Anda di halaman 1dari 42

Jabatan Fungsional

Tenaga Promosi Kesehatan dan


Ilmu Perilaku
drg. Diono Susilo, MPH
Direktur Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
THE MOST INNOVATIVE INSTITUTION
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL
DIREKTORAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA
KESEHATAN
PMK No 5 Tahun 2022
(Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan)
Fungsi Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan
(PMK No 5 Tahun 2022 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan)
PP 67 Tahun 2019
penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan karier, (Pengelolaan Tenaga Kesehatan)
A perlindungan, dan kesejahteraan tenaga kesehatan;

pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan karier, perlindungan,


B dan kesejahteraan tenaga kesehatan
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
C bidang pengembangan karier, perlindungan, dan kesejahteraan tenaga
kesehatan
pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
D karier, perlindungan, dan kesejahteraan tenaga kesehatan

pengawasan dan penyidikan pelaksanaan kebijakan di bidang tenaga


E kesehatan;

F pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

G pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.


DIREKTORAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN

1. PENGEMBANGAN KARIR
TENAGA KESEHATAN

bridging
ASN Non ASN
KKNI Perpres 8/2012
Permenpan 38/2017
RPermenpan 38/2017)
Permenpan 34/2011

Ahli Utama
Jabfungkes Ahli Madya Ahli Pola Karir Nakes dan
• SKKNI
Ahli Muda • Stankom Utama Sertifikasi
Ahli Pertama Profesi Ahli
Penyelia • Stankom Penyelia LSP
JFK
Kompetensi
Mahir Mahir Internasional
Terampil
Terampil

2. PENJAMINAN KESEJAHTERAAN DAN


PERLINDUNGAN TENAGA KESEHATAN 3. PENGAWASAN TENAGA KESEHATAN

Pemberian Penghargaan, Penjaminan dan Perlindungan Tim Pengawas/ Penyidik,Tindak lanjut hasil pengawasan

SDMK BERMUTU,
PROFESIONAL DAN
BERDAYA SAING
INTERNASIONAL
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB,
DAN TUGAS JF

JPT MADYA
JABATAN Berkedudukan dan
JPT Pratama
FUNGSIONAL Bertanggung jawab
langsung
Administrator

TUGAS
memberikan pelayanan fungsional
yang berdasarkan pada keahlian Pengawas
dan keterampilan tertentu

JF merupakan jabatan Berbasis


karir bagi PNS OUTPUT
JABATAN ASN
UU 5/2014 JABATAN 3
PIMPINAN TINGGI
UTAMA

MADYA
PRATAMA
2
1 JABATAN FUNGSIONAL
(TUSI-PELAYANAN FUNGSIONAL)
JABATAN ADMINISTRASI
KEAHLIAN/KETRAMPILAN
(TUSI PELAYANAN PUBLIK & ADM-PEM)

ADMINSTRATOR
❖ Utama ❖ Penyelia
Eselon III

PENGAWAS ❖ Madya ❖ Mahir


Eselon IV ❖ Muda ❖ Terampil
PELAKSANA
Eselon V dan
❖ Pertama ❖ Pemula
JF umum

KEAHLIAN KETERAMPILAN
Memiliki Masa Pengabdian
relatif lebih lama
Mengapa memilih
Jenjang madya s/d berusia 60
Jafung?
tahun Jenjang utama s/d
berusia 65 tahun
Karena……….
Dapat diangkat menjadi Pejabat
Aministrasi bahkan menjadi Pejabat
Pimpinan Tinggi (untuk jabfung jenjang
madya dan jenjang utama)

15
Memiliki Kelas Jabatan
yang relatif baik dari
5 Kelas 5 s/d Kelas 15
Kedudukan dan Tugas
Pejabat Fungsional
Pejabat Fungsional berkedudukan

• Eselon I dibawah dan bertanggung jawab


secara langsung kepada pejabat

• Eselon II pimpinan tinggi madya, pimpinan


tinggi pratama, pejabat administrator,

• Eselon III
atau pejabat pengawas yang memiliki ORIENTASI
keterkaitan dengan pelaksanaan
OUTPUT
• Eselon IV
tugas Pejabat Fungsional.

• Eselon V
Pejabat Fungsional memiliki tugas
memberikan pelayanan fungsional
yang berdasarkan keahlian dan
keterampilan
tertentu.
Menjaga akuntabilitas
pemangku jabatan fungsional
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020
tentang Perubahan atas Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Pejabat Fungsional
Jumlah Pejabat Fungsional Kesehatan

Jenis JFK Jumlah Jenis JFK Jumlah


1 Administrator Kesehatan 2828 18 Tenaga Promkes dan Ilmu Perilaku 5692
2 Apoteker 5567 19 Perawat 150595
3 Asisten Apoteker 12449 20 Perawat Gigi /TGM 9840
4 Asisten Penata Anestesi 179 21 Perekam Medis 3480
5 Bidan 108185 22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13389
6 Dokter 29715 23 Psikologi Klinis 223
7 Dokter Gigi 7741 24 Radiografer 3210
8 Dokter Pendidik Klinis 1939 25 Refraksionis Optisien 439
9 EntoKes 194 26 Tenaga Sanitasi Lingkungan 10759
10 Epidkes 2153 27 Teknisi Elektromedis 1386
11 Fisikawan Medis 119 28 Teknisi Gigi 159
12 Fisioterapis 2601 29 Teknisi Transfusi Darah 138
13 Nutrisionis 11925 30 Terapis Wicara 128
14 Okupasi Terapis 179
15 Ortotis Prostetis 41
Grand TotalSumber Data : BKN, 2385.784
Juni 2021
Unit Pembina dan PermenPAN Jabatan Fungsional Kesehatan

No Unit Pembina No Jabatan Fungsional Permenpan No Unit Pembina No Jabatan Fungsional Permenpan
1 Pusat Analisis Determinan 1 Administrator 42/2000 4 Direktorat Pelayanan Kesehatan 18 Bidan 36/2019
Kesehatan, Sekretariat Kesehatan Primer, Ditjen Yankes 19 Teknisi Transfusi 05/2007
Jenderal Darah
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan 20 Fisikawan Medis 12/2008
2 Sekretariat Direktorat 2 Apoteker 13/2021 Kesehatan, Ditjen Yankes 21 Pranata Labkes 08/2006
Jenderal Kefarmasian dan 3 Asisten Apoteker 08/2008 22 Radiografer 29/2013
Alat Kesehatan
23 Teknisi 28/2013
3 Direktorat Pelayanan 4 Dokter 139/2003
Elektromedis
Kesehatan Rujukan, Ditjen 5 Dokter Gigi 141/2003
Yankes Direktorat Pencegahan &
Entomolog
6 Dokter Pendidik Klinis 17/2008 6 Pengendalian Penyakit Tular 24 68/2021
Kesehatan
7 Fisioterapis 04/2004 Vektor & Zoonotik, Ditjen P2P
8 Okupasi Terapis 123/2005 Direktorat Pencegahan &
7 Pengendalian Masalah Kesehatan 25 Psikolog Klinis 11/2008
9 Ortotis Prostetis 122/2005 Jiwa & NAPZA, Ditjen P2P
10 Perawat 35/2019 Direktorat Surveilans dan Epidemiolog
8 26 69/2021
11 Perawat Gigi 37/2019 Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kesehatan
12 Perekam Medis 30/2013 Direktorat Kesehatan Lingkungan, Tenaga Sanitasi
9 27 71/2021
Ditjen Kesmas Lingkungan
13 Teknisi Gigi 06/2007
Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen
14 Refraksionis Optisien 47/2005 10 28 Nutrisionis 23/2001
Kesmas
15 Terapis Wicara 48/2005 Direktorat Kesehatan Kerja dan Pembimbing
11 29 47/2013
16 Penata Anestesi 11/2017 Olahraga, Ditjen Kesmas Kesehatan Kerja
17 Asisten penata 10/2017 Direktorat Promosi Kesehatan dan Tenaga Promosi
Anestesi 12 Pemberdayaan Masyarakat, Ditjen 30 Kesehatan dan Ilmu 70/2021
Kesmas Perilaku
PENGELOLAAN JABATAN
FUNGSIONAL KESEHATAN
Melakukan koordinasi hasil
Regulasi : laporan pembinaan dan
1. Menyusun dan melaksanakan
pengawasan
kebijakan teknis
2. Menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
3. Menyusun pedoman uji kompetensi
4. Menyusun pedoman tim penilai
5. Menyusun pedoman monitoring dan
evaluasi
6. Mensosialisasikan kebijakan jabatan
fungsional
Pengembangan
7. Memfasilitasi usulan penetapan JF JFK
baru

Sistem Informasi :
1. E-Formasi
Pemantauan dan Evaluasi
2. E-Ukom
Pengembangan Jabatan
3. E-Inpassing Fungsional
4. E-Panev
INSTANSI PEMBINA JABFUNG DI LINGKUNGAN
KEMENKES RI (PMK No.60 THN 2016) 1. Menyusun naskah
akademik dan matriks butir
kegiatan;
2. Mensosialisasikan jab-
1. Menyusun & melaksanakan kebijakan fungkes;
teknis jabfungkes 3. Melakukan pembinaan;
2. Memonev pengembangan Puskat 4. memfasilitasi ukom;
jabfungkes; 5. Memutakhirkan data jab-
3. Mengoordinasikan hasil
Mutu fungkes;
binwas jfk 6. Memonev Jabatan Fung-
sional yang menjadi bi-
naannya;

Unit
Kemenkes
Unit
Pelatihan pembina

1. Usul formasi CASN;


1. Merencanakan kebutuhan pelatihan 2. Usul & Tetapkan ASN dalam Jabfungke
dan pengembangan program pelati- 3. Susun usul mutasi Jabfung
Unit
han Jabfungkes; kepegawaian kes;
2. Menyusun kurikulum dan modul 4. Susun usulan jenis dan jumlah kebu-
pelatihan jabfungkes tuhan jabfungkes
3. Mengevaluasi pasca pelatihan jfk 5. Sharing data
19 Tugas Instansi Pembina
(Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas PP 11 tahun 2017)
a menyusun pedoman formasi JF j menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas JF;
b Menyusun Standar Kompetensi JF k melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF
c menyusun juklak dan juknis l mengembangkan sistem informasi JF
d menyusun standar kualitas hasil kerja dan m memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
pedoman penilaian KHK
e menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya n memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
ilmiah yg inovatif
f menyusun kurikulum pelatihan o memfasilitasi penyusunan & penetapan kode etik
profesi & kode perilaku
g menyelenggarakan pelatihan p melakukan akreditasi pelatihan fungsional
h membina penyelenggaraan pelatihan fungsional q melakukan panev penerapan JF di seluruh Instansi
pada lembaga pelatihan Pemerintah Pengguna; dan
i menyelenggarakan uji kompetensi r Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna
jabfung
s. Menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi
jabatan
PERENCANAAN
UU 5 Tahun 2014
LATAR BELAKANG

PASAL 56 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL


NEGARA menyatakan :

1. Setiap Instansi Pemerintah Wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja;
2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu)
tahun berdasarkan prioritas kebutuhan;
3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menteri
menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional.
ah un 2 0 1 7
PP 11 T
Pasal 5
1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
Jabatan PNS berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja.
2) Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan
3) Penyusunan kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendukung pencapaian tujuan Instansi Pemerintah
4) Penyusunan kebutuhan PNS untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur berdasarkan rencana strategis
Instansi Pemerintah
5) Dalam rangka penyusunan kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 mempertimbangkan dinamika/perkembangan organisasi
Kementerian/Lembaga
PP 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS
PASAL 5
“Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan
jenis Jabatan PNS berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban
kerja.”

PERMENPAN 13 TAHUN 2019 TENTANG PENGUSULAN, PENETAPAN DAN PEM-


PASAL 58 BINAAN JABATAN FUNGSIONAL PNS
“Penetapan kebutuhan PNS dalam JF dihitung
berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari indikator
kebutuhan JF”

PERMENPAN 1 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS JA-


BATAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA PASAL 2
“Instansi Pusat dan Instansi Daerah wajib melaksanakan anjab dan
abk sbg prasyarat utk menyusun peta jabatan, uraian jabatan serta
jumlah kebutuhan ASN”
PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PENYUSUNAN FORMASI JA-
menimbang BATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
“Pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional harus dis-
esuaikan dengan formasi kebutuhan jabatan pada organisasi
instansi Pemerintah” Usulan formasi disampaikan kpd instansi pem-
bina jf kesehatan dlm rangka mendapatkan
rekomendasi sblm disampaikan kpd menpan
SURAT EDARAN MENPAN TANGGAL 1 5OKTOBER 2018
PENGANGKATAN
Pengangkatan Dalam JFK

Keterampilan
Inpassing/ Penyesuaian Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya

Terampil
Pengangkatan Pertama Ahli Pertama

Pengangkatan Perpindahan Keterampilan


dari Jabatan Lain Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya, Ahli Utama
Pengangkatan dalam jabatan fungsional dan
Promosi kenaikan satu tingkat jenjang jabatan fungsional
dalan satu kategori jabatan
Pengembangan
Karir Jabatan
Fungsional
Kesehatan
PENGEMBANGAN KARIER
JABATAN FUNGSIONAL

Kualifikasi < D III atau > D IV/S1


(rekrutmen,tubel atau ibel)

Pengembangan Kompetensi
dan

Formasi
Uji Kompetensi

Pemenuhan Angka
Kredit
SKP
Pengembangan Karier, Kompetensi,
Pola Karier, Promosi dan Mutasi
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi,
kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yang merupakan bagian terintegrasi
dari Sistem Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi

Pengembangan Karier Pengembangan Kompetensi Pola Karier Promosi dan Mutasi


• Kejelasan dan kepastian • Diklat, seminar, kursus, • Berdasarkan standar jabatan • Instansi menyusun
karier kepada PNS penataran sekolah/ pelatihan dan standar kompetensi perencanaan mutasi
• Berdasarkan kualifikasi, kader dan magang jabatan • Atas dasar kesesuaian antara
kompetensi, penilaian • Paling kurang 20 jam • Pola karier nasional dan kompetensi PNS dengan
kinerja, dan kebutuhan pelajaran dalam 1 tahun instansional persyaratan jabatan, klasifikasi
instansi pemerintah • Prinsip dasar: PNS memiliki • Berbentuk horizontal, vertikal jabatan dan pola karier
• Dilakukan melalui mutasi hak dan kesempatan yang dan diagonal • Paling cepat 2 tahun dan
dan/atau promosi sama didasarkan pada • Prinsip Dasar : untuk paling lama 5 tahun
penilaian kinerja dan menjamin keselarasan • Mutasi antar kab/kota dalam
penilaian kompetensi potensi PNS dengan provinsi oleh Mendagri dengan
• Diklat Pim (Madya, Pratama, penyelenggaraan tugasnya pertimbangan BKN
Administrator, Pengawas) • Mutasi prov/kab/kota ke pusat
• Diklat tingkat nasional dan antar instansi pusat oleh
BKN
• Mutasi Pusat ke Prov/Kab/
Kota oleh Kanreg BKN
Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja, meliputi :
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja

Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembi-


naan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.

Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja


pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan mem-
perhatikan target, capaian hasil, dan manfaat yang dicapai, serta peri-
laku PNS

Penilaian Kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,


partisipatif dan transparan

Penilaian Kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau
pejabat yang ditentukan PyB.
PP 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil

- Pasal 11 ayat 1
Kinerja utama bagi PJF  akumulasi pelaksanaan butir-butir
kegiatan JF sesuai penjabaran sasaran unit/organiasai dan atau
kegiatan atasan langsung

- Pasal 19
SKP bagi pejabat fungsional disusun berdasarkan SKP atasan langsung
dan organisasi/unit kerja, salah satunya dengan memperhatikan butir-
butir kegiatan JF

-Pasal 20
SKP bagi pejabat fungsional disetujui atasan langsung dan dapat
diberikan dengan mempertimbangkan pendapat dari Tim Penilai AK

-Pasal 21
• PJF yang tidak dapat menyusun kinerja utama, harus dimutasikan
atau diberikan tugas ke instansi yang mempunyai kegiatan yang
sesuai jenjang fungsionalnya

• PJF diberikan tugas ke instansi lain apabila beban tugas JF tidak


memenuhi persyaratan AK pertahun yang wajib dikumpulkan
Harapan Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

Penyelenggaaraan Uji Kompetensi Jabfungkes


yang Implementatif, Mampu Laksana dan
Berkualitas
Penyelenggaaraan Uji Kompetensi untuk 30 Jenis
Jabfungkes dan Berbagai Metode
Pengangkatan/Perpindahan Jabatan/Alih
Kategori/Alih Jenjang/Promosi

Paling Lambat
Pada juli 2022

Permenpan 13/2019
“Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF yang
telah ditetapkan dan semua peraturan pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan”
Kompetensi Pejabat Fungsional Kesehatan
Kompetensi dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

Pasal 68 ayat (1) dan (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.
• Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan
oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.

Pasal 69 ayat (1)


• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah

Pasal 72 ayat (1)


• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama,
kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1.Diklat 2.Seminar

4.Penataran
3.Kursus 5.Praktik
Kerja
6.Pertukaran PNS
dan Swasta

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN


KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN
INSTANSI
Kompetensi dalam UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN

Pasal 68 ayat (1) dan (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.
• Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
Pasal 69 ayat (1)
• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah
Pasal 72 ayat (1)
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan,
penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan
pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan
Kompetensi ASN yang dibutuhkan (UU No. 5/2014)

1. Kompetensi 2. Kompetensi
manajerial, Teknis,
diukur dari diukur dari
tingkat tingkat dan
Sosio-
Teknis
pendidikan, Manajerial spesialisasi
pelatihan Kultural pendidikan,
struktural pelatihan teknis
atau fungsional, dan
manajemen, pengalaman
dan bekerja secara
pengalaman3. Kompetensi Sosial Kultural, teknis.
kepemimpin diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
an. masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki wawasan
TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI
Proficiency Levels Competence
Level  Mengkreasikan mengembangkan,
0 5 konsep, teori, kebijakan
 Sebagai sumber rujukan utama (mentor)
5
Level  Mengevaluasi suatu proses pekerjaan
0 4  Mengembangkan teknik metode kerja
4  Memberi arahan atau tanpa panduan
 Menerapkan dg analisis
0 Level  Tdk memerlukan bimbingan
3 3  Dapat membimbing orang lain
 memecahkan masalah teknis operasional.
0
2 Level
 Menerapkan sesuai pedoman
 Berdasar pedoman/panduan dan
0 2 memerlukan bimbingan

1  Tingkat memahami, mengerti substansi


 pekerjaan sederhana dg pedoman/ panduan
Level
1  Bimbingan intensif
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1.Diklat 4.Penataran

2.Seminar
6.Pertukaran PNS dan
Swasta
3.Kursus

5.Praktik
Kerja

Instansi Pemerintah Wajib Menyusun Rencana Pengemban-


gan Kompetensi & Tertuang Dalam Rencana Kerja Anggaran
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG
PENGELOLAAN JABFUNGKES
Fitur Live Chat Terbaru di Website
Sibangjangkri
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG
PENGELOLAAN JABFUNGKES

SI-
K
BANGJA L
i

NGKRI k

E-FORMASI

E-UKOM E-INPASSING
TERIMA KASIH
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Hang Jebat III, Blok F.3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai