Anda di halaman 1dari 14

HIDROGEN PEROKSIDA

HYDROGEN PEROXIDE
1.

Nama
Golongan
Anorganik, oksidator (1)
Sinonim / Nama Dagang (1,3)
Perone; Perhydrol; Perdrogen; Superoxol; Albone; Albone 35; Albone 50;
Albone 70; Albone DS; Albone 50 cg; Alboneds; Baquashock; Dihydrogen
dioxide; Dioxogen; Elawox; Genoxide; Glycozone; H2O2; High-strength
hydrogen peroxide; Hioxy; Hioxyl; HOOH; Hydrogen oxide; Hydrogen
peroxide; Hydroperoxide; Hydrozone; Inhibine; Interox; Kastone; Hipox;
Hybrite; Hydrogen dioxide; Metrokur; Odosat D; Oxydol; Oxyfull; Oxysept I;
Peroxaan; Peroxide; Select bleach; Superoxol; T-Stuff.
Nomor Identifikasi (1, 2. 3, 4)

2.

Nomor CAS

: 7722-84-1

Nomor RTECS

: LQ4900000

Nomor Indeks EC

: 200-597-1

Nomor EINECS

: 200-579-1

UN

: 2015; 1779

Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
Hidrogen peroksida
Deskripsi (1, 8)
Berbentuk cairan tapi pada suhu rendah berbentuk kristal padat, tidak
berwarna, berbau sedikit tajam dan pedas. Berat molekul 46,03; Rumus
molekul HCOOH; Titik didih 100-101oC; Titik lebur 8,5oC; Titik nyala 54oC;
Kerapatan relatif (air=1) 1,2; Larut dalam air; Tekanan uap 44,8 mmHg
(20oC)
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (6, 11, 12):

Hidrogen Peroksida 35-52%


Kesehatan 2

= Tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 0

= Tidak dapat terbakar

Reaktivitas 1

= Sedikit reaktif

Hidrogen Peroksida >52%:


Kesehatan 2

= Tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 0

= Tidak dapat terbakar

Reaktivitas 3

= Sangat reaktif

= Oksidator

= Korosif

Xn

= Berbahaya

R5

= Pemanasan dapat menyebabkan ledakan

R8

= Bersinggungan/kontak dengan bahan yang dapat


menyala dapat menimbulkan api

R34

= Menyebabkan terbakar

R35

= Menyebabkan terbakar hebat

S3

= Letakkan di tempat dingin

S20/21

= Jika sedang menggunakan bahan ini jangan makan,


minum atau merokok

S28

= Setelah mengenai/berkontak dengan kulit, cuci


segera

dengan

sejumlah

besar

air/air

saline

mengalir
S36/39

= Pakai/kenakan pakaian pelindung dan pelindung


mata/wajah yang baik

S45

= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat,


jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah
sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)

3.

Penggunaan
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk bleaching rambut, dan
pemutih

pakaian

bebas

klorin.

Beberapa

disinfektan

lensa

kontak

mengandung hidrogen peroksida 3%. Penghilang noda kain/pemutih


mengandung 5 sampai 15% hidrogen peroksida. Di Industri hidrogen

peroksida diproduksi hingga konsentrasi 90% dan digunakan terutama


sebagai bahan untuk bleaching dan pengoksidasi. Larutan lebih dari 90%
digunakan sebagai bahan bakar roket. (13)
Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator
yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan
residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas,
penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH
atau soda api. (8)
Kegunaan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 3% berguna sebagai
antiseptik. (13)
4.

Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ (2, 10, 14)
Bahaya utama terhadap kesehatan:
Hidrogen Peroksida 30% bersifat toksik bagi paru-paru dan selaput mukosa.
Paparan yang berulang dan lama akan menyebabkan kerusakan organ.
Orang dengan kelainan kulit masalah mata atau gangguan fungsi pernafasan
mungkin lebih rentan terhadap efek dari zat.
Organ sasaran:
Selaput mukosa (mata, hidung, tenggorokan), sistem saraf pusat (SSP),
darah dan paru-paru.
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Tidak diharapkan berbahaya jika dalam konsentrasi pemakaian.(9) Sedikit
berbahaya terhadap paru-paru. Menghirup kabut semprotan (35%) dapat
menghasilkan iritasi saluran pernafasan pada hidung, tenggorokan, dan
paru-paru yang parah, ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak.(2) Pada
kasus yang parah, eksposur dapat mengakibatkan edema paru dan
kematian. (13, 14)
Kontak dengan kulit

Korosif dan iritatif (hidrogen peroksida 35%)

(14)

dapat mengakibatkan luka

bakar dan rasa sakit menyengat atau gejala peradangan seperti gatal-gatal
dan scaling (2, 9)
Kontak dengan mata
Dapat menimbulkan peradangan pada mata dan kemerahan. Bentuk cair
atau semprotan kabut dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama
pada selaput lendir mata

(2)

. Dapat menyebabkan penglihatan kabur hingga

kerusakan jaringan permanen hingga kebutaan.

(10, 14)

Tertelan
Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan lecet pada
mulut, tenggorokan dan abdomen. Dapat menimbulkan nyeri perut, muntah,
dan diare.

(2, 9)

. Perut kembung (karena membebaskan oksigen dengan

cepat), dan risiko perforasi lambung, kejang, edema paru, koma, mungkin
edema serebral (retensi cairan pada otak), dan kematian.(10)
Paparan jangka panjang
Substansi bersifat toksik terhadap paru-paru, selaput lendir. Berulang kali
atau paparan substansi dapat merusak organ target. (2, 10, 14)
5.

Stabilitas dan reaktivitas


Reaktivitas

Terurai perlahan-lahan untuk melepaskan oksigen.


Tidak stabil ketika dipanaskan atau terkontaminasi
dengan logam berat, mengurangi agen, karat, kotoran
atau bahan organik. Stabilitas berkurang ketika pH di
atas 4,0.

Kondisi yang harus

dihindarkan

Bahan

(11)

yang

tidak

kompatibel,

cahaya,

sumber

pengapian, debu, panas berlebih, bahan mudah


terbakar, bahan alkali, oksidator kuat, karat, dan pH>
4,0. (11)

Bahan tak
tercampurkan

Karbon aktif, terbutil alkohol, asam klorosulfonat,


siklopentadiena, arang, asam format, magnesium,
hidrazin, hidrogen selenida, mangan dioksida, merkuri
klorida,

oksidator kuat, reduktor kuat,

kuningan,

tembaga, paduan tembaga, besi galvanis, nikel, timah,


karat, eter (misalnya dioksan, furfuran, tetrahidrofuran
(THF)), asam karboksilat, alkohol, anilin, gliserin,
sodium borat, urea, natrium karbonat, trietilamin,
natrium fluorida, natrium pirofosfat, pelarut (aseton,
etanol,

gliserol),

asam

asetat,

anhidrida

asetat,

senyawa nitrogen, alkali, materi asbes, organik, logam


halus bubuk, besi, perak, platina, palladium, keton,
sianida (misalnya kalium sianida dan natrium sianida),
senyawa kromium heksavalen, asam nitrat, kalium
permanganat,

garam

besi,

tembaga,

kromium,

vanadium, tungsten, molybdenum, dan platinum.


Bahaya dekomposisi

Oksigen, gas hidrogen, air, panas, uap. (11)

Tidak akan terjadi. (11)

produk
Polimerisasi
6.

Penyimpanan

Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan


dan standard yang berlaku.

Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi yang


memadai.(2)

Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terkunci

Hindarkan dari panas, sinar matahari langsung, bahan reaktif, serta


bahan yang mudah terbakar.(2)

7.

Hindarkan dari bahan tak tercampurkan. (2)

Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia
Tingkat keparahan pada saluran pencernaan (tertelan) bergantung pada
tingkat konsentrasi larutan. Selain itu terdapat resiko emboli udara. Telah
dilaporkan terjadinya sejumlah kematian. Pada kebanyakan kasus, paparan
terjadi pada larutan dengan konsentrasi 30 sampai 40%. Seorang pria 84
tahun yang menelan 30 mL hidrogen peroksida 35% dilaporkan mengalami

(11)

infark serebral akibat embolisasi gas pada pembuluh serebral. Pada wanita
49 tahun yang menelan hidrogen peroksida 35% sebanyak 240 mL
dilaporkan menyebabkan kematian setelah 78 jam.
Dilaporkan juga telah terjadi kematian pada anak dalam 10 jam setelah
menelan hidrogen peroksida 3% sebanyak 225 mL. (13)
Data pada hewan
Hidrogen peroksida 3%: LD50 oral-tikus 66667 mg/kg
campuran); LD50 dermal-babi 666667 mg/kg
intraokular-kelinci: iritasi parah/korosif
setelah paparan
1193 mg/kg

(2)

(nilai terhitung dari

(2)

. Hidrogen peroksida 35%:

(14)

; dermal-kelinci: iritasi ringan 4 jam

(14)

; LD50 dermal-kelinci>2000 mg/kg

(14)

; LC50 inhalasi-tikus 0,17 mg/L

(14)

; LD50 oral-tikus

(14)

; Hidrogen peroksida 30-

35%: LD50 oral-tikus 1518 mg/kg (15).


