PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang
1. 2
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertianpenyakit toxoplasmosis?
2. Bagaimana cara penularan Toxoplasma gondii?
3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit toxoplasmosis?
4. Bagimana cara mendiagnosis penyakit toxoplasmosis?
5. Bagaimana cara pemeriksaan Toxoplasma gondii?
6. Bagaimana penanganan penyakit toxoplasmosis?
7. Bagaimana pencegahan penyakit toxoplasmosis?
1. 3
Tujuan
1. Memahami pengertian penyakit toxoplasmosis
2. Memahami cara penularan Toxoplasma gondii
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit toxoplasmosis
4. Mengetahui cara mendiagnosis penyakit toxoplasmosis
5. Mengetahui cara pemerksaan Toxoplasma gondii
6. Mengetahui bagaimana penanganan penyakit toxoplasmosi
7. Mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit toxoplasmosis
BAB II
ISI
2. 1
Pengertian PenyakitToxoplasmosis
Toxoplasmosis atau sering hanya disebut penyakit toxo merupakan penyakit yang
disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii yaitu suatu parasit
intraselluler yang menginfeksi pada manusia dan hewan. Parasit ini termasuk spesies
dari kelas sporozoa (Cocidia), pertama kali ditemukan pada binatang pengerat
Ctenodactylus gundi di Afrika Utara (Tunisia) oleh Nicolle dan Manceaux tahun
1908. Tahun 1928 Toxoplasma gondii ditemukan pada manusia pertama kali oleh
Castellani
2.2 Cara penularanToxoplasma gondii
Penularannya penyakit toksoplasmosis tergantung pada 3 hal yaitu :
lingkungan yang memungkinkan perkembangan agen penyakit, adanya induk semang
dan agen penyakit itu sendiri.Toksoplasmosis dapat ditularkan oleh induk semang
melalui beberapa cara:
terjadi sakit kepala, muntah, depresi, nyeri otot, pnemonia, hepatitis, miokarditis,
ensefalitis, delirium dan dapat terjadi kejang.
Pada toksoplasmosis kongenital berat dapat menyebabkan kematian janin,
tetapi pada keadaan yang lain, infeksi dapat tidak memberikan gejala dan bayi dapat
lahir normal. Kelainan pada janin dengan toksoplasmosis kongenital dapat berupa
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, hidrosefali, anensefali, mikrosefali.
hidrops non imun, korioretinitis. Pada bayi dapat juga lahir tanpa gejala tetapi
kemudian timbul gejala lambat seperti korioretinitis, katarak, ikterus, mikrosefali,
pnemonia dan diare.
Gejala klinis pada bayi baru lahir akan dapat ditemukan seperti pada
temuan diatas. Gejala klinik yang paling banyak ditemukan adalah
chorioretinitis, penyakit kuning, demam, dan hepatosplenomegali. Adanya
IgM toxoplasma spesifik pada bayi baru lahir memperjelas diagnosa infeksi
congenital. Adanya kista toxoplasma gondii pada pemerikaan histology
plasenta juga mendukung kuat diagnosa infeksi pada bayi.
Diagnosa prenatal
Pemeriksaan serologi saat ini merupakan metode yang sering digunakan.
Salah satu cara pemeriksaan serologi toksoplasma dengan metode ELISA, yaitu
dengan mengukur jumlah IgG , IgM atau keduanya. IgM dapat terdeteksi lebih
kurang 1 minggu setelah infeksi akut dan menetap selama beberapa minggu atau
bulan. IgG biasanya tidak muncul sampai beberapa minggu setelah peningkatan
IgM tetapi dalam titer rendah dapat menetap sampai beberapa tahun.
Secara optimal, antibodi IgG terhadap toksoplasmosis dapat diperiksa sebelum
konsepsi, dimana adanya IgG yang spesifik untuk toksoplasma memberikan
petunjuk adanya perlindungan terhadap infeksi yang lampau. Pada wanita hamil
yang belum diketahui status serologinya, adanya titer IgG toksoplasma yang
tinggi sebaiknya diperiksa titer IgM spesifik toksoplasma. Adanya IgM
menunjukkan adanya infeksi yang baru saja terjadi, terutama dalam keadaan titer
yang tinggi. Tetapi harus diingat bahwa IgM dapat terdeteksi selama lebih dari 4
bulan bila menggunakan fluorescent antibody test , dan dapat lebih dari 8 bulan
bila menggunakan ELISA.Diagnosa ditegakkan bila IgM positif dan titer IgG
yang meningkat 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang selang waktu 2 3
minggu.Titer IgM akan tetap tinggi sampai 3 4 bulan
Tujuan
Bahan Pemeriksaan
Reagen
Metode
Prinsip
Prosedur
Interpretasi
Daftar Pustaka
Tujuan
Bahan Pemeriksaan
Reagen
Metode
Prinsip
Prosedur
Interpretasi
Daftar Pustaka
2.6 Penanganan
Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya
digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga obat
yang paling sering digunakan ke pasien adalah pirimetamin (Daraprim),
sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Obat lain kadang-kadang digunakan
adalah klindamisin (Cleocin), azitromisin (Zithromax), atau atovakuon (Mepron).
Obat ini digunakan terutama ketika pasien alergi terhadap pirimetamin atau
sulfadiazin. Dosis bervariasi, cara terbaik untuk menentukan perawatan medis
individu adalah didasarkan pada situasi kesehatan pasien.Sayangnya, pirimetamin
(Daraprim) dan sulfadiazin (Microsulfon) dapat menyebabkan efek samping yang
signifikan diantaranya adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin
dapat mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk
sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan gejala
lainnya.
2.7 Pencegahan
Infeksi toksoplasma pada ibu hamil dapat dicegah dengan cara menghindari
tertelannya kista atau ookista berbentuk spora dengan menjaga kebersihan diri.
Perlu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau setelah kontak dengan
kucing/ kotoran kucing, memasak makanan sampai matang benar ( > 66 C ) dan
menggunakan sarung tangan sewaktu berkebun. Buah-buahan dan sayur mentah
harus dicuci bersih dan makanan dilindungi supaya tidak dihinggapi lalat, kecoa
dan serangga atau binatang lain yang mungkin dapat membawa kontaminasi dari
kotoran kucing.Pengobatan terhadap ibu hamil yang terinfeksi akut dengan tujuan
mengurangi infeksi ke janin diperkirakan efektifitasnya hanya 50 %.
Cara
pencegahan
yang
lainnya
yaitu
dengan
pemberian
imunisasi
mencegah
penyebaran
toksoplasmosis.Imunisasi
diberikan
untuk
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toxoplasmosis atau sering hanya disebut penyakit toxo merupakan penyakit
yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii yaitu suatu
parasit intraselluler yang menginfeksi pada manusia dan hewan. Parasit ini termasuk
spesies dari kelas sporozoa (Cocidia), pertama kali ditemukan pada binatang pengerat
Ctenodactylus gundi di Afrika Utara (Tunisia) oleh Nicolle dan Manceaux tahun
1908. Tahun 1928 Toxoplasma gondii ditemukan pada manusia pertama kali oleh
Castellani
Toksoplasmosis dapat ditularkan oleh induk semang melalui beberapa cara:
1. Tertelannya ookista infektif yang berasal dari kucing.
2. Tertelannya kista jaringan atau kelompok takizoit yang terdapat di dalam daging
mentah atau yang dimasak tidak sempurna.
3. Tertelannya induk semang yang telah menelan ookista
4. Melalui plasenta
5. Kecelakaan di laboratorium karena kontaminasi melalui luka, peroral, maupun
konjungtiva.
6. Penyuntikan merozoit secara tidak sengaja.
7. Transfuse leukosit penderita toksoplasmosis.
Pada manusia dewasa dengan daya tahan tubuh yang baik biasanya hanya
memberikan gejala minimal dan bahkan sering tidak menimbulkan gejala. Apabila
menimbulkan gejala, maka gejalanya tidak khas seperti : demam, nyeri otot, sakit
tenggorokan,kadang-kadang nyeri dan ada pembesaran kelenjar limfe servikalis
posterior, supraklavikula dan suboksiput. Pada infeksi berat, meskipun jarang, dapat
terjadi sakit kepala, muntah, depresi, nyeri otot, pnemonia, hepatitis, miokarditis,
ensefalitis, delirium dan dapat terjadi kejang.
Diagnosa utama infeksi toxoplasma selama kehamilan adalah meliputi salah satu dari
hal berikut:
1. Menunjukan hasil yang positif pada uji yang dilakukan
2. Terjadi peningkatan antibody yang diperoleh dari serum ibu pada dua kali
pemeriksaan yang berbeda, atau
3. Terdeteksi antibody IgM toxoplasma Pada usia remaja dengan infeksi
primer jarang terjadi perkembangan antibody IgG dan IgM.
Diagnosa prenatal
11
Interpretasi
Satuan
DAFTAR PUSTAKA
13
https://sinagachristin.wordpress.com/2013/06/18/toxoplasmosis/
Diakses
14