Anda di halaman 1dari 60

KEBIJAKAN UJI KOMPETENSI

JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

Disampaikan dalam
Pelatihan Tim Penguji Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Kesehatan
SISTEMATIK
A
PENYAJIAN
1 PENDAHULUAN

2 UJI KOMPETENSI
JABFUNGKES
2
1 PENDAHULUAN
Milestones Arah
Pembangunan
RPJM 1
(2005-2009) RPJM 2
(2010-2014)

Nasional dan
Good
Governance
Efektifitas ASN
ASN

RPJM 3 RPJM 4
(2015-2019)
(2020-2024)
 Keunggulan
kompetitif
 Ekonomi
Merit Sistem
berbasis
ASN World Class
SDA
ASN INDONESIA YANG
 SDM berkualitas dan MANDIRI, MAJU,
berkemampuan IPTEK ADIL DAN MAKMUR
2024
JABATAN 3
PIMPINAN TINGGI

UTAMA
MADYA
PRATAMA
2
1 JABATAN FUNGSIONAL

JABATAN ADMINISTRASI (TUSI-PELAYANAN FUNGSIONAL)


(TUSI PELAYANAN PUBLIK & ADM-PEM) KEAHLIAN/KETRAMPILAN

ADMINSTRATOR
 Utama  Penyelia
Eselon III
 Madya  Mahir
PENGAWAS
Eselon IV  Muda  Terampil
PELAKSANA
 Pertama 
Eselon V dan Pemula
JF umum
KEAHLIAN KETERAMPILAN
Mengapa UU 5 Tahun 2014

Jabfung Jabatan JA
Penting? Fungsional
Kesehatan JFT

30
JFK
Jabatan
ASN

PNS & PPPK


JPT
Karena..... Memiliki Masa Pengabdian
relatif lebih lama

.
Jenjang madya s/d berusia
60 tahun Jenjang utama s/d
berusia 65 tahun

Memiliki Kelas
Jabatan yang relatif
5 baik dari Kelas 5 s/d
Kelas 15

Dapat diangkat menjadi Pejabat


Aministrasi bahkan menjadi Pejabat
Pimpinan Tinggi (untuk jabfung
jenjang madya dan jenjang utama)
PENGUATAN JABATANFUNGSIONAL KESEHATAN
Penambahan Jumlah
Jabatan Fungsional
STRATEGI PENGUATAN Penetapan Pola
JABATAN FUNGSIONAL Karir Jabatan
KESEHATAN
Fungsional
Peningkatan Kemampuan
Jabatan Fungsional
Peningkatan Tunjangan
Jabatan Fungsional
Tugas PPK Pejabat Pembina Kepegawaian disebut 47 kali dalam UU 5
Tahun 2014
UU 5 Tahun 2014
Pengertian PPK disebut 195 kali dalam PP 11 Tahun 2017

Menteri di
kementerian

Pimpinan lembaga
di lembaga
Presiden pemerintahan non
kementrian PNS
UU 5/2014 Pasal 53 : menetapkan
Sekjen di
 Presiden selaku pemegang sekreariat lembaga
pengangkatan,
pemindahan, ASN
kekuasaan tertinggi negara dan
lembaga non dan
pembinaan ASN dapat struktural
mendelegasikan pemberhentian
PPPK
kewenangan menetapkan Gubernur di
pengangkatan, pemindahan, provinsi
dan pemberhentian pejabat
selain pejabat pimpinan Bupati/walikota
tinggi utama dan madya, di
dan pejabat fungsional kabupaten/kota
keahlian utama kepada:
PPK
PyB (Pejabat yang Berwenang )

PP 11 Tahun 2017
Pengertian UU 5 Tahun 2014  Memetakan JFT, JA, JF dan merencanakan
penempatan PNS sesuai dengan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, kebutuhan
instansi (Pasal 181)
 Pelaksanaan pengembangan karir tingkat
instansi (Pasal 183)
 Melakukan pemantauan dan evaluasi
pengembangan karir di tingkat instansi
(Pasal 186)
 Membentuk tim penilai (Pasal 201)
 Melakukan penyusunan kebutuhan dan
rencana pengembangan kompetensi instansi
(Pasal 207)
 Memberikan penghargaasn setelah mendapat
pertimbangan tim penilai kinerja PNS atas
usul pimpinan unit kerja Pasal 236)
Pejabat yang Berwenang disebut 23 kali dalam UU 5 Tahun
Tugas PyB 2014
PyB disebut 47 kali dalam PP 11 Tahun 2017

Pembinaan Manajemen ASN


PyB di UU 5/2014 Pasal 54 :
kementerian
Pendelegasian
 menjalankan fungsi Manajemen ASN di
Instansi Pemerintah berdasarkan
Presiden PyB di lembaga Sistem Merit dan berkonsultasi dengan
pemerintahan
UU 5/2014 non kementrian Pejabat Pembina Kepegawaian di PNS
instansi masing-masing.
Pasal 54 :
PyB di sekretariat
 Presiden lembaga negara
Pembinaan ASN
dapat dan lembaga non
 memberikan
Manajemenrekomendasi
ASN usulan
mendelegasik struktural kepada Pejabat Pembina
an Kepegawaian di instansi masing- PPPK
PyB di masing.
kewenangan sekretaris
pembinaan rah provinsi
dae
Manajemen  mengusulkan pengangkatan,
ASN kepada: PyB di pemindahan, dan pemberhentian
sekretaris Pejabat Administrasi dan Pejabat
kabupaten/kota Fungsional kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian di instansi
PyB masingmasing.
19 Tugas Instansi Pembina
(Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas PP 11 tahun 2017)
a menyusun pedoman formasi JF j menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional
di bidang tugas JF;
b Menyusun Standar Kompetensi JF k melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF
c menyusun juklak dan juknis l mengembangkan sistem informasi JF
d menyusun standar kualitas hasil kerja m memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
dan pedoman penilaian KHK
e menyusun pedoman penulisan karya n memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
tulis/karya ilmiah yg inovatif
f menyusun kurikulum pelatihan o memfasilitasi penyusunan & penetapan kode etik
profesi & kode perilaku
g menyelenggarakan pelatihan p melakukan akreditasi pelatihan fungsional
h membina penyelenggaraan pelatihan fungsional q melakukan panev penerapan JF di seluruh Instansi
pada lembaga pelatihan Pemerintah Pengguna; dan
i menyelenggarakan uji kompetensi r Melakukan koordinasi dengan instansi
pengguna jabfung
s. Menyusun informasi faktor jabatan untuk
evaluasi jabatan
c. pangkat dan jabatan
penyusunan dan pengadaan;
penetapan CPNS d. pengembangan karier;
kebutuhan; JPT, JA, JF
e. pola karier;

f. promosi;
Manajemen PNS
g. mutasi;
PNS
j.j. penghargaan;
penghargaan;
h. Penilaian kinerja;
k. disiplin;
k. disiplin;
i. Penggajian dan tunjangan;
l. pemberhentian;

Organinsasi
(Korps
m. Jaminan pensiun
dan jaminan hari tua;
n. perlindungan; Pegawai ASN
Republlik
Indonesia)
Bagan Pengelolaan Jabatan Fungsional Panev
Pengembangan
Kesehatan
Perencanaan Pengangkatan Puncak Karir Mutasi /
Pengembangan PProrommoosis/i
Kompetensi KKeenna/aikikaannJeJennjajanngg//
PPeerprpininddaahhaannJaJabbaatatann/
Pengembangan
2 / Penugasan Khusus
Kompetensi
Pendidikan (Tubel) dan /
Inpassing/ Pelatihan (bimtek, e-
Promosi/ Pengembangan Karir
Ukom learning, pelatihan jarak
Perpindahan jauh, magang)
Jabatan Uji
Kompetensi Kualifikasi
PNS (JFU/JFT/JA) Bekerja PAK  SKP
Penilaian
Satker Formasi Kinerja
Formasi
1

Pengangkatan
Latsar
Pertama

CPNS Tunjangan
Berhenti Alih
Satker Formasi
Sistem Informasi
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

Uji Kompetensi adalah proses


pengukuran dan penilaian
terhadap kompetensi teknis,
manajerial dan/atau sosial
kultural dari seorang ASN dalam
melaksanakan tugas dan fungsi
dalam jabatan.
Permenpan 13 tahun 2019
Penyelenggara Uji
Kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan
Adalah Instansi Pemerintah
Pengguna Jabatan Fungsional
Kesehatan di Pusat dan Daerah
yang sekurangnya dipimpin oleh
pejabat pimpinan tinggi pratama
(japimti pratama) setelah diberikan
rekomendasi penyelenggaraan uji
dari Kementerian Kesehatan.
Tujuan Umum Pengaturan Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan

Penyelenggaaraan Uji Kompetensi Jabfungkes


yang Implementatif, Mampu Laksana dan
Berkualitas

Jabfungkes dan Berbagai Metode


Pengangkatan/Perpindahan Jabatan/Alih
Kategori/Alih Jenjang/Promosi

Pada juli 2022

Permenpan 13/2019
“Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF
yang telah ditetapkan dan semua peraturan pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan”
Kondisi Penyelenggaraan Ukom Jabfungkes

2018-
2020 “Penyelenggaran Uji Kompetensi sudah
mampu Laksana di 34 Provinsi dan
±330 Kabupaten Kota, RS, K/L, Instansi
“ Permenkes penyelenggaraan ukom lainya “
saat ini perlu menyesuaikan dengan “Sudah sekitar 50.308 peserta uji dan
PP 17/2020 dan Permenpan 13/2019 48.159 pejabat fungsional
“ kesehatan yang lulus ujikom
kenaikan jenjang jabfungkes “
“ Instansi Pengguna Jabfungkes di (data 10 Juni 2020)
Pusat dan Daerah Memerlukan “Sudah terbentuk tim penguji 6 jenis
Panduan/Juknis Penyelenggaraan Jabfungkes (Perawat, Perawat Gigi, Perekam
ukom untuk naik jenjang, alih Medis, Teknisi Elektromedis, Radiografer
kategori, perpindahan jabatan, dan Pembimbing Kesja di
promosi, pengangkatan pertama “ Pusat/Provinsi/Kab/Kota/RS “
Tahapan
Kegiatan
Menuju Penyelenggaaraan Uji Kompetensi Jabfungkes yang
Implementatif, Mampu Laksana dan Berkualitas di tahun
2022

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun


• Regulasi
• Mampu Laksana 2022
Penyusunan Regulasi di tk. Pusat,
diundangka Provinsi & RS
secara n Terlaksana dengan
UPT Kemkes baik dengan
komprehensif • Disosialisasik • Mampu laksana
an sekurangnya 2
di metode uji
dan Kabupaten/Kota
• Pendamping • Untuk 30 Jenis
an JFK & berbagai
Pelaksanaan di metode
pusat dan pengangkatan
Berdasarkan UU 5/2014, PP 17 tahun 2020
Materi uji Kompetensi Jabfungkes, meliputi :

 Kompetensi Teknis
 Kompetensi
Manajerial
 Kompetensi Sosio
Kultural

Permenkes 18 tahun 2017


“materi uji meliputi Uji kompetensi teknis “
“Surat Edaran Kepala Badan Nomor
DM.03.01/V/0668/2020 pada tanggal 27
April 2020

tentang
Pemberitahuan Pengaturan Terbaru
dalam Pengelolaan
Jabatan Fungsional Kesehatan”

Berisi
Dasar
1.
Hukum
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2020
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 tahun
2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 tahun
2019 tentang Jabatan Fungsonal Perawat
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 tahun
2019
tentang Jabatan Fungsonal Bidan
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 tahun
2019 tentang Jabatan Fungsonal Terapis Gigi dan Mulut
Uji
Kompetensi Sesuai PP 17 tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil (PNS):
1. Tentang uji kompetensi pengangkatan pertama sebagaimana pasal 75
ayat (1) huruf e dihapus sehingga mengikuti dan lulus uji kompetensi
teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina tidak
menjadi persyaratan pengangkatan pertama untuk kategori keahlian;
2. Tentang uji kompetensi pengangkatan pertama sebagaimana pasal 78
ayat (1) huruf e dihapus sehingga mengikuti dan lulus uji kompetensi
teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina tidak
Ukom pengangkatan pertama
dihapuskan menjadi persyaratan pengangkatan pertama untuk kategori keterampilan
Pelantikan dan Pengambilan
Sumpah/Janji
“Setiap PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan
Mulut wajib dilantik dan diambil sumpah/janji
menurut agama atau kepercayaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Sumpah/janji sebagaimana
dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”
Penilaian
Kinerja 1. Penilaian kinerja pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi
dan Mulut meliputi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja.
SKP diambil dari uraian kegiatan tugas jabatan sesuai jenjang masing –
masing mengacu pada uraian kegiatan dalam PERMENPANRB nomor
35 tahun 2019 untuk JF Perawat, PERMENPANRB nomor 36 tahun
2019 untuk JF Bidan dan PERMENPANRB nomor 37 tahun 2019 untuk
JF Terapis Gigi dan Mulut,

2. Apabila pada awal tahun 2020 Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan
Terapis Gigi dan Mulut sudah menyusun dan menetapkan SKP
berdasarkan PERMENPANRB nomor 25 tahun 2014 untuk JF Perawat,
PERMENPANRB nomor 001 tahun 2008 untuk JF Bidan dan
PERMENPANRB nomor 23 tahun 2014 untuk JF Perawat Gigi, maka
dapat dibenarkan dan dapat diperhitungkan nilai perolehan Angka
Kreditnya pada tahun 2020.
Pengembangan
Profesi

“Bagi pejabat fungsional Perawat, Bidan dan


Terapis Gigi dan Mulut jenjang Mahir yang akan
naik ke jenjang Penyelia wajib melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi JF dengan
angka kredit pengembangan profesi yang
dipersyaratkan 4 (empat), yang diberlakukan
mulai periode kenaikan jenjang April 2021”
Angka
1.
Kredit
Angka Kredit Pemeliharaan
Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut kategori keterampilan atau keahlian
yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi belum
tersedia lowongan jabatan maka setiap tahun wajib memenuhi angka kredit tertentu sesuai
Peraturan Perundang-undangan

2. Angka kredit bagi pejabat fungsional kesehatan yang bertugas di


daerah
terpencil/rawan/berbahaya
Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut yang bertugas di daerah
terpencil/rawan/berbahaya, dapat diberikan tambahan Angka Kredit paling banyak 25% (dua puluh
lima persen) dari Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui
sebagai tugas pokok dalam PAK,

3. Angka kredit bagi pejabat fungsional kesehatan yang ditugaskan sebagai pimpinan
fasyankes
Pejabat fungsional Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut yang ditugaskan sebagai pimpinan
fasyankes diberikan tambahan Angka Kredit 25% (dua puluh lima persen) dari Angka Kredit
Kumulatif untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok dalam
PAK
Uji
kompetensi
1. Uji kompetensi inpassing jabatan fungsional Perawat, Bidan dan Terapis
Gigi dan Mulut serta JF Kesehatan lainnya dilaksanakan sesuai
Permenkes nomor 23 tahun 2019 tentang Pengangkatan PNS dalam
Jabatan Fungsional Kesehatan melalui Penyesuaian/Inpassing,

2. Uji kompetensi kenaikan jenjang jabatan untuk jabatan fungsional


Perawat, Perawat Gigi/Terapis Gigi dan Mulut, Radiografer,
Elektromedis, Perekam Medis dan Pembimbing Kesehatan Kerja
Teknisi
sesuai Permenkes 18 tahun 2017
dilaksanakan
Penyelenggaraan
tentang
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan,
Uji
4.
Kompetensi
Uji kompetensi kenaikan jenjang jabatan untuk jabatan fungsional Adminkes, Apoteker, Asisten
Apoteker, Bidan, Dokter, Dokter Gigi, Dokdiknis, Entomolog Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan,
Fisikawan Medis, Fisioterapis, Nutrisionis, Okupasi Terapi, Ortotis Prostetis, Penyuluh Kesehatan
Masyarakat, Pranata Labkes, Psikologi Klinis, Refraksionis Optisien, Sanitarian, Teknisi Gigi, Teknis
Transfusi Darah, Terapis Wicara, Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi dilaksanakan mulai
Juli tahun 2022,

5. Uji kompetensi untuk perpindahan jabatan, alih kategori, dan promosi untuk 30 jenis jabatan
fungsional kesehatan (Adminkes, Apoteker, Asisten Apoteker, Bidan, Dokter, Dokter Gigi, Dokdiknis,
Entomolog Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan, Fisikawan Medis, Fisioterapis, Nutrisionis, Okupasi
Terapi, Ortotis Prostetis, Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perekam Medis, Perawat, Terapis Gigi dan
Mulut, Pranata Labkes, Psikologi Klinis, Radiografer, Refraksionis Optisien, Sanitarian, Teknisi
Elektromedis, Teknisi Gigi, Teknis Transfusi Darah, Terapis Wicara, Pembimbing Kesehatan Kerja,
Penata Anestesi dan Asisten Penata Anestesi) dilaksanakan mulai Juli tahun 2022,

6. Uji kompetensi jabatan fungsional Dokter, Dokter Pendidik Klinis, Dokter Gigi, Perawat, Apoteker
dan Bidan untuk kenaikan jenjang ke ahli utama dilaksanakan mulai Juli tahun 2022.
JF Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut kategori
keterampilan
dengan pendidikan di bawah D-III (Diploma III)

• dapat melaksanakan tugas pada jenjang jabatan fungsional


kategori keterampilan sesuai dengan jenjang jabatan yang saat
ini sedang diduduki.
• JF tersebut wajib memiliki ijazah sekurang- kurangnya D-III
(Diploma III) kesehatan sesuai dengan kualifikasi jabatan
fungsional masing - masing paling lama sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Berdasarkan Undang Undang
Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan yaitu 17 Oktober tahun 2020”
Pelatihan
JF • PNS yang telah diangkat melalui pengangkatan pertama dari CPNS
ke dalam JF Perawat, Bidan dan Terapis Gigi dan Mulut paling lama
3 (tiga) tahun wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan
fungsional JF.

• Apabila belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan


pelatihan fungsional tersebut tidak diberikan kenaikan jenjang satu
tingkat di atas.

• Sehubungan dengan hal tersebut mohon Saudara


dapat
mempersiapkan dan memfasilitasi pelatihan JF ini.
Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai
bencana Nasional maka penyelenggaraan uji kompetensi kenaikan jenjang
jabatan untuk jabatan fungsional Perawat, Perawat Gigi/Terapis Gigi dan
Mulut, Radiografer, Teknisi Elektromedis, Perekam Medis dan Pembimbing
Kesehatan Kerja:

• dapat dilaksanakan melalui daring/online. Pelaksanaan uji


kompetensi dilaksanakan melalui metode portofolio, dengan cara
penyampaian berkas portofolio peserta kepada penguji sebelum
pelaksanaan uji melalui daring/online,
• proses pelaksanaan uji melalui daring/online di dokumentasikan dan
dilaporkan dalam Berita Acara Pelaksanaan uji,
• untuk permohonan dan pemberian rekomendasi penyelenggaraan uji
dan nomor sertifikat disampaikan melalui alamat email
ujikom.jabfungkes@gmail.com
Permenkes 18 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan

Tugas UPT Vertikal/ Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten/Kota

1 Membuat rencana penyelenggaraan 5 Menerbitkan sertifikat uji kompetensi


untuk pejabat fungsional
Membentuk tim penguji
2
6 Membuat Berita Acara Pelaksanaan
Membuat surat pengajuan pelaksanaan uji Uji
3 ke Puskatmutu

Memfasilitasi penyelenggaraan uji


4 kompetensi termasuk dalam
menyiapkan fasilitas dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
uji
Pembentukan Panitia Pelaksana Uji
Bidang Perencanaan Bidang Sistem Informasi
• Membuat Perencanaan • Pemegang akun sebagai penyelenggara uji
• Melakukan updating data
• Melakukan identifikasi calon peserta dan tim penguji
• Memverifikasi data calon peserta uji
• Perencanaan anggaran • Mengirimkan proposal penyelenggaraan uji
• Perencanaan pengujian & • Mengirimkan BAP
• Perencanaan pembinaan • Menerima nomor sertifikat

Sekretariat
• Mengumpulkan berkas portofolio
• Melakukan persiapan alat & bahan
• Menjadwalkan pelaksanaan uji
• Menginformasikan pelaksanaan uji
• Pengaturan jadwal, sarana
• Melakukan dokumentasi
• Mencetak serifikat uji
Bidang Pembinaan & Pengawasan
• Melakukan monev perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
• Melakukan monev tim penguji
• Pembinaan dan pengawasan kasus
• Memberikan rekomendasi dan masukan
• Memberikan masukan terhadap pemberian sanksi
Syarat Peserta Uji Kompetensi
• Sekurang kurangnya sudah memangku jenjang jabatan
fungsional sebelumnya selama 1(satu) tahun;
• Memiliki Surat Keputusan jabatan fungsional jenjang
terakhir;
• Prestasi kerja paling kurang bernilai baik selama satu
tahun terakhir yang dibuktikan dengan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP); dan
• Memiliki Surat rekomendasi dari pimpinan unit kerja
untuk mengikuti uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan
Waktu dan Tempat Uji Kompetensi

• Pelaksanaan Uji dilakukan secara periodik (memperhatikan periode kenaikan pangkat)

• Tempat Uji dapat disesuaikan dengan instansi tempat pejabat fungsional bekerja atau
instansi pembinanya, dapat berupa :
a. Unit Pembina
b. Dinkes Provinsi
c. Dinkes Kab/Kota
d. UPT Kementerian Kesehatan
e. Klinik/Poliklinik Kementerian/Lembaga selain Kemenkes
f. Institusi dan atau Faskes lain
g. Tempat lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh penyelenggara
Pembiayaan

• Pembiayaan ini dibebankan pada Anggaran dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber
dana lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai tugas masing – masing instandi
penyelenggara uji kompetensi sesuai Permenkes 18 tahun 2017.

• Setiap instansi pengguna Jabatan fungsional merencanakan dan menganggarkan biaya untuk
penyelenggaraan uji.
Mekanisme Penyelenggara Uji
Memberikan peningkatan pengetahuan dan
6 kemampuan bagi peserta yg sdh dua kali tdk lulus
uji
Memverifikasi online data calon Merencanakan dan
peserta uji berdasarkan Menunjuk dan mengalokasikan
menetapkan tim 15
dokumen
penguji 7 anggaran biaya
5 14
Menetapka calon Mengeluarkan sertifikat uji
n peserta 4
uji Mempersiapkan tempat
Identifikasi pejabat
uji 8 13 Membuat BAP uji kompetensi dan
fungsional kesehatan yg 3 meminta nomor sertfikat ke
akan naik jenjang puskatmutu
Menyiapkan peralatan,

Melakukan Mapping
9 sarana & prasarana uji
12
Menyelenggarakan uji
2 pejabat fungsional
kes Mendapatkan surat rekomendasi
penyelenggaraan uji & user id & password akun
11 penyelenggara & tim penguji
1 Melakukan verifikasi data pejabat 10
fungsionall
Membuat & menyampaikan
proposal penyelenggaraan uji
ke Puskatmutu
Tim
Jumlah Tim Penguji sekurang – kurangnya berjumlah tiga orang dan Terdiri
Penguji
dari Ketua dan Anggota

1 Pusat

2 Instansi Kementerian/Lembaga Selain Kemenkes

3 Provinsi

4 Kabupaten/Kota

5 UPT Kementerian Kesehatan


Syarat
mempunyai jenis jabatan fungsional yang
1
Penguji
sama dengan peserta uji
mempunyai jabatan paling rendah setingkat lebih tinggi
2 dari jabatan fungsional yang di uji dengan kategori
yang sama

3 memiliki surat keputusan sebagai tim


penguji
Apabila Tidak ada penguji yang memiliki
sertifikat maka pimpinan instansi dapat
4 memiliki sertifikat sebagai tim
menunjuk penguji yang memiliki keahlian
penguji serta mampu untuk menjadi penguji
dengan indikator memiliki kemampuan
5 tidak sedang menjalani hukuman disiplin teknis kompetensi, keprofesian dan
pemahaman tentang jabatan fungsional.
.
tidak sebagai peserta
6 uji.
Tim Penguji Kompetensi Jabfungkes
Syarat:
1. Jabatan fungsionalnya = yang diuji
2. Jabatan < setingkat lebih tinggi dari yang
di uji
3. memiliki SK sebagai tim penguji
4. memiliki sertifikat sebagai tim penguji
5. tidak sedang menjalani hukuman disiplin
6. tidak sebagai peserta uji.

ROTAN
Tak ada penguji bersertifikat

…................. …....................................
SK Pimpinan
Penyelenggara Uji
memiliki keahlian
mampu dengan indikator
memiliki kemampuan teknis
kompetensi, keprofesian dan
pemahaman tentang jabatan
Pun jadi….... fungsional.
Tugas Tim
Penguji Melakukan pencatatan
dan melaporkan Menetapkan Metode uji

Melakukan monitoring
dan evaluasi Membuat rencana penilaian

Melakukan
Memberikanpemutakhiran
feedback
instrumen
hasil penilaian Tugas Tim Menetapkan
Penguji metode penilaian
Memberikan feedback
hasil penilaian
Menyiapkan
perangkat penilaian
Melakukan penilaian

Memeriksa dan memvalidasi Berkoordinasi dengan


data dokumen instansi penyelenggara
Kewenangan Tim
Penguji
Menetapkan kelulusan uji kompetensi

Memberikan catatan / feedback


Meminta data/dokumen
hasil uji kompetensi
tambahan kepada peserta
Kewenangan Tim Penguji maupun pihak yang
terkait bila diperlukan
Menentukan jenis metode dan
instrumen penilaian,

Menghentikan proses
penilaian jika dipandang
Menetapkan substansi penilaian
tidak sesuai dengan
Berdasarkan butir butir kegiatan dan
ketentuan,
atau standar yang telah ditetapkan
norma, etika dan prinsip
keselamatan,
Penilaian Angka Kredit dan Jenjang JF dalam
Permenpan 13 Tahun 2019
Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional PNS
PermenPAN 13 Tahun 2019
Pejabat yang Mengusulkan Angka Pejabat yang Menetapkan Angka Kredit
Kredit
Tim Penilai Angka Kredit
Permenpan
13/2019
Kategori dan Jenjang JF Penetapan Jenjang Jabatan JF

Pasal 8
Target angka kredit yang harus dicapai untuk masing-
masing jenjang JF setiap tahun
Keahlian Keterampilan

PASAL 44
AHLI PERTAMA PEMULA
› Paling sedikit 12,5 Angka Kredit
›› PPaan
il ngg sseeddikkit 1100 AAnnggkkaa KKrreeddit (bbeeu
lummteerrsseedda
ia › Paling sedikit 3,75 Angka Kredit
lowongan) › Paling sedikit 3 Angka Kredit (belum tersedia
lowongan)
AHLI MUDA
› Paling sedikit 25 Angka Kredit TERAMPIL
› Paling sedikit 20 Angka Kredit ( belum tersedia › Paling sedikit 5Angka Kredit
lowongan) › Paling sedikit 4 Angka Kredit (belum tersedia
AHLI MADYA lowongan)
› Paling sedikit 37,5 Angka Kredit
› Paling sedikit 30 Angka Kredit ( belum tersedia MAHIR
lowongan)
› Paling sedikit 12,5 Angka Kredit
› Paling sedikit 20 Angka Kredit (pangkat
› Paling sedikit 10 Angka Kredit (belum tersedia
tertinggi)
lowongan)
AHLI UTAMA PENYELIA
› Paling sedikit 50 Angka Kredit › Paling sedikit 25 Angka Kredit
› Paling sedikit 25 (pangkat tertinggi) › Paling sedikit 10 (pangkat tertinggi)
PASAL 45
DIKECUALIKAN dalam hal:
a. Belum tersedia lowongan jenjang jabatan lebih tinggi
b. Memiliki pangkat tertinggi pada jenjang JF tertinggi
Jenjang Ahli Utama

Berdasarkan Permenpan 13 Tahun 2019, Kenaikan


jenjang madya ke jenjang utama harus tersedia
formasi, mengikuti dan lulus ukom JF, kinerja baik
dalam 2 th terakhir, wajib memiliki AK 12 untuk
kegiatan pengembangan profesi

Ditetapkan
Utama Presiden

Madya
AK yang dipersyaratkan untuk kenaikan jenjang
JF

12 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MADYA AHLI
UTAMA
6 AK untuk
naik jenjang
dari AHLI
MUDA AHLI
MADYA
4 AK untuk
Paling tinggi 20% dari naik jenjang
Angka Kredit yang dari MAHIR 
dipersyaratkan u/ PENYELIA
kenaikan pangkat
Kenaikan
Pangkat
Saat ini PMK 18
Tentang
Penyelenggaraan Uji
Kompetensi Jabatan
Fungsional
Kesehatan sedang
dalam proses REVISI
BERISI TENTANG
DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN UKOM 30 JF

1. Identifikasi Pejabat Fungsional Kesehatan ( 30 JF) yang akan naik jenjang


di periode April 2022 dan Oktober 2022 sebagai calon peserta uji.
2. Identifikasi dan seleksi pejabat fungsional ( 30 JF) yang memiliki jenjang tertinggi
di JF nya masing masing.
3. Penetapan tim penguji dan tim pelaksana uji
4. Penyusunan materi Uji
5. Pengusulan Rekomendasi
6. Pembekalan Penguji 30 JF
7. Pelaksanaan Uji 30 JF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai