Hidrogen Peroksida PDF
Hidrogen Peroksida PDF
HYDROGEN PEROXIDE
1.
Nama
Golongan
Anorganik, oksidator (1)
Sinonim / Nama Dagang (1,3)
Perone; Perhydrol; Perdrogen; Superoxol; Albone; Albone 35; Albone 50;
Albone 70; Albone DS; Albone 50 cg; Alboneds; Baquashock; Dihydrogen
dioxide; Dioxogen; Elawox; Genoxide; Glycozone; H2O2; High-strength
hydrogen peroxide; Hioxy; Hioxyl; HOOH; Hydrogen oxide; Hydrogen
peroxide; Hydroperoxide; Hydrozone; Inhibine; Interox; Kastone; Hipox;
Hybrite; Hydrogen dioxide; Metrokur; Odosat D; Oxydol; Oxyfull; Oxysept I;
Peroxaan; Peroxide; Select bleach; Superoxol; T-Stuff.
Nomor Identifikasi (1, 2. 3, 4)
2.
Nomor CAS
: 7722-84-1
Nomor RTECS
: LQ4900000
Nomor Indeks EC
: 200-597-1
Nomor EINECS
: 200-579-1
UN
: 2015; 1779
Kebakaran 0
Reaktivitas 1
= Sedikit reaktif
Kebakaran 0
Reaktivitas 3
= Sangat reaktif
= Oksidator
= Korosif
Xn
= Berbahaya
R5
R8
R34
= Menyebabkan terbakar
R35
S3
S20/21
S28
dengan
sejumlah
besar
air/air
saline
mengalir
S36/39
S45
3.
Penggunaan
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk bleaching rambut, dan
pemutih
pakaian
bebas
klorin.
Beberapa
disinfektan
lensa
kontak
Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ (2, 10, 14)
Bahaya utama terhadap kesehatan:
Hidrogen Peroksida 30% bersifat toksik bagi paru-paru dan selaput mukosa.
Paparan yang berulang dan lama akan menyebabkan kerusakan organ.
Orang dengan kelainan kulit masalah mata atau gangguan fungsi pernafasan
mungkin lebih rentan terhadap efek dari zat.
Organ sasaran:
Selaput mukosa (mata, hidung, tenggorokan), sistem saraf pusat (SSP),
darah dan paru-paru.
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Tidak diharapkan berbahaya jika dalam konsentrasi pemakaian.(9) Sedikit
berbahaya terhadap paru-paru. Menghirup kabut semprotan (35%) dapat
menghasilkan iritasi saluran pernafasan pada hidung, tenggorokan, dan
paru-paru yang parah, ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak.(2) Pada
kasus yang parah, eksposur dapat mengakibatkan edema paru dan
kematian. (13, 14)
Kontak dengan kulit
(14)
bakar dan rasa sakit menyengat atau gejala peradangan seperti gatal-gatal
dan scaling (2, 9)
Kontak dengan mata
Dapat menimbulkan peradangan pada mata dan kemerahan. Bentuk cair
atau semprotan kabut dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama
pada selaput lendir mata
(2)
(10, 14)
Tertelan
Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan lecet pada
mulut, tenggorokan dan abdomen. Dapat menimbulkan nyeri perut, muntah,
dan diare.
(2, 9)
cepat), dan risiko perforasi lambung, kejang, edema paru, koma, mungkin
edema serebral (retensi cairan pada otak), dan kematian.(10)
Paparan jangka panjang
Substansi bersifat toksik terhadap paru-paru, selaput lendir. Berulang kali
atau paparan substansi dapat merusak organ target. (2, 10, 14)
5.
dihindarkan
Bahan
(11)
yang
tidak
kompatibel,
cahaya,
sumber
Bahan tak
tercampurkan
kuningan,
gliserol),
asam
asetat,
anhidrida
asetat,
garam
besi,
tembaga,
kromium,
produk
Polimerisasi
6.
Penyimpanan
7.
Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia
Tingkat keparahan pada saluran pencernaan (tertelan) bergantung pada
tingkat konsentrasi larutan. Selain itu terdapat resiko emboli udara. Telah
dilaporkan terjadinya sejumlah kematian. Pada kebanyakan kasus, paparan
terjadi pada larutan dengan konsentrasi 30 sampai 40%. Seorang pria 84
tahun yang menelan 30 mL hidrogen peroksida 35% dilaporkan mengalami
(11)
infark serebral akibat embolisasi gas pada pembuluh serebral. Pada wanita
49 tahun yang menelan hidrogen peroksida 35% sebanyak 240 mL
dilaporkan menyebabkan kematian setelah 78 jam.
Dilaporkan juga telah terjadi kematian pada anak dalam 10 jam setelah
menelan hidrogen peroksida 3% sebanyak 225 mL. (13)
Data pada hewan
Hidrogen peroksida 3%: LD50 oral-tikus 66667 mg/kg
campuran); LD50 dermal-babi 666667 mg/kg
intraokular-kelinci: iritasi parah/korosif
setelah paparan
1193 mg/kg
(2)
(2)
(14)
(14)
(14)
(14)
; LD50 oral-tikus
(14)
Toksisitas pada invertebrata : EC50 Daphnia magna (water flea): 7,7 mg/L
perairan
selama 24 jam
(14)
Biodegradabilitas
: Di
dalam
air,
hidrogen
peroksida
Efek Klinis
Keracunan akut (13)
Terhirup
Tingkat keparahan efek klinis bergantung pada tingkat konsentrasi larutan
hidrogen peroksida.
aliran darah jantung. Efek yang timbul dapat lebih parah jika yang tertelan
adalah larutan pekat.
Keracunan kronik (2)
Bahan dapat menyebabkan kerusakan pada sel/ organ darah, saluran
pernapasan atas, kulit, mata, dan sistem saraf pusat
Terhirup
Tidak tersedia informasi
Kontak dengan kulit
Tidak tersedia informasi
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi
Tertelan
Tidak tersedia informasi
9.
Pertolongan Pertama
Terhirup
Segera tinggalkan daerah yang terkontaminasi. Bila kesulitan bernapas,
segera hubungi dokter untuk melakukan tindakan suportif. (2, 13, 14)
Kontak dengan kulit
Segera lepas pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi sambil
membilasnya dengan air. Cuci semua daerah kulit yang terkena dengan air
dan sabun. Segera hubungi rumah sakit/ fasilitas kesehatan terdekat atau
sentra informasi keracunan walaupun belum muncul gejala iritasi seperti
kemerahan. Kemudian segera bawa korban ke rumah sakit untuk perawatan
lebih lanjut (2, 13, 14).
Tertelan
Jangan melakukan rangsang muntah kecuali jika ada tenaga medis. Segera
hubungi rumah sakit/ fasilitas kesehatan terdekat atau sentra informasi
keracunan. Segera bawa korban ke rumah sakit. Jika korban mengalami
kejang atau tidak sadar, jangan memasukan sesuatu melalui mulut, pastikan
bahwa jalan napas korban terbuka dan posisikan letak kepala lebih rendah
dari tubuhnya. Segera bawa korban ke rumah sakit/ fasilitas kesehatan
terdekat (2).
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
d. Jika terjadi kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit.
Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg
BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
bersifat suportif. Jika terjadi distensi lambung yang parah, fine bore
gastric tube dapat digunakan untuk membantu pelepasan gas. Harus
dipertimbangkan dilakukannya endoskopi pada pasien dengan gejala
hematemesis (muntah darah) atau muntah persisten atau jika disebabkan
oleh larutan hidrogen peroksida >10 %. Pasien dengan efek klinis yang
parah perlu dilakukan penyinaran dengan sinar-X pada dada dan perut.
Harus dihindarkan memposisikan kepala lebih rendah daripada kaki
karena dapat menyebabkan terperangkapnya udara di puncak ventrikel
kanan dan menyebabkan obstruksi aliran darah. Perlu dilakukan monitor
EKG pada kasus berat. (13)
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan hidrogen peroksida 20-40%
ACGIH TLV
ACGIH TLV
NIOSH
OSHA PEL
Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi jenis ini lebih
disarankan karena bisa mengontrol kontaminan dari sumbernya dan
mencegah terjadinya dispersi ke area kerja.(14)
Proteksi mata
Gunakan kaca mata pengaman atau penutup seluruh wajah yang tahan
percikan yang terbuat dari bahan polikarbonat, asetat, polikarbonat/asetat,
PETG atau termoplastik. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat
serta semprotan air deras dekat dengan area kerja
(14)
Pakaian
Gunakan setelan pakaian tahan percikan yang terbuat dari karet SBR, PVC ,
Gore-Tex, atau HAZMAT splash khusus. Untuk perlindungan kaki, gunakan
sepatu yang terbuat dari NBR, PVC, poliuretan, atau neoprene yang telah
disetujui. Jangan gunakan sepatu yang terbuat dari nilon atau campuran
nilon, kapas, wol atau kulit karena bahan tersebut dapat bereaksi cepat
breathing
apparatus
(SCBA),
atau
peralatan
approved
(14)
(1).
(1)
http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/5023
(diunduh bulan Agustus 2011)
2.
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924299
(diunduh bulan Agustus 2011)
3.
http://www.chemicalbook.com/ProductSynonyms.aspx?CBNumber=CB
3854293&postData3=EN&SYMBOL_Type=A (diunduh bulan Agustus
2011)
4.
5.
http://msds.orica.com/pdf/shess-en-cds-010-000030112401.pdf
(diunduh bulan Agustus 2011)
6.
http://www.newenv.com/nfpa-chemicals.htm#H
(diunduh bulan Agustus 2011)
7.
http://www.buzzle.com/articles/hydrogen-peroxide-uses.html
(diunduh bulan Agustus 2011)
8.
http://www.h2o2.com/intro/overview.html
(diunduh bulan Agustus 2011)
9.
http://www.vinquiry.com/pdf/MSDS/Hydrogen%20peroxide%203%25%2
0MSDS.pdf (diunduh bulan Agustus 2011)
10. http://www.hvchemical.com/msds/hype.htm
(diunduh bulan Agustus 2011)
11. http://mems.uwaterloo.ca:8080/download/attachments/917527/Hydroge
n+Peroxide.pdf?version=1 (diunduh bulan Agustus 2011)
(diunduh
bulan
Oktober 2011)
14. http://msds.fmc.com/msds/100000010225-MSDS_US-E.pdf
(diunduh bulan Oktober 2011)
15. http://www.clean.cise.columbia.edu/msds/hydrogenperoxide.pdf
(diunduh bulan Oktober 2011)
16. Olson, K.R, 2007. Lange: Poisoning & Drug Overdose fifth edition.
California. Mc. Graw Hill
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2011
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------