KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah
menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA
sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun
pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI.
Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa
kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan
penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai
semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap
mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun
pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut
akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013
agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.
Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan
fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara
lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat
Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan
menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskahnaskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP,
Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model
Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian
Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model
Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model
Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan
Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi
Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskahnaskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari
unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru
dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun
sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi
guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih
operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk
penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan
pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
ii
Model-Model Pembelajaran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................... 1
C. Ruang Lingkup .................................................................. 2
D. Landasan Hukum ............................................................... 2
BAB II
iii
Model-Model Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam merancang
suatu pembelajaran yang harus dikembangkan guru sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan profesinya kepada masyarakat, sejawat, dan peserta didik. Dalam
pengembangan pembelajaran, guru harus menerjemahkan prinsip-prinsip pedagogi dan
pembelajaran dalam suatu perencanaan, dan kemudian merealisasikan perencanaan
tersebut
dalam
bentuk
pengalaman
belajar
peserta
didik
melalui
kegiatan
mengembangkan
model
pembelajaran
sesuai
dengan
rambu-rambu
dan
1
Model-Model Pembelajaran
karakteristik Kurikulum 2013, yang disesuaikan dengan karakteristik guru dan peserta
didik, serta kondisi kelas.
C. Ruang Lingkup
Naskah Model-model Pembelajaran ini memuat antara lain;
1. Pengertian
2. Model-model Pembelajaran
3. Tujuan Pengembangan Model Pembelajaran;
4. Contoh penggunaan model pembelajaran dalam mata pelajaran
5. Penilaian hasil belajar
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor
13
Model-Model Pembelajaran
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Sebelum membahas pengertian model pembelajaran, mari kita perhatikan contoh
kegiatan pembelajaran 2 (dua) orang guru Matematika sebagai berikut;
1. Guru A mengajarkan tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang dimensi tiga
melalui kegiatan sebagai berikut;
a. setelah memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik, guru
meminta peserta didik untuk duduk berdasarkan kelompok yang telah
ditentukan sebelumnya;
b. guru membagikan bangun ruang dimensi tiga (kubus, balok, limas, dll) kepada
setiap kelompok, masing-masing kelompok mendapat bangun ruang yang
berbeda;
c. guru meminta peserta didik untuk menentukan jarak sebuah titik terhadap garis
yang harus didiskusikan dalam kelompok;
d. peserta didik mengerjakan tugas dengan berdiskusi dalam kelompok, sambil
sesekali bertanya kepada guru, atau mencari dari buku siswa, dari buku lain,
atau dari internet;
e. Sambil berjalan berkeliling guru mengarahkan peserta didik untuk menemukan
jarak
tersebut
termasuk
dengan
berbagai
mengukur,
atau
cara,
dengan
kelompok
lain,
sementara
guru
mencatat hasil dari semua kelompok sambil sesekali memberi arahan atau
masukan;
g. Setelah semua kelompok memaparkan hasil, guru mengulas kembali hasil
paparan kelompok , dan meminta peserta didik untuk mengamati dan
mendiskusikannya;
h. Melalui diskusi kelas, guru dan peserta didik membuat simpulan;
i. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada kegiatan selanjutnya;
j. Memberi salam.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Model-Model Pembelajaran
Model yang dilakukan guru A tersebut diatas, kita sebut saja sebagai Model
Pembelajaran A
2. Guru B melaksanakan kegiatan tersebut sebagai berikut;
a. setelah memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik guru
meminta peserta didik untuk membuka buku siswa Mata Pelajaran Matematika
halaman yang memuat materi dimensi tiga;
k. guru meminta peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi itu
kemudian guru duduk dikursinya sambil memeriksa hasil ulangan kelas lain;
l. peserta didik membaca buku sesuai yang ditugaskan;
m. setelah 30 (tiga puluh) menit, guru (sambil tetap duduk) meminta salah seorang
peserta didik untuk menjelaskan isi halaman yang dibacanya, dan meminta yang
lain untuk menanggapinya;
n. Sambil duduk di kursinya guru bertanya mengerti atau tidak, sambil langsung
menjelaskan materi tersebut;
o. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal yang ada
di buku sampai jam pelajaran selesai;
p. Setelah bel berbunyi, guru meminta peserta didik untuk melanjutkan
pekerjaannya di rumah;
q. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam
Kegiatan tersebut di atas kita namakan saja Model Pembelajaran B
Dari Model Pembelajaran A dan Model Pembelajaran B di atas, mana yang sesuai dengan
model pembelajaran Anda?
Mungkin di antara Anda ada yang menjawab Model Pembelajaran A, tapi sebagian besar
dari Anda, mungkin menjawab;
Semuanya tidak ada yang sesuai dengan model yang saya laksanakan. Itu tidak sesuai
dengan karakter saya dan karakter peserta didik saya, lagi pula kondisi kelas saya lebih
bagus dari itu. Saya mengajarkan materi tersebut
InilInilah
kelasku.....
dengan
cara
cara
saya
sendiri,
dengan
demikian
Anda
menggunakan
model
4
Model-Model Pembelajaran
pembelajaran hasil kreasi Anda, sesuai dengan karakteristik peserta didik Anda, kondisi
kelas Anda, dan Anda yang memegang kendali. Dalam hal ini Anda telah menciptakan
dan menggunakan Model Pembelajaran Anda.
Jadi apakah yang disebut dengan pembelajaran dan model pembelajaran?
Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses interaksi
antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. yang dilaksanakan dengan berbasis aktivitas dengan
karakteristik:
a. interaktif dan inspiratif
b. menyenangkan,
menantang,
dan
memotivasi
2013
mewajibkan
guru
untuk
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkahlangkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan ini
menekankan
pada
proses
pencarian
pengetahuan,
berkenaan
dengan
materi
Model-Model Pembelajaran
2. Menanya (Questioning)
metakognitif.
Melalui
kegiatan
bertanya
merumuskan
pertanyaan
untuk
Mengumpulkan
meningkatkan
informasi/mencoba
keingintahuan
mengembangkan
bermanfaat
peserta
kreativitas
dan
didik
untuk
dalam
keterampilan
Model-Model Pembelajaran
4. Mengasosiasi (Associating)
berbagai
aktivitas
antara
lain
dan
memprediksi/
mengestimasi.
disiplin, taat
melalui
menerapkan
prosedur, berpikir
induktif serta
deduktif.
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Komunikasi
Melatih
penyampaian
pengetahuan,
keterampilan dan
aplikasinya dengan
sikap jujur, teliti,
toleransi, dan
menghargai otang
lain.
sarana
untuk
menyampaikan
hasil
mampu
mengomunikasikan
pengetahuan,
Kegiatan di atas sering disingkat menjadi 5M dan dilaksanakan pada saat kegiatan inti
dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang
berbeda antara yang satu dengan lainnya.
5 M ????
Model-Model Pembelajaran
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks
deskriptif sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah
terkenal, sesuai dengan konteks penggunaannya.
2)
4.8 Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.
b. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10)
a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti
berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan buku pelajaran;
b. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran teks deskripsi tentang tempat wisata dalam kehidupan seharihari, seperti brosur promosi wisata sehingga dapat memilih tempat libur
yang diinginkan;
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk me-review materi sebelumnya;
d. Mengajukan pertanyaan tentang gambar tempat wisata yang ditayangkan
terkait materi yang akan dipelajari;
e. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan sesuai RPP.
2. Kegiatan Inti (75)
a. Mengamati (20)
1) Peserta didik dalam kelompok membacakan 3 deskripsi tempat wisata
secara bergantian.
2) Setelah itu peserta didik menonton iklan tempat wisata yang relevan
dengan deskripsi di atas yang ditayangkan guru.
b. Menanya (15)
1) Peserta didik melakukan kegiatan menanya tentang perbedaan antara
berbagai teks deskripsi yang ada dalam bahasa Inggris terutama
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Model-Model Pembelajaran
sebuah
didik
secara
berpasangan
menemukan
gagasan
pokok,
informasi rinci dan informasi tertentu serta fungsi sosial dari teks
deskripsi yang dibaca/didengar.
3) Kembali berkelompok peserta didik berlatih menyunting teks tempat
wisata yang diberikan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaannya.
3. Penutup (5)
a. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
Thank you very much for your participation. You did a good job today, Im
very happy with your activity in the class. How about you, did you enjoy
my class?
b. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual
untuk membaca melalui internet berbagai deskripsi tentang tempat wisata.
c. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Semua penjelasan di atas akan menjawab pertanyaan Apa yang dimaksud dengan
model pembelajaran?, yaitu cara atau rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
seorang guru dalam suatu pembelajaran dari awal sampai akhir. Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran menyatakan bahwa, model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama,
ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan atau metode atau
teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang guru untuk
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Model-Model Pembelajaran
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Memperhatikan kedua pengertian di atas, maka model pembelajaran dapat diartikan
juga sebagai bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
B. Model-model Pembelajaran
Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah menyatakan bahwa, model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya
discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry
learning. Berikut penjelasan ke-empat model tersebut.
1. Model Discovery Learning.
Model ini memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mencari tahu tentang suatu permasalahan
dan menemukan solusinya berdasarkan kepada hasil
pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya
sendiri, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan
baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan
persoalan yang relevan.
Langkah model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;
a. Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulan, untuk diamati
peserta didik agar mendapat
Collecting
(mengumpulkan
data);
mencari
dan
mengumpulkan
alternatif
pemecahan
masalah,
jika
satu
alternatif
mengalami
kegagalan.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
10
Model-Model Pembelajaran
pembelajaran
didik
untuk
ini
bertujuan
belajar
merangsang
melalui
berbagai
kegiatan
pembelajaran.
Pengorganisasian
pembelajaran
11
Model-Model Pembelajaran
peserta
didik
untuk
memahami
berbagai
subjek
(materi)
dalam
kurikulum.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut;
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal
agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
c. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan
sesuai dengan target.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek.
yang
melibatkan
secara
maksimal
seluruh
12
Model-Model Pembelajaran
hubungan
kerjasama,
interaktif,
dan
ini
dirancang
agar
peserta
didik
dapat
13
Model-Model Pembelajaran
dihadapi,
sehingga
peserta
didik
memiliki
kompetensi tertentu
Ke-empat model Joyce dan Weil tersebut dapat diterapkan kedalam kegiatan
pembelajaran menjadi model-model lain yang khusus sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran dan aktivitas yang dikembangkan oleh guru dengan tujuan tertentu,
misalnya model Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan model Bermain Peran
(Role Playing) sebagai penjabaran dari Model Inetraksi Sosial, dan model Berfikir
Induktif (The Induktif Thinking) sebagai penjabaran dari model Pengolahan Informasi
1. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation).
John Dewey mengatakan bahwa model ini dapat memberikan pengalaman kepada
peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan dengan caranya sendiri dan
dibicarakan dalam group secara demokratis.
Langkah-langkah model pembelajar tersebut adalah sebagai berikut;
a. Peserta didik dibagi kedalam kelompok (4 6 orang)
b. Guru memberikan pengarahan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik
di masing-masing kelompok.
c. Peserta didik dihadapkan pada suatu situasi yang memerlukan pemecahan atau
suatu keputusan yang harus ditentukan.
d. Peserta didik mengeksplorasi situasi tersebut
14
Model-Model Pembelajaran
Permasalahan
dapat
disajikan
melalui
bacaan,
cerita
lisan,
akan
15
Model-Model Pembelajaran
d. Pelaksanaan masing-masing tugas anggota sesuai dengan tugas atau peran yang
sudah direncanakan. Perlu ditegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar
bermain drama, tapi lebih memberikan pengalaman dan pemahaman kepada
peserta didik bagaimana seseorang memiliki peran dan tanggungjawabnya. Selain
itu peserta didik diharapkan memiliki ide-ide baru yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya sebagai hasil perwujudan pencapaian
kompetensinya.
e. Diskusi dan evaluasi hasil observasi dan tugas yang berkaitan dengan ketepatan
tugas yang diberikan, waktu, atau tempat obervasi yang bersifat umum yang
melibatkan pemain dan observer.
perannya tepat atau tidak, tapi menekankan pada hal-hal yang sangat penting
berkaitan dengan kompetensi yang harus dicapai, misalnya sikap terbuka, materi
pelajaran sesuai, dan cara kerja yang tepat.
f.
Langkah berikutnya adalah sharing pendapat antar peserta didik, peserta didik
dengan guru yang mendiskusikan hasil dari langkah sebelumnya, sehingga
memungkinkan ada penggantian peran. Hasil dari langkah ini adalah fokus perbaikan
dalam pelaksanaan, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang lebih baik.
16
Model-Model Pembelajaran
c. Aplikasi prinsip (application of principles). Pada langkah ini peserta didik dilatih
untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dipelajari untuk menjelaskan fenomena
baru atau memprediksi fenomena yang akan muncul.
Selain model-model yang telah dibahas di atas, masih banyak model-model
pembelajaran lain, seperti model khusus yang digunakan oleh mata pelajaran tertentu
seperti Bahasa Inggris dengan model Task Based Learning (TBL) atau model yang
dikembangkan dalam mata pelajaran Ekonomi yaitu Two stay and two stray.
Seorang ahli fisika dan guru besar Harvard University Eric Mazur mengembangkan suatu
model pembelajaran yang membalikan situasi atau kebiasaan yang dilakukan seorang
guru, model ini dikenal dengan model Peer Instruction.
Kegiatan pembelajaran yang rutin dilakukan
seorang
guru
biasanya
diawali
dengan
Bahan
Peserta didik
melaksanakan
Peer
pembelajaran
yang
tidak
peserta
didik
untuk
membaca
atau
mempelajari materi tersebut sebelumnya, atau dimulai dengan pertanyaan yang harus
dikerjakan oleh peserta didik sebelum pembelajaran.
Didalam kelas kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui diskusi berpasangan,
diskusi kelompok, atau diskusi kelas yang dipimpin oleh salah saorang peserta didik
sebagai mentor atau instruktur. Guru dapat memberikan pertanyaan yang disebut
dengan Concept Test (CT) berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapai peserta
didik dalam menjawab pertanyaan atau membaca bahan ajar yang diberikan.
Untuk pertanyaan yang diajukan, Eric Mazur menyarankan hal-hal sebagai berikut;
1. Instruktur mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan respon peserta didik
terhadap bahan yang dipelajari sebelumnya.
2. Peserta didik merefleksi pertanyaan yang diajukan.
3. Peserta didik membuat persetujuan terhadap satu jawaban induvidu.
4. Instructur meriview semua respon peserta didik.
5.
17
Model-Model Pembelajaran
7. Instruktur kebali membuat review dari semua respon yang diberikan, dan
membuat keputusan apakah masih perlu penjelasan tentang suatu konsep yang
dibicarakan sebelum melangkah ke diskusi konsep selanjutnya.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa Peer Instruction lebih menekankan peserta didik
untuk belajar antar sesamanya, sehingga diantara mereka akan terjadi diskusi atau
pembelajaran diantaranya yang interaktif dengan menggunakan bahasanya sendiri yang
mereka gunakan sehari-hari. Besar kemungkinan akan terjadi kegaduhan diluar
kebiasaan yang dilakukan guru kita pada umumnya.
Peer Instruction memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menjelaskan suatu
pengetahuan, atau konsep, kejadian yang diterima/dialami peserta didik, sesuai dengan
pemahamannya sendiri.
Langkah-langkah pembelajaran dengan model Peer Instruction sebagai berikut;
1. Persiapan;
a. Menyiapkan bahan atau materi pembelajaran yang akan didiskusikan dalam
pelaksanaan peer, yang dapat dilaksanakan secara berpasangan atau kelompok.
Bahan tersebut dapat berupa pertanyaan untuk tes (Concept Test atau CT),
bacaan, masalah nyata, atau film.
Contoh soal CT;
Gambar berikut adalah kondisi tiga pantai. Di pantai manakah air laut akan
terlebih dahulu sampai ke pantai? Mengapa?
a. Pantai A
Pantai
b. Pantai B
c. Pantai C
Pantai
Pantai
Laut
A
Laut
laut
B
Pada soal CT, bukan jawaban benar atau salah, tetapi lebih menggali
pemahaman dan jalan pemikiran peserta didik.
b. Menyiapkan pertanyaan atau tugas berkaitan dengan bahan atau materi yang
memerlukan proses berfikir, dan tidak hanya memiliki jawaban pasti, sehingga
peserta didik dapat menggunakan daya nalarnya sesuai kemampuannya.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
18
Model-Model Pembelajaran
kegiatan
didalam
kelas,
sesamanya,
pembelajaran
siswa
berinteraksi
antar
dengan
menggunakan
yang
dikembangkan,
petunjuk
guru
hanya
bertindak
Kunci
keberhasilan
dari
sebagai
mentor.
kegiatan
tersebut
adalah frekuensi dan interaksi yang penuh dengan daya nalar, dan terjadinya
belajar
melalui
pengalaman
dengan
komunikasi
secara
fisik
diantara
sesamanya.
b. Jika pembelajaran dimulai dengan CT, maka setelah mengerjakan soal, peserta
didik dapat menjelaskan kepada teman sebangkunya tentang cara nalar atau
cara pikir yang dia kerjakan sehingga memperoleh jawaban masing-masing,
sehingga terjadi diskusi kescil. Pada kegiatan tersebut memungkinkan pasangan
lain ikut berdiskusi, sehingga dapat berkembang menjadi diskusi kelompok.
c. Jika kegiatan tidak dimulai dengan CT, guru dapat memulai pembelajaran
dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang harus diselesaikan sendiri
kemudian didiskusikan dengan teman sebangkunya sebelum menyusun jawaban
akhir. Guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk menjelaskan alur
fikir dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam kelas, sehingga akan
terjadi diskusi kelas. Penjelasan tersebut dapat berupa presentasi atau
demonstrasi dengan menggunakan perangkat IT.
d. Kegiatan diskusi dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas, sesuai dengan
materi atau kondisi yang direncanakan.
3. Membuat rangkuman hasil pembelajaran yang dikemukakan oleh peserta didik, guru
bertindak sebagai fasilitator dan pengarah (jika diperlukan).
Selain pendekatan dan model, dalam pembelajaran ada juga yang disebut dengan
metode pembelajaran. Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dapat menggunakan metode pembelajaran antara lain metode
diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi.
19
Model-Model Pembelajaran
a. Metode Diskusi
Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan
terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik
perhatian semua peserta didik. pembahasan dapat diarahkan
pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah,
menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau
memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau
klasikal.
Metode ini dapat merangsang peserta didik lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide,
melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta
didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.
b. Metode Eksperimen
Suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana peserta
didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami
mengikuti
sendiri
suatu
atau
melakukan
proses,
mengamati
sendiri
dengan
suatu
objek,
merupakan
suatu
presentasi
yang
ilustrasi
dan
pertanyaaan.
Dalam
kegiatan
demonstrasi
membuktikan
sendiri
dengan
sesuatu
mengalami
yang
dan
dipelajarinya.
Dengan metode ini dapat dikurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik,
dan peserta didik memiliki kesempatan membandingkan antara teori dengan kenyataan.
Tujuan demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu
atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat
peserta didik untuk mencoba.
20
Model-Model Pembelajaran
d. Metode Simulasi
Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang
bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan
penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan
dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu
belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan
balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, maka peserta didik mampu
mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya
pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
Memperhatikan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang diuraikan di atas,
maka guru dapat menggunakan model-model pembelajaran tertentu seperti yang
disarankan
dalam
Permendikbud
Nomor
103
Tahun
2014.
Guru
dapat
juga
atau
menggunakan
metode
tertentu
yang
sesuai
dengan
tuntutan
pembelajaran
dikembangkan
guru
sebagai
acuan
dalam
pelaksanaan
21
Model-Model Pembelajaran
2. Memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan kreativitas dan
keinginan tahuannya terhadap pemahaman suatu konsep dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam
kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.
4. Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan kolaboratif
5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta
didik
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat,
kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis.
22
Model-Model Pembelajaran
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN
penilaian hasil peserta didik tetap mengacu kepada Permendikbud Nomor 104 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang
mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian harus dilakukan tahapan demi tahapan sesuai langkah model pembelajaran
yang digunakan.
Contoh 1.
Jika Anda menggunakan model Interaksi Sosial, maka sesuai dengan tujuan dari
penggunaan model tersebut, penilaian dapat dilakukan sebagai berikut;
a. Penilaian sikap pada saat observasi
sikap
23
Model-Model Pembelajaran
Presentasi atau penyajian hasil suatu temuan juga termasuk salah satu unsur
penilaian. Melalui presentasi peserta didik akan terlatih untuk terbuka dan lebih
percaya diri.
B.
24
Model-Model Pembelajaran
di
tengah-tengah
masyarakat.
Dengan
demikian,
PAI
tidak
hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek
afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMA adalah
terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur).
Memperhatikan karakteristik PAI tersebut di atas, berikut adalah contoh langkahlangkah kegiatan pembelajaran Model Discovery Based Learning dalam mata pelajaran
PAI.
a. Kompetensi Dasar
1) 4.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. AlHujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
2) 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS AlHujurat (49) : 10); serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).
b. Langkah-langkah Pembelajaran seperti dalam table berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
Kegiatan
Pendahuluan
Guru
Peserta didik
Memberi salam,
Memberi salam,
mengabsen,
berdoa
mengkondisikan
peserta didik
dalam materi yang
akan dipelajari
Keterangan
Disesuaikan
dengan kondisi
dan situsai
atau
karakteristik
guru/sekolah
masingmasing.
Meminta peserta
didik untuk duduk
dalam kelompok
yang telah
ditetapkan
sebelumnya
Menjelaskan
Kompetensi Dasar
yang harus dicapai
peserta didik.
Menjelaskan tugas
kelompok yang
harus dilakukan
yaitu;
a. memperhatikan
cara
melafalkan
bacaan, sesuai
dengan kaidah
25
Model-Model Pembelajaran
Kegiatan
Pendahuluan
No.
Guru
Peserta didik
tajwid dan
mahkrajul
huruf, serta
memberikan
pendapat
tentang tafsir
ayat tersebut
dikaitkan
dengan norma
kehidupan yang
berlaku.
b. memberikan
tanggapan
terhadap isi
film yang
berkaitan
dengan ukuwah
islamiah,
selanjutnya
dikaitkan
dengan tafsir
ayat Al-Quran
tersebut.
Inti
1.
Menayangkan film
Mengamati dan
yang dimulai
mencermati cara
dengan
melafalkan ayat
penampilan
disesuaikan
seseorang sedang
dengan tulisannya.
melantunkan Q.S.
Al-Anfal (8) : 72);
Q.S. Al-Hujurat
(49) : 12; dan QS
Al-Hujurat (49) :
10) disertai
dengan tampilan
tulisan berjalan
pada layar sesuai
ayat yang
dibacakan dan
dilanjutkan
dengan suatu
kondisi yang
berkaitan dengan
kontrol diri
(mujahadah annafs), prasangka
baik (husnuzzhan),
dan persaudaraan
(ukhuwah) yang
dilakukan orang@2015, Dit. Pembinaan SMA
Keterangan
Stimulation
(memberi
stimulus).
kegiatan
mengamati
situasi melalui
film
26
Model-Model Pembelajaran
No.
2.
3.
4.
4.
5.
Kegiatan
Pendahuluan
Guru
Peserta didik
orang dalam
kehidupan seharihari.
Mencermati situasi
atau alur cerita
film berkaitan
Kompetensi Dasar.
Meminta satu atau Satu atau dua
dua orang peserta
orang peserta
didik untuk
didik melafalkan
melafalkan
salah satu dari
kembali ayat-ayat
ayat-ayat
tersebut.
tersebut, yang lain
mengamati.
Setelah satu ayat
selesai dilafalkan,
yang lain
memberikan
masukkan
(pembenaran atau
memperbaiki cara
lafalannya)
Meminta peserta
Mencari
didik untuk
terjemahan atau
mencari
tafsir dari ayat
terjemahan atau
tersebut dari
tafsir dari ayat Al- berbagai sumber,
Quran yang
antara lain buku
dibacakan.
agama, buku
tafsir, atau dari
internet
Memancing
Diskusi kelompok
pertanyaan dari
tentang tingkah
peserta didik
laku orang-orang
tentang hubungan
yang tergambar
antara ayat Aldalam film,
Quran yang
kaitanya dengan
dibacakan dengan
aturan atau norma
tingkah laku
yang berlaku
orang-orang dalam dalam masyarakat.
film, serta
kaitannya dengan
kehidupan seharihari, baik yang
dialaminya atau
yang dilihatnya
dilingkungan
sekitar, atau dari
media/internet.
Memberikan
jawaban dan
Keterangan
Mencoba
Problem
Statement
(mengidentifi
kasi masalah);
menemukan
permasalahan
yang terdapat
dalam
kehidupan
manusia
berdasarkan
isi film yang
diamati.
27
Model-Model Pembelajaran
No.
6.
Kegiatan
Pendahuluan
Guru
Peserta didik
tanggapan
terhadap
pertanyaan guru
secara individual,
kelompok, atau
diskusi kelas
Meminta siswa
Mencari ayat-ayat
untuk mencari
Al-Quran atau
ayat-ayat lain atau hadits, internet,
hadits yang
atau sumber lain
berkaitan dengan
yang relevan, atau
kontrol diri
menanyakan suatu
(mujahadah ankejadian, baik
nafs), prasangka
yang dialaminya
baik (husnuzzhan), maupun yang
dan persaudaraan
dilihatnya
(ukhuwah) sesuai
dikaitkan dengan
dengan isi film
tatanan atau
yang ditayangkan.
norma yang
berlaku.
7.
Menyelesaikan
tugas sesuai hasil
temuan
berdasarkan ayatayat Al-Quran
atau hadits,
internet, atau
sumber lain dan
hasil diskusi
kelompok
8.
Mendiskusikan lagi
hasil simpulan
yang dibuatnya,
serta kemungkinan
untuk menambah
Keterangan
Data
Collecting
(mengumpulk
an
data);
mencari dan
mengumpulka
n
data/informas
i yang dapat
digunakan
untuk
menemukan
solusi
pemecahan
masalah yang
dihadapi dari
Al-Quran
atau hadits,
buku agama,
atau sumber
lain, misalnya
internet.
Data
Processing
(mengolah
data);
kegiatan
mengolah data
melalui diskusi
dan
membandingk
an
dengan
hasil data dari
tafsir
AlQuran
dan
hadits,
atau
norma
masyarakat
yang berlaku
Verification
(memferifika
si);
mengecek
kebenaran
28
Model-Model Pembelajaran
No.
9.
Kegiatan
Pendahuluan
Guru
Peserta didik
sumber lain untuk
lebih mendapatkan
hasil yang lebih
akurat
Meminta kelompok
yang sudah siap
untuk
mengemukakan
hasil diskusinya,
baik secara lisan,
presentasi, atau
tulisan
10.
11.
12.
Memberikan
tanggapan dan
masukkan apabila
diperlukan.
Keterangan
atau
keabsahan
hasil
pengolahan
data melalui
diskusi
dengan
kelompok
lain yang
menggunaka
n berbagai
tafsir AlQuran dan
hadits dari
berbagai
ahli.
Mengemukakan
tanggapan dan
ulasan terhadap isi
film berkaitan
dengan
(mujahadah annafs), prasangka
baik (husnuzzhan),
dan persaudaraan
(ukhuwah), sesuai
hasil diskusi dalam
kelompoknya.
Menyebutkan ayatayat Al-Quran,
hadits, atau
sumber lain yang
relevan.
Saling memberikan
tanggapan atau
sanggahan, dan
tambahan
pendapat sesuai
hasil temuan dan
diskusi
kelompoknya
masing-masing
Menyanggah atau
menerima
masukan, baik dari
guru maupun
kelompok lainnya
berdasarkan
kepada sumber
yang jelas dan
dapat
29
Model-Model Pembelajaran
No.
13.
1.
2.
3.
Kegiatan
Pendahuluan
Guru
Peserta didik
dipertanggungjawabkan
Membuat simpulan
bersama (bersama
antara guru dan
peserta) tentang
bagaimana
seharusnya
menjalankan sikap
ukuwah islamiah
sesuai
dengan
ajaran Islam dan
norma masyarakat
yang berlaku
Keterangan
Generalization
(menyimpulka
n). Peserta
didik digiring
untuk
menggeneralis
asikan hasil
simpulannya
pada suatu
kejadian atau
permasalahan
yang serupa,
sehingga
peserta didik
dapat melatih
pengetahuan
metakognisiny
a.
Penutup
Memberikan
penghargaan
terhadap kerja
keras peserta
didik
Menjelaskan
meteri pelajaran
untuk pertemuan
berikutnya
Membaca salam
c. Penilaian
Untuk kegiatan pembelajaran diatas, penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan
cara;
1) Observasi yang dilaksanakan pada saat peserta didik melafalkan ayat dan pada
saat diskusi. Penilaian ini dapat mencakup penilaian sikap (disesuaikan dengan
penilaian sikap yang direncanakan guru), pengetahuan, dan keterampilan. Nilai
pengetahuan dan keterampilan diberikan kepada peserta didik yang memberikan
masukkan dengan benar.
2) Pada saat observasi juga dilakukan penilaian untuk setiap langkah yang dilakukan
peserta didik, mulai cara mengidentifikasi permasalahan, menentukan alternatif
solusi, sampai mengkomunikasikan hasilnya. Penilaian ini mencakup: 1) penilaian
sikap, misalnya kerja keras, teliti, dan cermat; 2) penilaian pengetahuan,
misalnya pemahaman terhadap tanda-tanda bacaan atau tajwid dan
menyebutkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan ukuwah islamiyah;
@2015, Dit. Pembinaan SMA
30
Model-Model Pembelajaran
31
Model-Model Pembelajaran
BAB IV
PENUTUP
32
Model-Model Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.1956. Taxonomy
of educational objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.
Blooms Taxonomy: The 21st Century Version, Education Technology and Mobile
Learning: A Resource of Free Educational Web Tool and Mobile App for Education
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing science for all through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
Dit. PSMA (2014). Model Pembelajaran; Pendekatan Saintifik dalam Mata Pelajaran
(Bahasa Inggris, Biologi, dll). Jakarta
Dit. PSMA (2014). Model Penilaian di SMA. Jakarta
Joyce, B & Weil, M (1996). Models of Teaching fifth Edition. United States of America.
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
Hasil Belajar pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Soedjadi, R. (2006). Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
@2015, Dit. Pembinaan SMA
33
Model-Model Pembelajaran
proyek, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari
sebuah proyek, memonitor kegiatan dan perkembangan proyek, menguji hasil dan
mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Dengan materi pokok memproduksi teks lisan dan
tulis sederhana tentang kegiatan sehari-hari produk yang dihasilkan diantaranya adalah
poster dengan narasi yang menceritakan kegiatan sehari-hari ( ) siswa dari
mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Dengan tujuan siswa memproduksi teks lisan
dan tulis sederhana sesuai dengan struktur kebahasaan yang tepat.
Berikut adalah langkah pembelajarannya.
Kegiatan pembelajaran tersebut terdiri atas 3 (tiga) fase sebagai berikut;
No.
1.
Guru
Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Siswa
Mengucapkan salam
dan mempersilahkan
siswa untuk berdoa,
dilanjutkan dengan
mengabsen siswa
Menjawab
salam
guru, dan siswa
berdoa
untuk
mengawali
proses
pembelajaran
Memberikan
apersepsi terkait
topic atau materi
yang akan dibahas
dan dihubungkan
dengan materi
sebelumnya
Meminta siswa
untuk membentuk
kelompok dengan
cara berhitung
dengan
mengggunakan
bahasa arab dari 1
5 ( - )dan
Membentuk
kelompok dengan
mulia berhitung dari
1 5 ( - )dan
dilanjutkan duduk
dengan
kelompoknya
2.
3.
Keterangan
Apersepsi
34
Model-Model Pembelajaran
No.
Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Guru
Siswa
meminta siswa
masing-masing
mengamati video
yang akan
ditayangkan
1.
Menayangkan video
yang berkaitan
dengan kegiatan
sehari-hari dalam
bahasa Arab, dan
meminta siswa
untuk
memperhatikan
struktur tata bahasa
atau kaidah yang
digunakan sebagai
bahan dalam
memproduksi teks
lisan dan tulis
sederhana dalam
bentuk poster
sebagai tugas yang
akan dikerjakan
2.
Membagikan
teks bahasa arab
berdasarkan video
yang ditayangkan
dan meminta siswa
untuk
mengidentifikasi
struktur dan kaidah
kebahasaan tentang
jumlah ismiah dan
filiah .
Meminta siswa
untuk mencari dari
sumber lain, misal
buku teks atau
internet.
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Kegiatan Inti
1. Mengamati video
yang disajikan
oleh guru dan
merancang
langkah apa yang
akan dilakukan
sesuai dengan
tugas
memproduksi teks
bentuk poster
sederhana dalam
bahasa Arab
Mengidentifikasi
struktur dan
kaidah bahasa
arab tentang
jumlah ismiah dan
filiah
menggunakan teks
yang disediakan
Keterangan
Perencanaan
Projek
Identifikasi
dan analisis
kaidah dan
struktur
berdasarkan
teks yang
diberikan
Menganalisis
struktur kaidah
tata bahasa arab
() dari
teks dengan topic
( ) sebagai
bahan dalam
memproduksi teks
lisan dan tulis
sederhana.
Mencari dari sumber
lain, misal buku teks
atau browsing
dengan alamat
35
Model-Model Pembelajaran
No.
Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Guru
Siswa
Keterangan
www.youtube.c
om/wacth?v=P
MSnj2T9xCk
https://www.y
outube.com/wa
tch?v=14sXkAcV
lGw
https://www.y
outube.com/wa
Memfasilitasi siswa
tch?v=tzLM7C6Q
untuk tanya jawab
lrg
yang berkaitan
dengan struktur dan Menanyakan hal-hal
kaidah tata bahasa
yang berkaitan
Arab.
dengan penjelasan
struktur kaidah tata
bahasa arab
berkaitan dengan
jumlah ismiah dan
filiah sebagai
bahan pelaksanaan
projek.
3.
Memberikan
beberapa pilihan
tema proyek untuk
dididkusikan dalam
kelompok
Menentukan tema
proyek sesuai
kesepakatan dengan
anggota
kelompoknya
4.
Memberikan contoh
hasil proyek berupa
poster yang
terdapat narasi
dalam Bahasa Arab
Mendiskusikan
desain projek yang
akan dibuat dalam
kelompok masingmasing
Membuat jadwal
pengerjaan proyek
dalam kelompok
serta menerima
laporan jadwal
pengerjaan proyek
1.
Mendesain
projek
Membuat
jadwal
pelaksanaan
projek
Kegiatan penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran berkaitan
dengan tugas projek yang akan dilaksanakan
Fase 2
Kegiatan di luar kelas
Pelaksanaan/pembuatan Projek
Siswa mengerjakan tugas mebuat poster dengan teks
sederhana diluar jam pelajaran dan melaporkan cara kerja
36
Model-Model Pembelajaran
No.
2.
1.
2.
Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Guru
Siswa
Keterangan
serta perogresnya melalui email dalam bentuk film atau
foto. Pada saat pertemuan berikutnya (fase 3) siswa
melaporkan hasil sementara melalui presentasi
Guru memonitor kerja siswa melalui laporan email berupa
tulisan, foto, atau film.
Fase 3
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Membaca salam dan Membaca salam
mengabsen
Menanyakan tugas
Menjawab
yang diberikan serta pertanyaan guru dan
bertanya tentang
mengemukakan
kesulitan siswa.
kesulitan dalam
menyelesaikan
tugasnya
Kegiatan Inti
Mempresentasikan
hasil karya
sementara berupa
poster dan narasinya
dalam bahasa Arab
1.
2.
Memonitor jalannya
presentasi hasil
proyek
Kelompok lain
menanggapi dan
memberi masukkan
3.
Setelah semua
kelompok
mempresentasikan
hasilnya, maka guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
memperbaiki
projeknya
Memperbaiki projek
sesuai masukkan
guru dan kelompok
lain
1.
Memberikan
kesempatan siswa
untuk
mengungkapkan
Monitoring dan
evaluasi
Kegiatan Penutup
Mengungkapkan
pengalamannya
masing-masing
37
Model-Model Pembelajaran
Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Siswa
No.
Guru
pengalaman
belajarnya
2.
Memberikan
penjelasan tentang
kegaiatan yang akan
datang
Keterangan
Penilaian;
1. Penilaian sikap lebih diarahkan pada keingintahuan pada saat mengidentifikasi dan
penilaian kerjasama dalam pelaksnaan dapat dilihat pada film atau foto, atau
tulisan yang dikirim siswa
2. Pada saat presentasi penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan sesuai
dengan rambu-rambu Bahasa Arab, antara lain tentang pelafalan dan kandungan
isi poster.
3. Penilaian pengetahuan dan keterampilan juga dilihat dari hasil akhir berupa
produk yaitu poster.
38
Model-Model Pembelajaran
No.
1.
Guru
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
Siswa
Keterangan
Mengucapkan salam
dan mempersilahkan
siswa untuk berdoa,
dilanjutkan dengan
mengabsen siswa
Menjawab
salam
guru, dan siswa
berdoa
untuk
mengawali proses
pembelajaran
Mengulang materi
sebelumnya berkaitan
dengan tugas yang
akan dibuat yaitu
tentang aplikasi
koloid dalam
kehidupan sehari-hari
serta pameran hasil
projek.
Menyimak
apa Apersepsi
yang disampaikan
guru terkait materi
yang akan dibahas
2.
Motivasi
Menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang
berbeda dengan
biasanya, karena
melibatkan guru lain
(berkolabarasi), yaitu
guru PKWU, guru
Seni, dan guru
Ekonomi.
3.
Membentuk
Meminta siswa untuk
kelompok
membentuk kelompok
Kegiatan Inti
1.
Memberikan tugas
projek pembuatan
produk yang
merupakan aplikasi
koloid dalam
kehidupan sehari-
Perencana
an
Projek
Mencermati dan
39
Model-Model Pembelajaran
2.
hari
Sebagai stimulus
guru Memberikan
link mengenai
science product
ideas
http://www.science
projectideas.co.uk/i
ce-cream-colloidalchemistry.html
Guru Kimia,
Ekonomi, Prakarya
dan Kewirausaahan,
serta guru
Pendidikan Seni
berkolabirasi dalam
memfasilitasi dan
melakukan
pendampingan
untuk siswa dalam
merencanakan
proyek.
Merencanakan produk
koloid yang akan di
pamerkan.
Mendesain
Proyek
Mencari informasi di
internet mengenai
proses pembuatan
produk koloid yang
akan dibuat.
Guru Seni dan PKWU
mendampingi siswa
dalam mendesain
packaging produk
Guru Ekonomi
mendampingi siswa
dalam menentukan
biaya dan marketing
plan
Guru Seni
mendampingi siswa
dalam mendesain
stnad pameran
Merencanakan
packaging desain
produk koloid yang
akan di pamerkan
Membuat anggaran
biaya produksi dan
menentukan harga jual
produk koloid yang
dibuat dan Menyusun
marketing plan
Merencanakan stand
desain pameran.
Merencanakan poster
desain sebagai media
dalam
memperkenalkan
koloid kepada
pengunjung pameran.
Berkolaborasi dalam
memfasilitasi dan
mensupervisi proses
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Menyusun
Jadwal
40
Model-Model Pembelajaran
4.
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan
rencana proyek
Kegiatan Penutup
Memberikan
Mencatat pengarahan
pengarahan untuk
guru, dan memperbaiki
melaksanakan
rencana proyek
proyek, sesuai
dengan ugas masingmasing
Kegiatan di luar kelas (Pelaksanaan Proyek)
Berkolaborasi
Mendokumentasikan
Memonitor
memantau
setiap proses persiapan kegiatan
perkembangan siswa pameran koloid.
dan
dalam mengerjakan
perkemba
proyek, mulai dari
ngan
Melaksanakan tahapan
pembuatan produk,
proyek
projek sesuai jadwal
pengepakan, sampai
dan
pembuatan poster.
pembagian tugas
Mendokumentasikan
setiap tahapan/proses
pelaksanaan projek.
1.
Memfasilitasi dan
memotivasi
aktivitas siswa
Mengecek
keberhasilan/ketercap
aian, atau kegagalan
tahapan projek
Memberi
pengarahan dan
bantuan seperlunya
Mengecek kesiapan
pameran produk
Memamerkan produk
koloid (perlihatkan
bentuk kolaborasi dan
sinergi antaranggota
kelompok)
Menguji
hasil
Menjelaskan semua
informasi mengenai
koloid secara umum
dan produk koloid yang
dihasilkan pada
pengunjung pameran
melalui poster atau
penjelasan lisan jika
ada yang bertanya
Meminta siswa
@2015, Dit. Pembinaan SMA
Mengeavaluasi
Evaluasi
41
Model-Model Pembelajaran
2.
untuk
mengidentifikasi
faktor keberhasilan
dan kendala
rangkaian kegiatan
Meminta siswa
untuk membuat
laporan secara
tertulis dalam
bentuk DVD,
disertai foto dan
film.
keberhasilan atau
kendala rangkain
kegiatan
Melaporkan proyek
dalam bentuk DVD,
terdiri atas proses
pembuatan koloid,
packaging, stand
pameran, dan poster,
serta kendala dan
keberhasilan pameran.
Penilaian;
1. Penilaian sikap lebih diarahkan pada kerja keras, disiplin, dan kerjasama.
2. GURU KIMIA : Menilai kemampuan siswa dalam memilih produk & mencari
informasi mengenai proses pembuatan produk koloid yang akan dipamerkan,
relevansi dengan materi sistem koloid, keaslian produk koloid yang dihasilkan,
penyelesaian proyek
3. GURU KEWIRAUSAHAAN: Menilai kemampuan siswa dalam merencanakan bisnis
dan menyusun marketing plan.
4. GURU SENI: Menilai kemampuan siswa dalam mendesain poster, sehingga bisa
menjadi media informasi yang menarik pengunjung pameran
5. GURU EKONOMI : Menilai kemampuan siswa dalam membuat anggaran biaya,
menentukan harga jual.
42
Model-Model Pembelajaran
43