Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selama berabad-abad, manusia telah mengamati tentang proses
tejadinya listrik. Manusia telah beberapa kali melakukan percobaan guna
mendapatkan pemecahan tentang teka-teki timbulnya listrik. Banyak tokoh-
tokoh yang berhasil mengungkap dan membuat suatu penemuan yang erat
kaitanya dengan dunia kelistrikan diantaranya adalah Michael Faraday dengan
salah satu hasil kegiatanya adalah tentang rotasi elektromagnetik. Hasil
penemuanya ini merupakan dasar terpenting dari perkembangan dunia
kelistrikan berikutnya.
Penemuan tersebut terus dikembangkan dalam berbagai alat
elektromagnetik seperti transformator dan generator. Generator
elektromagnetik yang memakai sistem rotasi pertamakali ditemukan oleh
H.M. Pexii dari Paris pada tahun 1832. Generator pertama ini menggunakan
sebuah magnet permanen berbentuk sepatu kuda, diputar mengelilingi
sebuah inti besi yang berlilitan yang dihubungkan dengan sebuah komutator
dan bila diputar akan menghasilkan bunga api. Selain Michael Faraday masih
banyak lagi tokoh-tokoh lain yang sangat berperan dalam bidang kemajuan
teknologi kelistrikan.
Sejarah tentang listrik komersial pertamakali beroperasi pada tahun 1882
yaitu pada bulan Januari di London, kemudian disusul di New York pada bulan
September tahun yang sama. Listrik komersial ini menggunakan arus searah
dengan tegangan yang rendah. Di Indonesia sejarah penyediaan listrik
pertama kali diawali oleh sebuah pembangkit tenaga listrik di Gambir, Jakarta,
pada bulan Mei 1897, kemudian disusul oleh kota-kota lainya di Indonesia
yaitu: Medan pada tahun 1899, Surakarta pada tahun 1908, Bandung pada
tahun1906, Surabaya pada tahun 1912 dan Banjarmasin pada tahun 1922.
Pada awalnya pusat-pusat tenaga listrik ini menggunakan tenaga termis

1
namun terus dikembangkan sehingga menggunakan tenaga air yang lebih
ekonomis dan efisien.
Dari beberapa jenis pembangkit yang ada saat ini, pada makalah ini
penulis hanya membahas sistem pembangkit listrik yang menggunakan tenaga
uap.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil pembicaraan tim penyusun mengenai makalah ini maka
kami menentukan beberapa rumusan masalah untuk makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)?
2. Bagaimana sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)?
3. Bagaimana prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)?
4. Bagaimana pengolahan air pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU)?
5. Apa saja komponen-komponen dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU)?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka kami
menentukan tujuan makalah kami sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
2. Mengenal sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
3. Mengetahui prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
4. Mengetahui pengolahan air pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU)
5. Mengenal komponen-komponen dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU)

1.4. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi


serta menambah wawasan kepada para pembaca mengenai Pembangkit Listrik
Tenaga Uap ( PLTU).

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi PLTU


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam
bahan bakar seperti:
- Gas (LNG, PLG maupun gas lainnya)
- Minyak (minyak ringan hingga minyak berat)
- Batu bara (berkualitas tinggi hingga rendah
- MFO
-Biomass lainnya (bahan lain yang bisa dibakar)

Keunggulan PLTU:
- Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat,
cair dan gas)
- Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
- Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
- Kontinuitas operasinya tinggi
- Usia pakai (life time) relatif lama

Kelemahan PLTU:
- Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
- Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar
- Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan
kontinyu
- Investasi awalnya mahal

3
2.2. Sejarah PLTU
Kita telah menggunakan listrik dalam kehidupan kita sehari-hari
tanpa mengetahui dari mana sumber utamanya listrik tersebut. Ada baiknya
saya memperkenalkan pengembangan teknologi tenaga uap atau lebih
dikenal dengan pusat listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar utama
batu bara (coal).
Pada tahun 1831, Michael Faraday sebelas tahun melakukan
percobaan, dan dapat membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan
induksi magnet. Dengan peragaan dijelaskan, bahwa bila kumparan atau
penghantar memotong medan magnet yang berubah-ubah akan terinduksi
suatu tegangan listrik . Kini rancangan semua mesin listrik adalah
didasarkan pada bukti nyata tersebut.
Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan
perkembangan pembuatan dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok
listrik untuk publik di London. Pasokan ini diperoleh dari generator DC
yang digerakkan dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu
dengan uap dari boiler pembakaran manual. Permintaan tenaga listrik
tumbuh berkembang dan pembangkit kecil muncul di seluruh negeri. Hal
ini memberikan keinginan untuk bergabung agar menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 Gramme membuat generator pertama, tetapi tidak
menghasilkan listrik sampai tahun 1888 kemudian Nikola Tesla
memperkenalkan sistem banyak fasa (poly phase) medan berputar. Pada
tahun 1882 Sir Charles Parson mengembangkan Turbin generator AC
pertama dan pada 1901 dengan membuat generator 3 fasa 1500 kW untuk
pusat pembangkit Neptune di Tyne Inggris.
Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam medan
magnet, tetapi ternyata bahwa semakin besar output yang diinginkan akan
lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan magnet berputar didalam
kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap
berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar pada
3000 rpm beroperasi.

4
Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit
pembangkit juga berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga
dibentuk organisasi untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi
yang disebut pusat penyaluran dan pengatur beban.

2.3. Prinsip Kerja PLTU

1) Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas


permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan
gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah
menjadi uap.
2) Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3) Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi
listrik dari terminal output generator
4) Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
5) Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

5
2.4. Pengolahan Air pada PLTU

Tujuan utama pengelolaan air adalah untuk membuat air dimineral


(air murni) dan mencegah terjadinya gangguan-gangguan yang diakibatkan
oleh air yang masih mengandung ion-ion dan zat-zat vang dapat merusak
pipa-pipa air yang ada di Boiler. Ganggungan-gangguan itu seperti kerak.
korosi dan gangguan-gangguan lainnya.
Proses pengolahan air ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut :

1. Tahap Penjernihan

Air yang diambil dari sungai Keramasan dengan Bantuan pompa


(Raw Water Pump) dengan putaran pompa yang cukup besar yaitu 1450
rpm. Air yang di pompa RWP terlebih dahulu masuk kedalam saringan
pasir, kemudian ke tower tank dari tower tank ke Reaktor disini air
mengalami penjernihan dengan menggunakan tawas dan kapur. Air
yang sudah mengalami penjernihan sebagian digunakan sebagai air
minum yang dialirkan ke perumahan.

2. Tahap Pemurnian

Pada tahap pemurnian ini dilakukan dengan menggunakan


peralatan-peralatan sebagai berikut:
- Penukar kation
- Penukar Anion

Air yang sudah dijernihkan dengan tawas dan air kapur dialirkan
ke sand filter kasar dan halus kemudian dialirkan ke rasin kation sebagai
zat yang dapat menyerap ion positif. Kemudian dari proses penukaran
kation, air dialirkan ke penukar anion (Anion Exchanger) pada proses
ini digunakan Resin Anion yaitu proses penyerapan ion-ion negatif.
Air yang sudah mengalami kedua proses diatas sudah terbebas dari
mineral dan biasanya disebut dengan air murni (Air Demineral)
selanjutnya air mumi (Air Demineral) dipompakan ke Feed water Tank
dengan kapasitas 45000 liter yang akan digunakan sebagai air penambah

6
boiler. Disini air mengalami pemanasan yaitu dengan memanfaatkan
BME (Boiler Mud Expander)

3. Proses Sirkulasi Air

Air yang sudah terbebas dari mineral biasa disebut dengan air murni
(Air Dimineral) selanjutnya air dipompakan ke FWT (Feed Water
Tank), dengan kapasitas 45000 liter. disini air mengalami pemanasan
dengan BME (Boiler Mud Exspander) kemudian air yang mengalami
pemanasan tadi melewati BMC (Boiler Mud Cooler) dan kemudian
masuk ke dearator.
Air yang masuk ke dearator tadi mengalami pemanasan yang berasal
dari Extraksion 2 yang terdapat pada Turbin Uap, kemudian air di
alirkan FWT (Feed Water Tank).sesudah itu air dialirkan ke HPH
dengan menggunakan Feed Water Pump. HPH adalah pemanas tekanan
tingkat tinggi, pemanasnya berasal dari uap extraksion I pada turbin uap.
Setelah air mengalami pemanasan tingkat tinggi di HPH. air
dialirkan terus masuk ke Economiser lalu dari Economiser air masuk
ke Boiler drum.
Air yang masuk ke Boiler drum mengalami pemanasan sehingga air
yang masuk tadi menjadi uap kemudian uap masuk ke Superheater dan
uap dialirkan, sebagai penggerak turbin.
Uap yang sudah dimanfaatkan oleh turbin turun ke Condensor.
fungsi kondensor untuk mendinginkan uap dalam turbin setelah di
dinginkan uap menjadi air. Air dialirkan ke Condensate Cooler setelah
melewati condensate cooler dialirkan ke Low Press Heater (LPH).

2.5. Komponen-komponen pada PLTU


A. Komponen utama
1) Boiler
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi

7
kerja. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan
panas ke suatu proses.
Air panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu
mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika
air didihkan sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat
sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk
mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan
peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

a) Cara Kerja Boiler


Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler
memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang
menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal
keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan
tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler
dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan
dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial
boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah
energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar
generator sehingga menghasilkan energi listrik (power
boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem
boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi
untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari
turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat
recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan,
sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan

8
perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan
air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk
mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik
pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.

b) Komponen-komponen Boiler
Furnace Wall
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan
bakar. Beberapa bagian dari furnace diantaranya
refractory, ruang perapian, exhaust, charge dan discharge
door.

Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume
yang besar dan untuk memisahkan uap dari air setelah
proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler.

9
Secara umum, ada empat jenis pipa sambungan
dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu :
- Feed Water Pipe
berfungsi mengalirkan air dari Economizer
ke Distribution Pipe yang panjangnya sama persis
dengan Steam Drum. Distribution Pipe bertugas
mengalirkan air dari Economizer secara merata
keseluruh bagian Steam Drum.

- Pipa turun yang biasanya kita sebut Downcomers


Downcomers biasanya ditempatkan
disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak
yang sama antara satu dengan yang lainnya. Pipa-
pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju
Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating
Pump atau disingkat dengan BWCP digunakan
untuk memompa air dari Downcomers dan
mensirkulasikannya menuju Waterwall yang
kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran
di Boiler dan selanjutnya dikirim kembali ke Steam
Drum.

10
- Waterwall Pipe.
Waterwall merupakan pipa-pipa kecil yang
berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa dilas satu
sama lain agar membentuk selubung yang kontinyu
dalam Boiler, konstruksi seperti ini biasanya disebut
sebagai konstruksi membran. Waterwall bertugas
menerima dan mengalirkan air yang berasal dari
Boiler Circulating Pump untuk kemudian
dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke Steam
Drum.

- Steam Outlet Pipe


Pipa ini diletakkan dibagian atas Steam
Drum untuk memungkinkan Saturated Steam keluar
dari Steam Drum dan menuju Superheater.

Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan


dipisahkan dan diteruskan untuk pemanasan lebih lanjut
di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam
Steam Drum untuk kemudian dialirkan ke Downcomers,
dari sini keseluruhan proses akan dimulai lagi.
Selain pipa-pipa tersebut, juga terdapat Blowdown
Pipe, letaknya didekat bagian bawah Steam Drum, tepat
dibawah lapisan permukaan air. Setiap kali air berubah
menjadi Steam, kotoran-kotoran air tetap tertinggal di air
dalam Steam Drum. Jika konsentrasi kotoran-kotoran ini
menjadi tinggi, kemurnian Steam yang keluar dari Steam
Drum akan terpengaruh dan bahkan kotoran tersebut
terbawa ke Superheater maupun ke Turbine. Pipa
Blowdown menghilangkan sebagian kecil air Boiler dari
permukaan Steam Drum, pipa ini akan mengalirkan
kotoran-kotoran tersebut sehingga dapat mengurangi
konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya

11
dapat menjaga Superheater maupun Turbine tetap bersih.

Super Heater (SH)


Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam
dan siap dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk
menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses
industri.

Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang
digunakan untuk memanaskan air dari air yang
terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan
baru.
Sealain Komponen tersebut masih ada komponen
pendukung lainya yang tidak kalah pentingnya dalam
proses produksi seperti, Reheater, Boiler Water
Circulating Pump (BWTP), Down Comer, Pulveraizer
dan lain-lain

2) Turbin
Turbin ini merupakan alat konversi energi, yaitu mengubah energi
uap (steam) yang dihasilkan Boiler menjadi energi gerak. Ekspansi uap
yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu pengarah dan sudu-sudu
putar. Tingkatan turbin:
- High pressure turbine
- Intermediate pressure turbine
- Low pressure turbine

12
a) Komponen-komponen Turbin
Sudu
Konversi energi terjadi melalui/pada sudu turbin. Turbin
mempunyai susunan sudu bergerak berselang-seling dengan
sudu tetap. Sudu bergerak dan sudu tetap tersebut berkerja
besama untuk mengubah energi panas dalam uap menjadi
energi mekanis berotasi.

Nozel
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar)
potensial menjadi energi kinetik dari uap.

Disck (roda turbin)


Disck berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin
kepada pesawat yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan
poros ini tenaga mekanis uap.

Jadi secara ringkas kerja turbin adalah dimana tenaga potensial


dari uap dari boiler dirobah menjadi tenaga kinetis pada Nozel dan
tenaga kinetis ini dirobah menjadi tenaga putar pada Blade, dengan
melalui Disck tenaga putar dirubah menjadi tenaga mekanis pada poros
(shaft).

13
3) Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik yang terdiri
dari Stator dan Rotor. Rotor tersebut dihubungkan dengan Shaft Turbine
sehingga berputar bersama-sama. Stator Bars didalam sebuah generator
membawa arus hubungan output pembangkit. Arus DC (Direct current)
dialirkan melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan Slip
Ring yang dipasang jadi satu dengan Rotor sehingga akan timbul medan
magnit (flux). Jika Rotor berputar, medan magnit tersebut memotong
kumparan pada Stator sehingga pada ujung-ujung kumparan Stator
timbul tegangan listrik.
Dengan adanya Rotor yang bergerak secara mekanis berotasi

tentu terjadi kontak dengan stator yang mengakibatkan terjadinya panas


maka perlu sistem pendinginan berikut pengenai sisitem
pendinginannya:
a) Sistem Pendinginan Stator
Pembangkit tenaga listrik berpendingin hidrogen yang lebih
besar seringkali mempunyai sistim pemdingin terpisah untuk
mendinginkan statornya. Batangan- batangan stator (stator bars)
didalam sebuah generator membawa arus hubungan output
pembangkit. Aliran arus yang melewati batangan-batangan ini
menghasilkan jumlah panas yang berarti/signifikan .
Untuk generator yang berpendingin hidrogen yang lebih
kecil, hidrogen itu saja biasanya sudah dapat menghisap panas.
Akan tetapi generator yang lebih besar sering mempunyai sistim
pendingin air tambahan bagi batangan-batangan statornya.

14
Batangan stator yang umum terdiri atas sejumlah konduktor
yang berlubang. Air yang mengalir melewati konduktor ini
menghisap panas yang dihasilkan oleh arus yang dibawa batangan
tersebut.

b) Sistem Pendinginan Rotor


Pendinginan dengan udara jarang digunakan pada
pembangkit tenaga listrik yang besar, karena pendinginan dengan
udara bukanlah alat yang efisien untuk menyingkirkan panas yang
jumlahnya besar. Sebagian besar pembangkit tenaga listrik yang
besar menggunakan sistim pendinginan hidrogen untuk
mempertahankan temperatur kerja yang sesuai.
Hidrogen digunakan dengan jumlah yang sama, ia menyerap
lebih banyak panas daripada udara, sehingga pembangkit tenaga
listrik lebih umum memakai pendingin hidrogen.Untuk
melepaskan panas dari komponen-komponen yang ada didalam
generator rotor hidrogennya harus disirkulasikan disekitar
komponen-komponen yang panas.

4) Kondensor
Suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari
turbin menjadi air. Kondensor terbuat dari plat baja berbentuk silinder
yang diletakkan secara mendatar dan didalamnya dipasang pipa-pipa
pendingin dari kuningan paduan.
B. Komponen Penunjang PLTU
1) Desalination Plant (Unit Desal)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air
tawar dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan
kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif, jika air
laut tersebut dibiarkan langsung masuk kedalam unit utama maka
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.

15
2) Reverse Osmosis (RO)
Berfungsi sama seperti desalination namun metode yang
digunakan berbeda.peralatan ini menggunakan membran
semipermeable yang menyaring kandungan garam pada air laut,
sehingga dapat dihasilkan air tawar .

3) Demineralizer Plant (Unit Demin)


Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral dalam air
tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, air
yang mengandung mineral mempunyai konduktivitas yang tinggi
sehingga menyebabkan terjadinya GGL induksi saat air melewati jalur
perpindahan di dalam PLTU.

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering.
Cara kerja Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) adalah sebagai
berikut:
- Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas
permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan
gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga
berubah menjadi uap.
- Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur
tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya
mekanik berupa putaran.
- Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan
magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan
energi listrik dari terminal output generator
- Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
- Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Muslim Supari, dkk. 2008. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta. Direktorat
Pendidikan SMK.

Marsudi Djiteng. 2008. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta. Graha Ilmu.

Suyitno. 2011. Pembangkit Energi Listrik. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

18

Anda mungkin juga menyukai