Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMEN APARATUR SIPIL

NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH


PROVINSI LAMPUNG
2019
BIODA
TA

NAMA : DESMA NOPANDI, S.IP., M.M


NIP : 19781210 199803 1 005
PANGKAT/GOL : PENATA TINGKAT I (III/d)
JABATAN : KEPALA SUBBIDANG JPT DAN ADMINISTRASI
PADA BIDANG PENGEMBANGAN PEGAWAI
UNIT KERJA : BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI
LAMPUNG
DASAR 3

• UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014


TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA;

• UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014


TENTANG PEMERINTAH DAERAH;

• PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN


2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI
NEGERI SIPIL.
4
PENGERTIAN

APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) ADALAH


PROFESI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA YANG BEKERJA PADA
INSTANSI PEMERINTAH.
PEGAWAI ASN
5

PEGAWAI ASN

PNS PPPK

• Berstatus pegawai tetap • Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai


• Memiliki NIP secara Nasional; kebutuhan instansi dan ketentuan
• Menduduki jabatan pemerintahan. Undang-Undang.
• Melaksanakan tugas pemerintahan. • Menduduki jabatan pemerintahan
• Pengadaan Usia Paling Rendah 18 Th • Melaksanakan tugas pemerintahan.
dan paling tinggi 35 Th • Pengadaan Usia Paling Rendah 19 Th.
• Gaji berdasarkan Perundang-undangan. • Gaji berdasarkan Perundang-undangan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara


• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik
MANAJEMEN PNS 6

Manajemen PNS meliputi:


1. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
2. pengadaan;
3. pangkat dan jabatan;
4. pengembangan karier;
5. pola karier;
6. promosi;
7. mutasi;
8. penilaian kinerja
9. penggajian dan tunjangan;
10. penghargaan;
11. disiplin;
12. pemberhentian;
13. pensiun dan tabungan hari tua; dan
14. perlindungan.
1. PENETAPAN KEBUTUHAN
7

 Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun


kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban
kerja.
 Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan
prioritas kebutuhan.
 Berdasarkan penyusunan kebutuhan, Menteri
menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PNS secara nasional.
8
2. PENGADAAN
 Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk
mengisi kebutuhan Jabatan Administrasi dan/atau
Jabatan Fungsional dalam suatu Instansi
Pemerintah;
 Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah dilakukan
berdasarkan penetapan kebutuhan yang di
tetapkan oleh Menteri;
 Pengadaan PNS dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran,
seleksi, pengumuman hasil seleksi, masa
percobaan, dan pengangkatan menjadi PNS.
3. Pangkat dan Jabatan 9

• Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan


tingkat jabatan berdasarkan tingkat kesulitan,
tanggung jawab, dampak, dan persyaratan
kualifikasi perkerjaan yang digunakan sebagai
dasar penggajian.
• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan
penilaian kinerja.
• PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada
lingkungan instansi TNI dan Polri yang
pangkat/jabatannya disesuaikan dengan pangkat
dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan
Polri.
lanjutan
10

JABATAN dalam ASN


PIMPINAN TINGGI

UTAMA
MADYA
PRATAMA

JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL


ADMINSTRATOR /  Utama
ESELON III  Madya
 Muda  Penyelia
PENGAWAS /  Pertama  Mahir
ESELON IV  Terampil
 Pemula
PELAKSANA KEAHLIAN
KETERAMPILAN
lanjutan
11

 Sifat Dasar pengisian: dilakukan secara kompetitif dan


terbuka dikalangan PNS
 Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang
dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berkoordinasi dengan KASN;
 Proses Pengisian jabatan:
 Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada
tingkat nasional,
 Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat
nasional, provinsi, atau antar intansi dalam 1 (satu)
kabupaten/kota.
lanjutan
12

 JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS


dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan
secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam
KEPRES.
 JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah
mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan
sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses
secara terbuka dan kompetitif.
 JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi
oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
lanjutan
13

 Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.


 Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti
seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan
yang sama pada periode berikutnya.
 Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang
diperjanjikan dengan atasan.
 Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan
dalam waktu 1 (satu) tahun pada suatu jabatan, diberikan
kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki
kinerjanya.
 Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan
perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus
mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil
seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada
jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau
ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.
14

Menurut permenpan RI no. 13 tahun 2014

PRA SELEKSI
(koord Mendagri, MenpanRB,
PembentukanPRA Pansel dan
Sekpansel serta Launching)

Pengumuman Seleksi sistem Gugur


promosi terbuka

Admin
Surat edaran

PNS PEMPROV. LAMPUNG Kompetensi


pengumuman
(Mendaftar dg persetujuan
Usulan MEN
tertulis dr Pejabat Pembina Makalah KEPRES
GUB DAGRI
Media Kepegawaian
Wawancara
Online sistem
Laporan pansel Laporan
tertulis LANTIK
KASN
15

 berstatus PNS;
 memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana
atau diploma IV;
 memiliki integritas dan moralitas yang baik;
 memiliki pengalaman pada Jabatan Pengawas paling singkat 3 (tiga)
dan 4 tahun untuk Jabatan Fungsional atau JF yang setingkat
dengan Jabatan Pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang
akan diduduki;
 SKP bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
 memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan
berdasarkan hasil;
 sehat jasmani dan rohani.
lanjutan
16

PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL

JABATAN FUNGSIONAL TERBAGI DUA

a. Jabatan Fungsional Terampil


1. Penyelia
2. Mahir
3. Terampil
4. Pemula

b. Jabatan Fungsional Ahli

1. Ahli Utama
2. Ahli Madya
3. Ahli Muda
4. Ahli Pertama
lanjutan
17

Pengangkatan
Pertama

Pengangkatan
Pengangkatan PNS Kembali
Kedalam
Jabatan Fungsional Perpindahan
Jabatan
Penyesuaian/
inpassing
Jabatan
A. Tingkat Terampil
Jabatan Pangkat / Angka Kredit
Fungsional
Pelaksana II/a
Pemula
25
Pelaksana II/b II/c II/d
40 60 80
Pelaksana III/a III/b
Lanjutan 100 150
Penyelia III/c III/d
200 300
B. Tingkat Ahli
Jabatan Pangkat / Angka Kredit
Fungsional
Pertama III/a III/b
100 150
Muda III/c III/d
200 300
Madya IV/a IV/b IV/c
400 550 700
Utama IV/d IV/e
800 1050
lanjutan
Syarat pengangkatan 20

jabatan fungsional
 Berstatus PNS
 Sehat jasmani dan rohani
 Memiliki integritas dan moralitas yang baik
 Berijazah sesuai kualifikasi untuk Terampil (SMA)
dan Ahli (D-IV/S-1)
 Mengikuti dan lulus uji kompetensi
 Nilai prestasi kerja 1 tahun terakhir bernilai baik
 Syarat lain yang ditetapkan oleh instansi pembina
masing-masing jabatan fungsional
Pengembangan Karier 21

DILAKUKAN BERDASARKAN:
1. Kualifikasi : dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan
moralitas.
2. Kompetensi
a. Teknis : diukur dari Tingkat dan Spesialisasi Pendidikan, Pelatihan Teknis
Fungsional, dan Pengalaman Bekerja Secara Teknis;
b. Manajerial : diukur dari tIngkat Pendidikan, Pelatihan Struktural Atau
Manajemen, dan Pengalaman Kepemimpinan; dan
c. Sosial Kultural : diukur dari Pengalaman Kerja Berkaitan dengan Masyarakat
Majemuk Dalam Hal Agama, Suku, dan Budaya. Sehingga
Memiliki Wawasan Kebangsaan.
3. Penilaian Kinerja, dan
4. Kebutuhan Instansi Pemerintah.
KONSEP SISTEM PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

STANDAR
KOMPETENSI LOWONGAN
JABATAN POSISI
MUTASI

PENGANG-
KATAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
POLA KARIER
PERTAMA KOMPETENSI PNS KARIER
SEBAGAI PNS

PROMOSI
PROFIL PNS

KINERJA KOMPETENSI TIM PENILAI KINERJA INSTANSI


PNS PNS

SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA


Pengembangan Kompetensi 23

• Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk


mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan
pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
• Harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan digunakan
sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karier.
• Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan
dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.

PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain


di pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.
MUTASI PNS 24

• Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat,
antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi
Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.
• Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.
• Perpindahan PNS antar kabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh
Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah
memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
• Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat
yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.
• Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.

• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan “konflik


kepentingan”.
• Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.
25

 PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,


pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan,
dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya
dapat diberikan penghargaan.
 Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa
pemberian:
 tanda kehormatan;
 kenaikan pangkat istimewa;
 kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
 kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
26

Pemberhentian PNS
PNS diberhentikan dengan hormat karena:
• meninggal dunia;
• atas permintaan sendiri;
• mencapai batas usia pensiun;
• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan
karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
karena:
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
lanjutan
27

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat


PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD NKRI
1945;
b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan
yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana
umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
Batas Usia Pensiun 28

Batas usia pensiun PNS yaitu:


 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat
Administrasi;
 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan
Tinggi; dan
 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan bagi Pejabat Fungsional.
Jaminan Pensiun & 29

Jaminan Hari Tua

• Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.


• PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
– meninggal dunia;
– atas permintaan sendiri apabila telah usia 45 tahun dan masa kerja 20
tahun;
– mencapai batas usia pensiun;
– perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
– tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban.
• Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan
jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.
• Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan
iuran PNS yang bersangkutan.
Perlindungan
30

Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:


 jaminan kesehatan;
Mencakup jaminan sosial
 jaminan kecelakaan kerja; yg diberikan dalam
program jaminan sosial
 jaminan kematian; dan nasional
 bantuan hukum.

-> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di


pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.
MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
31
PERJANJIAN KERJA
(PPPK)

Manajemen PPPK meliputi:


a. penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. penilaian kinerja;
d. gaji dan tunjangan;
e. pengembangan kompetensi;
f. pemberian penghargaan;
g. disiplin;
h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
i. perlindungan.
PENGADAAN PPPK
32

 Pengadaan PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pd


Instansi.
 Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:
 perencanaan,
 pengumuman lowongan,
 pelamaran,
 seleksi,
 pengumuman hasil seleksi, dan
 pengangkatan menjadi PPPK.
 Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui
penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan
Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.
 Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK untuk masa perjanjian kerja
minimal 1 tahun & dapat diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian
kinerja.

PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS. Untuk diangkat
menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan
bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
33

Tujuan
 menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati berdasarkan
perjanjian kerja.
Metode
 dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit
atau organisasi dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang
dicapai, dan perilaku pegawai.
 dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
 berada di bawah kewenangan PyB Instansi Pemerintah masing-masing,
didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.
 dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
 Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PPPK.
Hasilnya untuk:
 dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja,
pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
 Apabila PPPK tidak tercapai target kinerja yang telah disepakati dalam
perjanjian kerja dapat diberhentikan dari PPPK.
34

 Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan


layak kepada PPPK.
 Gaji sebagaimana dimaksud diberikan
berdasarkan beban kerja, tanggungjawab
jabatan, dan resiko pekerjaan.
 Gaji dibebankan pada APBN untuk PPPK di
Instansi Pusat dan APBD untuk PPPK di
Instansi Daerah.
 Selain gaji, PPPK dapat menerima tunjangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
35

 PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan


kompetensi.
 Kesempatan untuk pengembangan kompetensi
sebagaimana dimaksud direncanakan setiap tahun
oleh Instansi Pemerintah.
 Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud
harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan
dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk
perjanjian kerja selanjutnya.
Penghargaan PPPK 36

• PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan,


kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan
tugasnya dapat diberikan penghargaan.
• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:
– tanda kehormatan;
– kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi;
dan/atau
– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara
kenegaraan.
• PPPK yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa
pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat
dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan
Undang-Undang ini.
Disiplin PPPK 37

 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam


kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib
mematuhi disiplin PPPK.
 Instansi Pemerintah wajib melaksanakan
penegakkan disiplin terhadap PPPK serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
 PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin.
Pemutusan Hubungan Kerja PPPK 38

Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat :


• jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
• meninggal dunia;
• atas permintaan sendiri;
• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan PPPK; atau
• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.
Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri :
• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tid.pidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak berencana;
• melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
• tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati.
Pemutusan Hubungan Perkanjian 39
Kerja Tidak dengan Hormat

 melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;


 dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
 menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
 dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
40

 Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:


• jaminan hari tua;
• jaminan kesehatan;
• jaminan kecelakaan kerja;
• jaminan kematian; dan
• bantuan hukum.
 Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan,
jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial
nasional.
 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang
dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai