Perkembangan SKSD
(Sistem Komunikasi Satelit Domestik)
SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem satelit komunikasi
pengendali bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraft Company) Perumtel Indonesia. Nama
palapa diambil dari sumpah Gajah Mada yang akan mempersatukan Nusantara. SKSD Palapa
dibangun tahun 19741976 dengan peluncuran generasi 1-A1. Sampai tahun 1996 sudah
generasi 3 dengan code C2 yang jarak jangkauannya dari Irian sampai Vladivostok (Rusia), dari
Australia sampai Selandia Baru. Juga dipakai oleh negara-negara tetangga, Australia, Papua
Nugini, Maca, Selandia Baru, dan Vietnam.
Adapun nama satelit yang telah diluncurkan Indonesia adalah :
1.Generasi pertama
1.1. Palapa A1 Waktu Peluncuran 8 Juni 1976
1.2. Palapa A2 Waktu Peluncuran 10 Maret 1977
2.Generasi Kedua
2.1. Palapa B1 Waktu Peluncuran 19 Juni 1983
2.2. Palapa B2 Waktu Peluncuran 6 Februari 1984 (gagal) digantikan B2P
2.3. Palapa B2P Waktu Peluncuran 20 Maret 1987
2.4. Palapa B2R Waktu Peluncuran 20 Maret 1990
2.5. Palapa 4 Waktu Peluncuran 7 Mei 1992
3. Generasi Ketiga
3.1. Palapa C1 Waktu Peluncuran 1 Februari 1996
3.2. Palapa C2 Waktu Peluncuran 16 Mei 1996
Sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yakni Telkom-1 dan Garuda-1
Sejarah SKSD
Peluncuran pertama satelit komunikasi domestik Palapa A-1 ke angkasa pada 9 Juli 1976. Satelit
yang merupakan buatan dari Hughes (AS) ini diluncurkan dari tanjung Canaveral, Florida, AS.
Peluncuran satelit Palapa ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga setelah Amerika
Serikat (AS) dan Kanada dalam teknologi per-satelitan.Keputusan Presiden Soeharto ketika itu
untuk membeli satelit Palapa ini, sekarang terlihat manfaatnya. Mungkin tanpa satelit Palapa
sudah tidak ada Indonesia yang kita kenal sekarang ini, satelit komunikasi yang menghubungkan
seluruh kepulauan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Saat itu, Palapa A-1 ditempatkan
pada orbit di ketinggian 36.000 km diatas bumi dan dikendalikan oleh Stasiun Pengendali Utama
(SPU) di Cibinong, Jawa Barat.Kemudian, pada 10 Maret 1977, Indonesia-pun berhasil
meluncurkan satelit berikutnya yang diberi nama Palapa A-2 yang memilik 12 transponder
seperti yang dimiliki Palapa A-1. Kedua satelit komunikasi Indonesia itu memiliki umur yang
relatif pendek, yaitu 7 tahun.Dimana Palapa A-1 berakhir masa operasinya pada tahun 1983 dan
Palapa A-2 berakhir pada tahun 1984. Namun, saat itu pemerintah Indonesia melalui Perumtel
yang kini bernama Telkom telah mengantisipasi umur satelit tersebut jauh-jauh hari dan sudah
memikirkan penggantinya, yaitu Palapa B-1 yang diluncurkan pada 17 Juni 1983.Karena suatu
masalah, maka satelit Palapa B-1 berumur pendek yaitu hanya 2 tahun. Untungnya pemerintah
sudah menyiapkan Palapa B-2 yang kemudian diluncurkan pada 2 Februari 1984. Namun, satelit
tersebut bermasalah lagi, sehingga tidak masuk pada orbitnya dan kemudian hilang.Pemerintah
Indonesia-pun segera meluncurkan satelit pengganti Palapa B2P pada 21 Maret 1987 dan masuk
pada slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT).Satelit Palapa B-2 yang hilang kemudian berhasil
ditemukan. Kemudia diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R dan berhasil menempati slot
orbit 108 derajat BT pada 14 April 1990.
Untuk memenuhi kebutuhan Nasional, maka pada 14 Mei 1992 diluncurkan juga satelit Palapa
B-4 dan berada pada slot 118 derajat BT. Setelah itu, Indonesia berturut-turut meluncurkan
satelitPalapa C-1 pada 31 Januari 1996 dan langsung menempati slot 113 derajat BT. Satelit
Palapa C-1 kemudian digantikan oleh Palapa C-2 yang bertipe 3 poros dengan 36 tansponder.
Masing-masing dengan lebar pita frekuensi (bandwith) 36 MHZ yang terbagi dalam 24
transponderC-band standar dengan daya 38 dBW (EIRP) dan 12 transponder C-band perluasan
dengan daya 41 dBW (EIRP), memiliki reliabilitas 0,75 yang diluncurkan pada 15 Mei 1996 dan
berusia 14 tahun. Satelit ini diluncurkan oleh Ariane-4 milik Arianespace dan masih dapat
digunakan sampai tahun 2011.
Pada 31 Agustus 2009 yang lalu, Indosat berhasil meluncurkan satelit Palapa D yang
menggantikan satelit Palapa C-2, yang akan berakhir masa orbitnya sekitar tahun 2010 sampai
2011. SatelitPalapa D akan beroperasi di orbit 113 derajat BT yang sekarang masih ditempati
satelit Palapa C-2.
Satelit Palapa D akan mempunyai masa operasi selama 15 tahun sedangkan satelit Palapa C2yang masih mempunyai masa aktif sekitar satu tahun lagi, akan direlokasi ke orbit 150,5 derajat
BT yang sebelumnya ditempati Palapa C-1.
Fungsi SKSD Palapa adalah sebagai berikut.
militer. Satelit tenaga matahari diletakkan di orbit tinggi bumi, menggunakan transmisi
gelobang mikro. Stasiun ruang angkasa didesain agar manusia dapat tinggal di luar
angkasa, untuk digunakan dalam jangka wanktu yang lama. Akhirnya, satelit cuaca
digunakan untuk memonitor cuaca dan iklim bumi.
Explorer I
Perlu dicatat bahwa pada masa itu, orang-orang masih belum memiliki teknologi secanggih
orang-orang masa kini dalam meneliti angkasa luar dan atmosfer. Sebelum era satelit,
manusia menggunakan balon yang dinaikkan sejauh 30 km ke atmosfer, dan gelombang
radio untuk meneliti ionosfer. Era ruang angkasa kemudian dimulai pada tahun 1946, sejak
para ilmuwan mulai mengukur atmosfer lapisan atas bumi menggunakan roket V-2 milik
Jerman yang tertangkap. Hingga tahun 1952, mereka menggunakan V-2 dan roket Aerobee
untuk meneliti atmosfer lapisan atas.
Pada 29 Juli 1955, Presiden Amerika Serikat mencanangkan Project Vanguard, dengan jadwal
peluncuran satelitnya pada musim semi 1958. Tidak mau kalah, Uni Soviet meluncurkan
Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Amerika mengikuti jejak Sputnik 1 dengan menggunakan
Space Surveillance Network (SSN) selain mengamati dan meneliti objek-objek ruang
angkasa lainnya. Yang kemudian terjadi adalah kompetisi super-ketat antara kedua negara
dalam memperbaharui dan meluncurkan sistem satelit terbaru.
Pada tanggal 1 Oktober 1958, inagurasi NASA diadakan sebagai suksesor dari NACA
(National Advisory Committee for Aeronautics, didirikan pada 1915 untuk mendukung
penelitian-penelitian industri aeronautik negara). NASA diberikan mandat yang sama, dan
diharapkan dapat mendukung penelitian terhadap perkembangan satelit di Amerika Serikat.
Appolo 11
Kecelakaan juga terjadi di pihak Uni Soviet. Pada tahun 1967, tahun yang sama dengan
kecelakaan Apollo pertama, seorang kosmonot kehilangan nyawanya. Menyusul kemudian,
pada 1971, tiga orang kosmonot lagi meninggal. Mereka adalah Georgi Dobrovolsky,
Vladislav Volkov, dan Victor Patseyev.
Project Apollo ternyata tidak terhenti di Apollo 11. Namun, proyek tersebut pun ternyata
harus dihentikan pada Apollo 17 pada bulan Desember tahun 1972, sebab terjadi perubahan
iklim sosial dan politik Amerika Serikat, selain karena keterbatasan danauang yang ada
pada saat itu habis untuk mendanai (misalnya) Perang Vietnam.
Meski Project Apollo terhenti, masih banyak hal yang dilakukan oleh Amerika dalam
mengembangkan sistem satelitnya. Singkatnya, secara garis besar, pada era 1970-an
hingga 1980-an, terdapat berbagai misi antariksa yang dijalankan oleh Amerika, seperti
misalnya Apollo-Soyuz Test Project, yang pada akhirnya melibatkan Amerika dan Uni Soviet
bersama-sama pada orbit. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi pesawat
ulang-alik. Sayangnya, misi planetari sempat mati pada akhir 70-an hingga akhir 80-an
karena ACTS (Advanced Communication Technology Satellites, diluncurkan pada 1993)
berpotensi kurang sempurna, dan terutama karena terjadi beberapa kecelakaan lagi. Pada
Februari 1984, satelit telekomunikasi Westar VI tersangkut di orbit karena booster-nya
mengalami kegagalan. Kemudian, kecelakaan terberat yang menjadi kekhawatiran utama
adalah meledaknya The Challenger kurang dari dua tahun kemudian, yang merupakan
tragedi tersesar NASA selain meledaknya Columbia pada tahun 2003.
Columbia
Untung saja, misi planetari tidak terhenti selamanya. Pada era 1990an, satelit Galileo
menginvestigasi Jupiter dan bulan-bulannya. Huble Space Telescope juga meneruskan
penelusurannya terhadap ruang angkasa dari orbit rendash bumi. Selain itu, sebuah Rover
meneliti Mars, mencoba mencari kebenaran akan kabar burung mengenai adanya kehidupan
di planet merah tersebut. Rover tersebut dikendalikan dari bumi.
Berkebalikan dari era 70-80an, misi planetari pada masa kini malah makin berkembang dan
ditunggu-tunggu kabar beritanya oleh khalayak ramai, bahkan oleh orang awam sekalipun.
Orang-orang makin penasaran akan ada-tidaknya kehidupan di planet lain, bahkan mungkin
di galaksi lain. Mars bisa dikatakan sebagai objek penelitian utama. Sebab, selain penelitian
mengenai ada-tidaknya kehidupan disana, diteliti juga mengenai kemungkinan manusia
untuk tinggal disana. Seri baru satelit ulang-alik pun dirancang untuk menjelajahi Mars dan
isinya.