.6

6.196

57.537

395.74

202

2114

569.8

7.523

57.537

440.61

237

2093

620.4

9.125

57.537

489.61

264

2081

655.6

10.408

53.997

527.07

302

2065

706.2

12.279

53.997

575.79

342

2042

759

14.487

50.569

629.81

375

2032

807.4

16.483

53.997

672.79

404

2017

853.6

18.608

53.997

716.87

444

2004

895.4

20.641

53.997

756.63

Untuk mencari nilai torsi didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakn


persamaan berikut.
T=

(4.5)

Pmek
n ...............................................................................................
2
60

45

Melalui perhitungan dengan rumus diatas, maka didapatkan nilai dari torsi yang
diahasilkan dari motor DC tipe paralel eksitasi sendiri seperti pada tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Torsi pada Pengujian Karakteristik
Ia (A)

T perhitungan (N-m)

T regresi (N-m)

1.2

0.987

0.999

1.34

1.141

1.142

1.52

1.327

1.347

1.71

1.523

1.511

1.86

1.676

1.675

2.06

1.89

1.880

2.27

2.105

2.095

2.5

2.335

2.331

2.67

2.512

2.505

2.9

2.751

2.741

3.15

3.007

2.997

3.36

3.209

3.213

3.57

3.419

3.428

3.76

3.607

3.622

Dari Perhitungan Torsi dapat diketahui hubungan antara arus jangkar dengan torsi
dari pengujian karakteristik torsi motor DC tipe shunt eksitasi sendiri seperti pada
Gambar 4.5

46

4.5
4
3.5
3
2.5
Torsi (N-m)

Perhitungan

1.5

regresi

1
0.5
0

Arus Jangkar (A)

Gambar 4.5 Grafik Karakteristik Torsi Motor DC Shunt

Dari Gambar 4.5 apabila arus jangkar pada setiap pembebanannya naik maka torsi
pada motor DC juga mengalami kenaikan hal ini sesuai dengan karekteristik
motor DC shunt eksitasi sendiri pada umumnya dimana fluks yang dihasilkan
tetap dan arus jangkar berbanding lurus dengan torsi yang dihasilkan. Pada
karakteristik torsi ini sebelum di modifikasi motor DC shunt ini saat torsi
nominalnya 3.6 N-m arus jangkarnya adalah 3.44 A dan setelah di modifikasi
arus jangkarnya untuk torsi nominalnya adalah 3.76 A. Untuk perbedaan selisih
ini sama dengan karakteristik putaran karena perhitungan torsi dicari melalui
kecepatan motor DC shunt pada setiap pembebanannya.
Untuk Karakteristik selanjutnya adalah karakteristik mekanis pada motor DC tipe
parallel eksitasi sendiri dimana karakterisktik meknis ini hubungan antara
kecepatan putar motor DC dengan torsi yang dihasilkan motor DC pada
pembebanannya.

Untuk

data

kecepatan

pembebanannya seperti pada Tabel 4.9

motor

dan

torsi

pada

setiap

47

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kecepatan dan Perhitungan Torsi


n (Rpm)

Torsi (N-m)

2195

0.987

2187

1.141

2172

1.327

2166

1.523

2147

1.676

2131

1.89

2114

2.105

2093

2.335

2081

2.512

2065

2.751

2042

3.007

2032

3.209

2017

3.419

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat hubungan antara kecepatan putar dengan torsi motor
DC saat pengujian berbeban ini pada Gambar 4.6 berikut.
2500
2000
1500
n (rpm)

1000
500
0
0.98699999999999999

1.89

3.0070000000000001

Torsi (N-m)

48

Gambar 4.6 Grafik Karakteristik Mekanis Motor DC Shunt

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bagaimana karakteristik mekanis antara


torsi dengan kecepatan pada kondisi berbeban, dengan bertambahnya torsi maka
kecepatan akan menurun sesuai pada grafik Gambar 4.6.
Setelah mengetahui karakteristik motor DC shunt ini seperti pada ini maka
dilakukan perhitungan efisiensi pada motor tersebut guna mengetahui berapa
efisiensi motor DC shunt saat berbeban. Untuk mengetahui efisiensi motor DC
shunt ini maka digunakan perhitungan dengan persamaan 4.7
=

Pmek
100 .. . .. ( 4.6 )
Pin

Pada saat kondisi motor DC shunt dibebani generator dengan daya output 444
Watt Pmek = 756.63 Watt dan Pin = 895.4 Watt maka menurut perhitungan
efisiensi yang dihasilkan sebesar 84.5%.
Tabel 4.10 Efisiensi Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri
Pout Gen (W)

Pin (W)

