Anda di halaman 1dari 14

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Landasan


Ilmu Pendidikan

Kelompok 3
Citra Tri A

5115152673

Ovan Rezky

5115155460

Rafid Nurrochman

5115152651

M.Maliki

5115155460

Dosen
Dr.Rugaiyah,M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

DAFTAR ISI
1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..3
B. Rumusan Masalah.4
C. Tujuan...4
II. PEMBAHASAN
A.Pengertian ....5
B.Faktor-faktor.6
C.Fungsi dan Peran..9
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah satu upaya manusia untuk bisa menggapai cita-citanya,
sebagaimana defenisi pendidikan itu sendiri adalah aktifitas atau usaha manusia untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi bawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada didalam masyarakat dan kebudayaan untuk memperoleh hasil dan potensi. Dengan pendidikan
ini pula manusia berpikir lebih maju dan ingin selalu mengetahui sesuatu yang semula sebelum tahu
menjadi tahu, karena penemuan-penemuan itu pula maka terjadilah yang namanya inovasi. Dan
guna efesiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas.
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas,
individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang
bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas,
namun institusi-institusi tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab.
Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab,
terabaikan dalam tujuan institusi pendidikan. Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya
hidup dengan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi
sebaliknya yang terjadi.
Saat ini, banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi industri bisnis, yang memiliki
visi dan misi yang pragmatis. Pendidikan diarahkan untuk melahirkan individu-individu pragmatis
yang bekerja untuk meraih kesuksesan materi dan profesi sosial yang akan memakmuran diri,
perusahaan dan Negara. Pendidikan dipandang secara ekonomis dan dianggap sebagai sebuah
investasi. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal
yang selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan
memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak
akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab.
Dua faktor terpenting yaitu pendidik dan sang didikan guru dan murid tidak terperhatikan aturan
mainnya berikut hak dan kewajiban yang harus ada pada mereka.

Kualitas dan kuantitas pendidikan harus diperhatikan, karena suatu bangsa akan maju
apabila 4actor pendidikan didalamnya sangat terperhatikan. Mungkin kebanyakan dari kita tidak
mengetahui makna pendidikan yang sesungguhnya. Untuk itu makalah ini akan menuliskan tentang
pengertian dan 4actor-faktor pendidikan yang harus kita ketahui, terutama bagi individu yang
berkecimpung dalam pendidikan itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi fokus pembicaraan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pendidikan ?
2. Apa saja faktor-faktor pendidikan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Beberapa Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendidikan.

BAB II
Pembahasan

PENGERTIAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN


2.1 Pengertian Pendidikan
Pada hakikatnya dalam memahami pengertian pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah
dalam dunia pendidikan yaitu pedagogi yang berarti pendidikan dan pedagogia yang artinya
ilmu pendidikan. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani pedagigia (paedos dan agoge) yang berarti
saya membimbing, memimpin anak. Berdasarkan asal kata tersebut, maka pendidikan memiliki
pengertian seorng yang tugasnya membimbing anak didalam pertumbuhannya kepada arah berdiri
sendiri serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi
bawaan baik jasmani maupun rohani untuk memperoleh hasil dan prestasi. Dengan kata lain bahwa
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan bangsa yang dikembangkan atas dasar
pandangan hidup bangsa itu sendiri ( nilai dan norma masyarakat ) yang berfungsi sebagai filsafat
pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya karenanya
bagaimanapun peradaban suatu masyarakat, didalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses
pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang
hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang
sejalan dengan inspirasinya (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka.
Adapun beberapa pengertian pendidikan dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1. Manurut Redja Mudyahardjo
Secara luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara sempit pendidikan adalah
sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal.
2. Menurut Umar Tirtarahardja dan Lasula
Pendidikan seperti sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek yang sangat kompleks.
Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan
fungsi, yaitu:
a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.
b. pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara.
d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja.
3. Menurut John Dewey
Pendidikan itu adalah The General theory of education. John Dewey tidak membedakan filsafat
pendidikan dengan teori pendidikan, sebab itu dia mengatakan pendidikan adalah teori umum
pendidikan.
3
5

4. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
5. Sudirman N. dkk.
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
6. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dsan kebahagiaan yang setinggitingginya.
7. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih tepat dapat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan hidupnya sendiri.
8. Menurut UU No.2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi para peranannya di masa yang akan datang.
9. Menurut JJ. Rousseau
pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa.
10. Menurut Prof. Brodjonegoro
Pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek
pendidikan.

2.1 Faktor-Faktor Pendidikan


Dalam aktivitas ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling
mempengaruhi. Adapun keenam faktor pendidikan tersebut, meliputi :
2.3.1 Faktor Tujuan
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya sadar atau tidak sadar selalu diharapkan kepada tujuan
yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak
akan mempunyai arti apa-apa, dengan demikian tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan.
Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

2.3.1.1 Fungsi tujuan bagi pendidikan


6

a. Sebagai arah pendidikan


Tanpa adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelrwenga akan banyak
terjadi, demikian pula kegiatanpkegiatannya pun tidak akan efisien. Dalam hal ini tujuan akan
menunjukan arah dari suatu usaha. Sedangkan arah tadi menunjukan jalan yang harus ditempuhdari
situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
b. Tujuan sebagai titik akhir
Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya. Mungkin saja ada
usaha yang terhenti dikarenakan seatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bias
dikatakan telah berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir jika tujuan akhirnya telah
tercapai.
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain
Apabila tujuan merupakan titik akhir dari suatu usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya,
dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan suatu usaha.
Dengan demikian, antara dasar-dasr dan tujuanterbentanglah garis yang menunjukan arah
bergeraknya usaha tersebut, serta dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan antara yang satu dengan yang lain.
d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan
Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur
dan lebih mulia dibandingkan yang lainnya. Semua itu terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai
tertentu.
2.3.1.2 Macam-macam tujuan pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum atau
akhir yaitu kedewasaan. Tujuan yang bersifat umum ini akan dicapai melalui pencapaian tujuantujuan yang khusus. Menurut seorang ahli pendidikan Langeveld mengemukakan macam-macam
pendidikan yaitu:
a. Tujian umum
Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan
umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan yang universal.
b. Tujuan khusus
Merupakn pengkhusus dari tujuan umum di atas dasar beberapa hal, diantaranya: terdapatnya
perbedaan individual anak didik, perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, perbedaan yang
berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, perbedaan yang berhubungan dengan pandangan
falsafah hidup suatu bangsa.
5
c. Tujuan tak lengkap
Adalah tumjuan uyang hanya menckup salah satu aspek kepribadian. Tujuan tak lengkap ini
merupakan bagia dari tujuan umum yang melingkupi perkembangan seluruh sapek kepribadian.
d. Tujuan sementara
Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, kaernanya perlu
ditempuh setahap demi setahap, setingkat demi setingkat. Tingkatan yang diupayakan untuk menuju
tujuan akhir itulah yang dimksu engan tujuan sementara.
e. Tujuan isidental
Merupakan tujuan yang bersifat sesaat, karena aanya situasi yang terjadi secara kebetukan,
kendatipun demikian tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.
f. Tujuan intermedia / perantara
7

Merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat an harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran
pendidikan selanjutnya.
2.3.2 Faktor pendidik
Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua dan
2. Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan
kepada anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima
tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung jawab dari orang
tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan pendidikan dan pengajaran dan
diharapkan pula dari pribadi guru dapat memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai
kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya.
2.3.3 Faktor peserta didik
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada
pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia
menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.
2.3.4 Faktor alat pendidikan
yang dimaksud denga alat pendidika adalah sutu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk
tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang
sengaja dibuat dan digunakan demi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Macam-macam alat pendidikan:
Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas sekali artinya, karena itu dalam hal ini perlu
pembatasan dalam beberapa persoalan saja, dalam konteks prespektif yang lebih dinamis, alat
tersebut disamping sebagai perlengkapan, juga merupakan pembantu dalam mempermudah
terlaksanaanya tujuan pendidikan.
Alat-alat pendidikan itu sendiri terdiri dari bermacam-macam, antara lain: hukuman dan ganjaran,
perintah dan larangna, celaan dan pujian, serta kebiasaan. Termasuk juga sebagai alat pendidikan
diantaranya: keadaan gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, dan kedaan alat-alat dan
fgasilitas-fasilitas lainnya.

2.3.5 Faktor lingkungan


Adalah yamg meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Meskipoun lingkungan tidak bertanggung
jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu
pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam suatu
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.
Pada dasarnya lingkungan mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
2. Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu
8

pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.


3. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain,
desa,dan perkumpulan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan
masyarakat tertentu tempat mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, limgkunganlingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi
pemuda, yang ia saebut dengan tri pusat pendidikan.
3.1 Fungsi Dan Peranan Pendidikan Dalam Masyarakat
a. Fungsi pendidikan
Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial yaitu:
(1) Melakukan reproduksi budaya,
(2) Difusi budaya,
(3) Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional,
(4) Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan
(5) Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang
telah ketinggalan.
Pada masa-masa proses industrialisasi dan modernisasi pendidikan telah mengajarkan nilainilai serta kebiasaan-kebiasaan baru, seperti orientasi ekonomi, orientasi kemandirian, mekanisme
kompetisi sehat, sikap kerja keras, kesadaran akan kehidupan keluarga kecil, di mana nilai-nilai
tersebut semuanya sangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi sosial suatu bangsa. Usaha-usaha
sekolah untuk mengajarkan sistem nilai dan perspektif ilmiah dan rasional sebagai lawan dan nilainilai dan pandangan hidup lama, pasrah dan menyerah pada nasib, ketiadaan keberanian
menanggung resiko, semua itu telah diajarkan oleh sekolah sekolah sejak proses modernisasi dari
perubahan sosial Dengan menggunakan cara-cara berpikir ilmiah, cara-cara analisis dan
pertimbangan-pertimbangan rasional serta kemampuan evaluasi yang kritis orang akan cenderung
berpikir objektif dan lebih berhasil dalam menguasai alam sekitarnya.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan analisis
kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir
manusia. Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya
kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan
diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut
akan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan berlindung pada orang lain, terutama pada
mereka yang berkuasa. Pendidikan ini terutama diarahkan untuk mempenoleh kemerdekaan politik,
sosial dan ekonomi, seperti yang diajukan oleh Paulo Friere. Dalam banyak negara terutama negaranegara yang sudah maju, pendidikan orang dewasa telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga
9

masalah kemampuan kritis ini telah berlangsung dengan sangat intensif. Pendidikan semacam itu
telah berhasil membuka mata masyarakat terutama didaerah pedesaan dalam penerapan teknologi
maju dan penyebaran penemuan baru lainnya.
Pengaruh dan upaya pengembangan berpikir kritis dapat memberikan modifikasi
(perubahan) hierarki sosial ekonomi. Oleh karena itu pengembangan berpikir knitis bukan saja
efektif dalam pengembangan pnibadi seperti sikap berpikir kritis, juga berpengaruh terhadap
penghargaan masyarakat akan nilai-nilai manusiawi, perjuangan ke arah persamaan hak-hak baik
politik, sosial maupun ekonomi. Bila dalam masyarakat tradisional lembaga-lembaga ekonomi dan
sosial didominasi oleh kaum bangsawan dan golongan elite yang berkuasa, maka dengan semakin
pesatnya proses modernisasi tatanan-tatanan sosial ekonomi dan politik tersebut diatur dengan
pertimbangan dan penalaran-penalaran yang rasional. Oleh karena itu timbullah lembaga-lembaga
ekonomi, sosial dan politik yang berasaskan keadilan, pemerataan dan persamaan. Adanya strata
sosial dapat terjadi sepanjang diperoleh melalui cara-cara objektif dan keterbukaan, misalnya dalam
bentuk mobilitas vertikal yang kompetitif.

b. Fungsi dan Peranan Pendidikan Dalam Masyarakat


Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai
peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan
anggaran pendidikan yang diperlukan sceara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan
pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur
yang harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk
mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya.
Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan
keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak
terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan
benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam
pendapat, di bawah ini disajikan tiga pendapat tentang fungsi pendidikan dalam masyarakat.

10

Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai


fungsi-fungsi sebagai berikut:
(1) Fungsi sosialisasi,
(2) Fungsi kontrol sosial,
(3) Fungsi pelestarian budaya Masyarakat,
(4) Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja,
(5) Fungsi seleksi dan alokasi,
(6) Fungsi pendidikan dan perubahan sosial,
(7)Fungsi reproduksi budaya,
(8) Fungsi difusi kultural,
(9) Fungsi peningkatan sosial, dan
(10) Fungsi modifikasi sosial.1[9]
Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu
sebagai berikut:
(1) fungsi sosialisasi,
(2) fungsi seleksi, latihan dan alokasi,
(3) fungsi inovasi dan perubahan sosial,
(4) fungsi pengembangan pribadi dan sosial.2[10]
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam
masyarakat itu sebagai berikut:
(1) memindahkan nilai-nilai budaya,
(2) nilai-nilai pengajaran,
(3) peningkatan mobilitas sosial,
(4) fungsi stratifikasi,
(5) latihan jabatan,
(6) mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial
(7) membentuk semangat kebangsaan,
(8) pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi antara
pendapat yang satu dengan pendapat yang lain.
1

2
11

3.2 Fungsi dan Wewenang Lembaga Pendidikan


a. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
Di muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal,
pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh
karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih
ada

lembaga-lembaga

lain

yang

juga

menyelenggarakan

pendidikan.

Sekolah

sebagai

penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu :


(1) sebagai partner masyarakat dan
(2) sebagai penghasil tenaga kerja.
Lembaga-lembaga pendidikan disamping berfungsi sebagai penghasil nilai-nilai budaya
baru juga berfungsi penghasil nilai-nilai budaya baru juga berfungsi sebagai difusi budaya (cultural
diffission). Kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial yang kemudian diambil tentu berdasarkan pada
hasil budaya dan difusi budaya. Sekolah-sekolah tersebut bukan hanya menyebarkan penemuanpenemuan dan informasi-informasi baru tetapi juga menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai dan
pandangan hidup baru yang semuanya itu dapat memberikan kemudahan-kemudahan serta
memberikan dorongan bagi terjadinya perubahan sosial yang berkelanjutan.
Sebagai produser kebutuhan pendidikan masyarakat sekolah dan masyarakat memiliki
ikatan hubungan rasional di antara keduanya. Pertama, adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan
yang dimainkan oleh sekolah dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, ketepatan sasaran
atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga persekolahan akan ditentukan pula o!eh
kejelasan perumusan kontrak antara sekolah selaku pelayan dengan masyarakat selaku pemesan.
Ketiga, keberhasilan penunaian fungsi sekolah sebagai layanan pesanan masyarakat sebagian akan
dipengaruhi oleh ikatan objektif di antara keduanya. Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian,
penghargaan dan tunjangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan objektif lainnya yang
memberikan makna penting eksistensi dan produk sekolahan.

BAB III
PENUTUP
12

4.1 Kesimpulan
Salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah aspek tujuan. Merumuskan
tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang
paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta dengan
pertimbangan prinsip prinsip dasarnya. Hal tersebut disebabkan pendidikan adalah upaya yang
paling utama, bahkan satu satunya untuk membentuk manusia menurut apa yang dikehendakinya.
Karena itu menurut para ahli pendidikan, tujuan pendidikan pada hakekatnya merupakan rumusanrumusan dari berbagai harapan ataupun keinginan manusia
Dari beberapa uraian yang telah penulis kemukakan dari beberapa pendapat para tokoh
pendidikian Islam bahwa pendidikan pada dasarnya memiliki beberapa tujuan. Tujuan yang
terpenting adalah pembentukan akhlak objek didikan sehingga semua tujuan pendidikan dapat
dicapai dengan landasan moral dan etika Islam, yang tentunya memiliki tujuan kemashlahatan di
dalam mencapai tujuan tersebut. Mengenai mekanisme pelaksanaanya, hal ini tentunya memerlukan
kajian yang lebih mendalam sehingga nantinya implementasi dari teori tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan dipandang relevan dengan kondisi yang terikat dengan faktor-faktor
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
13

Dra Samsinar Siregar. Pengantar pendidikan Labuhan Batu, 2007.


Arifin, Prof . H. Ed, Dasar-Dasar Kependidikan, Universitas Terbuka, Jakarta , 1991.
Maunah, Binti, Dr. M.Pd. Ilmu Pendidikan, Teras: Yogyakarta, 2009
Ardana, Wayan. Dasar-dasar Pendidikan, FIP IKIP Malang: Malang, 1986
http://filsufcinta.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-dan-faktor-faktorpendidikan.html

14

Anda mungkin juga menyukai