A. Pengertian
Kejang
Demam
adalah
kejang
yang
berhubungan
sistem saraf pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi pada 2-5 %
populasi anak. Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia
6 bulan 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama
kalinya pada usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan
suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia anak dibawah
lima tahun.
B. Etiologi
Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta
Kedokteran belum diketahui dengan pasti, namun disebutkan
penyebab utama kejang demam ialah demam yag tinggi.
Demam yang terjadi sering disebabkan oleh :
a. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
b. Gangguan metabolik
c. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis,
otitis media, bronchitis.
d. Keracunan obat
e. Faktor herediter
f. Idiopatik. (Arif Mansjoer. 2000)
C. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melaluui
proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi
oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid
dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal,
membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium (K+) da sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na++)
dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya
konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na++
rendah, sedang dluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan
sendiri
karena
keadaan
demam
kenaikan
suhu
10C
akan
itu,
kenaikan
suhu
tubuh
dapat
mengubah
sekitarnya
dengan
bantua
bahan
yang
disebut
kejang
yang
berbeda
dan
tergantung
tinggi
ambang
kejang
yang
rendah
sehingga
dalam
(lebih
dari
15
menit)
biasanya
disertai
apnea,
mengakibatkan
permeabilitas
kapiler
hipoksia
dan
sehingga
timbuledema
meninggikan
otak
yang
D. Klasifikasi
1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau
lebih hal berikut ini:
1) Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan
atau salah satu sisi tubuh umumnya gerakan setiap
kejang sama
2) Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka
merah, dilatasi pupil.
3) Somotosenoris atau
sensori
khusus,
mendengar
pada
bibir,
mengunyah,
gerakan
sikap
epistotonus
yang
disebabkan
oleh
E. Manifestasi klinis
Gejala berupa:
a. Suhu anak tinggi.
b. Anak pucat / diam saja
c. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.
d. umumnya kejang demam berlangsung singkat.
e. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau
hanya sentakan atau kekakuan fokal.
f. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri )
g. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa
menit
infark,
tepi,
lengkap
(Hb,
Ht,
Leukosit,
Trombosit)
kejang
demam.
Perhatikan
keadaan
vital
seperti
kesadaran,
tinggi
diturunkan
dengan
kompres
air
pemberian
Obat
yang
dan
antipiretik.
paling
cepat
menghentikan
kejangadalah
intravena
0,3-0,5
mg/kgBB/kali
dengan
perlahan-lahan
mg/kgBb/menit.
Setelah
fisiologis
karena
fenitoin
bersifat
basa
dan
melebihi
200mg/hari.
Efek
sampingnya
adalah
sebanyak
5mg
(BB<10kg)>10kg)
setiap
pasien
kejang
demam
berat
yang
dapat
terjadinya
epilepsy
dikemudian
hari.
Profilaksis
terus
dan
dihentikan
bertahap
selama
1-2
bulan
neurologist
atau
perkembangan
(misalnya
hanya
mmenuhi
satu
criteria
saja
dan
ingin
yaitu
pada
waktu
anak
demam
dengan
obati
penyebab
demam.
demam,atasi
kejang
secepatnya,nilai
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas : umur, alamat
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan klien saat
pengkajian) : demam, iritabel, menggigil, kejang)
b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang
diderita klien saat masuk rumah sakit) : kapan mulai
panas ?
c. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang
sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh
klien) : pernah kejang dengan atau tanpa demam ?
d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang
sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh
anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau
tidak) : orang tua, saudara kandung pernah kejang ?
e. Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan
tumbuh kembang ?
f. Riwayat imunisasi
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
(berat badan, panjang badan, usia)
b. Pemeriksaan persistem
1) Sistem persepsi sensori :
Penglihatan : air mata ada / tidak, cekung / normal
Pengecapan : rasa haus meningkat / tidak, lidah
lembab / kering
2) Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang,
pusing
3) Sistem pernafasan : dispneu, kusmaul, sianosis,
cuping hidung,
4) Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan
cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral hangat
/ dingin, sianosis perifer
5) Sistem gastrointestinal :
Mulut : membran mukosa lembab / kering
Perut : turgor ?, kembung / meteorismus, distensi
Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam),
volume, bau, konsistensi, darah, melena
6) Sistem integumen : kulit kering / lembab
7) Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria /
anuria
4. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi ?,
b. Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah
c. Pola eleminasi
1) BAB : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ),
konsistensi, bau, darah
2) BAK : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria,
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
anuria
Pola aktifitas dan latihan
Pola tidur dan istirahat
Pola kognitif dan perceptual
Pola toleransi dan koping stress
Pola nilai dan keyakinan
Pola hubungan dan peran
Pola seksual dan reproduksi
Pola percaya diri dan konsep diri
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d kejang.
dengan
hipertermi,
efek
proses
C. Intervensi Keperawatan
7.
8.
N
9. Diagnosa
Keperawa
tan
12. 13.
Hiper
1
termi
b.d,
peningkatan
metabolik,
viremia
14.
Bata
san
karakteris
tik :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
Suhu tubuh > b.
nor-mal
c.
Kejang
Takikardi
Respirasi
d.
e.
meningkat
Diraba hangat
Kulit memerah f.
10.
Tujuan dan
kriteria hasil
(NOC)
11.
Intervensi (NIC)
17.
Setelah
1. Mengatur Demam (3900)
a. Monitor suhu sesuai kebutuhan
dilakukan tindak-an
b. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
perawatan
selama
c. Monitor suhu dan warna kulit
X 24 jam suhu
d. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi
badan
pasien
e. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
normal, dengan
f. Ajarkan
klien
bagaimana
mencegah
panas
kriteria :
yang tinggi
g. Berikan antipiretik sesuai advis dokter
18.
Termoregula 2. Mengobati Demam (3740)
si (0800)
a. Monitor suhu sesuai kebutuhan
b. Monitor IWL
Suhu kulit normal
c. Monitor suhu dan warna kulit
Suhu
badan
d. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
35,9C- 37,3C
e. Monitor derajat penurunan kesadaran
Tidak ada sakit kepa-la /
f. Monitor kemampuan aktivitas
g. Monitor leukosit, hematokrit, Hb
pusing
h. Monitor intake dan output
Tidak ada nyeri otot
i. Monitor adanya aritmia jantung
Tidak ada perubahan
j. Dorong peningkatan intake cairan
warna kulit
k. Berikan cairan intravena
Nadi,
respirasi
dalam
batas normal
15.
16.
g. Hidrasi adequate
h. Pasien
menyatakan nyaman
i. Tidak menggigil
j. Tidak iritabel / gragapan/ kejang
19.
20.
dokter
21.
22. 23.
Pote
2
nsial
komplikasi :
kejang
24.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
...x 24 jam perawat
akan mengatasi dan
mengurangi episode
kejang
25.
26.
Tentukan apa klien merasakan aura sebe-lum
awitan aktivitas kejang. Jika ya, beri-tahu tindakan
pengamanan untuk diambil jika aura tersebut
dirasakan
27.
Bila aktivitas kejang terjadi, observasi dan
dokumentasikan hal berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jika
orang
tersebut
berlanjut
mengalami
37. 38.
Resik
3
o
aspirasi
b.d akumulasi
sekret,
muntah,
penurunan
kesadaran
40.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selam
a x 24 jam klien
tidak
mengalami
aspirasi,
dengan
kriteria :
b. Ritme
dalam
batas
normal
c. Ekspansi dada simetris
d. Tidak ada sputum
e. Tidak ada penggunaan
otot-otot tambahan
f. Tidak ada retraksi dada
g. Tidak
ditemukan
dispneu
h. Dispneu saat aktivitas
ti-dak ditemukan
i. Napas pendek-pendek
ti-dak ditemukan
j. Tidak ditemukan taktil
fremitus
k. Tidak ditemukan suara
napas tambahan
a.
b.
c.
d.
i.
j.
k.
l.
m.
49.
Miringkan kepala bila kejang untuk mencegah
aspirasi ludah atau muntahan.
50. 51.
Risik
4
o injuri /
cedera b.d.
adanya
kejang,
hipoksia
jaringan
a.
b.
c.
d.
e.
52.
Setelah
54.
Manajemen Lingkungan
dilakukan tindakan
keperawatan selama a. Diskusikan tentang upaya-upaya mencegah cedera,
seperti
lingkungan
yang
aman
untuk
klien,
X 24 jam tidak
menghindarkan
lingkungan
yang
berbahaya
(misalnya
terjadi
cidera,
memindahkan perabotan)
dengan kriteria:
b. Memasang pengaman tempat tidur
c. Memberikan penerangan yang cukup
Status neurologist
Fungsi neurologi: sadar, d. Menganjurkan keluarga untuk menemani klien
e. Memindahkan
barang-barang
yang
dapat
kontrol gerakan pusat,
membahayakan
fungsi
motorik
atau
f. Bersama tim kesehatan lain, berikan penjelasan pada
sensorik otak dalam
klien dan keluarga adanya perubahan status kesehatan
batas yang diharapkan.
Dapat berkomunikasi
55.
Manajemen kejang
Ukuran
pupil
dalam
batas normal
a. Tunjukkan gerakan yang dapat mencegah injury /
Pupil reaktif
cidera.
b. Monitor hubungan antara kepala dan mata selama
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
kejang.
Longgarkan pakaian klien
Temani klien selama kejang
Mengatur airway
Berikan oksigen bila perlu
Berikan terapi iv line bila perlu
Monitor status neurology
Monitor vital sign
Orientasikan kembali klien setelah kejang
Laporkan lamanya kejang
Laporkan karakteristik kejang: bagian tubuh yang
terlibat, aktivitas motorik, dan pening-katan kejang.
Dokumentasikan informasi tentang kejang
Kelola medikasi (kolaborasi)
Kelola anti kejang (kolaborasi) bila diperlukan.
Monitor tingkat obat antiepilepsi, bila perlu
Monitor lama periode postictal dan karak-teristiknya
56.
Pencegahan kejang
sampingnya.
g. Monitor tingkat obat antiepilepsi, bila perlu
h. Sediakan suction, ambubag, nasopharyngeal airway
disamping tempat tidur.
i. Pasang side rail tempat tidur.
j. Ajarkan orang tua untuk mengenali faktor pemicu.
57. 58.
Perfu
60.
Setelah
5
si jaringan
dilakukan tindakan
serebral tak
keperawatan selama
efektif b.d.
X 24 jam perfusi
hipovolemi
jaringan
serebral
a,
efektif,
dengan
gangguan
criteria :
aliran vena
a. Perfusi jaringan
dan arteri.
cerebral
59.
b. Fungsi neurology
c. Tekanan intrakranial dalam batas normal
d. Tak ada sakit kepala
e. Tak ada bunyi bruit
carotis
f. Tak gelisah
g. Tak ada agitasi
h. Tak ada muntah
i. Tak ada sinkope
61.
Status
62.
Monitoring Neurologik :
kesimetrisan,
dan
neurology
kesadaran
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
64. 65.
Kece
6
masan
(orang tua,
anak) b.d.
ancaman
perubahan
status kesehatan,
krisis
: d. Monitor PCS
e. Monitor memori saat ini, rentang perhatian, memori
masa lalu, mood, perasaan/emosi, tingkah laku.
Membuka
mata f. Monitor vital sign suhu, tekanan darah, nadi, respirasi.
terhadap
stimulasi g. Monitor status respirasi (kedalaman, pola, usaha untuk
bernafas)
eksternal
h. Monitor refleks kornea
Orientasi cognitif
Komunikasi
sesuai i. Monitor refleks batuk dan refleks muntah
j. Monitor tonus otot, gerakan motorik.
situasi
k. Monitor adanya tremor
Mematuhi perintah
gangguan
visual:
diplopia,
nistagmus,
Berespon
(gerak) l. Monitor
pemendekan
lapang
pandang,
aktivitas
visual
terhadap stimulus yang
m. Monitor karakteristik bicara: lancar, aphasia, kesulitan
berbahaya (nyeri).
menemukan kata-kata.
Mengikuti
terhadap
n.
Monitor respon terhadap stimulus: verbal, taktil,
stimulus
dari
stimulus berbahaya.
lingkungan
o.
Monitor adanya parestesia
Tak ada kejang
p. Monitor refleks babinski, respon cushing
66.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
X 24 jam
kecemasan orang
tua berkurang /
hilang, dengan
criteria :
67.
Mengotrol
a. Menurunkan Cemas
b. Gunakan pendekatan dengan konsep atraumatik care
c. Jangan memberikan jaminan tentang prognosis
penyakit
d. Jelaskan semua prosedur dan dengarkan keluhan
klien/keluarga
e. Pahami harapan pasien/keluarga dalam situasi stres
f. Temani pasien/keluarga untuk memberikan keamanan
dan
mengurangi takut
g. Bersama tim kesehatan, berikan informasi mengenai
situasional
cemas
a. Klien/ keluarga mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan gejala
cemas.
b. Mengidentifikasi,
mengungkapkan,
dan
menunjukkan
teknik
untuk
mengontrol
cemas
c. Vital sign (TD, nadi,
respirasi) dalam batas
normal
d. Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh,
dan
tingkat
aktivitasmenunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
e. Menunjukkan
peningkatan
konsentrasi dan akurasi
dalam berpikir
68.
69.
70.
71.
72.
DAFTAR PUSTAKA
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
96.
97. Peningkatan metabolisme
Evaporasi berlebihan
pelepasan pirogen
endogen (IL 1)
99.
100.
Mengubah keseimbangan
101.
102.
103.
Hipotalamus
104.
105.
106.
Yang besar
Peningkatan suhu tubuh
Perubahan status kesehatan pada anak
107.
108.
Meluas ke seluruh sel sekitarnya
Kurang pemajanan
Koping org tua/ke109.
110.
111.
Kejang
112.
113.
Kurang
pengetahua
n
114.
115.
116.
117.
118.
Tubuh
119.
Bantu pernapasan
kecemasan
120.
Risiko kerusakan
sel otak