Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Teknologi Biogas Untuk Kelompok Ternak Sapi dan Kelompok

Tani Padi di Dusun Berkisan

Pra Proposal

Oleh:
1. Epin Supinto

15320048

2. Randi Isdaryanto

14320020

3. Hudi Baitul Fajri

14320032

4. Rohmana

14410008

5. Dedy Kurniawan

14410001

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA 2016

PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS UNTUK KELOMPOK


TERNAKSAPI DAN KELOMPOK TANI PADI
DI DUSUN BERKISAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Dusun Berkisan Pandowoharjo Sleman Kabupaten Sleman merupakan salah satu
daerah lereng Gunung Merapi dengan ketinggian kurang lebih 550 m dari permukaan laut,
merupakan daerah pertanian yang subur, seluas 350000 m 2 terletak di sebelah utara
Yogyakarta, dari pusat kota Yogyakarta kurang lebih berjarak 10 km sedangkan dengan
kampus Universitas Janabdra berkisar 5 km, berpenduduk 475 orang atau 145 kk, sebagian
besar penduduk bekerja sebagai petani dan peternak, sebagian buruh, dan sebagian kecil
manjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Para petani di dusun Berkisan telah membetuk kelompok-kelompok tani yang
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggotanya dengan berbagai kegiatan dibidang
teknologi tata tanam, teknologi pengolahan, permodalan, dan sebagainya untuk mencapai
tujuan tersebut.
Kelompok-kelompok tani tersebut telah berjalan dengan baik dengan mengadakan
pertemuan rutin dengan seluruh anggotanya untuk membicarakan berbagai hal yang
berkaitan dengan kesejahteraan dan kemajuan anggota. Kegiatan rutin tersebut antara lain;
Kelompok ternak sapi Ngudi Makmurpertemuan tiap malam Jumat Kliwon, Kelompok
tani ikan Tanjung Mina pertemuan Minggu Pertama setiap bulannya, dan Kelompok tani
padi Makmur Jayapertemuan tiap malam Minggu Pahing
Di Dusun Berkisan setiap anggota kelompok boleh mengikuti anggota kelompok
yang lain jadi seorang anggota kelompok tani padi juga menjadi anggota kelompok ternak
sapi bahkan juga kelompok tani ikan, karena sebenarnya setiap kelompok tersebut saling
membutuhkan produk satu dengan yang lainnya, misalnya petani padi membutuhkan
pupuk dari peternak sapi, kemudian peternak sapi butuh bahan makanan sapi dari petani
padi dan sebaliknya.
Kondisi Dusun Berkisan sangat bagus untuk pertanian, peternakan, dan perikanan
walaupun telah terbentuk kelompok kelompok tani namun belum di optimalkan misalnya
libah kotoran sapi telah dipakai untuk pupuk organik tanaman tetapi masih tradisional
tanpa rekayasa, sehingga libah kotoran sapi hanya dikumpulkan selanjutnya baru kurang
lebih 2-3 bulan limbah tersebut bisa digunakan.
Potensi yang bisa dikembangkan di Dusun Berkisan antara lain pengolahan limbah
ternak, pemupukan organik tanaman padi, perkebunan salak pondoh, penerapan teknologi
perikanan pemberdayaan kelompok-kelompok tani yang lebih luas.
RUMUSAN MASALAH
Saling ketergantungan antara kelompok tani padi Makmur Jayadengan kelompok
ternak sapi Ngudi Makmurtelah terjalin lama namun belum optimal. Sebagai contoh dari
sisi kelompok tani padi pada saat para petani membutuhkan pupuk organik dari limbah
sapi belum tentu tersedia pada kondisi yang baik karena limbah sapi baru bisa
dimanfaatkan menjadi pupuk yang baik membutuhkan waktu 2 3 bulan, sehingga dari
sisi waktu penggunaan dengan ketersediaan pupuk belum tentu cocok. Ditinjau dari sisi
peternak sapi saat panen raya limbah padi sebagai makanan ternak juga berlebihan
Limbah kotoran sapi tidak bisa langsung dimanfaatkan sebagai pupuk karena
mengandung gas amoniak, maka gas amoniak dalam limbah kotoran sapi dihilangkan
dengan jalan permentasi melalui menerapkan teknologi biogas sehingga pupuk dapat

segera digunakan sebagai pupuk hanya kurang lebih 0,5 bulan. selanjutnya biogas hasil
permentasi limbah sapi dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti gas LPG, tetapi
teknologi biogas tersebut saat ini juga belum dimanfaatkan oleh kelompok tani di Dusun
Berkisan.
TUJUAN
Demplot pembangkit biogas untuk kapasitas limbah yang dihasilkan oleh 2-4 ekor
sapi bertujuan:
1. Meningkatkan pemanfaatan limbah kotoran sapi sebagai bahan bakar energi
rumah tangga.
2. Mengurangi adanya bau yang ditimbulkan oleh penimbunan limbah padat
3. Memanfaatkan limbah biogas sebagai tambahan pupuk organik pada pertanaman
holtikultura.
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Indikator keberhasil demplot pembangkit biogas di Dusun Berkisan anatara lain
sebagai berikut:
1. Terbangunnya demplot pembangkit biogas yang secara teknis berfungsi
2. Keberhasilan mempercepat pupuk organik dari limbah kotoran sapi menjadi
kurang lebih 0,5 bulan
3. Terwujudnya bahan bakar biogas sebagai pengganti LPG
4. Perubahan perilaku masyarakat memnafaatkan pupuk dan energi yang bisa diolah
dari limbah sapi secara mandiri
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran program terdiri atas:
1. Demplot pembangkit biogas dengan hasil-hasilnya pupuk organik dan biogas
2. Jurnal ilmiah tentang biogas di Dusun Berkisan
3. Berfungsinya kelompok tani dan ternak sapi yang bertujuan mensejahterakan
anggotanya
4. Poster kegiatan
KEGUNAAN
1. Menghemat energi untuk kebutuhan rumah tangga yang biasanya menggunakan
LPG diganti biogas yang bersumber dari limbah ternak
2. Menghemat lahan untuk menumpuk kotoran
3.Limbah biogas langsung dapat digunakan sebagai pupuk sehingga dapat
mengurangi ketergantungan pupuk organik dari luar
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Peternak sapi yang digunakan sebagai Demplot sistem biogas ini terletak di Dusun
Berkisan, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Secara geografis berada di sebelah utara dusun Berkisan yang ditengah-tengah
ada lembah sehingga membatasi dengan pemukiman penduduk
Area peternakan sapi menempati tanah tanah kas desa seluas kurang lebih 5000 m2
sedangkan jumlah kandang sebanyak 32 buah, setiap kandang rata-rata ditempati 2-4 ekor
sapi sehingga jumlah sapi saat ini sebanyak 65 ekor.

Kelompok peternak sapi dusun Berkisan bernama Ngudi Makmur, berangotakan 25


orang, melakukan kegiatan pertemuan rutin setiap malam Jumat Kliwon, kelompok ternak
Makmur Jaya memfokuskan jenis usahanya penggemukan dan sebagian pembibitan.
Jika setiap ekor sapi perhari menghasilkan limbah sebanyak 8-12 kg, maka
banyaknya kotoran per harinya bisa mencapai 400 680 kg. setiap harinya. Kotoran sapi
sebanyak ini sudah layak untuk dijadikan bahan baku pembuatan biogas, yang dapat
menggantikan energi untuk keperluan sendiri dan lingkungannya. Limbah sapi yang begitu
besar biasanya ditumpuk di depan kandang. Setelah beberapa bulan, limbah sapi yang
sudah kering akan diambil oleh pembeli untuk dijadikan pupuk. Sebelum menjadi kering,
kotoran sapi akan menimbulkan bau yang tidak sedap, sehingga akan menimbulkan polusi
udara.
Kelompok tani penanam padi di Dusun Berkisan bernama Makmur Jaya, kelompok
tani ini mengadakan pertemuan setiap malam Minggu Pahing, mempunyai anggota 50
orang, antara kelompok tani padi dengan kelompok ternak selalu saling membutuhkan.
Kelompok ternak membutuhkan limbah tani untuk makanan ternak sedangkan kelompok
tani padi membutuhkan pupuk organik dari limbah kotoran sapi. Kotoran sapi yang baik
untuk pemupukan tanaman khususnya tanaman padi memerlukan waktu kurang lebih 3
bulan, hal inilah yang menyebabkan ketidak cocokan waktu petani membutuhkan pupuk
dengan saat pupuk bisa digunakan.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan penerapan teknologi biogas pada kelompok ternak sapi dan kelompok
tani holtikultura di Dusun Berkisan terangkum berbagai langkah sebagai berikut:
1. Pertemuan dengan peternak dan beberapa kelompok di sekitarnya untuk
membicarakan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
2. Pelatihan pembuatan rancangan reaktor biogas dan aspek-aspek yang perlu
dilakukannya
3. Pembuatan Demplot Reaktor Biogas di salah satu peternak sapi yang mendukung
pemanfaatan biogas secara optimal
4. Pertemuan dengan peserta kelompok tani untuk membicarakan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan
5. Demplot penggunaan limbah biogas pada tanaman padi
Pertemuan-pertemuan dengan kelopmpok peternak sapi maupun kelompok tani
holtikultural dimaksudkan untuk menyamakan persepsi tentang teknologi biogas meliputi
perencanaan, pembuatan, tempat reaktor biogas, cara penggunaannya, cara perawatannya,
serta apa yang dihasilkan oleh reaktor biogas dan cara pemakainya.
Dengan penerapan teknologi biogas ini maka akan dihasilkan gas untuk bahan bakar
terbarukan dan pupuk organik
Dalam pembuatan demplot digester atau reaktor biogas terdiri dari antara lain:
bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk menampung
gas metan hasil perombakan bahan-bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang
digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan
secara kontinu setiap hari. Besarnya digester disesuaikan dengan banyaknya kotoran ternak
yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan, yaitu berkapasitas 3000
liter.Digester dirancang dan dibuat seperti gambar 1. berikut

Gambar 1. Konstrusi digester untuk pengolah limbah sapi


JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penerapan teknologi biogas adalah
sebagaimana yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan
Waktu Kegiatan
No. Kegiatan Juli
Agust.
Sept.
Okt.
Nop.
Des.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Persiapan
Survey
lokasi
Pengadaan
bahan & alat
Pembuatan
Digester
Test / Uji
Digester
Pemanfaatan
biogas
Penyuluhan
Aplikasi
limbah
Pembuatan
Laporan
Penyerahan

KEMITRAAN
Dalam program penerapan teknologi biogas di Dusun Berkisan ini berbagai pihak
terlibat di dalamnya, antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.

Kepala Desa Pandowoharjo


Kepala Dusun Berkisan
Ibu-ibu PKK Berkisan
Kelompok Tani Makmur Jaya
Kelompok Ternak Ngudi Makmur

BIAYA
Dalam pelaksanaan kegiatan Program Hibah Bina Desa Penerapan Teknologi
Biogas ini dibutuhkan biaya, sebagai berikut :
N0.
I

II

III

IV

Uraian Pengeluaran
Bahan Habis :
1. Digester
2.Batako
3.Pasir
4.Semen
5.Besi Cor
6.Besi Begel
7.Papan cor
8.Kawat bendrat
9. Bioaktivator (awal)
Peralatan
1. Penampung gas
2. Pipa paralon
3. Stop kran
4. Kompor
5. Gerobak dorong
6. Pompa Air
7. Jerigen
9. Selang
9. Instalasi listrik
10. Ember
11. Takaran (literan)
Tenaga/Kegiatan
1. Tukang 10 hr
2. Pembantu Tukang 10 hr
3. Pertemuan Kelompok
Jumlah III
Perjalanan
1. Perjalanan ke lokasi
1 kali, 4 mg, 6 bl
2. Perjalanan lain
3. Perjalanan pembimbing
1 kali, 6 bl
Jumlah IV

Unit

Harga/Unit (Rp.)

Jumlah (RP.)

1
100
2
25
15
10
45
3
4

13,000,000
4,000
500,000
51,000
30,000
17,500
12,000
8,000
70,000
JUMLAH I

13,000,000
1,000,000
1,000,000
1,275,000
450,000
175,000
540,000
24,000
280,000
17,744,000

1
20
5
1
1
1
25
20
1
20
3

700,000
50,000
100,000
500,000
1,000,000
500,000
25,000
5,000
500,000
12,500
10,000
JUMLAH II

700,000
1,000,000
500,000
500,000
1,000,000
500,000
625,000
100,000
500,000
250,000
30,000
5,705,000

2
2
10

80,000
60,000
750,000

1,600,000
1,200,000
7,500,000
10,300,000

120

40,000

4,800,000

10

50,000

500,000

50,000

300,000
5,600,000

1,000,000

1,000,000
40,349,000
4,640,135
44,989,135
44,990,000

Kesekretariatan
1
Jumlah biaya I, II, III, IV, dan V
VI
Pajak
11.5%
Total Biaya I+II+III+IV+V dan pajak
Total Biaya (pembulatan)

Anda mungkin juga menyukai