Pmek (W)

Efisiensi (%)

338.8

207.61

61.28

32

367.4

239.46

65.18

66

407

278.31

68.38

103

448.8

319.21

71.13

132

481.8

351.43

72.94

162

523.6

395.74

75.58

202

569.8

440.61

77.33

237

620.4

489.61

78.92

264

655.6

527.07

80.39

302

706.2

575.79

81.53

342

759

629.81

82.98

375

807.4

672.79

83.33

404

853.6

716.87

83.98

444

895.4

756.63

84.50

49

Efisiensi rata-rata

76.25

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa motor DC shunt pada saat diberi
beban kecil maka akan menghasilkan efisiensi yang kecil pula akan tetapi pada
saat diberi beban yang besar maka efisiensi motor DC juga akan semakin naik dan
dari peneletian ini dapat dicari rata-rata efisiensi motor mencapai 76.25% .

50

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penelitian yang penulis lakukan dapat diambil
bebrapa kesimpulan sebagai berikut:
1

Saat mendesain kumparan medan stator motor DC Shunt, parameter yang


harus diperhatikan adalah dimensi utama, rangka, jangkar, kutub dan

lilitan kumparan medan.


Pengujian DC tes pada motor DC shunt eksitasi sendiri dihasilkan nilai
resistansi pada jangkar sebesar 1.46 Ohm dan resistansi pada kumparan

medan sebesar 561.88 Ohm.


Pengujian tanpa beban rugi-rugi

rotasional dan rugi rotasional yang dihasilkan sebesar 64.13 Watt.


Pengujiaan berbeban untuk karakteristik putaran grafik antara hasil

motor dc sebanding dengan rugi

pengujian dan hasil regresi mempunyai bentuk kurva yang sama begitu
5

pula pada karakteristik torsinya .


Pengujian berbeban motor DC shunt dengan nominal kecepatan putar
2000 rpm semakin besar daya keluar generator maka daya mekanik motor
juga semakin besar saat beban dihasilkan generator 444 Watt maka

dihasilkan daya mekanik motor 756.63 Watt.


Efiensi motor dc shunt saat dibebani daya 444 watt menghasilkan efiensi
sebesar 84.5% dan efisiensi rata-rata motor 76.25%.

5.2 Saran
1

Perlu adanya penambahan alat ukur agar dapat lebih mudah mendapatkan

nilai nilai parameter dalam pengujian.


Untuk menghasilkan pengujian motor yang lebih baik maka dilakukan

pengujian dengan variasi generator yang digunakan.


Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pengujian bisa dilakukan
pada beban di kondisi nyata.

51

DAFTAR PUSTAKA
Ambrosius Alexander Tino, 2012. Pengaruh Modifikasi Belitan Stator Motor
Induksi 1 Fasa Rotor Sangkar Menjadi Motor Induksi 3 Fasa Terhadap
Perubahan Daya Keluaran. Jurnal ELTEK, Vol 10 No 02, ISSN. Kupang :
Politeknik Negeri Kupang.
Arifin Y dan Amir A, 2010. Pemodelan dan Pengendalian Motor DC
Menggunakan Simulasi Matlab. Palu : Universitas Tadulako.
Firdaus, 2011. Analsis Hubungan Peningkatan Beban Pada Tiga Jenis Motor
Iinduksi Satu Fasa Terhadap Nilai Total Harmonic Distortion Arus dan
Tegangan. Pekanbaru : Universitas Riau.
Chapman S.J, 2005. Electric Machinery Fundamentals. Australia : BAE Systems
Australia
Mardika N, 2008. Analisa Karakeristik Putaran Torsi Arus Searah Penguatan
Shunt Berkutub Bantu. Medan : Universitas Sumatra Utara.
Pericles E, 1990. Motors, Generators, Tranformers, and Energy. New York :
Queensborough Community College of the City University of New York.
Sawhney A. K, 1990. A Course in Electrical Machine Design. New Delhi :
Dhanfat Rai & Sons.
Sembiring I, 2007. Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat dan Auto
Transformator untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri. Medan :
Universitas Sumatera Utara.

52

Pasaribu T.M, 2011. Perbandingan Kecepatan Motor DC Shunt Pada


Laboratorium Konversi Energi Listrik Dengan Simulink Matlab. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Sitinjak R. E, 2008. Perbandingan Pengereman Motor Dc Penguatan Seri
Dengan Metode Dinamik dan Plugging. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Susila A, 2004. Perancangan Motor Induksi Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar
(Sqirrel Cage). Semarang : Universitas Diponegoro.
Universitas Jember. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember : Jember
University Press.

53

LAMPIRAN
1

Pengujian DC Test

Dengan menggunkan rumus:

R=

V
I

Pada Kumparan Jangkar


1 Saat V= 1.5 Volt, I= 1.14 Ampere
V 1.5
R= =
=1.3
I 1.14
2 Saat V= 1.7 Volt, I= 1.1 Ampere
V 1.7
R= =
=1.5
I 1.1
3 Saat V= 1.9 Volt, I= 1.3 Ampere
V 1.9
R= =
=1.5
I 1.3
4 Saat V= 2.1 Volt, I= 1.33 Ampere
V 2.1
R= =
=1.6
I 1.33
5 Saat V= 2.3 Volt, I= 1.5 Ampere
V 2.3
R= =
=1.5
I 1.5
6 Saat V= 2.5 Volt, I= 1.9 Ampere
V 2.5
R= =
=1.3
I 1.9
Dari perhitungan resistansi kumparan jangkar diperoleh rata-ratanya
Rtotal 1.3+1.5+1.5+ 1.6+1.5+1.3
Ratarata=
=
=1.46
n
6
Pada Kumparan Medan
1 Saat V= 20 Volt, I= 0.0357 Ampere
V
20
R= =
=560.22
I 0.0357
2 Saat V= 22 Volt, I= 0.0393 Ampere
V
22
R= =
=559.8
I 0.0393
3

Saat V= 24 Volt, I= 0.0428 Ampere

54

R=

V
24
=
=560.75
I 0.0428
4

Saat V= 26 Volt, I= 0.0461 Ampere


V
26
R= =
=563.66
I 0.0461
5

Saat V= 28 Volt, I= 0.0495 Ampere


V
28
R= =
=565.66
I 0.0495
6

Saat V= 29.5 Volt, I= 0.0526 Ampere


V
29.5
R= =
=560.84
I 0.0526
Dari perhitungan resistansi kumparan medan diperoleh rata-ratanya
Rtotal 560.22+559.8+560.75+563.99+565.66+560.84
Ratarata=
=
=561.88
n
6

Pengujian Tanpa Beban

Dengan menggunuakan rumus :


SPloss=Pin( ( Ia2 xRa ) + ( Ish 2 xRsh ) )

1 Untuk Vin= 10 volt, Il= 0.51 A, Ia= 0.52 A, Ish= 0.01 A maka diperoleh
Sploss=( 10 0,51 )( ( 0.522 x 1.46 ) + ( 0.012 x 561.88 ))
5.1( 0.395+0.06 )=4.65Watt
2 Untuk Vin= 20 volt, Il= 0.38 A, Ia= 0.34 A, Ish= 0.03 A maka diperoleh
Sploss=( 20 0.38 ) ( ( 0.342 x 1.46 ) + ( 0.032 x 561.88 ) )
7.6( 0.169+ 0.51 )=6.93 Watt
3 Untuk Vin= 40 volt, Il= 0.29 A, Ia= 0.22 A, Ish= 0.06 A maka diperoleh
Sploss=( 40 0.29 )(( 0.222 x 1.46 ) + ( 0.06 2 x 561.88 ))
11.6( 0.071+2.02 )=9.51 Watt
4 Untuk Vin= 55 volt, Il= 0.29 A, Ia= 0.2 A, Ish= 0.09 A maka diperoleh
Sploss=( 55 0.29 ) ( ( 0.22 x 1.46 )+ ( 0.092 x 561.88 ) )
15.95( 0.058+ 4.55 )=11.34 Watt

55

5 Untuk Vin= 75 volt, Il= 0.31 A, Ia= 0.19 A, Ish= 0.12 A maka diperoleh
2
2
Sploss=( 75 0.31 )( ( 0.19 x 1.46 )+ ( 0.12 x 561.88 ) )
23.25( 0.053+ 8.09 )=15.11 Watt
6 Untuk Vin= 90 volt, Il= 0.33 A, Ia= 0.18 A, Ish= 0.14 A maka diperoleh
Sploss=( 90 0.33 )( ( 0.182 x 1.46 ) + ( 0.14 2 x 561.88 ) )
29.7 ( 0.047+11.01 )=18.64 Watt
7 Untuk Vin= 100 volt, Il= 0.34 A, Ia= 0.18 A, Ish= 0.16 A maka diperoleh
Sploss=( 100 0.34 )( ( 0.182 x 1.46 ) + ( 0.162 x 561.88 ) )
34( 0.047+14.38 ) =19.57Watt
8 Untuk Vin= 110 volt, Il= 0.36 A, Ia= 0.18 A, Ish= 0.18 A maka diperoleh
2
2
Sploss=( 110 0.36 )( ( 0.18 x 1.46 ) + ( 0.18 x 561.88 ) )
39.6 ( 0.047+18.2 )=21.35 Watt
9 Untuk Vin= 135 volt, Il= 0.41 A, Ia= 0.19 A, Ish= 0.22 A maka diperoleh
Sploss=( 135 0.41 )( ( 0.192 x 1.46 ) + ( 0.222 x 561.88 ) )
55.35( 0.053+27.19 )=28.1Watt
10 Untuk Vin= 155 volt, Il= 0.46 A, Ia= 0.2 A, Ish= 0.25 A maka diperoleh
Sploss=( 155 0.46 )( ( 0.22 x 1.46 ) + ( 0.252 x 561.88 ) )
71.3( 0.058+ 035.12 )=36.12Watt
11 Untuk Vin= 170 volt, Il= 0.48 A, Ia= 0.21 A, Ish= 0.27 A maka diperoleh
2
2
Sploss=( 170 0.48 ) ( ( 0.21 x 1.46 )+ ( 0.27 x 561.88 ) )
81.6 ( 0.064+ 40.96 )=40.57 Watt
12 Untuk Vin= 185 volt, Il= 0.52 A, Ia= 0.22 A, Ish= 0.29 A maka diperoleh
Sploss=( 185 0.52 )( ( 0.222 x 1.46 ) + ( 0.292 x 561.88 ) )
96.2( 0.071+ 47.25 )=48.88Watt
13 Untuk Vin= 200 volt, Il= 0.55 A, Ia= 0.23 A, Ish= 0.32 A maka diperoleh
Sploss=( 200 0.55 ) ( ( 0.232 x 1.46 ) + ( 0.322 x 561.88 ) )
110( 0.077+57.54 )=52.39 Watt
14 Untuk Vin= 220 volt, Il= 0.57 A, Ia= 0.24 A, Ish= 0.33 A maka diperoleh
Sploss=( 220 0.57 )( ( 0.242 x 1.46 ) + ( 0.332 x 561.88 ) )

56

125.4( 0.084+61.19 ) =64.13Watt


3

Pengujian Berbeban
Ia

( 2 Ra)+ ( Ish 2 Rsh ) +SPloss

Pmek=Vin Il
1

Saat Pout Generator = 0 Watt


1.2

( 2 1.46)+ ( 0.34 2 561.88 ) + 64.13

Pmek=220 1.54
Pmek=338.8(2.102+ 64.953+ 64.13)

Pmek=207.61Watt
2

Saat Pout Generator = 32 Watt


1.34

( 2 1.46)+ ( 0.332 561.88 ) +64.13

Pmek=220 1.67
Pmek=367.4(2.622+61.189+64.13)

Pmek=239.46Watt
3

Saat Pout Generator = 66 Watt


1.52

( 2 1.46)+ ( 0.332 561.88 ) +64.13

Pmek=220 1.85
Pmek=407(3.373+61.189+ 64.13)

Pmek=278.31Watt
4

Saat Pout Generator = 103 Watt


1.71

( 2 1.46)+ ( 0.332 561.88 ) +64.13

Pmek=220 2.04

57

Pmek=448.8( 4.269+ 61.189+64.13)


Pmek=319.21Watt

Saat Pout Generator = 132 Watt


1.86

(
( 2 1.46)+ 0.332 561.88 ) +64.13

Pmek=220 2.19
Pmek=481.8(5.051+61.189+64.13)
Pmek=351.43Watt

Saat Pout Generator = 162 Watt


2.06

(
( 2 1.46)+ 0.322 561.88 ) +64.13

Pmek=220 2.38
Pmek=523.6(6.196+57.537+64.13)
Pmek=395.74 Watt

Saat Pout Generator = 202 Watt


2.27

(
( 2 1.46)+ 0.322 561.88 ) +64.13

Pmek=220 2.59
Pmek=569.8(7.523+ 57.537+64.13)
Pmek=440.61Watt

Saat Pout Generator = 237 Watt


2.5

(
( 2 1.46)+ 0.322 561.88 ) +64.13

Pmek=220 2.82
Pmek=620.4(9.125+57.537+ 64.13)
Pmek=489.61Watt

Saat Pout Generator = 264 Watt

58

2.67

( 2 1.46)+ ( 0.312 561.88 ) +64.13

Pmek=220 2.98
Pmek=655.6(10.408+53.997+64.13)
Pmek=527.07Watt

10 Saat Pout Generator = 302 Watt


2.9

( 2 1.46)+ ( 0.312 561.88 ) +64.13

Pmek=220 3.21
Pmek=706.2(12.279+53.997+ 64.13)
Pmek=575.79Watt

11 Saat Pout Generator = 342 Watt


3.15

( 2 1.46)+ ( 0.32 561.88 ) +64.13

Pmek=220 3.45
Pmek=759(14.487+50.569+64.13)
Pmek=629.81Watt

12 Saat Pout Generator = 375 Watt


3.36

(
( 2 1.46)+ 0.312 561.88 ) +64.13

Pmek=220 3.67
Pmek=807.4(16.483+53.997+64.13)
Pmek=672.79Watt

13 Saat Pout Generator = 404 Watt

59

3.57

( 2 1.46)+ ( 0.312 561.88 ) +64.13

Pmek=220 3.88
Pmek=853.6(18.608+53.997+64.13)
Pmek=716.87Watt

14 Saat Pout Generator = 444 Watt


3.76

( 2 1.46)+ ( 0.312 561.88 ) +64.13

Pmek=220 3.88
Pmek=853.6(20.641+53.997+64.13)
Pmek=756.63Watt

T=

Pmek
n
2
60

Saat Pmek = 207.61 Watt, n = 2195 rpm


207.61
T=
2195
2 x 3.14
60
T =0.987 Nm
2

Saat Pmek = 239.46 Watt, n = 2187 rpm


239.46
T=
2187
2 x 3.14
60
T =1.141 N m

Saat Pmek = 278.31 Watt, n = 2172 rpm


278.31
T=
2172
2 x 3.14
60
T =1.327 Nm
4

Saat Pmek = 319.21 Watt, n = 2166 rpm

60

T=

319.21
2166
2 x 3.14
60

T =1.523 N m
5

Saat Pmek = 351.43 Watt, n = 2147 rpm


351.43
T=
2147
2 x 3.14
60
T =1.676 Nm

Saat Pmek = 395.74 Watt, n = 2131 rpm


395.74
T=
2131
2 x 3.14
60
T =1.89 N m
7

Saat Pmek = 440.61 Watt, n = 2114 rpm


440.61
T=
2114
2 x 3.14
60
T =2.105 N m

Saat Pmek = 489.61 Watt, n = 2093 rpm


489.61
T=
2093
2 x 3.14
60
T =2.335 N m
9

Saat Pmek = 527.07 Watt, n = 2081 rpm


527.07
T=
2081
2 x 3.14
60
T =2.512 N m

10 Saat Pmek = 575.79 Watt, n = 2065 rpm


575.79
T=
2065
2 x 3.14
60
T =2.751 N m
11 Saat Pmek = 629.81 Watt, n = 2042 rpm

61

T=

629.81
2042
2 x 3.14
60

T =3.007 Nm
12 Saat Pmek = 672.79 Watt, n = 2032 rpm
672.79
T=
2032
2 x 3.14
60
T =3.2 N m

13 Saat Pmek = 716.87 Watt, n = 2017 rpm


716.87
T=
2017
2 x 3.14
60
T =3.419 N m
14 Saat Pmek = 756.63 Watt, n = 2003 rpm
756.63
T=
2003
2 x 3.14
60
T =3.607 Nm

Efisiensi

Pmek
100
Pin

Saat Pout Generator 0 Watt


207.61
=
100
338.8
= 61.28 %
2

Saat Pout Generator 32 Watt


239.46
=
100
367.4
= 65.18 %

Saat Pout Generator 32 Watt


278.31
=
100
407

62

= 68.38 %
4

Saat Pout Generator 103 Watt


319.21
=
100
448.8
= 71.13%

Saat Pout Generator 132 Watt


351.43
=
100
481.8
= 72.94 %
6

Saat Pout Generator 162 Watt


395.74
=
100
523.6
= 75.58%

Saat Pout Generator 202 Watt


440.61
=
100
569.8
= 77.33 %
8

Saat Pout Generator 237 Watt


489.61
=
100
620.4
= 78.92 %

Saat Pout Generator 264 Watt


527.07
=
100
655.6
= 80.39 %
10 Saat Pout Generator 302 Watt
575.79
=
100
706.2
= 81.53 %

11 Saat Pout Generator 342 Watt


629.81
=
100
759
= 82.98 %

63

12 Saat Pout Generator 375 Watt


672.79
=
100
807.4
= 83.33 %
13 Saat Pout Generator 404 Watt
716.87
=
100
853.6
= 83.98%

14 Saat Pout Generator 444 Watt


756.63
=
100
853.6
= 84.5 %
Dari perhitungan efisiensi tersebut maka didapatkan efisiensi rata-ratanya
efisiensi total 1067.45
Efisiensi Ratarata=
=
=76.25
n
14

Anda mungkin juga menyukai