Anda di halaman 1dari 23

Khamir tidak dilengkapi

flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.


1). Khamir Murni
Adalah khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan
pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes
(Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala,
Nadsonia sp).
2).Khamir Liar
Adalah khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini
mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki
telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak
dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur
dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah
dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian
untuk memfermentasi air perasan anggur.
3). Khamir Atas
Adalah khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu
fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup
khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur
minuman dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).
4). Khamir Dasar
Adalah khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian
awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur
terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).
5). Khamir Palsu atau Torulae
Adalah khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan
spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi
medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans)

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup


membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan, sebagian
besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau lebih dari 67%
isi sel hewan. Dari sejumlah 40 juta milkubik air yang berada di permukaan dan
di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 jutamil-kubik) yang secara
langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena dari jumlah 40
juta mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lain yang berkadar-garam
tinggi, 2,5% berbentuk salju dan es-abadi yang dalam keadaan mencair baru
dapat dipergunakan secara langsung oleh manusia. Kebutuhan air untuk
keperluan sehari-hari, berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan
kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula
jumlah kebutuhan air. Di Indonesia, berdasarkan catatan dari Departemen
Kesehatan, rata-rata keperluan.
Berbagai mikroba patogen seringkali ditularkan melalui air yang tercemar
sehingga menimbulkan penyakit bawaan manusia maupun hewan. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian mengenai adanya mikroba dalam suatu makanan
dan minuman agar dapat dikonsumsi manusia dengan layak sehingga tidak
menimbulkan penyakit akibat kontaminasi mikroba dalam makanan dan
minuman dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh secara optimal.

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk


mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan
diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu
suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada
makanan dan minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah
penyediaan air selalu meningkat untuk setiap saat. Akibatnya kegiatan untuk
pengadaan sumber-sumber air baru, setiap saat terus dilakukan antara lain
dengan:
1) Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air
danau.
2) Mengolah dan menawarkan air laut.
3) Mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar
seperti air sungai, air danau.

ISI

a)

Air Domestik

1. Pengertian
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau selcluster organisme mikroskopis. Oleh karena itu mikrobiologi air mengacu pada
studi tentang mikroorganisme yang hidup di air, atau yang dapat diangkat dari
satu habitat yang lain dengan air. Ada dua jenis utama dari air :
-Air Tanah
Ini berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Ini adalah hampir bebas
dari bakteri karena tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu Namun,
mungkin menjadi terkontaminasi ketika mengalir sepanjang saluran.
-Permukaan air
Ini ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang
melewati hujan selalu mencemari air Sumber lain adalah berbagai jenis
perusahaan dan pertanian,peternakan oleh sisi arus air. Kemungkinan sumber
kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan limpasan pertanian, peternakan
hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi pengolahan air limbah
dan badai kabur dari wilayah kota.

2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai
contoh, kegiatan kimia ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu,
pertumbuhan beberapa bakteri dalam air yang terkontaminasi dapat membantu

mencerna racun dari air. Namun, keberadaan penyakit lainnya yang disebabkan
mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan mengancam kehidupan.
Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu
kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan kontaminan tertentu dalam setiap
kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air.

3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman
untuk diminum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan.
Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat zat kimia berarti air tersebut
mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemurnian terhadap air yang telah tercemar pada umumnya dilakukan oleh
pabrik pemurnian air dengan tujuan dapat menghasilkan air dengan kualitas
yang aman untuk dikonsumsi manusia.
Cara cara utama yang digunakan (proses) dalam pemurnian air yaitu :
- Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk
sementara sehingga memungkinkan partikel partikel mengendap ke dasarnya.
Sedimentasi dipercepat dengan menambahkan tawas (al2so4) yang
menghasilkan endapan yang lengket dan keruh.
-Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
-Klorinasi
Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta
meyakinkan bahwa air itu aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan
harus cukup untuk meninggalkan residu sebanyak 0,2 sampai 1,0 mg klor bebas
per liter air.
-Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan
adalah kaporit , UV, ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2). Proses pemurnian
dapat disertai prosedur prosedur tambahan seperti menghilangkan mineral
yang menyebabkan air menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam
atau basa, menghilangkan warna atau rasa yang kurang enak, dam
menambahkan fluoride untuk mengendalikan karies gigi (busuk gigi).

4. Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air

Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan


aman / tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg
digunakan hanya terhadap mikroorganisme patogenik, karena:
Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena
tidak dapat bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam
contoh air yang dikirim ke laboratorium. Bila terdapat dalam jumlahnya amat
sedikit, maka besar kemungkinan patogen - patogen tersebut tidak terdeteksi
oleh prosedur laboratorium yang digunakan. Hasil pemeriksaan laboratorium
baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila ternyata ditemukan
adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air
tersebut dan telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha
untuk mengatasi situasi tersebut.

a. Mikroorganisme indikator
Istilah mikroorganisme indikator digunakan dalam analisis air mengacu pada
sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa
air tersebut tercemar oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas.
Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogen, yang
secara berkala terdapat di dalam saluran pencernaan untuk masuk ke dalam air
tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana

b. Escherichia coli dan bakteri koliform lain


Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan
berdarah panas. Biasanya tidak patogenik. Anggota lain kelompok koliform ialah
Klebsiella pneumoniae dan Enterobacter aerogenes, yang terdapat dalam
saluran pencernaan manusia dan hewan, juga di dalam tanah, air, padi padian
dan produk produk dari. koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai
bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan
anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam
dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35C. Kelompok koliform mempunyai
beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota anggota genus Salmonella dan
Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai spesies spesies enterik patogenik.

