Anda di halaman 1dari 2

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN

PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Salah satu sarana penangkapan ikan adalah alat tangkap. Jenis alat tangkap di

Indonesia

beraneka

ragam

yang

disesuaikan

dengan

karekteristik

daerah

penangkapan ikan (DPI). Sedangkan jaring merupakan komponen utama yang


mempengaruhi perolehan hasil tangkap.
Bahan dasar jaring yang biasa digunakan untuk alat tangkap adalah serat
alami dan serat sintesis. Jika dibandingkan serat sintesis relatif lebih baik dari serat
alami dalam hal keseragaman

(uniformity)

dan ketersambungan (continuitas),

memiliki daya tahan putus yang relatif lebih baik dan lebih tahan dari proses
pembusukan.
Negara-negara produsen serat sintesis yang memegang peranan penting
dalam perkembangan teknik pabrikasi dan penemuan material sintesis baru adalah
USA, Jepang, Belanda, Inggris dan Perancis. Serat sintesis yang biasa digunakan
sebagai bahan jaring adalah polyamide, polyester, polyethylene, polyprophylene,
polyvinyl dan dyneema.
Keaneka ragaman jenis dan karakteristik serat sintesis membuat nelayan/
pembuat jaring kesulitan untuk memilih dan menggunakannya secara optimal.
Sehingga pengetahuan akan sifat-sifat bahan jaring akan dapat dijadikan acuan dalam
proses pemilihannya, oleh karena itu perlu dilakukan suatu uji ketahanan daya tahan
putus suatu bahan jaring dengan menggunakan suatu alat atau mesin yang disebut
breaking strenght machine (mesin daya tahan putus).
Namun dalam pengujian ini bahan yang digunakan hanya terbuat dari serat
polyamide (PA) dan polyethylene (PE), karena serat PA dan PE paling banyak
digunakan para nelayan dalam pembuatan bahan jaring di Indonesia.

Laporan Kegiatan
Pengujian Kekuatan Bahan Jaring Polyamide dan Polyethylene dengan
Mesin Uji Daya Tahan Putus (Breaking Strenght Machine)

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN


PENDAHULUAN

1. 2. Tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat fisik (physical properties) contoh uji/spesimen
seperti daya regangan, daya tahan putus, elastisitas dan kemuluran.
2. Mengetahui dan memahami prosedur pengujian serta cara kerja mesin daya
tahan putus.
3. Membandingkan hasil pengujian dengan hasil pengujian dari literatur.
1.3. Batasan Masalah
1. Spesimen yang digunakan adalah dalam keadaan relatif lama tetapi belum
pernah digunakan untuk operasi penangkapan. Pengujian ini merupakan
tahap awal dan akan dilakukan secara bertahap sehingga didapatkan hasil
pengujian yang sesuai dengan literatur.
2. Pengujian spesimen, baik dari jenis dan ukuran belum mengacu pada
standar (ISO, ASTM dan standar lainnya ) melainkan hanya berdasarkan
literatur.
1.4. Manfaat
1.

Meningkatkan pengetahuan tentang bahan jaring serta karakteristiknya


masing-masing.

2.

Meningkatkan kemampuan teknis sumber daya peserta pengujian terutama


dalam pengoperasian mesin uji daya tahan putus.

3.

Hasil pengujian dapat digunakan sebagai bahan acuan awal untuk


rancangan standarisasi sarana penangkapan ikan.

4.

Hasil pengujian dapat digunakan sebagai bahan publikasi untuk


pengembangan teknologi alat tangkap di Indonesia.

Laporan Kegiatan
Pengujian Kekuatan Bahan Jaring Polyamide dan Polyethylene dengan
Mesin Uji Daya Tahan Putus (Breaking Strenght Machine)

Anda mungkin juga menyukai