SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Teknik
PERSEMBAHAN
1.
Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT syukur Alhamdulillah selalau terucap
yang telah memberikan Rahmat, Hidayahnya, serta petunjuk sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
2.
Salam dan anugerah selalu tercurahkan junjungan nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW.
3.
Ibu dan Bapakku tercinta, Jumrodah dan Mispan Wijaya, yang telah
memberikan segenap perhatian, doa dan restu. Bapak dan Ibu saya takkan
melupakan semuanya apa yang telah engkau berikan sejak saya dilahirkan sampai
saya tumbuh dewasa, saya hanya bisa me
Adikku Maulina Septa Dwi Anggraini yang telah memberikan doa, kasih
sayang dan pengorbanan yang sangat besar.
5.
Bapak Andi Setiawan, ST.MT terima kasih atas kesabaran dan saran yang
diberikan serta bersedia menjadi pendamping dan membimbing dengan segenap
hati dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.
6.
Bapak Dr. Azmi Saleh, ST.MT terima kasih atas kesabaran dan saran yang
diberikan serta bersedia menjadi pendamping dan membimbing dengan segenap
hati dalam mengerjakan skripsi ini sampai selesai.
7.
8.
MOTO
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun dan Ia mengkaruniakan kepada kamu pendengaran
dan penglihatan serta hati (akal fikiran) supaya kamu bersyukur.
(Q.S An-Nahl [16] : 11)
Dunia ini hanya terdiri atas tiga hari: Kemarin, ia telah pergi bersama dengan
semua yang menyertainya. Besok, engkau mungkin tak akan pernah menemuinya.
Hari ini, itulah yang kau punya, jadi beramallah di sana.
(Hasan al Bashri)
Semua gunung berada disatu tempat untuk satu alasan, bukan untuk menghalangi
perjalanan anda
(Andi Duro Setiawan)
PERNYATAAN
: 0919102011086
SKRIPSI
Oleh
Rifky Eka Prastya
NIM 091910201086
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama
PENGESAHAN
Skripsi berjudul Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan
Sendiri 750W Telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Teknik Universitas Jember
pada:
Hari,tanggal
Tim Penguji,
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Mengesahkan,
Dekan,
Penulis
Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan Sendiri 750W
10
11
Design and Analysis of Self Excited Direct Current Motor Shunt Type 750W
Rifky Eka Prastya
Major of Electrical Engineering , Jember University
ABSTRACT
DC motor is one kind of electric motor which is quite expensive because of the
design quite complicated. There are some type of DC motor, which each of the
type has its own advantages and disadvantages. In this study a DC motor will be
designed in order to have two kinds of field coils can be operated in accordance
with the requirements without having to incur additional costs. The test will be
done using dc test system without load and loaded. From the tests it can
generated dc anchor resistance at 1.42 Ohm and shunt field resistance at 561.88
Ohm field. In the test without load, the greater current in the motor will make the
losses rise bigger. The characteristics of rounds n(Ia), if the current of anchor
becom greater, the rotational speed will be smaller, so the characteristic will have
hyperbolic shape. The torque characteristic T(Ia), the greater torque (T) will
makes the characteristics become more straight shape. The mechanical
characteristics T(n), if the Torque (T) become greater, the rotational speed (n) will
decreased. Shunt dc motor generated by mechanical power will resulted at 756 W
and the result of efficiency reached 76.24 % .
Keyword: Characteristics, Dc shunt motor, Electrical machines, Field coil.
12
RINGKASAN
Desain Dan Analisis Motor Arus Searah Shunt Penguatan Sendiri 750W,
Rifky Eka Prastya, 091910201086, 2014, 55 halaman.
Pada zaman industri modern saat ini , kebutuhan terhadap alat produksi
yang tepat guna sangat diperlukan karena dapat meningkatkan efisiensi biaya dan
waktu. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga menggunakan tenaga listrik
sebagai energi penggerak utamanya. Penggunaan motor dc ini banyak digunakan
di berbagai aplikasi misalnya pada industri rumahan yang sumber listriknya
adalah sumber DC.
Motor DC juga banyak banyak sekali digunakan dari pada motor AC. Motor
DC sering digunakan karena mempunyai kelebihan diantaranya mudah untuk
memahaami perencanaanya karena desain motor DC yang bersikat sederhana,
sistem kontrolnya relatif lebih murah dan sederhana, cocok untuk aplikasi motor
servo karena respon dinamiknya yang baik, untuk aplikasi berdaya rendah motor
DC lebih murah dari motor AC. Motor DC juga tersedia berbagai banyak ukuran,
namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan
berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang. Ada bebrapa tipe
motor DC yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam
penelitian ini dirancang motor DC yang dalam satu rangka memiliki dua macam
kumparan medan sehungga bisa dioperasikan sesuai dengan keperluan tanpa harus
mengeluarkan biaya tambahan yang lain.
Motor yang didesain kali ini adalah motor dc self excited type shunt 750
Watt, desain meliputi perencanaan pada bagian stator motor yaitu pada kumparan
medannya. Setelah dilakukan perencanaan maka dilakukan pengujian untuk
mengetahui unjuk kerja dari motor dc shunt tersebut. Pengujian sistem dilakukan
dengan dc tes, tanpa beban dan berbeban. Pengujian dc tes dihasilkan nilai
resistansi jangkar sebesar 1.42 Ohm dan resistansi medan sebesar 561.88 Ohm.
Pengujian tanpa beban, semakin besar arus pada motor rugi-rugi yang timbul juga
semakin besar. Karakteristik putaran n(Ia), apabila arus jangkar semakin besar
maka kecepatan putar yang dihasilkan semakin kecil. Karakteristik torsi T(Ia),
13
semakin besar maka torsi (T) yang dihasilkan motor juga semakin besar sehingga
bentuk karakteristik menjadi lurus. Karakteristik mekanik T(n), apabila Torsi (T)
semakin besar maka kecepatan putar (n) akan menurun. Motor dc shunt yang
dihasilkan daya mekanik sebesar 756 W dan efisiensi yang dihasilkan mencapai
76.24 %
DAFTAR ISI
14
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
PERSEMBAHAN..............................................................................................ii
MOTO............................................................................................................ iii
PERNYATAAN.............................................................................................iv
PENGESAHAN................................................................................................vi
PRAKATA........................................................................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................ix
ABSTRACT.........................................................................................................x
RINGKASAN....................................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................
1.4 Manfaat...........................................................................................
1.5 Batasan Masalah............................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
2.1 Prinsip Kerja Motor DC...............................................................
2.2 Gaya Gerak Listrik pada Motor DC...........................................
2.3 Kontruksi Motor DC.....................................................................
2.4 Bagian - Bagian Stator..................................................................
2.4.1 Rangka...................................................................................
2.4.2 Kutub Utama..........................................................................
2.4.3 Kutub Antara..........................................................................
2.4.4 Kumparan Medan................................................................
2.4.5 Celah Udara.........................................................................
2.4.6 Bantalan...............................................................................
2.4.7 Sikat Arang..........................................................................
15
16
17
DAFTAR TABEL
H
alaman
Tabel 4.1 Pengujian DC Test pada Kumparan Jangkar .....................................
Tabel 4.2 Pengujian DC Test pada Kumparan Medan.......................................33
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Pengujian Motor DC Shunt Tanpa Beban............35
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rugi-rugi pada Motor DC Shunt Tanpa Beban....36
Tabel 4.5 Data Pengukuran pada pengujian Motor DC Shunt Berbeban...........39
Tabel 4.6 Hasil Pengujian dan Regresi Kecepatan Putar ..................................40
Tabel 4.7 Data Perhitungan Pengujian pada Motor DC Shunt Berbeban..........42
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Torsi pada Pengujian Karakteristik .....................43
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kecepatan dan Perhitungan Torsi............................45
Tabel 4.10 Efisiensi Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri......................................46
18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Prinsip Perputaran Motor DC..........................................................4
Gambar 2.2 Kaidah Tangan Kiri Fleming............................................................5
Gambar 2.3 Kontruksi Motor DC......................................................................7
Gambar 2.4 Motor DC (a) Stator (b) Rotor......................................................7
Gambar 2.5 Rangka Motor..................................................................................8
Gambar 2.6 Sepatu Kutub....................................................................................9
Gambar 2.7 Peletakan Kumparan Medan pada Kutub Utama...........................10
Gambar 2.8 Bantalan dan Kipas........................................................................11
Gambar 2.9 Sikat dan pemegangnya.................................................................11
Gambar 2.10 Tutup Motor.................................................................................12
Gambar 2.11 Inti jangkar dan poros..................................................................
Gambar 2.12 Jenis kumparan Jangkar...............................................................
Gambar 2.13 Letak dan penampang komutator.................................................
Gambar 2.14 Rangkaian Ekivalen Motor DC Shunt Eksitasi
Sendiri...........................................................................................
Gambar 2.15 Grafik Karakteristik Putaran pada Motor DC..............................
Gambar 2.16 Grafik Karakteristik Torsi pada Motor DC..................................
Gambar 2.17 Grafik Karakteristik Mekanis pada Motor DC............................
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengujian ...............................................................
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian.................................................................
Gambar 3.3 Dimensi Motor DC........................................................................
Gambar 3.4 Rangka Motor DC..........................................................................
Gambar 3.5 Pengukuran Kutub dan Kumparan Medan.....................................
Gambar 3.6 Kutub Medan ................................................................................
Gambar 3.7 Kumparan Medan Shunt ...............................................................
Gambar 3.8 Generator Sinkron .........................................................................
Gambar 3.9 Tachometer Analog........................................................................
Gambar 4.1 Pengujian Motor DC Shunt Tanpa Beban .....................................
19
20
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penggunaan motor listrik telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan
pada saat sekarang ini. Hampir di setiap sektor kehidupan motor listrik digunakan
manusia (Firdaus, 2008). Salah satu jenis motor listrik adalah motor DC, namun
penggunaan tersebut tergantung pada jenis motor DC yang digunakan. Tiap jenis
motor DC mempunyai aplikasi tersendiri yang tentunya tidak efektif jika
menggunakan motor jenis lain untuk keperluan yang sama.
Motor DC juga banyak banyak sekali digunakan dari pada motor AC.
Motor DC sering digunakan karena mempunyai kelebihan diantaranya mudah
untuk memahaami perencanaanya karena desain motor DC yang bersikat
sederhana, sistem kontrolnya relatif lebih murah dan sederhana, cocok untuk
aplikasi motor servo karena respon dinamiknya yang baik, untuk aplikasi berdaya
rendah motor DC lebih murah dari motor arus bolak balik AC. Motor DC juga
tersedia berbagai banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah
hingga sedang.
Motor listrik sangat sering digunakan di industri seperti mesin bubut,
pembentuk, dan spinning, serta untuk keperluan suatu proyek pengembangan
penelitian di berbagai universitas. Ada bebrapa tipe motor DC yang masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penelitian ini dirancang motor
DC yang dalam satu rangka memiliki dua macam kumparan medan sehungga bisa
dioperasikan sesuai dengan keperluan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan
yang lain. Penelitian penelitian ini akan dibuat atau desain sebuah motor DC
shunt eksitasi sendiri.
Perancangan motor DC adalah usaha untuk dapat merancang motor DC
yang mempunyai unjuk kerja yang baik bukan hanya itu dalam industri mesin
listrik, suatu produk tidak hanya mempunyai unjuk kerja yang baik, akan tetapi
produk tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk mendapatkan suatu
motor DC yang mempunyai efisiensi tinggi diperlukan suatu perancangan.
Akan tetapi sampai saat ini banyak perguruan tinggi masih membeli motor
DC untuk keperluan di laboratorium maupun keperluan suatu proyek penelitian
dan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, pada penelitian dan penulisan
tugas akhir ini akan didesain sebuah motor DC shunt eksitasi sendiri dan juga
akan dianalisis besaran besaran yang dihasilkan motor DC tersebut sehingga
nanti hasilnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan laboratorium fakultas teknik
universitas jember khususnya jurusan teknik elektro.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi rumusan masalah
diantaranya:
1. Bagaimana mendesain kumparan medan stator motor DC shunt eksitasi
sendiri dengan memanfaatkan rangka motor DC yang sudah tidak
berfungsi.
2. Bagaimana menguji hasil desain motor DC shunt eksitasi sendiri
menggunakan beban dan tidak menggunakan beban.
3. Bagaimana menganalisis rugi daya, karakteristik dan motor DC shunt
eksitasi sendiri sesuai dengan data sheet pada rangka motor yang
digunakan yakni motor dengan kecepatan putar 2000 rpm.
1.3
Tujuan
Penelitian yang diusulkan dalam proposal ini memiliki beberapa tujuan
diantaranya:
1. Mendesain motor DC shunt eksitasi sendiri dan menguji desain motor DC
shunt eksitasi sendiri dengan menggunakan beban dan tidak menggunakan
beban.
2. Mengimplementasikan desain motor DC shunt eksitasi sendiri pada
kehidupan sehari-hari dan menguji unjuk kerja peralatan yang dibuat dan
membandingkan dengan teori.
1.4 Manfaat
Penelitian yang diusulkan dalam proposal ini memiliki beberapa manfaat
diantaranya:
1. Tidak perlu pembelian motor DC lagi apabila motor DC mengalami
kerusakan.
2. Memperkenalkan motor DC shunt eksitasi sendiri pada produksi dalam
industry rumah tangga dengan biaya murah.
1.5
Batasan Masalah
Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka pembahasan pada
2.
Desain meliputi kumparan medan dan desain fisik dari stator motor DC
shunt eksitasi sendiri.
3.
4.
ini.
..........................................
(2.1)
Keterangan :
F
(N-m)
...................................................................................
(2.2)
Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar dari pada torsi beban maka
motor akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan:
T =K . . I a
............................................................................................
(2.3)
Keterangan :
= torsi (N-m)
fluksi utama. Sesuai dengan hukum faraday, akibat gerakan konduktor di dalam
suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi
yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan
tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut
disebut GGL lawan. Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan
persamaan berikut:
Eb =K . n .
(Volt)
.......................................
(2.5)
Keterangan :
2.3
Konstruksi Motor DC
Motor DC terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang diam (stator)
dan bagian yang berputar (rotor). Seonstruksi motor DC adalah seperti gambar
berikut :
(a)
(b)
(a) Stator (b) Rotor
Gambar 2.4 Motor DC (Tonny, 2011)
4
1
2
a
Kutub Utama
Kutub utama pada suatu mesin DC (motor DC) terdiri atas
Inti Kutub
Inti kutub ini terbuat dari laminasi baja yang terisolasi satu sama lain
Sepatu Kutub
Sepatu kutub yang terletak berdekatan celah udara, berfungsi untuk
memperlebar fluks magnet agar terdistribusi merata meliputi daerah yang luas di
celah udara dan permukaan inti jangkar.
Kutub Antara
Dengan bentuk yang lebih kecil dari kutub utama, serta jumlah kutub yang
sama atau setengah dari kutub utama. Berfungsi untuk membangkitkan fluks
magnet di daerah jangkar diantara medan utama agar tidak terdistorsi, distorsi
dapat menyebabkan ripple gelombang dan berakibat loncatan api di sikat arang.
4
Kumparan Medan
Kumparan medan yang dikenal juga dengan kumparan penguat yang
berfungsi untuk menghasilkan fluks magnet, diletakkan pada inti kutub. Adapun
kumparan medan ini akan disuplai dengan sumber tegangan searah (DC). Ada
10
beberapa jenis cara untuk meletakkan kumparan medan dan bagiandari kumparan
medan ini, yang diantaranya
a
Kumparan Shunt
Jumlah lilitan yang banyak, dengan kawat berdiameter kecil menyebabkan
Kumparan Seri
Jumlah lilitan sedikit, namun kawat diameternya besar sehingga mampu
dilalui arus cukup besar. Sementara tahanannya kecil sehingga rugi tegangannya
kecil.
c
mengalir cukup besar, dengan penampang yang kawat besar dan jumlah lilitan
sedikit.
d
Kumparan Kompensasi
Biasanya dijumpai pada mesin berkapasitas besar, untuk mengantisipasi
distorsi medan utama dan membantu penyebaran fluks secara merata selama
terbebani. Adapun kumparan kompensasi ini diletakkan pada sepatu kutub.
Gambar 2.7 Peletakan Kumparan Medan pada Kutub Utama (Tonny, 2011)
Celah Udara
Celah udara berperan sebagai pemisah antara kumparan jangkar dengan
kumparan medan yang memberikan ruang untuk kumparan jangkar berputar, serta
sebagai tempat mengalirkan fluks yang dihasilkan oleh kutub - kutub medan.
11
Bantalan
Bantalan daripada suatu mesin DC dapat dibedakan menjadi : mesin
terbuka, setengah terbuka, tahan percikan api, dan tertutup dengan pendingin zat
cair atau gas. Sedangkan bearing (bantalan) adalah merupakan tempat
bertumpunya rotor sehingga dapat berputar. Terpasang di ujung rotor, dikenal
dengan AS (After Shaft) dan BS (Before Shaft).
Sikat arang
Sikat ini ditempatkan diatas komutator dengan pegas yang memberikan
8
a
12
5
1
Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar terbuat dari kawat penghantar, sebagai tempat
dibangkitkannya GGL induksi. Jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada
tiga macam yaitu:
a Kumparan jerat (lap winding)
Pada lap winding ujung kumparan yang satu terhadap ujung yang lain
menempati segmen komutasi berdekatan. Lap winding biasanya terdapat masalah
13
Komutator
Komutator terdiri dari sejumlah segmen tembaga yang berbentuk
lempengan yang dirakit ke dalam silinder yang terpasang pada poros. Dimana
tiap-tiap lempengan atau segmen komutator terisolasi dengan baik antara satu
sama lainnya. Isolasi pada komutator adalah mika. Komutator ini berfungsi untuk
merubah arus bolak balik pada kumparan jangkar menjadi DC.
14
Gambar 2.14 Rangkaian ekivalen motor shunt eksitasi sendiri (Ija, 2011)
V t =Ea + I a . Ra
(2.7)
I sh =
Vt
R sh
(2.8)
I L I a + I sh
....................................................................................
.............................................................................................
...........................................................................................
(2.9)
Keterangan :
Vt
Ea
15
2.7
Ia
IL
Ra
Ish
Rsh
daya keluaran berupa energi mekanis. Akan tetapi, tidak seluruh daya masukan ke
motor diubah menjadi daya keluaran yang berguna, selalu ada energi yang hilang
selama proses pengkonversian energi tersebut. Energi yang hilang tersebut ada
yang dikonversikan menjadi panas dan ada yang diserap oleh mesin untuk
mengatasi gesekan karena adanya bagian yang berputar di dalam mesin. Rugi-rugi
daya dalam bentuk panas ini jika nilainya terlalu besar akan dapat menyebabkan
kenaikan temperatur motor yang dapat merusak isolasi dan mempercepat
berkurangnya umur ekonomis motor sehingga membatasi daya keluaran motor.
Dengan demikian selalu ada selisih antara daya masukan dan daya
keluaran motor. Ini merupakan rugi-rugi daya yang terjadi di dalam motor. Dalam
persamaan dinyatakan dengan :
Rugi-Rugi = Daya Masukan Daya Keluaran ................................ (2.10)
Akhirnya, rugi-rugi di dalam motor DC didefinisikan sebagai selisih daya
antara daya masukan yang diterima motor dengan daya keluaran yang dapat
dihasilkannya dimana selisih daya tersebut berubah menjadi bentuk energi yang
lain yang tidak dapat digunakan bahkan dapat merugikan bagi motor itu sendiri.
Sebagian tenaga listrik ( input ) motor DC hilang atau berubah menjadi
panas. Dalam hal ini akan menimbulkan panas yang berlebihan yang berakibat
rusaknya isolasi. Hal tersebut terjadi pada setiap mesin DC, baik itu generator DC
maupun motor DC dan mesin ac. Kerugian kerugian itu antara lain disebabkan
oleh reaksi jangkar, arus liar, gesekkan, arus yang mengalir pada belitan, rheostat
dan sebagainya.
16
2.7.1
Rugi-Rugi Tembaga
Rugi-rugi tembaga adalah rugi-rugi daya yang terjadi di dalam kumparan
medan dan kumparan jangkar motor. Karena kawat tembaga kedua kumparan
tersebut memiliki nilai resistansi Rf dan Ra, maka jika mengalir arus DC sebesar
If dan Ia akan menyebabkan kerugian daya yang dihitung dengan persamaan :
Pa=I a2 . R a
.........................................................................................
Pf =I f 2 . R f
..........................................................................................
(2.11)
(2.12)
Keterangan :
Pa
Pf
Ia
= arus jangkar
If
= arus medan
Ra
= resistansi jangkar
Rf
= resistansi medan
17
karena pendistorsian fluks magnetik oleh arus beban dan rugi-rugi hubung singkat
komutasi.
Rugi Rotasional=PinRugi Tembaga ......................................... (2.13)
= Daya Mekanik
= Daya Input Motor
( )=
Daya Keluar
100
Daya Masuk
...............................................................
(2.15)
atau pada motor :
( )=
Pmek
100
Pin
........................................................................ (2.16)
18
V Ia . Ra
C .
.........................................................................................
. (2.17)
Persamaan torsi
T =k . . I a
..........................................................................................
Pmek
n
2
60
.......................................................................................
(2.18)
T=
(2.19)
Keterangan :
: Torsi (N-m)
Ia
Ra
: Resistansi jangkar ()
: Konstanta
: Fluks (Webber)
: Kecepatan Putar
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diperoleh karakteristikkarakteristik karakteristik yang penting pada motor DC. Karakteristik tersebut
antara lain
a
Karakteristik Putaran
19
Karakteristik Torsi
Berdasarkan persamaan T =
k . . I a
medan akan konstan. Dengan demikian torsi pada motor dengan penguat sendiri
hanya tergantung pada arus jangkar atau perubahan torsi berbanding lurus dengan
arus jangkar.
20
Karakteristik Mekanis
Dengan merujuk pada persamaan T =
k . . I a
yang mengakibatkan kenaikkan Torsi adalah naiknya arus jangkar (la), dan akibat
naiknya arus jangkar maka berdasarkan persamaan kecepatan (Rpm), kecepatan
akan turun dengan asumsi konstan.
21
22
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Konversi Energi Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jl. Slamet Riyadi No. 62
Patrang, Jember 68111 setelah pelaksanaan seminar proposal.
3.2
berikut:
3.2.1
a
b
c
d
e
f
Multimeter
Tachometer
Power Analizer
Mesin Bor
AVR
Penyearah
3.2.2
a
b
c
d
e
f
g
h
i
Alat
Bahan
Motor DC
Kawat tembaga
Isolasi
Jumper
Akrelik
Mur dan baut
Kabel
Generator
Lampu Pijar
3.3
Tahapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan pada penelitia ini adalah sebagai berikut :
1
Implementasi desain.
23
3.4
Penyearah
Alat Ukur
Motor DC
Generator
Beban
Tachometer
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengujian Sistem Motor DC Tipe Shunt Eksitasi Sendiri 750
W
PengujianBerikut
hasil merupakan
desain motor
DC Shunt
alur tahapan
penelitian motor DC tipe shunt eksitasi
sendiri
Pengambilan dan analisis data
Penyusunan laporan
Stop
24
3.5
AVR
AVR atau Automatic Voltage Regulator ini digunakan untuk memberikan
Penyearah
25
3.7.1
P a=
(2 + 1)
p
3
P a=
(2 x 0.85+1)
750 = 789.8 W
3 x 0.85
Dimensi Utama
26
Untuk mengetahui niai dimensi utama, hendaknya kita ketahui dulu faktor
apa saja yang membatasi ukuran diameter, salah satunya adalah kecepatan linier
jangkar. Kecepatan linier maksimal motor DC yang diijinkan Va = 30 m/s kecuali
untuk konstruksi rotor mesin khusus (Sawhney, 1990:505), diasumsikan V a = 10
m/s maka dapat diketahui nilai diameter maksimum adalah :
Putaran motor dalam rps
n=
2000
=
60
33.33 rps
Diameter jangkar
D=
Va
10
=
= 0.095 m = 95 mm.
n 33.33
. D .95
=
=
149.15 = 150 mm ( <240 ).
P
2
Arus saluran :
P 750
I L= =
=3.73 A
V 200
Arus per sikat :
I b=
2 3.73
=3.73 A
2
Arus yang mengalir per sikat tidak boleh melebihi 400 A (Sawhney,
1990:503) sehingga nilai ini telah sesuai, dari 2 macam pengujian maka dapat
disimpulkan motor yang akan dirancang dapat mempergunakan 2 kutub.
Untuk menghemat pemakaian konduktor belitan medan, penampang kutub
berbentuk segi empat mendekati bujur sangkar ,
27
jangkar.
L= .
3.7.2
Rangka
Rangka yang digunakan adalah rangka dari suatu motor DC yang sudah
Jangkar
Setelah mengetahui rangkanya kemudian melihat parameter parameter
103
Pa rpm
= 0.7898
2000 = 1579.6 KW =
kumparan jangkar (Sawhney, 1990:521) adalah 100% dan 9.3 %. Arus yang
diijinkan mengalir pada kumparan.
28
100% dari
IL
yaitu :
I a=100 .3 .4=3.4 A
Jatuh tegangan
V Ra=9.3 200=18.6 V
I a=I L =3.4 A
Tegangan jatuh pada sikat arang sebesar 1 V maka tegangan induksi emf :
Ea =20018.62(1)=179.4 V .
3
Sehingga
Z=
179.4 2
358.8
=
=3428.368=3428 lilit
3
1.57 . 10 2 33.33 0.1046562
Ea a
p n
AT a =
I a Z 3.73 3428
=
=3198 At .
2. p
2.2
= 10
29
AT flse
ggm
1348
27.58
48.87 mm
Tinggi sepatu kutub hs diasumsikan antara 0.1 sampai 0.2 kali tinggi
kutubsedangkan tinggi isolasi diambil sekitar 0.1
sampai 0.15
30
Tegangan yang akan melewati belitan medan (Efs), sesuai dengan jumlah
kutub, 2 buah belitan medan shunt dihubungkan dalam seri Efs = 80 V maka
Luas konduktor
a f =
d=
AT fl . . Lmt
Efs
4 0.145
= 0.145 mm2
= 0.42 mm
. d 21
4
0.4 2
4
= 0.1256
10 m
S f h f d f
af
0.75 49 20
0.1256
31
Generator
Generator listrik merupakan alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber
energi
mekanikal,
biasanya
dengan
menggunakan
induksi
Tachometer
Tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang untuk mengukur
kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebuah mobil
yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin. Tachometer
yang digunakan adalah tachometer analog yang tersedia di Laboratorium Konversi
Energi, Fakultas Teknik, Universitas Jember.
32
10
Pengujian
3.10.1 DC Test
Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan tegangan DC pada
belitan jangkar dan belitan medan, kemudian mengukur tegangan dan arus yang
mengalir pada jangkar dan medan.
3.10.2 Tanpa Beban
Pengujian tanpa beban bertujuan untuk mengetahui rugi rugi yang timbul
pada saat motor berputar. Pada pengujian tanpa beban, motor akan digerakkan
sendiri tanpa dikople dengan generator. Dengan menggunakan alat ukur berupa
multimeter dan tachometer didapatkan arus dan kecepatan putar yang dihasilkan
motor DC. Rugi tembaga (cooper losses) dan rugi putaran (stray power losses)
yang dihasilkan pada pengujian motor DC shunt tanpa menggunakan beban
didapat melalui perhitungan.
3.10.3 Pengujian Berbeban
Pengujian berbeban bertujuan mengetahui karakteristik motor DC shunt
tersebut. Pada pengujian berbeban, motor akan dikople dengan generator dan pada
generator akan diberikan beban resistif berupa lampu.
Pengujian karakteristik bertujuan untuk mengetahui karakteristik putaran,
karakteristik torsi dan karakteristik mekanis motor DC shunt hasil desain.
33
Seperti halnya dengan mesin mesin listrik lainnya, pada motor DC shunt
eksitasi sendiri juga akan dianalisis mengenai efisiensi yang dihasilkan. Efisiensi
dapat dicari menggunakan perhitungan.
34
V DC
I DC
...............................................................................................
(4.1)
Berdasarkan persamaan (4.1) dapat diketahui hasil pengujiannya pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 sebagai berikut
Tabel 4.1 Pengujian DC Test pada Kumparan Jangkar
Tegangan (V)
Arus (A)
Resistansi ()
1.5
1.14
1.3
1.7
1.1
1.5
1.9
1.3
1.5
2.1
1.33
1.6
2.3
1.5
1.5
35
2.5
1.9
Rata-rata
1.3
1.46
Dari pengukuran DC test tersebut dapat diketahui rata rata resistansi yang
mengalir pada kumparan jangkarnya adalah 1,46 Ohm. Untuk pengukuran DC test
pada kumparan medan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Pengujian DC Test pada Kumparan Medan
Tegangan (V)
Arus (A)
Resistansi ()
20
0.0357
560.22
22
0.0393
559.80
24
0.0428
560.75
26
0.0461
563.99
28
0.0495
565.66
29.5
0.0526
560.84
Rata-rata
561.88
Dari pengujian tersebut didapatkan hasil resistansi rata rata pada kumparan
medan sebesar 561.88 ohm.
4.2 Pengujian Tanpa Beban
Setelah pengujian DC test, untuk pengujian motor DC paralel eksitasi
sendiri tanpa beban pengujian tanpa beban ini dilakukan untuk mencari besar arus
line pada motor saat diberi tegangan dan untuk mencari rugi-rugi tembaga serta
mencari rugi-rugi rotasional yang terjadi pada saat motor DC paralel eksitasi
sendiri tanpa beban. Untuk pengujiannya kumparan medan dan kumparan jangkar
motor DC dirangkai secara paralel kemudian diberikan sumber 220 Vac dari
kontaktor dimasukkan ke AVR (Automatic Voltage Regulator), dengan tujuan agar
tegangan dapat berubah-ubah melalui AVR ini dari mulai 0 Volt sampai 220 volt.
Setelah melalui AVR kemudian dihubungkan ke penyearah agar sumber yang
36
Dari pengujian motor DC tipe shunt eksitasi sendiri tanpa beban tersebut
didapatkan hasil parameter pengukuran dari pengujian motor DC tipe shunt
eksitasi sendiri yang meliputi tegangan masukan (Vin), arus line (I l), arus jangkar
(Ia) ,arus medan shunt (Ish), dan RPM.
37
IL (A)
Ia (A)
Ish (A)
Rpm
10
0.51
0.52
0.01
530
20
0.38
0.34
0.03
719
40
0.29
0.22
0.06
831
55
0.29
0.2
0.09
922
75
0.31
0.19
0.12
1043
90
0.33
0.18
0.14
1149
100
0.34
0.18
0.16
1209
110
0.36
0.18
0.18
1271
135
0.41
0.19
0.22
1434
155
0.46
0.2
0.25
1568
170
0.48
0.21
0.27
1672
185
0.52
0.22
0.29
1758
200
0.55
0.23
0.32
1900
220
0.57
0.24
0.33
2002
Berdasarkan Tabel 4.3 untuk mencari rugi-rugi tembaga dan rugi rotasional maka
diperlukan persamaan berikut dengan Ra= 1.46 ohm dan Rf =561.88 ohm.
Rugi tembaga=I 2a . R a+I 2f . R f
...........................................................(4.2)
Rugi putaran=P (I 2a . Ra + I 2f . Rf )
...............................................(4.3)
Dari persamaan tersebut maka dapat diketahui rugi-rugi tembaga dan rugi
rotasional pada motor DC shunt eksitasi sendiri tanpa beban seperti pada table 4.4.
38
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rugi-rugi pada Motor DC Shunt Tanpa Beban
Vin (V)
Pin (W)
10
5.1
0.45
4.65
20
7.6
0.67
6.93
40
11.6
2.09
9.51
55
15.95
4.61
11.34
75
23.25
8.41
15.11
90
29.7
11.06
18.64
100
34
14.43
19.57
110
39.6
18.25
21.35
135
55.35
27.25
28.10
155
71.3
35.18
36.12
170
81.6
41.03
40.57
185
96.2
47.32
48.88
200
110
57.61
52.39
220
125.4
61.27
64.13
Rugi daya pada tembaga timbul karena setiap kawat tembaga pada kumparan
medan dan kumparan jangkar memiliki nilai resistansi Ra dan Rf sehingga jika
arus DC mengalir sebesar Ia dan If maka akan meyebabkan kerugian daya pada
motor. Dan rugi rotasional dapat terjadi karena semakin meningkat daya maskan
yang dihasilkan motor maka semakin meningkatnya rugi-rugi tembaga maka rugi
rotasional juga semakin meningkat Dari data di atas dapat dibuat grafik hubungan
tegangan terhadap rugi daya yang dihasilkan motor pada saat berputar tanpa
menggunakan beban. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
39
70.00
60.00
50.00
40.00
Rugi Daya (W)
30.00
Rugi rotasional
Rugi-rugi Tembaga
20.00
10.00
0.00
Tegangan (V)
Gambar 4.2 Grafik Rugi Rotasional dan Rugi Tembaga Tehadap Tegangan
40
Untuk prosedur pengujian pengambilan data motor DC diberikan sumber 220 Vac
dari trainer dimasukkan ke AVR (Automatic Voltage Regulator). Setelah melalui
AVR kemudian dihubungkan ke penyearah (Rectifier) agar sumber yang
dihasilkan dari sumber ac menjadi sumber DC, dari rectifier dihubungkan ke
motor DC yang sudah dirangkai secara paralel. Motor DC yang sudah dirangkai
paralel kemudian di kople dengan generator dan generator sendiri sudah dibebani
dengan beban resitif berupa lampu pijar 0 W sampai 1200 W. Dari pengujian
41
motor DC tipe shunt eksitasi sendiri menggunakan beban didapatkan data sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Data Pengukuran pada pengujian Motor DC Shunt Berbeban
Vin (V)
Iline (A)
Ia (A)
Ish (A)
Rpm
220
1.54
1.2
0.34
2195
220
1.67
1.34
0.33
2187
32
220
1.85
1.52
0.33
2172
66
220
2.04
1.71
0.33
2166
103
220
2.19
1.86
0.33
2147
132
220
2.38
2.06
0.32
2131
162
220
2.59
2.27
0.32
2114
202
220
2.82
2.5
0.32
2093
237
220
2.98
2.67
0.31
2081
264
220
3.21
2.9
0.31
2065
302
220
3.45
3.15
0.3
2042
342
220
3.67
3.36
0.31
2032
375
220
3.88
3.57
0.31
2017
404
220
4.07
3.76
0.31
2004
444
42
n pengujian (rpm)
n regresi (rpm)
1.2
2195
2197.324
1.34
2187
2186.533
1.52
2172
2171.117
1.71
2166
2158.784
1.86
2147
2146.451
2.06
2131
2131.035
2.27
2114
2114.848
2.5
2093
2097.120
2.67
2081
2084.016
2.9
2065
2066.287
3.15
2042
2047.017
3.36
2032
2030.830
3.57
2017
2014.643
3.76
2004
2000.131
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat karakteristik putaran antara hubungan antara arus
jangkar dengan kecepatan putar motor saat kondisi pengujian menggunakan beban
antara perbandingan hasil pengujian dan hasil regresi seperti Gambar 4.4 berikut.
43
2500
2000
1500
1000
500
n (rpm)
pengujian
regresi
44
Rpm
Pin (W)
Pa (W)
Psh (W)
Pmek (W)
2195
338.8
2.102
64.953
207.61
32
2187
367.4
2.622
61.189
239.46
66
2172
407
3.373
61.189
278.31
103
2166
448.8
4.269
61.189
319.21
132
2147
481.8
5.051
61.189
351.43
162
2131
523.6
6.196
57.537
395.74
202
2114
569.8
7.523
57.537
440.61
237
2093
620.4
9.125
57.537
489.61
264
2081
655.6
10.408
53.997
527.07
302
2065
706.2
12.279
53.997
575.79
342
2042
759
14.487
50.569
629.81
375
2032
807.4
16.483
53.997
672.79
404
2017
853.6
18.608
53.997
716.87
444
2004
895.4
20.641
53.997
756.63
(4.5)
Pmek
n ...............................................................................................
2
60
45
Melalui perhitungan dengan rumus diatas, maka didapatkan nilai dari torsi yang
diahasilkan dari motor DC tipe paralel eksitasi sendiri seperti pada tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Torsi pada Pengujian Karakteristik
Ia (A)
T perhitungan (N-m)
T regresi (N-m)
1.2
0.987
0.999
1.34
1.141
1.142
1.52
1.327
1.347
1.71
1.523
1.511
1.86
1.676
1.675
2.06
1.89
1.880
2.27
2.105
2.095
2.5
2.335
2.331
2.67
2.512
2.505
2.9
2.751
2.741
3.15
3.007
2.997
3.36
3.209
3.213
3.57
3.419
3.428
3.76
3.607
3.622
Dari Perhitungan Torsi dapat diketahui hubungan antara arus jangkar dengan torsi
dari pengujian karakteristik torsi motor DC tipe shunt eksitasi sendiri seperti pada
Gambar 4.5
46
4.5
4
3.5
3
2.5
Torsi (N-m)
Perhitungan
1.5
regresi
1
0.5
0
Dari Gambar 4.5 apabila arus jangkar pada setiap pembebanannya naik maka torsi
pada motor DC juga mengalami kenaikan hal ini sesuai dengan karekteristik
motor DC shunt eksitasi sendiri pada umumnya dimana fluks yang dihasilkan
tetap dan arus jangkar berbanding lurus dengan torsi yang dihasilkan. Pada
karakteristik torsi ini sebelum di modifikasi motor DC shunt ini saat torsi
nominalnya 3.6 N-m arus jangkarnya adalah 3.44 A dan setelah di modifikasi
arus jangkarnya untuk torsi nominalnya adalah 3.76 A. Untuk perbedaan selisih
ini sama dengan karakteristik putaran karena perhitungan torsi dicari melalui
kecepatan motor DC shunt pada setiap pembebanannya.
Untuk Karakteristik selanjutnya adalah karakteristik mekanis pada motor DC tipe
parallel eksitasi sendiri dimana karakterisktik meknis ini hubungan antara
kecepatan putar motor DC dengan torsi yang dihasilkan motor DC pada
pembebanannya.
Untuk
data
kecepatan
motor
dan
torsi
pada
setiap
47
Torsi (N-m)
2195
0.987
2187
1.141
2172
1.327
2166
1.523
2147
1.676
2131
1.89
2114
2.105
2093
2.335
2081
2.512
2065
2.751
2042
3.007
2032
3.209
2017
3.419
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat hubungan antara kecepatan putar dengan torsi motor
DC saat pengujian berbeban ini pada Gambar 4.6 berikut.
2500
2000
1500
n (rpm)
1000
500
0
0.98699999999999999
1.89
3.0070000000000001
Torsi (N-m)
48
Pmek
100 .. . .. ( 4.6 )
Pin
Pada saat kondisi motor DC shunt dibebani generator dengan daya output 444
Watt Pmek = 756.63 Watt dan Pin = 895.4 Watt maka menurut perhitungan
efisiensi yang dihasilkan sebesar 84.5%.
Tabel 4.10 Efisiensi Motor DC Shunt Eksitasi Sendiri
Pout Gen (W)
Pin (W)
Pmek (W)
Efisiensi (%)
338.8
207.61
61.28
32
367.4
239.46
65.18
66
407
278.31
68.38
103
448.8
319.21
71.13
132
481.8
351.43
72.94
162
523.6
395.74
75.58
202
569.8
440.61
77.33
237
620.4
489.61
78.92
264
655.6
527.07
80.39
302
706.2
575.79
81.53
342
759
629.81
82.98
375
807.4
672.79
83.33
404
853.6
716.87
83.98
444
895.4
756.63
84.50
49
Efisiensi rata-rata
76.25
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa motor DC shunt pada saat diberi
beban kecil maka akan menghasilkan efisiensi yang kecil pula akan tetapi pada
saat diberi beban yang besar maka efisiensi motor DC juga akan semakin naik dan
dari peneletian ini dapat dicari rata-rata efisiensi motor mencapai 76.25% .
50
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penelitian yang penulis lakukan dapat diambil
bebrapa kesimpulan sebagai berikut:
1
pengujian dan hasil regresi mempunyai bentuk kurva yang sama begitu
5
5.2 Saran
1
Perlu adanya penambahan alat ukur agar dapat lebih mudah mendapatkan
51
DAFTAR PUSTAKA
Ambrosius Alexander Tino, 2012. Pengaruh Modifikasi Belitan Stator Motor
Induksi 1 Fasa Rotor Sangkar Menjadi Motor Induksi 3 Fasa Terhadap
Perubahan Daya Keluaran. Jurnal ELTEK, Vol 10 No 02, ISSN. Kupang :
Politeknik Negeri Kupang.
Arifin Y dan Amir A, 2010. Pemodelan dan Pengendalian Motor DC
Menggunakan Simulasi Matlab. Palu : Universitas Tadulako.
Firdaus, 2011. Analsis Hubungan Peningkatan Beban Pada Tiga Jenis Motor
Iinduksi Satu Fasa Terhadap Nilai Total Harmonic Distortion Arus dan
Tegangan. Pekanbaru : Universitas Riau.
Chapman S.J, 2005. Electric Machinery Fundamentals. Australia : BAE Systems
Australia
Mardika N, 2008. Analisa Karakeristik Putaran Torsi Arus Searah Penguatan
Shunt Berkutub Bantu. Medan : Universitas Sumatra Utara.
Pericles E, 1990. Motors, Generators, Tranformers, and Energy. New York :
Queensborough Community College of the City University of New York.
Sawhney A. K, 1990. A Course in Electrical Machine Design. New Delhi :
Dhanfat Rai & Sons.