Namun, ada perbedaan biokimia utama yang nyata yaitu bahwa koliform dapat
memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan
Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktose. Fermentasi laktose
merupakan reaksi kunci di dalam prosedur laboratorium untuk menentukan
potabilitas air.

c. Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan potabilitas air


Metode metode pemeriksaan bakteriologis terhadap air disajikan di dalam buku
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, yang disusun
dan diterbitkan sebagai usaha bersama antara American Public Health
Association, American Water Works Association, dan Federation of Sewage and
Industrial Wastes Associations. Merupakan standar dan harus diikuti jika hasilnya
ingin dianggap resmi. Hal hal yang harus diperhatikan bila mengirimkan contoh
air untuk analisis bakteriologis :
1. Contoh air harus ditempatkan di dalam botol yang steril.
2. Contoh tersebut harus dapat mewakili sumbernya.
3. Contoh air tidak boleh terkontaminasi selama dan setelah pengambilan.
4. Contoh tersebut harus diuji segera setelah pengambilan.
5. Apabila ada penundaan pemeriksaan maka contoh tersebut harus disimpan
pada suhu antara 0 sampai 10C.

d. Pengujiaan untuk mendeteksi bakteri koliform


Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat
usaha pemeriksaan air guna mendeteksi organisme koliform. Pemeriksaan
tersebut terdiri dari 3 langkah berurutan :
1. Uji dugaaan (presumptive test)
2. Uji yang diperkuat (confirmed test)
3. Uji lengkap (complete test)

e. Mikroorganisme selain bakteri koliform


Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karen
menimbulkan masalah bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk
endapan persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa pipa sehingga
mengurangi atau menyumbat aliran air. Algae juga dapat menimbulkan bau,
mengubah warna, dan ciri ciri lain yang tidak dikehendaki. Aksi merusak pada
beberapa mikroorganisme adalah sebagai berikut :
-Bakteri pembentuk lendir
Menghasilkan keadaan berlendir.
-Bakteri besi

Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk yang tak dapat
larut. Pengendapan persenyawaan besi yang tak dapat larut akan menghambat
aliran air dalam pipa.
-Bakteri sulfur
Membentuk asam sulfat dan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi
asam dan berbau tidak enak.
-Algae
Menyebabkan kekeruhan, perubahan warna, serta bau dan rasa tak enak.

b)

Air Limbah

1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat,
yang terdiri dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa sisa hewan dan
sayur sayuran yang dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem
pembuangan. Air buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa
air bekas tersebut menuju tempat pembersihan dan pembuangan.
Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan
tunggal.

2. Pembersihan air limbah


Air limbah tidak dapat dibuang tanpa diberi perlakuan untuk membersihkannya
karena dapat menimbulkan akibat yang gawat. Dibuangnya air limbah yang
menerima perlakuan kurang sempurna dapat menimbulkan keadaan yang tidak
dikehendaki sebagai berikut :
1. Memperbesar kemungkinan bagi penyebaran mikroorganisme patogenik.
2. Meningkatkan bahaya penggunaan air alamiah untuk suplai air minum.

3. Kontaminasi tiram dan kerang kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan
pangan itu tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air
tersebut bagi tujuan tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil
dalam air limbah, sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk
dan penumpukan sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang
bersangkutan.

3. Pengolahan Air
Pada pabrik pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air
yaitu :
1. Perlakuan pertama (penyingkiran fisik)
a. Penyaringan
Memisahkan benda benda padat berukuran paling besar, seperti kotak, peti
dan sebagainya.
b. Ruang pasir
Menyingkirkan benda benda padat yang lebih kecil, seperti kerikil.
c. Sedimentasi (pengendapan primer)
Memisahkan bahan partikulat (lumpur), seperti tinja dan kertas
2. Perlakuan kedua (hayati)
a. Saringan cucuran (trickling filter)
Limbah disemprotkan ke atas lapisan karang yang mengandung bakteri yang
menguraikan limbah yang mencucur melewatinya.
b. Proses lumpur teraktivasi (activated sludge process)
Limbah yang bergabung (hasil dari proses sebelumnya) menjadi partikel
partikel yang penuh dengan mikrobe pengurai aerobik. Terjadi di dalam tangki
tangki dan diikuti dengan sedimentasi selanjutnya.
c. Peruraian lumpur (sluge digestion)
Terjadinya perombakan lumpur oleh anaerob dan menghasilkan metan, karbon
diokside, nitrogen serta hidrogen dalam jumlah sedikit.
3. Perlakuan lanjutan
Merupakan usaha untuk menghilangkan polutan yang masih tertinggal setelah
perlakuan kedua. Air limbah berkualitas tinggi dapat dihasilkan, yang kemudian

dapat dipergunakan kembali untuk banyak keperluan. Perlakuan lanjutan ini


yaitu :
a. Flokulasi kimiawi
Menyingkirkan sebagian besar bahan partikulat yang masih tertinggal.
b. Flokulasi filtrasi akhir
Produk flokulasi disaring , dikeringkan dan dibakar. Dapat berfungsi sebagai
pengisi tanah atau pupuk
c. Menyingkirkan / mengurangi jumlah persenyawaan yang mengan dung fosfat
dan nitrogen
Mikroorganisme dapat digunakan untuk menguraikan kontaminan dalam air
limbah. Jenis pengolahan air disebut pengolahan air biologis. Selama pengolahan
air biologis mikroorganisme memecah bahan organik, nitrat dan fosfat.
d. Klorinasi
Cairan yang keluar setelah mengalami banyak perlakuan tersebut diatas
akhirnya diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme, yang beberapa
diantaranya mungkin patogenik.

c)

Mikroorganisme Penyebab Penyakit

Ada berbagai macam bakteri dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit
ketika mereka berada di permukaan air. Bakteri tidak hanya diketahui
menyebabkan penyakit ketika mereka memasuki tubuh manusia melalui
makanan, air permukaan juga dapat menjadi sumber penting dari infeksi bakteri.
Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai bakteri yang dapat ditemukan
dalam air permukaan, dan penyakit yang disebabkan jika tertelan dalam jumlah
besar, bersama dengan gejala.
- Bakteri Penyakit / infeksi Gejala
1. Aeromonas Radang usus Sangat tipis diare, darah dan lendir yang
mengandung Campylobacter jejuni Campilobacteriose Buang, diare, kepala dan
sakit perut, demam, kejang dan mual.
2. Escherichia coli Infeksi saluran kencing, meningitis neonatal, penyakit usus
Diare berair, sakit kepala, demam, Uremia homiletik, kerusakan ginjal.
3. Plesiomonas shigelloides Plesiomonas-infeksi Mual, sakit perut dan diare
berair, kadang-kadang demam, sakit kepala dan muntah.
4. Salmonella Demam tipus Demam
Salmonellosis Penyakit, kram usus, muntah, diare dan kadang-kadang demam
ringan
5. Streptococcus (Gastroesofagus) penyakit usus Sakit perut, diare dan demam,
kadang-kadang muntah
6. Vibrio El Tor (air tawar) (Light bentuk) Kolera Diare berat

Protozoa dapat menumpuk di bagian-bagian tubuh tertentu, setelah mereka


menembus tubuh manusia. Para akumulasi disebut kista. Karena sifat mereka
parasit, protozoa dapat menyebabkan berbagai penyakit. Dalam tabel ini, Anda
dapat melihat berbagai protozoa yang dapat ditemukan dalam air permukaan,
dan penyakit yang menyebabkan jika tertelan dalam jumlah besar, bersama
dengan gejala.
- Mikroorganisme Penyakit Gejala
1. Amoeba Disentri, Amuba parah diare, sakit kepala, nyeri perut, menggigil,
demam, jika tidak diobati dapat menyebabkan abses hati, perforasi usus dan
kematian
2. Cryptosporidium parvum Cryptosporidiosis, Rasa sakit, diare berair, muntah,
kurang nafsu makan
3. Giardia Giardiasis, Diare, kram perut, perut kembung, sendawa, kelelahan
4. Toxoplasm gondii Toksoplasmosis, Pembengkakan kelenjar getah bening.
Dengan halus ibu hamil aborsi dan infeksi otak.

mikrobiologi air
BAB I
Pedahuluan
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang
tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan,
sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75%
atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Keperluan sehari-hari terhadap air,
berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiap tingkatan kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi
taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah keperluan akan air.
Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air
selalu meningkat untuk setiap saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air
baru, setiap saat terus dilakukan antara lain dengan:
1) Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air danau.

2) Mengolah dan menawarkan air laut.


3) Mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar seperti air
sungai, air danau.
Masalah pelik yang harus dihadapi dalam masalah mengolah air adalah karena semakin
meningkat dan tingginya pencemaran yang memasuki badan air. Pencemaran tersebut dapat
berasal dari :
1) Sumber domestik, yang terdiri dari rumah tangga
2) Sumber non-domestik, yang terdiri dari kegiatan pabrik, industri, pertanian.
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi,
dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan. Air tawar bersih yang
layak minum, kian langka di perkotaan. Sungai sungai yang menjadi sumbernya sudah
tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga
limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena
telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan.

BAB II
ISI
Mikrobiologi Air
A. Air Domestik
1. Pengertian
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau sel-cluster
organisme mikroskopis. Oleh karena itu mikrobiologi air mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air, atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain
dengan air. Ada dua jenis utama dari air :
Air Tanah
Ini berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Ini adalah hampir bebas dari bakteri

karena tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu Namun, mungkin menjadi
terkontaminasi ketika mengalir sepanjang saluran.
Permukaan air
Ini ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang melewati hujan
selalu mencemari air Sumber lain adalah berbagai jenis perusahaan dan pertanian,peternakan
oleh sisi arus air. Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan
limpasan pertanian, peternakan hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi
pengolahan air limbah dan badai kabur dari wilayah kota.
2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai contoh, kegiatan
kimia ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu, pertumbuhan beberapa bakteri
dalam air yang terkontaminasi dapat membantu mencerna racun dari air. Namun, keberadaan
penyakit lainnya yang disebabkan mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan
mengancam kehidupan. Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga
kategori, yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan kontaminan tertentu dalam setiap
kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air.
3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk
diminum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme
penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air oleh
mikroorganisme atau zat zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat
diminum. Olehkarena itu perlu dilakukan pemurnian terhadap air yang telah tercemar pada
umumnya dilakukan oleh pabrik pemurnian air dengan tujuan dapat menghasilkan air dengan
kualitas yang aman untuk dikonsumsi manusia. Cara cara utama yang digunakan (proses)
dalam pemurnian air yaitu :
Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk sementara sehingga
memungkinkan partikel partikel mengendap ke dasarnya. Sedimentasi dipercepat dengan
menambahkan tawas (al2so4) yang menghasilkan endapan yang lengket dan keruh.
Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
Klorinasi

Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta meyakinkan bahwa
air itu aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan harus cukup untuk meninggalkan
residu sebanyak 0,2 sampai 1,0 mg klor bebas per liter air.
Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan adalah
kaporit , UV, ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2).
Proses pemurnian dapat disertai prosedur prosedur tambahan seperti menghilanhkan
mineral yang menyebabkan air menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam atau
basa, ,enghilangkan warna atau rasa yang kurang enak, dam menambahkan fluoride untuk
mengendalikan karies gigi (busuk gigi).
4. Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air.
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman / tidaknya
untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan hanya terhadap
mikroorganisme patogenik, karena:
Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena tidak dapat
bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirim ke
laboratorium.
Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen - patogen
tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratorium yang digunakan.
Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila
ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah
mengkonsumsi air tersebut dan telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan
usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
a. Mikroorganisme indikator
Istilah mikroorganisme indikator digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut
tercemar oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi
berbagai macam mikroorganisme patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran
pencernaan untuk masuk ke dalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi

4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen


5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana
Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk menentukan sesuai atau
tidaknya untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator. Dan mikroorganisme yang
hampir memenuhi semua persyaratan suatu mikroorganisme indikator yang ideal adalah
Escherichia coli dan kelompok bakteri koli lainnya. Bakteri bakteri tersebut dianggap
sebagai indikator polusi tinja yang dapat diandalkan.
b. Escherichia coli dan bakteri koliform lain
Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah
panas. Biasanya tidak patogenik. Anggota lain kelompok koliform ialah Klebsiella
pneumoniae dan Enterobacter aerogenes, yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia
dan hewan, juga di dalam tanah, air, padi padian dan produk produk dairi. koliform
sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak
membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35C.
Kelompok koliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota anggota
genus Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai spesies spesies enterik
patogenik. Namun, ada perbedaan biokimia utama yang nyata yaitu bahwa koliform dapat
memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan Salmonella dan
Shigella tidak memfermentasi laktose. Fermentasi laktose merupakan reaksi kunci di dalam
prosedur laboratorium untuk menentukan potabilitas air.
c. Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan potabilitas air
Metode metode pemeriksaan bakteriologis terhadap air disajikan di dalam buku Standard
Methods for the Examination of Water and Wastewater, yang disusun dan diterbitkan sebagai
usaha bersama antara American Public Health Association, American Water Works
Association, dan Federation of Sewage and Industrial Wastes Associations. Merupakan
standar dan harus diikuti jika hasilnya ingin dianggap resmi. Hal hal yang harus
diperhatikan bila mengirimkan contoh air untuk analisis bakteriologis :
1. Contoh air harus ditempatkan di dalam botol yang steril.

2. Contoh tersebut harus dapat mewakili sumbernya.


3. Contoh air tidak boleh terkontaminasi selama dan setelah pengambilan.
4. Contoh tersebut harus diuji segera setelah pengambilan.
5. Apabila ada penundaan pemeriksaan maka contoh tersebut harus disimpan pada suhu
antara 0 sampai 10C.
Prosedur bakteriologis yang rutin terdiri dari :
1. Hitungan cawan (plate count) untuk menetapkan jumlah bakteri yang ada.
2. Uji uji untuk menampakkan adanya bakteri koliform.
d. Pengujiaan untuk mendeteksi bakteri koliform
Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha
pemeriksaan air guna mendeteksi organisme koliform. Pemeriksaan tersebut terdiri dari 3
langkah berurutan :
1. Uji dugaaan (presumptive test)
2. Uji yang diperkuat (confirmed test)
3. Uji lengkap (complete test)
e. Mikroorganisme selain bakteri koliform
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karen menimbulkan
masalah bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan persenyawaan tak dapat
larut di dalam pipa pipa sehingga mengurangi atau menyumbat aliran air. Algae juga dapat
menimbulkan bau, mengubah warna, dan ciri ciri lain yang tidak dikehendaki. Aksi
merusak pada beberapa mikroorganisme adalah sebagai berikut :
Bakteri pembentuk lendir
Menghasilkan keadaan berlendir.
Bakteri besi
Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk yang tak dapat larut.
Pengendapan persenyawaan besi yang tak dapat larut akan menghambat aliran air dalam pipa.
Bakteri sulfur
Membentuk asam sulfat dan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi asam dan
berbau tidak enak.
algae
Menyebabkan kekeruhan, perubahan warna, serta bau dan rasa tak enak.

B. Air Limbah
1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat, yang terdiri
dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa sisa hewan dan sayur
sayuran yang dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem pembuangan.
Air buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa air bekas tersebut menuju
tempat pembersihan dan pembuangan. Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan tunggal.
2. Pembersihan air limbah
Air limbah tidak dapat dibuang tanpa diberi perlakuan untuk membersihkannya karena dapat
menimbulkan akibat yang gawat. Dibuangnya air limbah yang menerima perlakuan kurang
sempurna dapat menimbulkan keadaan yang tidak dikehendaki sebagai berikut :
1. Memperbesar kemungkinan bagi penyebaran mikroorganisme patogenik.
2. Meningkatkan bahaya penggunaan air alamiah untuk suplai air minum.
3. Kontaminasi tiram dan kerang kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan pangan itu
tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air tersebut
bagi tujuan tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil dalam air
limbah, sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk dan
penumpukan sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang bersangkutan.
3. Pengolahan Air
Pada pabrik pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air yaitu :

1. Perlakuan pertama (penyingkiran fisik)


a. Penyaringan
Memisahkan benda benda padat berukuran paling besar, seperti kotak, peti dan sebagainya.
b. Ruang pasir
Menyingkirkan benda benda padat yang lebih kecil, seperti kerikil.
c. Sedimentasi (pengendapan primer)
Memisahkan bahan partikulat (lumpur), seperti tinja dan kertas
2. Perlakuan kedua (hayati)
a. Saringan cucuran (trickling filter)
Limbah disemprotkan ke atas lapisan karang yang mengandung bakteri yang menguraikan
limbah yang mencucur melewatinya.
b. Proses lumpur teraktivasi (activated sludge process)
Limbah yang bergabung (hasil dari proses sebelumnya) menjadi partikel partikel yang
penuh dengan mikrobe pengurai aerobik. Terjadi di dalam tangki tangki dan diikuti dengan
sedimentasi selanjutnya.
c. Peruraian lumpur (sluge digestion)
Terjadinya perombakan lumpur oleh anaerob dan menghasilkan metan, karbon diokside,
nitrogen serta hidrogen dalam jumlah sedikit.
3. Perlakuan lanjutan
Merupakan usaha untuk menghilangkan polutan yang masih tertinggal setelah perlakuan
kedua. Air limbah berkualitas tinggi dapat dihasilkan, yang kemudian dapat dipergunakan
kembali untuk banyak keperluan. Perlakuan lanjutan ini yaitu :
a. Flokulasi kimiawi
Menyingkirkan sebagian besar bahan partikulat yang masih tertinggal.
b. Flokulasi filtrasi akhir
Produk flokulasi disaring , dikeringkan dan dibakar. Dapat berfungsi sebagai pengisi tanah
atau pupuk
c. Menyingkirkan / mengurangi jumlah persenyawaan yang mengan dung fosfat dan nitrogen
Mikroorganisme dapat digunakan untuk menguraikan kontaminan dalam air limbah. Jenis
pengolahan air disebut pengolahan air biologis. Selama pengolahan air biologis
mikroorganisme memecah bahan organik, nitrat dan fosfat.
Penghapusan bahan organik

Pemurnian air biologis dilakukan untuk menurunkan beban organik senyawa organik terlarut.
Mikroorganisme terutama bakteri, melakukan dekomposisi senyawa. Ada dua kategori utama
perawatan biologis: pengobatan dan perawatan aerobik anaerobik. Pengolahan air aerobik
berarti dekomposisi bahan organik oleh bakteri yang membutuhkan oksigen selama proses
dekomposisi. Pengolahan air berarti dekomposisi anaerobik bahan organik oleh
mikroorganisme yang tidak menggunakan oksigen. Dalam sistem aerobik air aerasi dengan
udara tekan (dalam beberapa kasus hanya oksigen), sedangkan sistem anaerobik berjalan di
bawah kondisi bebas oksigen.
Penghapusan amonium dan nitrat
Penghapusan ammonium dan nitrat cukup kompleks. Ini adalah proses pengolahan air yang
mengambil keduanya aerobik dan anaerobik konversi untuk menghapus kontaminan. Pada
tahap konversi aerobik ada dua jenis bakteri yang terlibat. Pertama, bakteri nitrosomonas
mengubah amoniak menjadi nitrit. Kedua, bakteri nitrobacter mengubah nitrit nitrat. Kedua
proses bersama yang dikenal sebagai proses nitrifikasi.
Setelah itu, bakteri anaerobik mengambil alih. Bakteri ini mengubah nitrat menjadi gas
nitrogen atmosfer. Proses ini disebut denitrifikasi. Denitrifikasi dicapai dengan bakteri
anaerob, seperti achromobacter, bacillus dan pseudomonas. Tahap pertama dari denitrifikasi
adalah kebalikan dari proses nitrifikasi, itu mengkonversi nitrat kembali ke nitrit. Tahap
kedua denitrifikasi nitrit mengkonversi ke gas nitrogen (n2). Gas ini dapat bebas dilepaskan
ke atmosfir tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan.
Penghapusan fosfat
Fosfat dapat dihilangkan dari air limbah oleh aerobik (oksigen-bergantung) bakteri, disebut
acinetobacter. Bakteri ini terakumulasi polyphosphates dalam jaringan sel. Acinetobacter
dapat mengambil jumlah fosfat yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk sintesis
selnya. Jumlah ekstra fosfat disimpan dalam sel sebagai polyphosphates. Penyimpanan
polyphosphates menyebabkan acinetobacter untuk dapat bertahan hidup sementara keadaan
anaerobik. Ketika acinetobacter berada dalam zona anaerobik pada air limbah, tidak
memakan asam lemak menyimpannya sebagai bahan cadangan. Selama proses ini,
polyphosphates yang membusuk untuk pasokan energi, menyebabkan fosfat akan dirilis ke
zona aerobik. Ketika acinetobacter memasuki zona aerobik tidak memakan fosfat dan toko
mereka sebagai polyphosphates dalam jaringan sel. Hal ini menyebabkan kadar fosfat dari
limbah cair menurun.

d. Klorinasi
Cairan yang keluar setelah mengalami banyak perlakuan tersebut diatas akhirnya diklorinasi
untuk mematikan mikroorganisme, yang beberapa diantaranya mungkin patogenik.

C. Mikroogganisme Penyebab Penyakit


Ada berbagai macam bakteri dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit ketika mereka
berada di permukaan air. Bakteri tidak hanya diketahui menyebabkan penyakit ketika mereka
memasuki tubuh manusia melalui makanan, air permukaan juga dapat menjadi sumber
penting dari infeksi bakteri. Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai bakteri yang dapat
ditemukan dalam air permukaan, dan penyakit yang disebabkan jika tertelan dalam jumlah
besar, bersama dengan gejala.
Bakteri Penyakit / infeksi Gejala
Aeromonas Radang usus Sangat tipis diare, darah dan lendir yang mengandung
Campylobacter jejuni Campilobacteriose Buang, diare, kepala dan sakit perut, demam, kejang
dan mual
Escherichia coli Infeksi saluran kencing, meningitis neonatal, penyakit usus Diare berair,
sakit kepala, demam, Uremia homiletik, kerusakan ginjal
Plesiomonas shigelloides Plesiomonas-infeksi Mual, sakit perut dan diare berair, kadangkadang demam, sakit kepala dan muntah
Salmonella Demam tipus Demam
Salmonellosis Penyakit, kram usus, muntah, diare dan kadang-kadang demam ringan
Streptococcus (Gastroesofagus) penyakit usus Sakit perut, diare dan demam, kadang-kadang
muntah
Vibrio El Tor (air tawar) (Light bentuk) Kolera Diare berat
Protozoa dapat menumpuk di bagian-bagian tubuh tertentu, setelah mereka menembus tubuh
manusia. Para akumulasi disebut kista. Karena sifat mereka parasit, protozoa dapat
menyebabkan berbagai penyakit. Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai protozoa yang
dapat ditemukan dalam air permukaan, dan penyakit yang menyebabkan jika tertelan dalam
jumlah besar, bersama dengan gejala.

Mikroorganisme Penyakit Gejala


Amoeba Disentri amuba Parah diare, sakit kepala, nyeri perut, menggigil, demam, jika tidak
diobati dapat menyebabkan abses hati, perforasi usus dan kematian
Cryptosporidium parvum Cryptosporidiosis Rasa sakit, diare berair, muntah, kurang nafsu
makan
Giardia Giardiasis Diare, kram perut, perut kembung, sendawa, kelelahan
Toxoplasm gondii Toksoplasmosis Pembengkakan kelenjar getah bening . Dengan halus ibu
hamil aborsi dan infeksi otak

2.1 Parameter Mikrobiologi Air


Dari semua parameter kualitas air, yang akan kami bahas disini adalah parameter
mikrobiologi air. Parameter mikrobiologi terdiri dari total mikroba, total coli, total coli tinja,
Salmonella, Clostridium Perfingens dan lain-lain. Secara laboratoris total coli digunakan
sebagai indikator adanya pencemaran air bersih oleh tinja, tanah atau sumber alamiah
lainnya. Sedangkan coli tinja digunakan sebagai indikator adanya pencemaran air bersih oleh
tinja manusia atau hewan.
Baku mutu air golongan B menurut Lampiran Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur No. 413 tahun 1978 adalah sebagai berikut :
No

Parameter

Satuan

III
1.
2.

Mikrobiologik
Coliform Group
Coliform Tinja

MPN/100 ml
MPN/100 ml

Maksimum yang

Maksimum yang

dianjurkan

diperbolehkan

1 x 104
2 x 103

Sedangkan berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel
air (Most Probable Number/MPN), kondisi air dibagi ke dalam beberapa golongan, yaitu:
1.

Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan patogen
atau zat kimia beracun.
2.

Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN < 50/100 cc

3.

Air dengan penjernihan lengkap; MPN < 5000/100 cc

4.

Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN > 5000/100 cc

5.

Air dengan penjernihan khusus (water purification); MPN > 250.000/100 cc

MPN yaitu jumlah perkiraan terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air.
Bakteri patogen yang terdapat pada air tersebut dapat membentuk toksin (racun)
setelah periode laten yang singkat yaitu beberapa jam. Keberadaan bakteri coliform yang
banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah
dalam proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi
pula risiko kehadiran bakteri patogen, seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber),
Salmonella typhosa (penyebab tipus), kolera, dan disentri.
2.1.1 Jejak Mikroba Pencemar Air
a. Sumber
Di bidang mikrobiologi air, kehadiran mikroorganisme tertentu khususnya bakteri dan
mikroalga, dapat digunakan sebagai mikroorganisme parameter/ indikator-alami terhadap
kehadiran pencemar organik.
Misalnya bakteri Sphaerotilus, kehadirannya dapat menjadi petunjuk terhadap
kandungan senyawa organik tinggi di dalam badan air. Juga mikroalga Anabaena dan
Mycrocystis dapat menjadi petunjuk kehadiran senyawa fosfat tinggi di dalam badan air.
Sedangkan mikroalga-kersik (Diatome) lebih cenderung menjadi petunjuk terhadap kehadiran
senyawa kimia yang bersifat toksik di dalam badan air.
Kehadiran materi fekal (dari tinja) di dalam badan air dapat diketahui dengan adanya
kelompok bakteri Coli. Di dalam penentuan kualitas air secara mikrobiologik, kehadiran

bakteri tersebut ditentukan berdasarkan uji tertentu dengan perhitungan tabel JPT (Jumlah
Perkiraan Terdekat).
Kehadiran materi fekal di dalam air minum sangat tidak diharapkan, baik ditinjau dari
segi estetika, sanitasi, maupun dengan alasan infeksi. Jika di dalam 100 ml sampel air
didapatkan 500 sel bakteri Coli, memungkinkan terjadinya infeksi gastroenteritis yang segera
diikuti oleh demam tifoid. Escherichia coli sebagai salah satu contoh jenis Coli, pada
keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat
menyebabkan infeksi pada kandung kemih, pelviks, ginjal dan hati. Juga dapat menyebabkan
diare, peritonitis, meningitis dan lain-lain.
Dari jumlah feses yang dihasilkan setiap hari oleh manusia (100-150 gram), di
dalamnya dapat terkandung sekitar 3 x 1011 (300 milyar) sel bakteri Coli. Sehingga kehadiran
bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan terjadinya kontaminasi materi fekal.
Dengan kata lain, lebih tinggi kandungan bakteri Coli maka lebih kotor dan tidak memenuhi
syarat keadaan air tersebut untuk kepentingan manusia, khususnya untuk air minum.
b. Peredaran
Kualitas mikrobiologis air didasarkan pada analisis kehadiran mikroorganisme
indikator yang selalu ditemukan dalam tinja manusia atau hewan berdarah panas.
Mikroorganisme ini tinggal dalam usus manusia maupun hewan berdarah panas dan
merupakan bakteri yang dikenal dengan nama bakteri Coliform. Bila dalam sumber air
ditemukan bakteri Coliform maka hal ini merupakan petunjuk bahwa air tersebut telah
mengalami pencemaran oleh feses manusia atau hewan berdarah panas.
Feses manusia atau hewan berdarah panas dialirkan ke dalam parit dan sungai sebagai
cara termudah menanganinya. Tinja mereput dan diuraikan oleh bakteria dengan oksigen
yang terlarut di dalam air. Ini mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air yang menggugat
kehidupan akuatik. Sehingga kehadiran bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan
terjadinya kontaminasi materi fekal. Semakin tinggi kandungan bakteri Coli maka lebih kotor
dan tidak memenuhi syarat keadaan air tersebut untuk kepentingan manusia, khususnya untuk
air minum. Namun, penduduk yang tinggal di sekitar sungai mengkonsumsi air tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pelenyapan
Feses manusia atau hewan berdarah panas oleh bakteria dengan oksigen yang terlarut
di dalam air. Ini mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air yang menggugat kehidupan

akuatik. Sehingga kehadiran bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan terjadinya
kontaminasi materi fekal.
2.1.2 Tabiat Mikroba Pencemar Air
Feses manusia atau hewan berdarah panas oleh bakteria dengan oksigen yang terlarut
di dalam air. Ini mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air yang menggugat kehidupan
akuatik. Kualitas fisik air yang meliputi kekeruhan, suhu, warna, bau, dan rasa menjadi
berubah.
Kualitas fisik yang umum dianalisa dalam penentuan kualitas air meliputi kekeruhan,
suhu, warna, bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
anorganik dan organik yang terkandung dalam air, seperti lumpur dan bahan-bahan yang
dihasilkan oleh industri.
Dari segi estetika, kekeruhan dalam air dihubungkan dengan kemungkinan
pencemaran oleh air buangan. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan sukar disaring
dan mengakibatkan biaya pengolahan menjadi lebih tinggi. Selain itu kekeruhan air
menyebabkan hambatan bagi proses disinfeksi. Oleh karena itu kekeruhan air harus
dihilangkan dan air yang akan dipergunakan untuk air minum.
Bahan-bahan yang mengakibatkan kekeruhan air, berdasarkan sifat pengendapannya,
dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a. Bahan yang mudah mengendap (settleable) dapat dihilangkan dengan proses-proses
pengendapan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi).
b. Bahan yang sukar mengendap (koloidal) hanya dapat dihilangkan dengan proses flokulasi dan
koagulasi yang diikuti dengan proses sedimentasi dan filtrasi, dimana diperlukan
penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam air.
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti alge serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, juga oleh adanya bahan
organik tertentu. Dari segi estetika, air yang berbau dan mempunyai rasa, sangat tidak
menyenangkan untuk diminum. Bau dan rasa dalam air juga dapat menunjukkan
kemungkinan adanya mikroorganisme penghasil bau dan rasa yang tidak enak serta adanya
senyawa-senyawa asing yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula menunjukkan
kondisi anaerobik sebagai hasil aktivitas penguraian senyawa organik oleh kelompok
mikroorganisme tertentu. Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran mikroorganisme, bahanbahan tersuspensi yang berwarna, dan ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuhtumbuhan.

Tabel Standar kualitas fisik air kadar air minum.


Parameter

Satuan

Kekeruhan Rasa mg/L SiO2 -

Minimum yang Maksimum yang


dianjurkan
5

dianjurkan
25

Warna

Unit Pt-Co oC Tidak berasa

Tidak berasa

Temperatur

mg/L

50

Residu terlarut

suhu air normal suhu air normal


500

1500

2.1.3 Dampak Mikroba Pencemar Air


Mikroba pencemar air yang ada pada air bersih memberikan beberapa dampak pada
tampilan fisik air tersebut dan juga bagi manusia, yaitu:
a.

Terjadi peningkatan kekeruhan dan hambatan aliran, hal tersebut disebabkan kelompok

bakteri besi : Fe2+ (oksidasi oleh bakteri Crenothrixsphaerotilus) menjadi Fe3+


b. Blooming menyebabkan perairan berwarna, ada endapan, dan bau amis, disebabkan oleh
meningkatnya pertumbuhan mikroalga {Anabaena flos-aquae dan Microcystis aerugynosa)
c. Bakteri besi : Fe2+ (oksidasi oleh bakteri Crenothrixsphaerotilus) menjadi Fe3+
d. Bakteri belerang : SO42" (reduksi oleh bakteri Thiobacillus cromatium) menghasilkan H2S
(bau busuk)
e. Bakteri Coli, pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh,
sehingga dapat menyebabkan infeksi pada kandung kemih, pelviks, ginjal dan hati. Juga
dapat menyebabkan diare, peritonitis, meningitis dan lain-lain.
2.2 Penerapan ilmu kimia dalam mengatasi mikroba dalam air
2.2.1 Metode dan Teknologi pembasmi mikroba air
a. Metode
Ada berbagai macam metode untuk mendapatkan air bersih yang siap untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Pada pengolahan air minum contohnya, digunakan UV sterilizer
sebagai pensteril air agar bebas bakteri. Zat-zat kimia yang terlibat dalam pengolahan air
bersih bisa dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai penjernih, sebagai pembasmi bakteri,
sebagai penstabil air, dan sekadar zat tambahan. Wujudnya bisa berupa padatan, cair, dan gas.
Sebagai pembasmi bakteri (mikroba), biasanya digunakan ozon, UV dan kalsium hipoklorit
atau yang biasa kita sebut sebagai kaporit (CaOCl 2). Kaporit sering digunakan PDAM untuk
membasmi bakteri pada proses pengolahan air.

Anda mungkin juga menyukai