LAPORAN KELOMPOK 4
PROBLEM BASED LEARNING 1
CRANIO-FACIAL DEFECTS: CLEFT LIP AND CLEFT PALATE
Dosen Pembimbing:
Drg. Fasihul Ngibad
Disusun Oleh:
Mohammad Sawabi Ichsan
Anggita Rizky Rizali Noor
Nabilah
Rachmadiani Noor F
Ziyada Salisa
Hikmah Fajarosita Az
Denada Labda P.
Cinta Yuni Pratami
Ageng Rahma Hijahanis I.
Hayi Aji Rahmatillah
Endang Yunia Ekawati
Apriliana Santoso
Yulia Anggraeni
G1G013018
G1G013022
G1G013031
G1G013033
G1G013037
G1G013038
G1G013042
G1G013053
G1G013056
G1G013057
G1G013058
G1G013059
G1G013068
Dosen Pembimbing:
Drg. Fasihul Ngibad
Disusun Oleh:
Mohammad Sawabi Ichsan
Anggita Rizky Rizali Noor
Nabilah
Rachmadiani Noor F
Ziyada Salisa
Hikmah Fajarosita Az
Denada Labda P.
Cinta Yuni Pratami
Ageng Rahma Hijahanis I.
Hayi Aji Rahmatillah
Endang Yunia Ekawati
Apriliana Santoso
Yulia Anggraeni
G1G013018
G1G013022
G1G013031
G1G013033
G1G013037
G1G013038
G1G013042
G1G013053
G1G013056
G1G013057
G1G013058
G1G013059
G1G013068
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga
penulis dapat mengerjakan laporan kelompok ini dengan baik. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada Sie. Akademik Blok Basic Dental Science-2, dosen
pembimbing, dan pihak lain yang sudah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis selaku mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Jurusan Kedokteran
Gigi akan menyampaikan laporan PBL dengan judul Cranio-Facial Defects: Cleft
Lip And Cleft Palate.
Kami sadar, kami masih jauh dari kesempurnaan tapi setidaknya
perbolehkan kami untuk menyumbangkan pendapat kami guna membantu
menambah pengetahuan dan referensi mahasiswa lain kelak. Kurang dan lebihnya
dari laporan kelompok penulis harap dimaklumi. Kritik dan saran yang
membangun, penulis harapkan dari pembaca agar laporan selanjutnya lebih baik
lagi.
4 September 2014,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II. ISI..............................................................................................................4
A. Tahap Seven Jumps.......................................................................................4
B. Pembahasan.................................................................................................10
BAB III. PENUTUP...........................................................................................122
A. Simpulan...................................................................................................122
B. Saran..........................................................................................................133
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak masalah yang dapat dialami selama proses kehamilan oleh ibu dan hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap perkembangan janin. Salah satunya yaitu
perkembangan terhadap organ tubuh janin, di antaranya yaitu labioskisis dan
labiopalatoskisis. Labioskisis dan labiopalatoskisis dominan dikarenakan oleh
kelainan kongenital.
Kelainan bawaan (kelainan kongenintal) adalah suatu kelainan pada
ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas yang biasanya berlokasi
tepat dibawah hidung. Labioskisis dan labiopalatoskisis adalah anomali
perkembangan pada 1 dari 1000 kelahiran. Kelainan bawaan ini berkaitan dengan
riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester I dan jika tidak diobati
akan terjadi komplikasi dalam berbicara pada anak.
Kelainan kongenital ini diduga disebabkan karena faktor herediter dan faktor
eksternal. Yang termasuk dalam faktor herediter yaitu gilarsi: 75% dari faktor
keturunan resesif dan 25% bersifat dominan, mutasi gen dan kelainan kromosom.
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor usia ibu, obat-obatan (asetosal, aspirin
(SCHARDEIN-1985),
rifampisin,
fenasetin,
indometasin,
flufetamat,
ibuprofen,
asam
sulfonamid,
aminoglikosid,
penisilamin,
antihistamin,
beberapa
kelainan
bawaan
di
antaranya
adalah
labioskisis,
Rumusan Masalah
BAB II
ISI
A. Tahap Seven Jumps
STEP 1
1.
2.
3.
4.
5.
STEP 2
1.
2.
Mengapa cleft lip dan cleft palate lebih sering terjadi pada orang Asia?
Apa yang dimaksud dengan cleft lip dan cleft palate? Bagaimana
3.
4.
5.
6.
7.
8.
klasifikasinya?
Apakah penyebab dari cleft lip dan cleft palate?
Bagaimanakah proses terjadinya cleft lip dan cleft palate?
Pada usia kehamilan berapakah dapat terjadiya cleft lip dan cleft palate?
Bagaimana cara mengobati penderita cleft lip dan cleft palate?
Apa akibat dari cleft lip dan cleft palate?
Bagaimana cara mencegahnya?
STEP 3
1.
Apa yang dimaksud dengan cleft lip dan cleft palate? Bagaimana
2.
3.
klasifikasinya?
Apakah penyebab dari cleft lip dan cleft palate?
Bagaimanakah proses terjadinya cleft lip dan cleft palate? Pada usia
4.
5.
6.
7.
STEP 4
1. Cleft lip adalah celah pada bibir, sedangkan cleft palate adalah celah pada
2.
3.
4.
5.
6.
b.
Pendengaran terganggu
c.
Gangguan estetika
d.
6.
pendengaran?
Faktor apa yang menyebabkan orang Asia lebih sering terkena cleft lip
7.
STEP 6
Belajar mandiri.
STEP 7
1. Pada minggu ke-5, kegagalan mesoderm berpenetrasi di antara
prominensia maxillary dengan prominensia nasal median mengakibatkan
celah pada bibir. Sedangkan kegagalan palatine shelf dalam proses fusi
satu sama lain pada minggu ke-7 mengakibatkan celah palatum (Arbi,
2.
2012).
Cleft lip dan atau cleft palate dapat diklasifikan sebagai berikut:
a. Veau dalam Pujiastuti dkk (2008) mengklasifikasikan menjadi dua
kelompok besar, yaitu
1) Klasifikasi celah bibir dan atau langitan:
Kelas I: tonjolan unilateral pada vermillion yang tidak meluas
sampai ke bibir.
Kelas II: tonjolan bilateral dari batas vermillion sampai bibir
tapi tidak sampai ke dasar hidung.
Kelas III: celah unilateral dari batas vermillion bibir sampai ke
dasar hidung.
American
Cleft
Association
dalam
Manickam
(2012)
c.
Sejauh ini belum ditemukan solusi lain untuk memperbaiki celah palatum
dan atau celah bibir selain dengan tindakan operasi. Penatalaksanaannya
perawatan dimulai saat bayi baru lahir sampai berumur sekitar 18 bulan.
Tahapannya yaitu:
a. Usia 0-1 minggu: pemberian nutrisi dengan kepala miring sekitar 45.
b. Usia 1-2 minggu: Pemasangan obturator sebagai penutup celah pada
langitan agar dapat menghisap susu atau memakai dot lubang ke arah
bawah untuk mencegah aspirasi (dot khusus).
c. Usia 10 minggu: Labioplasty dengan memenuhi Rules of Ten (umur
>10 minggu, berat >10 pons, Hb >10gr%)
d. Usia 1,5-2 tahun : Palatoplasty
e. Usia 2-4 tahun: Speech therapy
f. Usia 4-6 tahun: Velopharyngoplasty, untuk mengembalikan fungsi
katup yang dibentuk m. tensor veli palatini dan m. levator veli palatini,
g.
h.
i.
j.
C. Pembahasan
Celah bibir dan celah palatum merupakan hasil dari kegagaan jaringan
lunak atau struktur tulang untuk menyatu selama perkembangan embrionik.
Celah bibir adalah suatu pemisahan dua sisi bibir, yang dapat memengaruhi
kedua sisi bibir juga tulang dan jaringan lunak alveolus. Celah palatum
merupakan lubang di garis tengah palatum yang terjadi karena kegagalan
kedua sisi palatum untuk menyatu selama perkembangan embrionik (Sowden
dan Betz, 2009).
Veau dalam Pujiastuti dkk (2008) mengklasifikasikan menjadi dua
kelompok besar, yaitu celah bibir dan atau langitan dan celah langitan. Dalam
10
kelompok celah bibir dan atau langitan dibagi kembali menjadi 4 kelas, di
antaranya kelas I dengan
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Proses pembentukan dan perkembangan wajah pada janin dimulai
selama masa embriogenesis (minggu ke-3 sampai ke-8). Pada minggu ke5, prominensia maxillary menekan prominensia nasal median ke arah
midline sehingga terbentuk palatum primer. Kegagalan mesoderm
berpenetrasi diantara prominensia maxillary dengan prominensia nasal
median mengakibatkan celah pada palatum primer. Sedangkan kegagalan
palatine shelf dalam proses fusi satu sama lain pada minggu ke-7
mengakibatkan celah palatum sekunder.
Klasifikasi cleft lips dan cleft palate terbagi menjadi berbagai
macam, yaitu diantaranya klasifikasi celah bibir dan atau langitan dan
klasifikasi celah langitan. Selain itu, terdapat klasifikasi celah palatum,
yaitu celah palatum primer dan sekunder. Celah palatum primer yaitu celah
bibir unilateral, median, atau bilateral dan celah alveolar dengan segala
variasinya sedangkan celah palatum sekunder ialah celah palatum molle
dan palatum durum dengan segala variasinya.
Obat obatan yang dapat meningkatkan terjadinya cleft lip atau
cleft palate yaitu antara lain aspirin atau asetosal yang merupakan obat
analgetik khususnya aspirin dengan dosis diatas 81 mg, contohnya aspirin
bayer, naspro dan merk lain dari ibuprofen, juga obat-obat antiinflamasi
non steroid seperti sodium naproxen dan ketoprofen serta obat golongan
antihistamin yang digunakan sebagai anti emetik pada masa kehamilan
trimester pertama. Sebagai gantinya dapat diberikan vitamin B6 (sampai
100 mg/hari), dramamine dan antimo untuk mengganti dari anti emetik.
Ibu yang terpapar oleh asap rokok ataupun ibu yang menjadi
perokok aktif sangat beresiko memiliki bayi yang menderita cleft lip atau
cleft palate terlebih lagi apabila terpapar pada trisemester pertama yang
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, 2012, Evaluasi Labioplasty Cronin dan Palatoplasty Push Back pada Celah
Bibir dan Langitan Unilateral, Thesis, Spesialis Bedah Mulut dan
Maxillofacial, Universitas Indonesia, Jakarta. Tidak Dipublikasikan.
Manickam, E., 2012, Celah Bibir (Cleft Lip), Skripsi, Sarjana Kedokteran Gigi,
Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan.
Pujiastuti, N., Hayati, R. S., 2008, Perawatan Celah Bibir dan Langitan pada Anak
Usia 4 Tahun, Jurnal Kedokteran Gigi UI, 15(3):232-238.
Sadler, T. W., 2010, Embriologi Kedokteran Langman, edisi 10, EGC: Jakarta.
Sutrisno et. al. 1999. Hasil Penelitian Insiden Sumbing Bibir dan Langit-Langut di
Kecamatan Insana, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Available
At http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10InsidenSumbingBibirdanLangitlangit122.pdf/10InsidenSumbingBibirdanLangit-langit122.html,
diakses