Data Karsinogenik (14)
IARC: Grup 3, tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen terhadap manusia
NTP: Grup A3, karsinogen terhadap hewan percobaan, tidak diketahui
relevansinya dengan manusia.
Data Tumorigenik
Kemungkinan bersifat tumorigenik (2).
Data Mutagenik
Mutagenik terhadap sel-sel somatik mamalia, bakteri dan/atau ragi (2).
Data Reproduksi
Tidak tersedia informasi. (13)
Informasi Ekologi
Zat ini tidak diharapkan menjadi racun bagi organisme perairan.
Toksisitas pada ikan

: LC50 Channel catfish (Lele): 37,4 mg/L selama


96 jam (14); Fathead minnow 16, 4 mg/L selama
96 jam (14)

Toksisitas pada invertebrata : EC50 Daphnia magna (water flea): 7,7 mg/L
perairan

selama 24 jam

(14)

; LC50 Daphnia pulex: 2,4

mg/L selama 48 jam, LC50 Freshwater snail


(bekicot): 17,7 mg/L selama 96 jam (14)

Biodegradabilitas

: Di

dalam

air,

hidrogen

peroksida

mengalami berbagai proses reduksi/oksidasi


dan terurai menjadi air dan oksigen. Waktu
paruh hidrogen di air tawar: 8 jam sampai 20
hari, udara: 10-20 jam, dan dalam tanah dari
menit sampai jam tergantung pada aktivitas
mikrobiologis dan kontaminan logam. (14).
8.

Efek Klinis
Keracunan akut (13)
Terhirup
Tingkat keparahan efek klinis bergantung pada tingkat konsentrasi larutan
hidrogen peroksida.

Muntah,, hematemesis, tenggorokan terbakar dan

distensi lambung (karena pelepasan oksigen), letargi, koma, kejang, syok,


dan gangguan pernapasan . Dapat terjadi perdarahan gastrointestinal dan
rasa terbakar pada lambung dan duodenum Namun, biasanya tidak parah
dan dapat diatasi dengan pengobatan simptomatik. Telah dilaporkan
terjadinya emboli gas pada orang dewasa dan anak-anak.
Kontak dengan kulit
Dapat menimbulkan iritasi pada kulit disertai paraesthesia. Larutan dan
tetesan 10% dapat menyebabkan luka bakar.
Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi dengan sensasi terbakar, konjungtiva, lakrimasi
dan rasa sakit parah yang dapat pulih dalam beberapa jam. Paparan akibat
konsentrasi yang lebih tinggi membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk
pemulihan. Kasus cedera kornea disebabkan oleh penyerapan larutan
hidrogen peroksida 3% pada mata (pada lensa kontak), termasuk
tertekannya kornea, penurunan penglihatan, kekeruhan korneal dan edema.
Tertelan
Menelan larutan hidrogen peroksida 3% dalam jumlah besar dapat
menyebabkan muntah (muntah dapat berbusa karena risiko aspirasipembebasan oksigen), hematemesis, tenggorokan terbakar dan distensi

lambung (karena pelepasan oksigen). Telah dilaporkan terjadinya letargi,


koma, kejang, dan syok. Dapat menimbulkan perdarahan gastrointestinal
hingga menimbulkan sensasi terbakar pada lambung dan duodenum, yang.
biasanya tidak parah dan diatasi dengan pengobatan simptomatik. Telah
dilaporkan terjadinya emboli gas pada orang dewasa dan anak-anak. Dalam
kasus yang parah, terjadi iskemik, perubahan EKG dan Merck (disosiasi
elektromekanis) yang

dapat diamati karena embolisasi dari pembatasan

aliran darah jantung. Efek yang timbul dapat lebih parah jika yang tertelan
adalah larutan pekat.
Keracunan kronik (2)
Bahan dapat menyebabkan kerusakan pada sel/ organ darah, saluran
pernapasan atas, kulit, mata, dan sistem saraf pusat
Terhirup
Tidak tersedia informasi
Kontak dengan kulit
Tidak tersedia informasi
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi
Tertelan
Tidak tersedia informasi
9.

Pertolongan Pertama
Terhirup
Segera tinggalkan daerah yang terkontaminasi. Bila kesulitan bernapas,
segera hubungi dokter untuk melakukan tindakan suportif. (2, 13, 14)
Kontak dengan kulit
Segera lepas pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi sambil
membilasnya dengan air. Cuci semua daerah kulit yang terkena dengan air
dan sabun. Segera hubungi rumah sakit/ fasilitas kesehatan terdekat atau
sentra informasi keracunan walaupun belum muncul gejala iritasi seperti
kemerahan. Kemudian segera bawa korban ke rumah sakit untuk perawatan
lebih lanjut (2, 13, 14).

Kontak dengan mata


Segera lepaskan lensa kontak jika korban memakainya. Segera cuci mata
dengan air dalam jumlah banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl
0,9%), selama 20 sampai 30 menit, sampai dipastikan tidak ada lagi bahan
kimia yang tertinggal. Segera hubungi

rumah sakit/ fasilitas kesehatan

terdekat untuk terapi simptomatik jika gejala berlanjut

(2, 13, 14)

Tertelan
Jangan melakukan rangsang muntah kecuali jika ada tenaga medis. Segera
hubungi rumah sakit/ fasilitas kesehatan terdekat atau sentra informasi
keracunan. Segera bawa korban ke rumah sakit. Jika korban mengalami
kejang atau tidak sadar, jangan memasukan sesuatu melalui mulut, pastikan
bahwa jalan napas korban terbuka dan posisikan letak kepala lebih rendah
dari tubuhnya. Segera bawa korban ke rumah sakit/ fasilitas kesehatan
terdekat (2).
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
d. Jika terjadi kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit.
Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg
BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan


miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air dingin atau hangat
yang mengalir serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong

perlu

dilindungi

dari

percikan,

misalnya

dengan

menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati


untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran pencernaan:
Encerkan segera dengan air atau susu karena agen bersifat korosif.
Hindari menginduksi muntah karena risiko bahan korosif. Lakukan
kumbah lambung secara hati-hati.
Tidak ada antidotum, karbon aktif dinilai tidak efektif. (16)
Catatan: dekontaminasi lambung tidak signifikan karena hidrogen
peroksida dapat terdisosiasi dengan cepat. Pasien yang menelan
hidrogen peroksida konsentrasi rendah (3 sampai 6%), yang tidak
menunjukkan gejala kemungkinan tidak memerlukan pengobatan. Terapi

bersifat suportif. Jika terjadi distensi lambung yang parah, fine bore
gastric tube dapat digunakan untuk membantu pelepasan gas. Harus
dipertimbangkan dilakukannya endoskopi pada pasien dengan gejala
hematemesis (muntah darah) atau muntah persisten atau jika disebabkan
oleh larutan hidrogen peroksida >10 %. Pasien dengan efek klinis yang
parah perlu dilakukan penyinaran dengan sinar-X pada dada dan perut.
Harus dihindarkan memposisikan kepala lebih rendah daripada kaki
karena dapat menyebabkan terperangkapnya udara di puncak ventrikel
kanan dan menyebabkan obstruksi aliran darah. Perlu dilakukan monitor
EKG pada kasus berat. (13)
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan hidrogen peroksida 20-40%
ACGIH TLV

: TWA 1 ppm (14, 15)

ACGIH TLV

: PEL 1 ppm (1,4 mg/m3) (PEL) (14, 15)

NIOSH

: TWA 1,4 mg/m3 (2).

OSHA PEL

: TWA 1,4 mg/m3 (2)

Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi jenis ini lebih
disarankan karena bisa mengontrol kontaminan dari sumbernya dan
mencegah terjadinya dispersi ke area kerja.(14)
Proteksi mata
Gunakan kaca mata pengaman atau penutup seluruh wajah yang tahan
percikan yang terbuat dari bahan polikarbonat, asetat, polikarbonat/asetat,
PETG atau termoplastik. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat
serta semprotan air deras dekat dengan area kerja

(14)

Pakaian
Gunakan setelan pakaian tahan percikan yang terbuat dari karet SBR, PVC ,
Gore-Tex, atau HAZMAT splash khusus. Untuk perlindungan kaki, gunakan
sepatu yang terbuat dari NBR, PVC, poliuretan, atau neoprene yang telah
disetujui. Jangan gunakan sepatu yang terbuat dari nilon atau campuran
nilon, kapas, wol atau kulit karena bahan tersebut dapat bereaksi cepat

dengan hidrogen peroksida konsentrasi tinggi. Rendam pakaian jika


terkontaminasi hidrogen peroksida di dalam air sebelum dikeringkan, dan
harus dipastikan benar-benar kering. Residu hidrogen peroksida yang
dibiarkan kering pada bahan seperti kertas, kain, katun, kulit, kayu atau yang
mudah terbakar lainnya dapat memicu terjadinya kebakaran. (14)
Respirator
Jika batas paparan telah melampaui 10 ppm gunakan approved selfcontained

breathing

apparatus

(SCBA),

atau

peralatan

approved

atmospheric-supplied respirator (ASR) lain sesuai rekomendasi NIOSH.


Jangan menggunakan respirator pemurni udara atau masker/ penyaring
debu yang mengandung absorban yang teroksidasi seperti karbon

(14)

12. Manajemen Pemadam Kebakaran


Media pemadam kebakaran: Air (2)
Bahaya ledakan/kebakaran: Dapat menimbulkan sedikit ledakan pada nyala
api terbuka, percikan api dari panas, materi organik, logam, dan asam.(2)
Kebakaran kecil: Gunakan air (2)
Kebakaran besar: Jangan gunakan bahan kimia kering atau busa, CO2, atau
halon. Basahi area yang terbakar dengan air dari kejauhan. Pindahkan
wadah jika tidak berisiko dan dinginkan wadah dengan air yang banyak
setelah api padam. Untuk kebakaran yang lebih besar dapat digunakan
selang tanpa operator atau gunakan monitor, namun jika hal tersebut tidak
mungkin dilakukan, jauhi area dan biarkan api membakar.(2)
Prosedur pemadam kebakaran: Gunakan alat pernapasan mandiri dan
pakaian pelindung untuk mencegah kontak kulit dan pakaian (3)
13. Manajemen Tumpahan
Tumpahan bahan yang kering dan sedikit: Bersihkan bahan menggunakan
lap bersih, lalu masukkan ke dalam wadah yang bersih dan kering, kemudian
ditutup. Pindahkan wadah dari area tumpahan

(1).

Tumpahan sedikit: Bersihkan area tumpahan dengan air yang banyak

(1)

Tumpahan yang banyak: Bahan bersifat korosif dan mudah teroksidasi.


Hentikan kebocoran/ tumpahan jika tak berisiko. Serap dengan bahan kering
seperti pasir, tanah atau bahan tidak mudah terbakar lainnya. Hindarkan air
masuk ke dalam wahah dan hindarkan menyentuh tumpahan. Hindari kontak
bahan dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, pakaian,
dll) Gunakan tirai semprotan air untuk mengalihkan uap yang terbentuk.
Hindarkan aliran air masuk ke dalam selokan. Waspadalah jika konsentrasi
produk berada di atas nilai ambang batas (2)
14. Daftar Pustaka
1.

http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/5023
(diunduh bulan Agustus 2011)

2.

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924299
(diunduh bulan Agustus 2011)

3.

http://www.chemicalbook.com/ProductSynonyms.aspx?CBNumber=CB
3854293&postData3=EN&SYMBOL_Type=A (diunduh bulan Agustus
2011)

4.

http://www.abbey-chemicals.co.uk/MSDS/Hydrogen-PeroxideMSDS.pdf (diunduh bulan Agustus 2011)

5.

http://msds.orica.com/pdf/shess-en-cds-010-000030112401.pdf
(diunduh bulan Agustus 2011)

6.

http://www.newenv.com/nfpa-chemicals.htm#H
(diunduh bulan Agustus 2011)

7.

http://www.buzzle.com/articles/hydrogen-peroxide-uses.html
(diunduh bulan Agustus 2011)

8.

http://www.h2o2.com/intro/overview.html
(diunduh bulan Agustus 2011)

9.

http://www.vinquiry.com/pdf/MSDS/Hydrogen%20peroxide%203%25%2
0MSDS.pdf (diunduh bulan Agustus 2011)

10. http://www.hvchemical.com/msds/hype.htm
(diunduh bulan Agustus 2011)
11. http://mems.uwaterloo.ca:8080/download/attachments/917527/Hydroge
n+Peroxide.pdf?version=1 (diunduh bulan Agustus 2011)

12. http://h2o2.com/technical-library/default.aspx?pid=135&name=H2O2Manufacturer-Data (diunduh bulan Oktober 2011)


13. http://www.inchem.org/documents/pims/chemical/pim946.htm#SubSecti
onTitle:7.2.2%20%20Relevant%20animal%20data

(diunduh

bulan

Oktober 2011)
14. http://msds.fmc.com/msds/100000010225-MSDS_US-E.pdf
(diunduh bulan Oktober 2011)
15. http://www.clean.cise.columbia.edu/msds/hydrogenperoxide.pdf
(diunduh bulan Oktober 2011)
16. Olson, K.R, 2007. Lange: Poisoning & Drug Overdose fifth edition.
California. Mc. Graw Hill

------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2011

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai