Penganggaran Dengan Kondisi Khusus
Penganggaran Dengan Kondisi Khusus
diharapkan
kemampuan
pemerintah
daerah
untuk
manajemen
pembangunan menjadi lebih lincah, akurat, dan tepat. Urusan pemerintahan yang
diserahkan
atau
didistribusikankepada
daerah
tersebut
disertai
pula
dengan
penyerahan atau transfer keuangan yang terwujud dalam hubungan keuangan antara
pusat dan daerah.
Salah satu bentuk hubungan keuangan pusat dan daerah adalah Dana Alokasi
Khusus
(DAK),
dimana
dana
yang
bersumber
dari
pendapatan
APBN,
mengatur pelimpahan
dalam
pelaksanaannya
tidak
ada
daerah
penerima
DAK
yang
DAK ditentukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau diusulkan oleh daerah tertentu;
DAK diperuntukan guna membiayai kegiatan fisik pelayanan masyarakat dengan
umur ekonomis yang panjang.
Nasional,
sesuai
dengan
RKP.
Selanjutnya,
menteri
teknis
Kriteria Umum
Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang
tercermin dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil
Daerah (Pasal 55 PP No. 55/2005). Dalam bentuk formula, kriteria umum tersebut
dapat ditunjukkan pada beberapa persamaan di bawah ini:
Pegawai Daerah
Penerimaan Umum
APBD
DAU
DBH
DBHDR
PNSD
daerah tertinggal/terpencil.
b) Karakteristik daerah yang meliputi: daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah
perbatasan dengan negara lain, daerah rawan banjir/longsor, daerah yang masuk
dalam kategori ketahanan pangan, dan daerah pariwisata.
Dari hal ini, seluruh daerah kabupaten/kota di Provinsi Papua, Papua Barat, dan
daerah tertinggal/terpencil diprioritaskan untuk mendapatkan alokasi DAK. Sementara
itu, untuk perhitungan alokasi DAK Provinsi digunakan kriteria khusus yang perhitungan
alokasi DAK kabupaten/kota sebagaimana pada huruf b di atas.
Kriteria Teknis
Kriteria
Teknis
disusun
berdasarkan
indikator-indikator
yang
dapat
Perikanan;
Bidang Pertanian dirumuskan oleh Menteri Pertanian;
Bidang Lingkungan Hidup dirumuskan oleh Menteri Lingkungan Hidup;
Bidang Keluarga Berencana dirumuskanoleh Kepala Badan Koordinator
term
3. meningkatkan
kualitas
perhitungan
alokasi
DAK,
serta
mempercepat
penggunaan DAK tersebut dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang
sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan. Dalam hal terdapat sisa DAK
pada kas daerah saat tahun anggaran berakhir, daerah dapat menggunakan sisa DAK
tersebut untuk mendanai kegiatan DAK pada bidang yang sama tahun anggaran
berikutnya sesuai dengan petunjuk teknis tahun anggaran sebelumnya dan/atau tahun
berjalan. sisa DAK tidak dapat digunakan untuk dana pendamping DAK.
3. Pemantauan dan Pengawasan
Pemantauan dan pengawasan dari kegiatan yang dibiayai melalui Dana Alokasi
Khusus ini melibatkan tiga hal penting, yaitu pemantauan teknis, pelaksanaan kegiatan
dan administrasi keuangan serta penilaian terhadap manfaat kegiatan yang dibiayai
oleh DAK tersebut. Menteri Teknis melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pemanfaatan dan teknis pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DAK sesuai dengan
kewenangan
masing-masing.Pengawasan
fungsional/pemeriksaan
pelaksanaan
1722/MK.07/2008,
900/3556/sJ
Petunjuk
Pelaksanaan
Pemantauan
Teknis
Pelaksanaan Dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK). sEB dimaksud
lebih banyak mengatur tata hubungan dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
DAK yang dilaksanakan antar tingkat pemerintahan.
D. Pelaporan
Daerah menyampaikan laporan triwulanan yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan
dan penggunaan DAK kepada Menteri/Kepala Badan terkait dengan tembusan Menteri
Keuangan c.q. Dirjen Perimbangan Keuangan, meliputi gambaran, rencana kegiatan,
sasaran, hasil yang telah dicapai, hambatan, serta jumlah realisasi dana.selanjutnya,
Menteri Teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK pada akhir tahun
anggaran kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, dan Menteri Dalam Negeri
profesi kepada daerah guru PNsdi daerah. Alokasi dana Hubungan Keuangan Pusat
dan Daerah tersebut dihitung berdasarkan jumlah guru PNSD yang telah memiliki
sertifikasi profesi dan besarnya gaji pokok guru yang bersangkutan sesuai dengan
jenjang kepangkatan dan golongan.
2.
memberikan tambahan penghasilan kepada daerah guru PNsdi daerah yang belum
memiliki sertifikasi profesi. Alokasi dana tersebut dihitung berdasarkan jumlah guru
PNsD yang belum memiliki sertifikasi profesi dan besarnya tambahan penghasilan yang
ditetapkan, yakni sebesar Rp250 ribu per guru per bulan tanpa memperhatikan jenjang
kepangkatan dan golongan.
3. Dana Bantuan operasional sekolah (Bos); dialokasikan terutama untuk mendanai
kebutuhan biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar dan dapat dimungkinkan untuk mendanai beberapa kegiatan lain
sesuai petunjuk teknis yang ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dana
Bosdialokasikan berdasarkan jumlah siswa sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama dan penetapan besarnya tarif bantuan per siswa per tahun.
4. Dana Insentif Daerah (DID); dialokasikan kepada beberapa daerah sebagai insentif
atas prestasi yang dicapai dalam kinerja pengelolaan keuangan, pendidikan, ekonomi
dan kesejahteraan. Alokasi DID bertujuan untuk mendorong daerah agar selalu
berupaya mengelola keuangannya secara lebih baik yang ditunjukkan dari perolehan
opini Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan
dapat menetapkan APBD secara tepat waktu. Daerah yang menerima DID dapat
menggunakan dana tersebut untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang
menjadi tanggungjawab pemerintah daerah.
Dekonsentrasi
PEmbantuan (TP)
(Dekon)
&
Tugas
Definisi :
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur
sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat
di daerah.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten,
atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Dana Tugas Pembantuan (TP) adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh
daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
tugas pembantuan.
Dasar Hukum :
1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
4. Pendanaan Dekonsentrasi yang diatur dalam PP No. 7/2008 hanya terkait dengan
pelimpahan urusan kepada Gubernur;
5. Urusan
Pemerintahan
yang
akan
dilimpahkan
tertuang
dalam
program
dan
kegiatanmelalui Renja-KL;
6. Dasar hukum pelimpahan urusan dituangkan dalam Peraturan Menteri/ Pimpinan
Lembagasetiap tahun setelah ditetapkannya RKA-KL;
7. Pelimpahan urusan dari K/L kepada Gubernur tidak boleh dilimpahkan lagioleh Gubernur
kepada Bupati/Walikota;
8. Urusan pemerintahan yang dilimpahkan dapat dilakukan penarikan.
Penyelenggaraan TP meliputi :
1. Urusan Pemerintahan yang ditugaskan dari Pemerintah tertuang dalam program dan
kegiatan K/L;
Pengalokasian
Dekon
Rencana lokasi dan anggaran untuk program dan kegiatan yang akan didekonsentrasikan
dan/atau
ditugaskan
disusun
dengan
memperhatikan
kemampuan
keuangan
negara,
7. Dalam hal pelaksanaan Dekon/TP terdapat saldo kaspada akhir tahun anggaran harus
disetor ke Rekening Kas Umum Negara.
8. Proses pencairan dan penyaluran dana Dekon/TP berpedoman pada Peraturan Dirjen
Perbendaharaan yang mengatur mengenai mekanisme pembayaran atas beban APBN
Aspek Akuntabilitas
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
4. Laporan Barang