Anda di halaman 1dari 11

KEPRIBADIAN

MUHAMMADIYAH

WINDYA SUCI OCTAVIA (1405180023)


RIZKY ANANDA (1405180059)
SHOLIHIN SYAHBARANI (1405180041)
4B-IESP-Sore

A. Apakah Muhammadiyah itu?


Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan
Gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah, Dawah Islam & amar
maruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan
dan masyarakat. Dawah dan amar maruf nahi munkar pada bidang
yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam
bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaranajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum
Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun
dawah dan amar maruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas
dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata. Dengan
melaksanakan dawah dan amar maruf nahi munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan
masyarakat menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

B. Dasar dan Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana
kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah
mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
Hidup manusia bermasyarakat.
Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran
Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk
kebahagiaan dunia akhirat.
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat
adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada
kemanusiaan.
Ittiba kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
Mencapai tujuan : Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sehingga
dapat diantarkan ke depan pintu gerbang surga Jannatun Naim atas Ridho
Allah yang Rahman Rahim.

C. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai
tujuan tunggalnya harus berpedoman Berpegang teguh akan ajaran
Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan
lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang
diridhai Allah.
D. Sifat Muhammadiyah
Mengingat : (a) Apakah Muhammadiyah itu; (b) Dasar amal usaha
Muhammadiyah; dan (c) Pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah; Maka Muhammadiyah memiliki dan wajib
memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran
Islam.

Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.


Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar
dan falsafah negara yang sah.
Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi
contoh teladan yang baik.
Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela
kepentingannya.
Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain
dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

E. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah ini timbulnya pada waktu
Muhammadiyah dipimpin oleh Bpk. Kolonel H.M. Junus Anis, ialah
periode 1959 1962. Kepribadian Muhammadiyah ini semula
berasal dari uraian Bpk. K.H. Faqih Usman, sewaktu beliau
memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan oleh PP.
Muhammadiyah di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada saat itu almarhum K.H. Faqih Usman menjelaskan Apa sih
Muhammadiyah itu?
Kemudian oleh PP di musyawarahkan bersama-sama pimpinan
Muhammadiyah Jawa Timur (H. M. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R.
Darsono) dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu
disempurnakan oleh suatu team yang antara lain terdiri dari; K.R.
Muh. Wardan; Prof. KH. Farid Maruf; M. Djarnawi Hadikusuma; M.
Djindar Tamimy; kemudian terus membahas pula Prof. H. Kasman
Singodimejo, SH. Disamping pembawa prakarsa sendiri Bapak KH.
Faqih Usman.

Setelah rumusan itu sudah agak sempurna, maka diketengahkan


dalam sidang Tanwir menjelang Muktamar ke-35 itulah Kepribadian
Muhammadiyah mendapatkan pengesahan setelah mengalami
usulan-usulan penyempurnaan. Dengan demikian maka rumusan
Kepribadian Muhammadiyah yang sekarang ini adalah merupakan
hasil yang telah disempurnakan dalam Muktamar setengah abad ke35 pada tahun 1962, akhir periode pimpinan H. M. Junus Anis.
F. Apakah Kepribadian Muhammadiyah Itu?
Sesungguhnya Kepribadian Muhammadiyah itu merupakan
ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada pada
Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu
hanyalah mengkosntantir, mengidharkan apa yang telah ada. Jadi
bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun
mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah
sebagai perkara baru, hanyalah karena mereka mendapati
Muhammadiyah dalam keadaan yang tidak sebenarnya.

G. Memahami Kepribadian Muhammadiyah


Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti:
Memahami apa sebenarnya Muhammadiyah.
Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu
persyarikatan yang berasaskan Islam maka perlu pula difahami Islam
yang bagaimanakah yang hendak ditegakkan dan dijunjung tinggi itu,
mengingat telah banyaknya kekaburan-kekaburan dalam Islam di
Indonseia ini. Dan ini pulalah yang hendak dipergunakan mendasari
atau menjiwai segala amal usaha Muhammadiyah sebagai organisasi.
Kemudian dengan sifat-sifat yang kita contoh atau kita ambil dari
bagaimana sejarah dawah Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan,
itu pulalah yang kita jadikan sifat-sifat gerak dawah
Muhammadiyah, dengan kita sesuaikan pada keadaan dan kenyataankenyataan yang kita hadapi.

H. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah itu Dipimpinkan


(diberikan)?
Seperti diatas telah kita uraikan, bahwa kepribadian ini pada
dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita,
agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar
beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/nada-nada bagaimana
mereka para warga pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.
I.

Cara Menuntunkannya

Tidak ada cara lain memberikan atau menuntunkan kepribadian


Muhammadiyah ini kecuali harus dengan teori dan praktek penamaan,
pengertian dan pelaksanaan-pelaksanaan.
Penandasan atau pendalaman pengertian dawah/ bertabligh.
Menggembirakan dan memantapkan tugas berdawah. Tidak
merasa
minderwaardig (rendah diri) dalam menjalankan dawah walaupun
dengan tidak memandang rendah dan busuk kepada
saudara-saudara
kita yang bertugas dalam lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya
dan lain-lain).

Kemudian kepada mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan


tentu-tentu, bukan hanya dengan sukarela. Bila diperlukan dengan
cara-cara yang mengikat seperti dengan perjanjian, dengan baiat
dan lain-lain.
Sesuai dengan masa sekarang, perlu dengan musyawarah sekarang
yang sifatnya mengevaluasi tugas-tugas itu.
Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dengan formalitasformalitas yang menarik yang tidak melanggar hukum-hukum
agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik.
Pimpinan Cabang/Ranting bersama-sama anggota-anggotanya
memusyawarahkan sasaran-sasaran yang dituju, bahan-bahan yang
dibawakan petugas-petugas dibagi menurut kemampuan dan
sasaran-sasarannya.
Pada musyawarah evaluasi, sekalian dapat ditambahkan bahanbahan atau bekal yang diberikan kepada warga yang sebagai
muballighin/muballighat.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
Hidup manusia bermasyarakat.
Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa
ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat
adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada
kemanusiaan.
Ittiba kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban
organisasi.

Anda mungkin juga menyukai