Anda di halaman 1dari 80

Blok

Preventive
D
entistry
Kedokteran Gigi

KARIES
DAN
KLASIFIKASI

By : drg. Fasihul Ngibad

Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

REFERENSI

Baum ,L., Philips, R.W. & Lund, M.R. 1997.


Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Edisi ke 3.
EGC. Jakarta.
Sturdevant, C.M. 2002. The Art and Science
of Operative Dentistry. 4th ed. The C.V
Mosby Company. St.Louis.
Qualtrough, A.J.E., Satterthwaite, J.D.,
Morrow, L.A., Brunton, P.A. Principles of
Operative Dentistry. Blackwell Publishing.
Oxford
Kidd, E.A.M. & Bechal, S.J. 1992. DasarDasar Karies (Penyakit dan
Penanggulangannya). EGC. Jakarta

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Definisi Karies Gigi


Karies

adalah penyakit pada jaringan keras gigi


yang disebabkan oleh pembentukan asam dari
mikroorganisme sehingga menimbulkan
(demineralisasi) komponen inorganik dan
kerusakan-kerusakan komponen organik yang
akhirnya terjadi kavitas (lubang) pada gigi.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Newbrun, 1978

Sumber : Diagnosis and Risk Prediction of Dental Caries Per Axelsson (2000)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Etiologi Karies Gigi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM


TERJADINYA KARIES GIGI :
1. Microflora : Jenis bakteri asidogenic yang menempel
pada permukaan gigi
2. Host : Kualitas dan kuantitas dari saliva, kualitas dari gigi.
3. Diet : Jenis karbohidrat yang dikonsumsi, terutama
sukrosa, juga tepung.
4. Waktu : Waktu yang dibutuhkan bakteri pada plak untuk
memproduksi asam.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

1. Peranan Mikroflora
Kariogenik Spesifik
Mikroorganisme

dlm etiologi karies harus :


asidogenik (menghasilkan asam) dan asidurik
(mampu tinggal pada lingkungan asam)
mampu berkolonisasi pd permukaan gigi
mampu bertahan melawan spesies yg tak
berbahaya
mampu membentuk biofilm plak gigi
Bakteri utama patogen karies: S mutans;
Lactobaccillus; actinomyces viscosus dengan
habitat utama pada dentin

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

2. HOST FACTORS Pada Karies Gigi :


A.

Kerentanan Permukaan Gigi

. Plak

yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya


karies, sebab itu permukaan gigi yang memudahkan perlekatan
plak adalah daerah yang mudah terserang karies

. Permukaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

gigi yang mudah terserang karies adalah :


Pit dan fisura gigi
Permukaan halus pada proksimal gigi sedikit di bawah titik
kontak
Enamel pada servikal gigi
Permukaan akar yang terbuka, karena resesi gingiva
Tepi dari restorasi yang kurang baik adaptasinya dengan gigi
Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

2. HOST FACTORS Pada Karies Gigi :


B. SALIVA

.Saliva : natural buffer yang sangat signifikan melawan


asam yang tinggi dalam suasana mulut
. Fungsi :
a. Saliva mempunyai efek buffer sifat asam
b. Saliva mengandung ion yang dapat meremineralisasi
gigi
c. Saliva mempunyai sifat anti bakteri, anti jamur dan anti
virus.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

3. Diet (Karbohidrat)
Dibutuhkan

waktu tertentu bagi plak dan


karbohidrat yang menempel pada gigi untuk
membentuk asam dan mampu mengakibatkan
demineralisasi enamel

Karbohidrat

dengan berat molekul rendah akan


lebih cepat meresap ke dalam plak dan segera
dimetabolisme oleh bakteri (sukrosa lebih cepat
dibanding glukosa, fruktosa, dan laktosa)

Sukrosa

merupakan gula yang paling kariogenik

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

3. Diet (Karbohidrat)
Makanan

dan minuman yang mengandung gula


akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai
dapat menyebabkan demineralisasi enamel,
plak akan bersifat asam sampai beberapa waktu
dan untuk dapat kembali ke pH 7 memerlukan
waktu 30-60 menit.

Oleh

karena itu konsumsi gula yang sering dan


berulang akan tetap menahan pH plak di bawah
normal sehingga menyebabkan demineralisasi
enamel

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Frekuensi Makan
Setiap

saat plak bakteri kontak dengan


makanan/minuman yang mengandung gula

dipakai untuk metabolisme asam organik


Asam melarutkan kristal apatit pada enamel rod
demineralisasi
pH didalam biofilm segera
sampai 2 jam
Bila pH kembali normal regrow (Ca, P,F ion yang
ada didalam biofilm/saliva remineralisasi

Karies

: kegagalan keseimbangan antara


demineralisasi dan remineralisasi

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Stephan curve
(1944)
feed

feed

criticalpH
primaryt.
youngp.t.

maturedp.t.

time

salivavolume(+)
bufferingactivity(+)
salivaclearance(+)
Scale : 20 minutes

time

salivavolume()
bufferingactivity()
salivaclearance()

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

pH Kritis terjadinya karies gigi

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Sugar clocks
Johansson & Birkhed, 1994

Sumber : Diagnosis and Risk Prediction of Dental Caries Per Axelsson (2000)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

4. Waktu
Saliva

mempunyai kemampuan untuk


mendapatkan kembali mineral selama
berlangsungnya proses karies, hal ini
menandakan bahwa proses karies terdiri atas
periode perusakan (demineralisasi) dan
perbaikan (remineralisasi) silih berganti

Gigi

geligi di dalam rongga mulut selalu berada


di dalam lingkungan saliva, maka karies tidak
dapat menghancurkan gigi dalam waktu singkat
(hari mingguan, tetapi dalam bulan atau
tahun)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

ATTACK
POWER
sugar
acid
bacteria

DEFENCE
POWER
Fluoride
saliva
sealant

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Demineralization and
remineralization
repeat in oral cavity

Accelerativefactorsof
demineralization
(mutansstreptococci,
sucrose)

Demineralization

Accelerativefactorsof
remineralization
(saliva,fluoride)

Remineralization

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

The Caries Balance

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

As demineralized period is
longer, caries would be more
progressive
sucrose

mutans

Demineralization

Remineralization

Demineralization > Remineralization


Caries progressive

Demineralization

saliva

Remineralization

Demineralization < Remineralization


Caries prevention

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Mengapa gigi yang karies perlu


direstorasi ?

Menghilangkan penyakit dan memulihkan kesehatan


Memberi perawatan yang paling sederhana karies dini
dirawat restorasi minimal, bila dibiarkan, perawatan
menjadi lebih kompleks dan tidak nyaman (misal :
perawatan saluran akar, pencabutan gigi)
Mencegah rasa sakit pulpitis, abses, dll
Menghindari infeksi yang terjadi setelah terbukanya atap
pulpa karena karies
Memelihara mastikasi yang nyaman dan efisien
Gigi decidui : Menyediakan ruang yang cukup untuk erupsi
gigi permanen nantinya mencegah tanggal prematur

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Cara mendiagnosa Karies Gigi

Semua lesi karies dapat dideteksi dengan lebih baik bila


terlebih dahulu gigi dibersihkan dan dikeringkan

1. Pemeriksaan

visual langsung
Sebelum gigi diperiksa secara teliti, gigi harus
dibersihkan dari plak dan dikeringkan. Tanda paling dini
terlihat bercak putih pada enamel dengan kontur
permukaan enamel normal. Tanda berikutnya adalah
hilangnya kontur permukaan bila karies telah mengenai
dentin, warna dentin menjadi kuning kecoklatan atau
coklat

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

2.

Transluminasi
. Jika gigi disinari lesi karies akan terlihat bayangan hitam
. Fibreoptic transillumination (FOTI)
.. Menggunakan high intensity light
.. Lesi karies Gelap
.. Dentin Orange

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Fibreoptic Transillumination

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

3. Penggunaan

sonde
. Sonde dapat digunakan untuk mendeteksi pit dan
fisure yang melunak karena karies, bila telah terjadi
kavitas maka sonde akan menyangkut pada enamel
ataupun dentin
. Pada permukaan proksimal gigi, sonde yang
digunakan sebaiknya berbentuk lengkung kecil
. Sonde yang digunakan untuk mendeteksi karies di
sekitar restorasi dengan jalan mengamati seberapa
jauh penembusannya, bila penetrasi lebih dari 0,5
mm dan sonde tersangkut diantara restorasi dan
dinding kavitas maka berarti sudah terjadi karies gigi.
. Pada lesi karies yang masih baru mulai (white-spot
lesion) Hal ini jangan dilakukan karena sonde yang
tajam akan merusak lesi dan akan ada bakteri yang
terbawa ke dalam lesi sehingga menyebarkan karies.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

The carious process


commences as a small
subclinical subsurface
demineralisation which
appears white, the so called
white-spot lesion
The surface at this stage is
especially prone to damage
from probing, to the take-up
of stain.
Most importantly, white-spot
lesions have a potential to be
remineralising treatments
not an indication for
restorative treatment

White-spot
Lesion

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

4.

Pemakaian Benang Gigi


Benang gigi dilewatkan diantara proksimal gigi.
Bila benang rusak menandakan adanya tepi
enamel yang kasar dari suatu kavitas karies,
tepi restorasi yang tidak rata atau karang gigi

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

5. Radiografi

Sinar X diserap oleh jaringan keras gigi, dan


hilangnya mineral gigi akan memberikan
gambaran yang berbeda pada film sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi karies.
Ada 2 komponen yang harus diperhatikan pada
lesi radiografik yaitu radiolusensi enamel dan
radiolusensi dentin

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klasifikasi Karies Gigi


Kehilangan sebagian struktur gigi dapat diklasifikasikan
dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :
A. Klasifikasi berdasarkan anatomi gigi
Metode klasifikasi ini berdasarkan daerah gigi yang
terkena karies (Baumes classification)
. Karies pada pit dan fisure
. Karies pada permukaan halus, dapat terjadi mulai dari
enamel atau sementum dan dentin pada akar yang
terbuka (karies akar) dapat juga pada tepi restorasi
(karies rekuren atau karies sekunder)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Karies akar
Dimungkinkan

terjadi re-harder karies akar


oleh tindakan pencegahan. Tetapi perubahan
warna hitam kecoklatan tidak dapat dihindari

Karies

akar perlu direstorasi apabila :


Membahayakan pulpa
Kavitas menyebabkan stagnasi pulpa
Sensitif
Masalah penampilan

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

B.

Klasifikasi berdasarkan periode waktu


.Karies

Primer : Karies yang pertama kali

terjadi
.Karies sekunder / recurrent caries : Karies
pada restorasi karies primer

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

SECONDARY CARIES (RECURRENT)


This

type of caries is observed around the edges


and under restorations.

The

common locations of secondary caries are the


rough or overhanging margin and fracture place in
all locations of the mouth.

It

may be result of poor adaptation of a


restoration, which allows for a marginal leakage,
or it may be due to inadequate extension of the
restoration.

In

addition caries may remain if there has not


been complete excavation of the original lesion,
which later may appear as a recurrent caries.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Secondary Caries

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

B. Klasifikasi

berdasarkan keparahan atau


kecepatan berkembangnya
Metode klasifikasi ini permukaan gigi yang
terkena bisa berbeda-beda tergantung pada
keparahan karies yang dihadapi
. Karies ringan
Jika yang terkena karies adalah daerah yang
sangat rentan terhadap karies (misal :
permukaan oklusal gigi molar permanen)
. Karies moderat
Jika karies meliputi permukaan oklusal dan
proksimal gigi posterior

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Karies

Parah
Jika karies telah menyerang gigi anterior, suatu
daerah yang biasanya bebas karies

Karies Rampan
Adalah kerusakan gigi yang meliputi beberapa
gigi yang cepat sekali terjadinya dan biasanya
permukaan gigi yang terserang karies adalah
permukaan gigi yang biasanya bebas karies.
Dijumpai pada :

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

a.

Gigi sulung bayi yang selalu menghisap dot yang


berisi cairan mengandung gula Nursing caries,
Nursing bottle mouth, Nursing bottle syndrome,
Bottle-Propping caries, comforter caries, Baby Bottle
mouth, Nursing Mouth Decay, Baby bottle tooth
decay, tooth cleaning neglect

b.

Gigi permanen remaja dan hal ini biasanya


disebabkan oleh seringnya makan kudapan
kariogenik dan minuman manis diantara waktu
makannya.

c.

Mulut yg salivanya berkurang secara drastis


(xerostomia). Penyebab xerostomia akut biasanya
karena radiasi pada daerah kelenjar liur (pd
penderita tumor ganas)

NURSING CARIES

RAMPANT CARIES

Seen

Seen

in infant and
toddler
Affects primary dentition
Mandibular incisors are
not involved
ETIOLOGY
Improper bottle
feeding
Pacifier dipped in honey /
other sweetness

in all ages,
including adolescence
Affects primary and
permanent dentition
Mandibular incisors are
also affected
ETIOLOGY
MULTIFACTORIAL

Frequent snacks
Decreased salivary flow
Genetic background

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Karies Terhenti

Menggambarkan suatu lesi


karies yang tidak
berkembang.

Dijumpai pada lingkungan


oral yang telah berubah dari
yang tadinya memudahkan
timbulnya karies ke
keadaan yang cenderung
untuk menghentikan karies
(lebih mudah dibersihkan
dan lebih mudah dicapai
saliva)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

C.

Klasifikasi Karies berdasarkan


kedalamannya
. Karies superficial
Karies yang mengenai enamel
. Karies media
Karies yang mengenai enamel dan
sebagian dentin
. Karies profunda
Karies yang mengenai enamel sampai
dengan tinggal selapis tipis dentin yang
menutupi ruang pulpa atau sampai terjadi
perforasi atap pulpa

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klasifikasi Karies berdasarkan kedalamannya

Karies
Superficial

Karies
Media

Karies
Profunda
(Perforasi)

Tahap-tahap Terjadinya
Karies

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

D. World health organization (WHO) system

In this classification the shape and depth of


the caries lesion scored on a four point scale
D1.

clinically detectable enamel lesions with


intact (non cavitated) surfaces
D2. Clinically detectable cavities limited to
enamel
D3. Clinically detectable cavities in dentin
D4. Lesions extending into the pulp

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

E. KLASIFIKASI KARIES
MENURUT SISTEM BLACK

Metode yang
dikemukakan oleh Dr. G.
V. Black sekitar 100
tahun yang lalu dan
masih banyak digunakan
sampai saat ini

Klasifikasi ini
menggunakan lokasi
spesifik dari lesi karies
pada gigi

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klas I

Pit & fissure permukaan


oklusal molar; pit
permukaan bukal &
lingual semua gigi

Lesi terjadi pada


pit dan fisure dari
semua gigi,
meskipun lebih
sering terjadi pada
gigi posterior.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klas II

Semua permukaan
proksimal gigi molar
dengan akses dari
permukaan oklusal

Kavitas terdapat pada


permukaan aproksimal
gigi posterior
Dapat mengenai
permukaan mesial dan
distal atau hanya salah
satu permukaan
proksimal dari gigi
Dapat digolongkan
menjadi kavitas MO
(mesio-oklusal), DO
(disto-oklusal), dan
MOD (mesio-oklusaldistal)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klas III

Semua permukaan
proksimal gigi anterior
dengan kemungkinan
perluasan ke arah labial
atau lingual

Kavitas terdapat pada


permukaan
aproksimal gigi
anterior.

Bisa terjadi pada


permukaan mesial
atau distal dari
insisivus atau kaninus

Bentuknya bulat kecil


dan dapat menembus
sampai ke sisi labial
atau lingual

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klas IV

Semua permukaan
proksimal gigi anterior
yang melibatkan incisal
angle

Kavitas ini
merupakan
kelanjutan dari klas
III, yaitu lesi telah
meluas dari
aproksimal ke
sudut insisal gigi
anterior

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Kavitas gingival adalah

Klas V

Semua permukaan pada


sepertiga servikal
semua gigi

kavitas permukaan
halus.
Terlepas dari etiologinya
(karies, abrasi, atau
erosi), tipe lesi yang
mengenai sepertiga
servikal disebut klas V
Dapat terjadi pada
permukaan labial atau
lingual, namun lebih
dominan pada
permukaan labial dan
dapat mengenai
sementum selain
enamel

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klas VI

Semua permukaan gigi


anterior yang
melibatkan seluruh
incisal edge dan ujung
cusp gigi posterior

Kavitas klas VI
sesungguhnya bukan
diidentifikasi oleh Dr.
Black, tapi pada
daerah-daerah
geografis tertentu
ditambahkan dan
menjadi bagian dari
sistem klasifikasinya

Tipe Kavitas ini terjadi


pada ujung tonjol gigi
posterior dan edge
insisal gigi insisivus

Blacks Classification
Klas III

Klas VI

Blacks Classification
Klas II

Klas I

Blacks Classification
Klas VI

Klas IV

Blacks Classification
Klas V

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

F. Classification by Mount and


Hume (1998)
G J MOUNT CLASSIFICATIN
This new system defines the extent and complexity of a cavity
and at the same time encourages a conservative approach to
the preservation of natural tooth structure.
This system is designed to utilize the healing capacity of
enamel and dentine Minimal Intervention
Identify both the position of a lesion on the exposed crown of a
tooth and the extent to which it has progressed
compatible with computerization and will therefore facilitate
both record keeping and communication within the profession.

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Klasifikasi menurut G.J Mount

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Ketika kedua patokan tersebut


digabungkan misal :
Site 2, size 3 pada gigi 13 area 2
(approximal), ukuran 3 (penyebaran
yang meluas) pada caninus kanan RA.
(#2.3)
Site

1, size 2 pada 46 area 1 (pit dan


fissure) ukuran 2 (moderat) pada molar
pertama kanan RB. (#1.2)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Site 1 : Size 0, 1, 2, 3, and 4 Pit fissure


caries

Cavity located on the occlusal


surface of a posterior tooth or
any simple enamel defect on
an otherwise smooth surface
of any tooth

Black Class I . the smaller


Sizes 0 and 1 could not be
carried out previously
because suitable
restorative materials were
not available so the Black
classification begins with
Site 1, Size 2 (#1.2).

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Site 2 : Size 0, 1, 2, 3, and 4 - Approximal


lesion commencing in relation to contact
areas

Cavity located on the


approximal surface of any
tooth (anterior or posterior)
initiated in relation to the
contact area between two
teeth.

Black Class II. lesions


occurring between posterior
teeth only. Because of
difficulties of identification and
materials limitations there was
no equivalent of Size 0 or 1 so
the Black classification begins
with Site 2, Size 2 (2.2) and
extends to Site 2, Size 4 (#2.4)

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Black Class III. Lesions


occurring between anterior teeth
only. Because of difficulties of
identification and materials
limitations there was no
equivalent of Size 0 or 1 so the
Black classification begins with
Site 2, Size 2 (#2.2) and extends
to Site 2, Size 3 (#2.3)

Black Class IV . an extension of


a Class III lesion involving the
incisal corner or incisal edge of
an anterior tooth. An alternative
cause would be traumatic
fracture of the incisal corner now
classified Site 2, Size 4 (#2.4).

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Site 3: Size 0,1,2,3 and 4 - Cervical lesions

Lesion located in the cervical region anywhere


around the full circumference of a tooth
including exposed root surface following
recession.
Black Class V . this classification does not
recognize lesions on the gingival third of the
approximal surface, particularly root surface
caries, as being different from Class II lesions.
An erosion/abrasion lesion or a small carious
cavity on the buccal or lingual surface would
be a Site 3, Size 0 (#3.0) if it was expected to
be arrested. If restoration was required it
would be Site 3, Size 1 (#3.1). A larger
carious lesion would be classified as Site 3,
Size 2 (#3.2). An interproximal lesion would
generally be Site 3, Size 3 (#3.3) because of
difficulty of access. The Site 3, Size 4 (#3.4)
classification is reserved for a complex lesion
involving more than one tooth surface.

Click icon to
add picture

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Cara pencegahan Karies Gigi


Dasar-dasar pencegahan karies adalah satu atau lebih dari 3
faktor utama penyebab karies, yaitu plak (berisi bakteri),
substrat karbohidrat yang sesuai, dan kerentanan gigi.
Cara pencegahan karies yang efektif :
a. Hilangkan substrat karbohidrat
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah mengurangi
frekuensi konsumsi gula dan membatasinya pada saat makan
b. Meningkatkan ketahanan gigi
. Enamel dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih resisten
terhadap karies dengan memaparkan fluor secara tepat
. Pit dan fisure yang dalam dapat dikurangi kerentanannya
dengan menutup fisure sealant
c. Hilangkan plak bakteri
Permukaan gigi yang bebas plak tidak akan terjadi karies

Blok Preventive Dentistry


Universitas Jenderal
Soedirman

Terima Kasih

PENGUMUMAN
CASE STUDY
1
2
3
4
5
6

SKENARIO
1
6
2
4
3
5

PENGUMUMAN
Gambar outline dari semua penampang
(oklusal, proksimal, bukal, lingual,
palatal) dibuat proporsional.
Semua bagian kavitas (kedalaman,
dinding, bevel, undercut, groove) diberi
keterangan.

PENGUMUMAN
Map

transparan Hijau (Kelompok A),


Kuning (Kelompok B).
Pas foto berwarna 3x4.
Lap ukuran10cm x10cm & 40cm x40cm
warna putih masing-masing 1 lembar.
Konsultasi & ACC elemen maupun
pasien di jam kerja (07.00-16.00)
menyesuaikan jadwal instruktur.

Anda mungkin juga menyukai