Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan istilah zamrud
khatulistiwa. Istilah tersebut memang didasari oleh letak geografis negara Indonesia
dilewati garis khatulistiwa dan memiliki sumber daya alam yang melimpah rugah.Dalam
kata lain, Indonesia memiliki letak paling strategis dan sangat potensial menjadi hunian
yang nyaman bagi manusia.
Sumber daya alam Indonesia tidak hanya sebatas yang ada di daerah daratan
saja, namun daerah perairan memiliki banyak sekali varian sumber daya alam dan
makhluk hidup. Sumber daya alam ada yang dapat diperbaharui dan adapula yang tidak
dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti pohon-pohon
yang dapat ditanami kembali. Sedangkan yang tidak dapat diperbaharui iallah seperti
minyak bumi. Pada umumnya masyarakat menggunakan sumber daya alam guna untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hakikatnya manusia mempunyai kebutuhan pokok yakni sandang, papan dan
pangan. Kebutuhan pokok tersebut tidak bisa dihilangkan dalam aspek kehidupan
manusia. Akhir-akhir ini kebutuhan sekunder seperti penggunaan barang-barang
elektronik semakin diminati oleh masyarakat. Barang-barang elektronik dinilai memiliki
fungsi praktis yang dapat membantu kehidupan manusia. Namun, barang-barang
elektronik tersebut membutuhkan suatu energi yang dapat memfungsikannya. Maka dari
itu manusia membutuhkan energi listrik.
Kebutuhan manusia akan Energi Listrik semakin hari semakin banyak.
Maraknya peralatan dan teknologi yang berbasi elektronik kian menjamur didalam
kehidupan manusia. Konsumsi energi listrik yang digunakan oleh manusia semakin
bertambah besar. Energi listrik bila dikonsumsi terus-menerus oleh masyarakat tanpa
adanya pembaharuan energi nantinya akan habis.Oleh karena itu diperlukan upaya
pembaharuan energi melalui potensi sumber daya alam Indonesia yang berlimpah rugah.
Pembaharuan energi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Diantaranya
ada yang menggunakan sumber daya alam yang berupa air, uap, gas, batu bara, dan lain-
lain. PLTA merupak solusiyang ramah lingkungan dan menjadi tema pembahasan dalam
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kami khususnya sebagai mahasiswa
dan umumnya kepada para pembaca lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1
1. Apa yang dimaksud dengan PLTA?
2. Siapa yang menemukan teknik PLTA?
3. Kapan PLTA pertama kali diterapkan ?
4. Dimana PLTA dapat diterapkan?
5. Apa saja komponen dasar yang menyusun PLTA?
6. Bagaimana prinsip kerja dari PLTA?
7. Mengapa PLTA diterapkan ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan PLTA
2. Mahasiswa dapat mengetahui siapa penemu PLTA
3. Mahasiswa dapat mengetahui kapan pertama kali PLTA diterapkan
4. Mahasiswa dapat mengetahui dimana PLTA diterapkan
5. Mahasiswa dapat mengetahui komponen dasar pada PLTA
6. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja PLTA
7. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kekurangan PLTA

1.4 Manfaat Makalah


Penulisan makalah ini juaga dijadikan sebagai modul pembelajaran yang mungkin
akan berguna bagi kegiatan belajar mengajar di masa-masa mendatang. Makalah ini juga
dapat dijadikan referensi yang mungkin berguna dalam mempelajari materi pembangkit
energi listrik untuk kategori bahan semikonduktor tentunya.

1.5 Metode Penyusunan Makalah


Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara studi pustaka,
yaitu mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi
dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian
informasi dengan melalui jalur internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian PLTA

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari
energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik
tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah
itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper
reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut,
perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta
besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan
melalui pintu saluran air untuk menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik
tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap
air yang masuk maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan
turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat
dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun
pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun,
walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar
barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih
1 milyar orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan
tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah
tersebut.
Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.

3
II.1 Penemu PLTA

Nikola Tesla seorang berkebangsaan Yugoslavia, adalah penemu sistem pembangkit dan
transmisi listrik pada tahun 1895. Sejak kecil Nikola memiliki rasa ingin tahu yang besar
tentang berbagai hal. Ia sangat menyukai matematika dan fisika. Ia pernah bekerjasama
dengan Thomas Alva Edison dan merancang 24 jenis dinamo. Setelah Michael Faraday
menemukan energi listrik, Nikola mengembangkan
penemuan tersebut dengan membangun pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) pertama di dunia. PLTA
tersebut memanfaatkan air terjun Niagara di Amerika.

II.2 Komponen Penysusun PLTA


a. Turbin
Turbin merupakan peralatan yang
tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu
(runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet
valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan
distributor listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air,
sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan
propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudut-sudut pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudut-sudut
jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor
dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses
penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-suduatur maupun pada sudu-sudu jalan
(runner blade). Terja Turbin Pelton berbedadengan turbin rekasi Sudu-sudu yang
berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,posisinya tetap (tidak bisa
digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-
sudu aturnyasaja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu
jalan (mangkokmangkokrunner).Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik
bisa berasal dari bendunganyang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran
sungai bawah tanah. Karena sumberair yang bervariasi, maka turbin air didesain

4
sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliranairnya. Berikut ini merupakan berbagai
jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA :
1. Turbin kapalan, turbin kapalan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah,
yaitu di bawah 20 meter. Teknik mengoversikan energy potensial air menjadi
energy meknaik roda air turbi kapalan mnyerupai baling-baling dari kipas
angin.
2. Turbin Francis. Turbin francis paling banyak digiunakan di Indonesia. Turbin
ini digunkan untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik
mengoversikan energy potensial air menjadienergi mekanik pada roda air
turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin Francis juga disebut
sebagai turbin reaksi.
3. Turbin pelton. Turbin pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi,
yaitu diatas 300 meter. Teknik mengonversikan energy potensial air menjadi
energy mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses implus sehingga
turbin pleton juga disebut turbin implus.
b. Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energimekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor
terdiri dari 18buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar
sehingga membentuk 9 pasangkutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus
eksitasi dari Automatic Voltage Regulator(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbinberputar maka rotor juga ikut
berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawatsetiap kali sebuah
kutub melewati coil yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yangkemudian
menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor,
sesuai dengan persamaan:

dimana:
= 60 . f / P
: putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan
frekuensi sistem sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333
rpm.

5
2. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya
daya listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit
3. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan
dihasilkan dari
besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka
akan timbul magnet dari rotor.Sehingga didapat persamaan:

E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat
kemagnetannya, yaitudengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus
yang masuk, makin besar pulanilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang
masuk, makin kecil pula nilaikemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,
yaitu:
a. Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
b. Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing
diletakkan dibawah rotor.
c. Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust
bearingdiletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
d. Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling. Generator
yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung. waduk, danau, atau
tempat rekreasi.

c. Travo

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo
step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam
ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan
pumped-storage plant.

6
d. Bendungan

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki
bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap
atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:

a) Bendungan Beton
Bendungan Gravitasi
Bendungan Busur
Bendungan Rongga
b) Bendungan Urugan
Bendungan Urugan Batu
Bendungan Tanah
c) Bendungan Kerangka Baja
d) Bendungan Kayu

II.3 Prinsip Kerja PLTA


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan
adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi
energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa
dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air
(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).

Gambar 2.1 Skema Cara Kerja PLTA

Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:
a. Energi Potensial

7
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu
akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:

Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.

Ek = m . v2
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)

c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.
Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi
kinetis. Besarnya energi mekanis dirumuskansebagai berikut :

Dimana: Em = T . . t
Em : Energi mekanis
T : torsi
: sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi
listrik sesuai persamaan:

El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

8
II.4 Keuntungan dan kelemahan PLTA

Dalam suatu metode tertentu, tentunya memiliki keuntungan dan kelemahan


tersendiri. Berikut ini ialah keuntungan penerapan PLTA dan kekurangan dari
penerapan PLTA.

a. Keuntungan
Relatif tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Tidak memerlukan bahan bakar
Operasi dan perawatannya relatif lebih mudah
Pengembangan suatu PLTA dengan memanfaatkan aliran sungai akan
memberikan manfaat atau keuntungan dari segi lainnya, seperti pariwisata,
perikanan, persediaan air bersih/minum, irigasi, dan pengendalian banjir
b. Kelemahan
Membutuhkan inventasi yang besarkarenabutuh lahan yang
luasdanbiayabesaruntukpembangunanwaduk.
Persiapan memerlukan waktu yang relatif lamaPLTA sangat bergantung
pada ketersediaan air sungai, sehingga harus tetap menjaga tangkapan air

9
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan sepertikincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikanair untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator. Turbin terdiri dariberbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan,
Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox Memanfaatkan


perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga
terjadipergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidakbanyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up.

Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step
down.

III.2 Saran

Bedasarkan pembahasan dan kesimpulan tersebut, kami menyarankan sebagai


akademisi, mahasiswa harus lebih aktif menggali potensi sumber daya alam khususnya
dalam menggunakan media tenaga air, agar dapat dimanfaatkan untuk pembaharuan
energi.

10
Daftar Pustaka

Daryanto. 2011. Keterampilan kejuruan teknik listrik. Bandung; PT. Sarana Tutorial
Nurani Sejahtera

Anonim.2013. Modul IV-A PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Diakses dari

http://esuhartono.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2015/03/Modul-4a-PLTA.pdf pada tanggal


13 April 2016 pukul 05.30 WIB

Anonim. Chapter II. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/34513/5/1501_chapter_II.pdf


pada tanggal 13 April 2016 05.31 WIB

Halfiz, Muhamad, dkk. 2015. PLTAPembangkit Listrik Tenaga Air. Diakses dari

http://alfith.itp.ac.id/wp-content/uploads/2015/09/PEMBANGKIT-LISTRIK-TENAGA-
AIR.pdf pada tanggal 13 April 2016 pukul 05.32 WIB

Admin.2015.Nikola Tesla sang penemu Pembangkit Listrik Tenaga Air. Diakses dari
http://www.prosesbelajar.com/2015/12/nikola-tesla-sang-penemu-pembangkit-listrik-tenaga-
air-plta.html pada tanggal 14 April 2016 pukul 00.39 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai