Anda di halaman 1dari 22

Pembinaan Jabatan Fungsional di Lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Semarang, 23 September 2019


Oleh:
Kepala Bagian Jabatan Fungsional
Biro Sumber Daya Manusia – Sekretariat Jenderal
Dasar Hukum
UU Nomor 5 Tahun 2014
• tentang Aparatur Sipil Negara

PP Nomor 11 Tahun 2017


• tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Permenpanrb Nomor 34 Tahun 2018


• tentang Jabatan Fungsional Peneliti

Permenpanrb Nomor PER/219/M.PAN/7/2008


• tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya

Permenpanrb Nomor 13 Tahun 2019


• tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Fungsional PNS
Pidato Kenegaraan Presiden RI
(Sidang Paripurna 16 Agustus 2019)
Oleh karena itu jumlah organisasi dan jumlah aparat
yang tidak efisien dan tidak relevan harus mulai
dipangkas.
Dan tentu saja peningkatan kualitas dan kultur aparat
mulai dari aparat negara, birokrat, TNI dan Polri dan
pejabat BUMN, juga harus segera berubah. Harus segera
berubah!
Efisien
Jumlah kebutuhan Jabatan Fungsional tepat dan sesuai
ANJAB dan ABK, serta berdasarkan RENSTRA

"Kita akan menggeser,


yaitu pada pembangunan Relevan
sumber daya manusia. Jenis dan jenjang JF berkaitan langsung dengan sasaran
Kita ingin memberikan dan tugas utama unit kerja
prioritas kepada
pembangunan SDM kita,"
Kultur Berubah
SICC Bogor, 14 Juli 2019 AK Tahunan wajib dicapai, pengangkatan JF
mempertimbangkan formasi dan lulus uji kompetensi
KEBUTUHAN PNS DALAM JF
Penetapannya dihitung berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari indikator kebutuhan JF

Regulasi
Peraturan perundang-undangan mengenai JF
sudah jauh berubah

Visi Pemerintah Kedepan


Fokus ke pembangunan SDM yaitu “SDM Unggul
Indonesia Maju”

Penyusunan Kebutuhan JF yang tidak Beban Kerja


Ketersediaan beban kerja mempengaruhi kinerja
sesuai beban kerja dapat dan pengembangan karir jabatan fungsional
menyebabkan PNS diberhentikan
karena target kinerja tidak tercapai Kinerja
Target kinerja tidak terpenuhi dapat dikenakan
sanksi sampai dengan pemberhentian
UU Nomor 11 Tahun 2019
Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bagian Kedua
Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pasal 50 s.d. Pasal 58

Paragraf 2
Paragraf 1 Paragraf 3
Jenjang Jabatan dan Batas
Klasifikasi dan Status Kerja Pelindungan
Usia Pensiun
Pasal 50 s.d. 51 Pasal 57 s.d. 58
Pasal 52 s.d. 56
Klasifikasi SDM Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi

SDM IPTEK
PENELITI PEREKAYASA DOSEN
LAINNYA
JENJANG JF PENELITI DAN JF PEREKAYASA

Jabatan Jenjang Pangkat BUP


JF Peneliti Ahli Utama IV/d – IV/e 70 Tahun
dan
Ahli Madya IV/a – IV/b – 65 Tahun
JF Perekayasa
IV/e
Ahli Muda III/c – III/d 58 Tahun
Ahli Pertama III/a – III/b 58 Tahun
Angka Kredit Tahunan

TIDAK ADA
ADA FORMASI FORMASI
• 12,5: Ahli Pertama • 10 : Ahli Pertama
• 25 : Ahli Muda • 20 : Ahli Muda
• 37,5: Madya • 30 : Ahli Madya
• 50 : Ahli Utama
Angka Kredit Tahunan

TIDAK ADA
ADA FORMASI
FORMASI
• 3,75 : Pemula • 3 : Pemula
•5 : Terampil • 4 : Termapil
• 12,5 : Mahir • 10 : Mahir
• 25 : Penyelia
JENJANG PENELITI PEREKAYASA TEKNIK LITKAYASA
Ahli Utama 52 10 -
Ahli Madya 119 88 -
Ahli Muda 227 118 -
Ahli Pertama 77 49 -
Penyelia - - 133
Mahir - - 174
Terampil - - 75
Pemula - - 5
Jumlah 475 265 387

JUMLAH JF PENELITI, JF PEREKAYASA, JF TEKNIK LITKAYASA DI KKP PER JENJANG


AKUNTABILITAS JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 71 (PP 11 Tahun 2017) dan Pasal 11


Permenpan RB 13 Tahun 2019 IKU ORGANISASI
(1) Setiap pejabat fungsional harus menjamin
akuntabilitas Jabatan.
(2) Akuntabilitas Jabatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi terlaksananya:
a. pelayanan fungsional berdasarkan keahlian IKU
tertentu yang dimiliki dalam rangka JABATAN
FUNGSIONAL
peningkatan kinerja organisasi secara
berkesinambungan bagi JF keahlian; dan
b. pelayanan fungsional berdasarkan
keterampilan tertentu yang dimiliki dalam
rangka peningkatan kinerja organisasi
secara berkesinambungan bagi JF Akuntabilitas JF
keterampilan. Terjamin
PERAN JF PENELITI DAN JF PEREKAYA PADA PETA STRATEGI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Dampak & Harapan


OUTCOME

STAKEHOLDERS
PERSPECTIVE
SS 1.
Stakeholder KKP Masyarakat KP yang Meningkat
Kesejahteraannya

SS 2.

CUSTOMERRS
PERSPECTIVE
SS 3.
Apa yang diinginkan oleh Pengelolaan Sumber
Daya Kelautan dan
Pengelolaan SDKP secara
OUTPUT

Customer KKP Perikanan secara


berkelanjutan dan berdaya
saing
Berdaulat

INTERNAL PROCESS

PERUMUSAN PELAKSANAAN DALWAS


PERSPECTIVE

SS 5. SS 7.
SS 4. Terselenggaranya SS 6. Terselenggaranya
Proses kerja yang harus
PROSES

Tersedianya tata kelola Tersedianya pengendalian dan


SDMKP, inovasi
dilakukan KKP
pengawasan SDKP
kebijakan yang
berkualitas
pemanfaatan
SDKP yang
teknologi dan riset secara profesional JF Peneliti
yang berdaya saing
berkeadilan
dan partisipatif
dan
JF Perekayasa
LEARN & GROWTH

HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL FINANCIAL CAPITAL


PERSPECTIVE

SS 9.
SS 10. SS 11.
Sistem
Input Modal yang harus
INPUT

SS 8. Birokrasi KKP yang


Pemerintahan Pengelolaan
ASN KKP yang efektif, efisien, dan
Dimiliki KKP profesional Berbasis berorientasi pada anggaran yang
Elektronik yang layanan prima berkualitas
andal
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Kebutuhan JF untuk mendukung Strategi KKP dalam perspektif internal process

Pengelola Ekosistem Analis Pasar Pengendali Hama Asisten Inspektur Mutu


Laut dan Pesisir Hasil Perikanan dan Penyakit Ikan Hasil Perikanan
Pengelola Produksi Pembina Mutu Hasil Inspektur Mutu
Perikanan Tangkap Kelautan dan Perikanan Hasil Perikanan
Asisten Pengelola Produksi Asisten Pembina Mutu Hasil
Perikanan Tangkap Kelautan dan Perikanan
Pengelola Kesehatan Ikan Pengawas Perikanan Teknisi Akuakultur Instruktur
Analis Akuakultur Penyuluh Perikanan Pranata Lab. Pendidikan Dosen Teknisi Litkayasa
Teknisi Kesehatan Ikan Peneliti Perekayasa Pengawas Sekolah Widyaiswara Guru

PRL PT PB PDS PSDKP BRSDM BKIPM

•PELP •P3T •Polkes •APHP •Waskan •Peneliti •PHPI


•Perekayasa
•AP3T •Tekpol •Binmut •Luhkan •Inmut
•Perekayasa •Anku •Asbinmut •Wi •AsInmut
•Instruktur
•TekLit •TekAnku •Perekayasa •Dosen
•Perekayasa •TekLit •Waslah
•TekLit •Guru 13
•PraLabDik
SINERGI MENCAPAI SASARAN
JABATAN STRUKTURAL & JABATAN FUNGSIONAL

Impact LEVEL 0

Outcome LEVEL 1

JFT
Utama/Madya
Output Mengarah
Ke Outcome
LEVEL 2

JFT
Muda/Penyelia Output LEVEL 3

JFT
Input &
Pertama/Mahir/
Terampil/Pemula Proces LEVEL 4

Prioritisasi kegiatan :
• Solusi terhadap masalah
• Improvement
Pengangkatan JF
01 02 03 04

Perpindahan
Pengangkatan dari Jabatan Penyesuaian/ Promosi
Pertama Lain Inpassing pengangkatan pejabat
fungsional dalam
pengangkatan dalam pengangkatan dalam Dilakukan apabila ada jenjang lebih tinggi
jabatan fungsional jabatan fungsional kebijakan nasional karena memenuhi
pertama kali hanya bagi PNS yang atau apabila ada persyaratan kenaikan
untuk PNS yang memilikipengalaman pembentukan jabatan jabatan
mengisi lowongan kerja di bidang fungsional baru
formasi jabatan jabatan fungsional plg
fungsional kurang 2 tahun

Dilaksanakan apabila persyaratan terpenuhi, antara lain lulus uji kompetensi, memiliki integritas dan
moralitas yang baik, dan tersedia formasi jabatan yang akan diduduki
Pengangkatan melalui Promosi JF ditetapkan berdasarkan kriteria:
Termasuk dlm kelompok rencana suksesi, menghasilkan inovasi, dan memenuhi stankom jenjang
jabatan (Ps.29)
KENAIKAN JENJANG JABATAN
Pasal 53:
(4). Kenaikan jenjang JF harus memenuhi persyaratan:
a. mengikuti dan lulus uji kompetensi
b. nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, dan/atau
c. persyaratan lain yang diatur lebih lanjut oleh IP
Pasal 54:
(5). Bagi PJF yang akan naik jenjang jabatan Penyelia, Ahli Madya, dan Ahli Utama, PJF wajib melaksanakan pengembangan
profesi:
a. 4 (empat) bagi PJF Mahir yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi PJF Penyelia
b. 6 (enam) bagi PJF Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi PJF Ahli Madya
c. 12 (dua belas) bagi PJF Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi PJF Ahli Utama
Pemberhentian JF

Mengundurkan diri dari Jabatan

Diberhentikan sementara sebagai PNS

Menjalani cuti di luar tanggungan negara


DAPAT DIANGKAT KEMBALI
Menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan
BERDASARKAN KETERSEDIAN
KEBUTUHAN JABATAN Ditugaskan secara penuh di luar JF

Tidak memenuhi persyaratan Jabatan


17
Pasal 60:

(4). PJF yang diberhentikan karena ditugaskan penuh diluar JF pada jabatan JPT, JA, Pengawas, Jabatan Pelaksana, dapat
disesuaikan pada jenjang sesuai dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling kurang 1 (satu) tahun setelah diangkat
kembali pada JF terakhir yang didudukinya, setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi apabila tersedia kebutuhan JF

Ketentuan lain-lain:

Pasal 76:

(1). PJF yang bertugas di daerah terpencil/rawan/berbahaya, dapat diberikan tambahan AK 25% (dua puluh lima) dari AK
kumulatif untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagi tugas pok dalam PAK

Pasal 85:

Pada saat Permenpan ini mulai berlaku, semua ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF yang telah ditetapkan dan
semua peraturan pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam Permenpan ini paling lama 3 (tiga) tahun
sejak Permenpan ini diundangkan. ( diundangkan 30 Juli 2019)
Pasal 81:
Pada saat Permenpan ini mulai berlaku, keputusan pembebasan sementara bagi PJF yang disebabkan karena dijatuhi hukuman disiplin
tingakt sedang atau berat berupa penuruan pangkat, dapat diangkat kembali dalam JF nya apabila Ybs telah selesai menjalankan
hukuman disiplin

Pasal 82:

Pembebasan sementara bagi PJF karena:

a. Diberhentikan sementara sbg PNS;

b. Ditugaskan secara penuh di luar JF;

c. CLTN kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau

d. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan

sebelum berlakunya Permenpan ini dan sedang dijalani oleh PNS Ybs, dicabut dan ditetapkan kembali dalam Keputusan Pemberhentian
dari JF
RANGKAP JABATAN

Pejabat administrasi dilarang rangkap Jabatan


dengan JF (Pasal 53, PP 11 Tahun 2017)

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan


pencapaian kinerja organisasi, pejabat fungsional dilarang
rangkap Jabatan dengan JA atau JPT, kecuali untuk JA atau JPT
yang kompetensi dan bidang tugas Jabatannya sama dan tidak dapat
dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF (Pasal 98, PP 11
Tahun 2017) dan (Pasal 66 Permenpan RB 13 Tahun 2019)
TINDAK LANJUT DARI UU NO. 11 TAHUN 2019 TERKAIT SDM IPTEK
 Peraturan Pemerintah mengenai batas usia pensiun peneliti dan perekayasa
 Peraturan Pemerintah terkait ketentuan lebih lanjut mengenai syarat
pengaryaan dalam Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan,
serta Invensi dan Inovasi
 Peraturan Pemerintah terkait ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi profesi
bagi peneliti, perekayasa, dan sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi lainnya
 Peraturan Pemerintah terkait ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan
dalam melaksanakan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan,
serta Invensi dan Inovasi berupa jaminan sosial dan bantuan hukum
Semarang, 23 September 2019

Matur suwun
Mari kita bekerja dengan ikhlas, jujur, dan
bersemangat, agar menjadi amal ibadah kita
untuk tabungan dan bekal di akhirat kelak

Anda mungkin juga menyukai