sambungan ban terhadap velg maupun mekanik sekat/valve pada pentil (ventil). Secara perlahan tapi
pasti, membuat ban mobil akan berkurang tekanan gasnya dan perlu selalu dicek tekanannya. Jika
kurang segera tambahkan hingga sesuai anjuran pabrik mobil maupun spek ban yang digunakan.
Tekanan gas yang kurang membuat berkurangnya keamanan dan kenyamanan, juga membuat BBM
boros (www.saft7.com).
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengaruhnya terhadap ban
kendaraan jika diisi gas yang mengandung Nitrogen murni, apa saja kelebihannya serta apa saja
kekurangannya.
C. PEMBAHASAN
Ban yang digunakan pada setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing. Spesifikasi itu
meliputi spesifikasi ukuran, bahan, sampai tekanan gas (angin) yang dianjurkan. Tekanan gas yang
dianjurkan ini sudah diatur oleh pabrik ban tersebut. Jika tekanan gas di dalam ban lebih rendah dari
yang disarankan, maka bidang ban yang menapak dan mencengkeram jalan tidak merata sehingga
bidang tapaknya menjadi lebih sedikit yaitu hanya pada daerah pinggir ban saja. Begitu juga jika
tekanannya berlebihan dari yang dianjurkan, maka yang menapak hanya daerah tengah ban saja.
Akibat dari kekurangan dan kelebihan tekanan gas tersebut adalah tapak ban akan menipis tidak
merata, sering orang menyebut botak luar, atau botak dalam. Sebaliknya apabila tekanan gas di
dalam ban diisi sesuai anjuran, maka bidang tapak ban yang mencengkram jalan menjadi lebih luas
dan merata. Untuk keamanan berkendara akan lebih terjamin.
Udara yang bertekanan cenderung bersifat lembab, untuk yang masih menggunakan velg dari bahan
besi dapat membantu proses terjadinya karat yang tentunya merusak velg itu sendiri. Kita dianjurkan
untuk melakukan pengecekan tekanan ban pada kondisi ban dingin, ini dikarenakan saat ban
digunakan (berkendara), suhu gas dalam ban akan meningkat (panas). Meningkatnya suhu gas
tersebut membuat naiknya tekanan gas dalam ban. gas Nitrogen (N2) diklaim memiliki tekanan yang
stabil terhadap perubahan temperatur kerja ban, sehingga akan aman untuk kendaraan yang sering
dipacu kencang (ngebut) maupun mengangkut beban berat. Berbeda dengan Oksigen yang sifat
molekulnya lebih tidak stabil dalam kenaikan temperature kerja ban. Partikel-pertikel gas Oksigen
dalam ban akan bergerak lebih cepat ke arah gas Oksigen yang berat jenisnya lebih rendah di luar
ban, sehinnga tekanan dalam ban menjadi berkurang. Berat jenis gas Oksigen dalam ban lebih besar
dikarenakan kenaikan temperatur kerja ban.
Dikarenakan partikel gas Nitrogen (N2) lebih besar dibandingkan Oksigen (O2), maka N2 dapat
mencegah terjadinya kebocoran (rembesan) yang menyebabkan berkurangnya tekanan gas (angin)
pada ban. Selain itu Nitrogen aman digunakan karena tidak bisa terbakar, tidak berbau, dan
merupakan bagian dari gas yang ada di atmosfir yang juga kita hirup sehari-hari. Di dalam industri,
untuk membedakan mana ban yang di dalamnya berisi gas biasa dan yang berisi gas N2, umumnya
disepakati dengan menggunakan tutup pentil (ventil) berwarna hijau bertuliskan N2 untuk ban yang
diisi gas N2.
Beberapa keuntungan jika menggunakan gan Nitrogen sebagai gan (angin) pengisi pada ban
kendaraan antara lain:
1. Tekanan ban terjaga lebih lama (menjadi lebih jarang mengisi ulang).
Hal ini disebakan karena sifat gas Nitrogen yang cenderung stabil terhadap kenaikan suhu kerja ban
dan ukuran partikelnya yang cukup besar, sehingga dapat mencegahnya berdifusi karena perbedaan
berat jenis. Dengan terjaganya tekanan ini, ban dapat bertahan lebih lama untuk diisi anginnya
kembali, yaitu bias mencapai 4-6 bulan sekali.
2. Daya cengkram dan kinerja ban menjadi optimal (akibat grip yang baik, tekanan yang tidak
berkurang)
3. Menghemat BBM
Tekanan ban yang tepat (sesuai spesifikasi), akan menyebabkan mesin kendaraan bekerja lebih
ringan, sehingga konsumsi bahan bakar bias lebih hemat.
4. Memperpanjang umur pakai ban (tekanan tepat, habisnya ban akan merata)
Pada penggunaan ban dengan tekanan yang tepat, bidang tapak ban yang mencengkeram jalan
akan merata, sehingga ban habisnya merata. Jika tidak merata, ban akan habis di satu sisi sehingga
jika terus seperti itu akan mengakibatkan tidak amannya berkendara dan mengakibatkan ban harus
segera diganti.
5. Meningkatkan keselamatan (tekanan tepat, grip dan stabilitas terjaga)
Selain itu, juga memberikan kenyamanan, yaitu berkendara terasa lebih empuk karena sifat nitrogen
yang cukup ringan dan stabil.
6. Tidak terjadi oksidasi pada karet ban (memperpanjang umur elastisitas karet ban)
7. Tidak membantu menimbulkan karat (aman bagi komponen besi)
Hal ini dikarenakan oleh sifat Nitrogen yang inert dan Nitrogen juga bukan merupakan suatu
pengoksidasi.
8. Tekanan ban yang stabil terhadap temperatur ban (mengurangi kecelakaan akibat pecah ban overpressure)
Kekurangan-kekurangan pada penggunaan gas Nitrogen murni pada pengisian angin ban kendaraan
bermotor antara lain;
1. Harga yang masih mahal
Umumnya berkisar sekitar lima ribu hingga dua puluh ribu rupiah untuk setiap ban. Belum lagi ada
tambahan biaya apabila sebelumnya gas pengisi ban tersebut bukan N2, karena harus dikuras
terlebih dahulu untuk kemudian diisi gas N2. Biaya kuras berkisar sekitar 5ribu - 10ribu rupiah.
2. Perawatan
Setiap kali ban sudah terisi oleh N2, maka selanjutnya jika tekanan berkurang, sangat disarankan
untuk menambahkannya dengan N2 juga. Apabila tekanan N2 berkurang dan tidak ditemukan
bengkel yang menyediakan pengisian N2, kita dapat menambahkannya dengan gas / angin ban
seperti biasa yang mudah ditemui di tepi jalan, sebagai langkah darurat. Namun apabila kita sudah
dapat menemukan bengkel yang menyediakan pengisian N2, sebaiknya ban tersebut kembali dikuras
ulang untuk diisi kembali dengan gas N2 murni.
3. Ketersediaan
Belum banyak bengkel ban yang menyediakan jasa pengisian N2, terlebih lagi di NTB.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gas Nitrogen dapat dijadikan sebagai alternative bahan pengisi angi ban kendaraan yang baik
karena sifatnya yang cenderung stabil terhadap kenaikan suhu kerja ban.
2. Penggunaan gas Nitrogen sebagai bahan pengisi angin ban memberikan keuntungan karena dapat
menghemat biaya perawatan dan kenyamanan berkendara.
3. Kekurangan penggunaan gas Nitrogen sebagai bahan pengisi angin abn lebih disebabkan karena
jarangnya bengkel yang menyediakan jasa pegisian Nitrogen.
E. DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: Gramedia
www.blackcircles.com
http://www.saft7.com
www.physlink.com
terpikir oleh anda, apa yang menyebabkan gelembung-gelembung di permukaan lebih besar
dan kecepatannya bertambah ketika mendekati permukaan gelas?
Karbon dioksida (CO2) merupakan gas yang dihasilkan pada proses fermentasi pada saat
pembuatan minuman bersoda ini. CO2 inilah yang terkandung di dalam gelembunggelembung tersebut. Volume gas di dalam gelembung-gelembung ini tentu berkaitan dengan
tekanan (P), suhu (T) dan juga jumlah molekul (n). Hal ini berkaitan dengan persamaan gas
ideal, yakni : pV=nRT.
Salah satu unsur dari persamaan gas ideal ini tentu merupakan faktor yang membuat
gelembung-gelembung gas tersebut semakin besar. Pada kasus ini, suhu pada seluruh
minuman di dalam gas tersebut adalah sama, sehingga dapat dikatakan bahwa volume gas di
dalam gelembung tersebut berubah bukan dikarenakan factor suhu mutlak (T).
Kemudian kita lihat pada factor tekanan (p). bila kita perhatikan, semakin gelembung tersebut
naik ke atas, maka kedalaman dari minuman tersebut pun berkurang. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tekanan hidrostatik pada minuman juga berkurang (p=gh). Sebagaimana
yang diketahui bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume ( . Sehingga apabila
tekanan pada minuman tersebut berkurang, maka dapat dikatakan bahwa volume gas pada
gelembung tersebut bertambah. Tetapi apabila kita perhatikan, beberapa gelembung gas itu
ukurannya akan berubah menjadi dua kali ukuran semulanya ketika gelembung-gelembung
tersebut naik ke atas, sehingga apabila penurunan tekanan berperan dalam pertambahan
volume, maka tekanan di dasar gelas tersebut haruslah dua kali tekanan di permukaan gelas,
sehingga tekanan di dasar gelas adalah 2 atm. Namun, pada kasus ini, perubahan tekanan
dapat diabaikan karena pada umumnya tinggi gelas yang digunakan hanya sekitar 0,15 m
0,2 m. Sedangkan diketahui bahwa diperlukan tinggi gelas sebesar 10,3 m untuk merubah
tekanan sebesat 1 atm. Ini berarti perubahan tekanan tidak berpengaruh terhadap pertambahan
volume gas.
Factor ketiga yang dapat berperan dalam pertambahan volume adalah jumlah molekul gas,
dalam hal ini adalah gas CO2. Faktanya, banyak mol meningkat selama gelembunggelembung tersebut naik ke permukaan. Di sini, setiap gelembung merupakan inti dari
molekul-molekul CO2 lainnya, sehingga ketika sebuah gelembung bergerak ke atas,
gelembung tersebut menarik gas CO2 lain di sekitarnya dan bertumbuh menjadi lebih besar.
Volume gelembung-gelembung tersebut berubah menjadi dua kali karena banyak mol
CO2 berlipat ganda selama perjalanannya ketika naik ke atas permukaan.
Lalu, apa yang menyebabkan kecepatan naik gelembung-gelembung tersebut bertambah
ketika mendekati permukaan gelas? Hal ini terkait dengan kelajuan efektif gas. Sebagaimana
yang telah kita ketahui berdasarkan penjelasan di atas, bahwa semakin gelembunggelembung gas tersebut mendekati permukaan gelas, maka jumlah mol gas CO 2 akan
meningkat ketika mendekati permukaan gelas. Kelajuan efektif gas sendiri berbanding lurus
dengan jumlah mol dari suatu gas.
Hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut.
Jadi, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah mol gas CO2 yang belipat
ganda lah yang menyebabkan volume gelembung-gelembung gas pada minuman bersoda
bertambah serta menyebabkan kecepatan naik gelembung-gelembung tersebut meningkat
ketika mendekati permukaan gelas.