Sembiring I, 2007. Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat dan Auto
Transformator untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
52
53
LAMPIRAN
1
Pengujian DC Test
R=
V
I
54
R=
V
24
=
=560.75
I 0.0428
4
1 Untuk Vin= 10 volt, Il= 0.51 A, Ia= 0.52 A, Ish= 0.01 A maka diperoleh
Sploss=( 10 0,51 )( ( 0.522 x 1.46 ) + ( 0.012 x 561.88 ))
5.1( 0.395+0.06 )=4.65Watt
2 Untuk Vin= 20 volt, Il= 0.38 A, Ia= 0.34 A, Ish= 0.03 A maka diperoleh
Sploss=( 20 0.38 ) ( ( 0.342 x 1.46 ) + ( 0.032 x 561.88 ) )
7.6( 0.169+ 0.51 )=6.93 Watt
3 Untuk Vin= 40 volt, Il= 0.29 A, Ia= 0.22 A, Ish= 0.06 A maka diperoleh
Sploss=( 40 0.29 )(( 0.222 x 1.46 ) + ( 0.06 2 x 561.88 ))
11.6( 0.071+2.02 )=9.51 Watt
4 Untuk Vin= 55 volt, Il= 0.29 A, Ia= 0.2 A, Ish= 0.09 A maka diperoleh
Sploss=( 55 0.29 ) ( ( 0.22 x 1.46 )+ ( 0.092 x 561.88 ) )
15.95( 0.058+ 4.55 )=11.34 Watt
55
5 Untuk Vin= 75 volt, Il= 0.31 A, Ia= 0.19 A, Ish= 0.12 A maka diperoleh
2
2
Sploss=( 75 0.31 )( ( 0.19 x 1.46 )+ ( 0.12 x 561.88 ) )
23.25( 0.053+ 8.09 )=15.11 Watt
6 Untuk Vin= 90 volt, Il= 0.33 A, Ia= 0.18 A, Ish= 0.14 A maka diperoleh
Sploss=( 90 0.33 )( ( 0.182 x 1.46 ) + ( 0.14 2 x 561.88 ) )
29.7 ( 0.047+11.01 )=18.64 Watt
7 Untuk Vin= 100 volt, Il= 0.34 A, Ia= 0.18 A, Ish= 0.16 A maka diperoleh
Sploss=( 100 0.34 )( ( 0.182 x 1.46 ) + ( 0.162 x 561.88 ) )
34( 0.047+14.38 ) =19.57Watt
8 Untuk Vin= 110 volt, Il= 0.36 A, Ia= 0.18 A, Ish= 0.18 A maka diperoleh
2
2
Sploss=( 110 0.36 )( ( 0.18 x 1.46 ) + ( 0.18 x 561.88 ) )
39.6 ( 0.047+18.2 )=21.35 Watt
9 Untuk Vin= 135 volt, Il= 0.41 A, Ia= 0.19 A, Ish= 0.22 A maka diperoleh
Sploss=( 135 0.41 )( ( 0.192 x 1.46 ) + ( 0.222 x 561.88 ) )
55.35( 0.053+27.19 )=28.1Watt
10 Untuk Vin= 155 volt, Il= 0.46 A, Ia= 0.2 A, Ish= 0.25 A maka diperoleh
Sploss=( 155 0.46 )( ( 0.22 x 1.46 ) + ( 0.252 x 561.88 ) )
71.3( 0.058+ 035.12 )=36.12Watt
11 Untuk Vin= 170 volt, Il= 0.48 A, Ia= 0.21 A, Ish= 0.27 A maka diperoleh
2
2
Sploss=( 170 0.48 ) ( ( 0.21 x 1.46 )+ ( 0.27 x 561.88 ) )
81.6 ( 0.064+ 40.96 )=40.57 Watt
12 Untuk Vin= 185 volt, Il= 0.52 A, Ia= 0.22 A, Ish= 0.29 A maka diperoleh
Sploss=( 185 0.52 )( ( 0.222 x 1.46 ) + ( 0.292 x 561.88 ) )
96.2( 0.071+ 47.25 )=48.88Watt
13 Untuk Vin= 200 volt, Il= 0.55 A, Ia= 0.23 A, Ish= 0.32 A maka diperoleh
Sploss=( 200 0.55 ) ( ( 0.232 x 1.46 ) + ( 0.322 x 561.88 ) )
110( 0.077+57.54 )=52.39 Watt
14 Untuk Vin= 220 volt, Il= 0.57 A, Ia= 0.24 A, Ish= 0.33 A maka diperoleh
Sploss=( 220 0.57 )( ( 0.242 x 1.46 ) + ( 0.332 x 561.88 ) )
56
Pengujian Berbeban
Ia
Pmek=Vin Il
1
Pmek=220 1.54
Pmek=338.8(2.102+ 64.953+ 64.13)
Pmek=207.61Watt
2
Pmek=220 1.67
Pmek=367.4(2.622+61.189+64.13)
Pmek=239.46Watt
3
Pmek=220 1.85
Pmek=407(3.373+61.189+ 64.13)
Pmek=278.31Watt
4
Pmek=220 2.04
57
(
( 2 1.46)+ 0.332 561.88 ) +64.13
Pmek=220 2.19
Pmek=481.8(5.051+61.189+64.13)
Pmek=351.43Watt
(
( 2 1.46)+ 0.322 561.88 ) +64.13
Pmek=220 2.38
Pmek=523.6(6.196+57.537+64.13)
Pmek=395.74 Watt
(
( 2 1.46)+ 0.322 561.88 ) +64.13
Pmek=220 2.59
Pmek=569.8(7.523+ 57.537+64.13)
Pmek=440.61Watt
(
( 2 1.46)+ 0.322 561.88 ) +64.13
Pmek=220 2.82
Pmek=620.4(9.125+57.537+ 64.13)
Pmek=489.61Watt
58
2.67
Pmek=220 2.98
Pmek=655.6(10.408+53.997+64.13)
Pmek=527.07Watt
Pmek=220 3.21
Pmek=706.2(12.279+53.997+ 64.13)
Pmek=575.79Watt
Pmek=220 3.45
Pmek=759(14.487+50.569+64.13)
Pmek=629.81Watt
(
( 2 1.46)+ 0.312 561.88 ) +64.13
Pmek=220 3.67
Pmek=807.4(16.483+53.997+64.13)
Pmek=672.79Watt
59
3.57
Pmek=220 3.88
Pmek=853.6(18.608+53.997+64.13)
Pmek=716.87Watt
Pmek=220 3.88
Pmek=853.6(20.641+53.997+64.13)
Pmek=756.63Watt
T=
Pmek
n
2
60
60
T=
319.21
2166
2 x 3.14
60
T =1.523 N m
5
61
T=
629.81
2042
2 x 3.14
60
T =3.007 Nm
12 Saat Pmek = 672.79 Watt, n = 2032 rpm
672.79
T=
2032
2 x 3.14
60
T =3.2 N m
Efisiensi
Pmek
100
Pin
62
= 68.38 %
4
63