ISI
a)
Air Domestik
1. Pengertian
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau selcluster organisme mikroskopis. Oleh karena itu mikrobiologi air mengacu pada
studi tentang mikroorganisme yang hidup di air, atau yang dapat diangkat dari
satu habitat yang lain dengan air. Ada dua jenis utama dari air :
-Air Tanah
Ini berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Ini adalah hampir bebas
dari bakteri karena tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu Namun,
mungkin menjadi terkontaminasi ketika mengalir sepanjang saluran.
-Permukaan air
Ini ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang
melewati hujan selalu mencemari air Sumber lain adalah berbagai jenis
perusahaan dan pertanian,peternakan oleh sisi arus air. Kemungkinan sumber
kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan limpasan pertanian, peternakan
hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi pengolahan air limbah
dan badai kabur dari wilayah kota.
2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai
contoh, kegiatan kimia ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu,
pertumbuhan beberapa bakteri dalam air yang terkontaminasi dapat membantu
mencerna racun dari air. Namun, keberadaan penyakit lainnya yang disebabkan
mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan mengancam kehidupan.
Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu
kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan kontaminan tertentu dalam setiap
kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air.
3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman
untuk diminum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan.
Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat zat kimia berarti air tersebut
mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemurnian terhadap air yang telah tercemar pada umumnya dilakukan oleh
pabrik pemurnian air dengan tujuan dapat menghasilkan air dengan kualitas
yang aman untuk dikonsumsi manusia.
Cara cara utama yang digunakan (proses) dalam pemurnian air yaitu :
- Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk
sementara sehingga memungkinkan partikel partikel mengendap ke dasarnya.
Sedimentasi dipercepat dengan menambahkan tawas (al2so4) yang
menghasilkan endapan yang lengket dan keruh.
-Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
-Klorinasi
Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta
meyakinkan bahwa air itu aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan
harus cukup untuk meninggalkan residu sebanyak 0,2 sampai 1,0 mg klor bebas
per liter air.
-Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan
adalah kaporit , UV, ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2). Proses pemurnian
dapat disertai prosedur prosedur tambahan seperti menghilangkan mineral
yang menyebabkan air menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam
atau basa, menghilangkan warna atau rasa yang kurang enak, dam
menambahkan fluoride untuk mengendalikan karies gigi (busuk gigi).
a. Mikroorganisme indikator
Istilah mikroorganisme indikator digunakan dalam analisis air mengacu pada
sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa
air tersebut tercemar oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas.
Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogen, yang
secara berkala terdapat di dalam saluran pencernaan untuk masuk ke dalam air
tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana
Namun, ada perbedaan biokimia utama yang nyata yaitu bahwa koliform dapat
memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan
Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktose. Fermentasi laktose
merupakan reaksi kunci di dalam prosedur laboratorium untuk menentukan
potabilitas air.
Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk yang tak dapat
larut. Pengendapan persenyawaan besi yang tak dapat larut akan menghambat
aliran air dalam pipa.
-Bakteri sulfur
Membentuk asam sulfat dan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi
asam dan berbau tidak enak.
-Algae
Menyebabkan kekeruhan, perubahan warna, serta bau dan rasa tak enak.
b)
Air Limbah
1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat,
yang terdiri dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa sisa hewan dan
sayur sayuran yang dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem
pembuangan. Air buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa
air bekas tersebut menuju tempat pembersihan dan pembuangan.
Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan
tunggal.
3. Kontaminasi tiram dan kerang kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan
pangan itu tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air
tersebut bagi tujuan tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil
dalam air limbah, sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk
dan penumpukan sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang
bersangkutan.
3. Pengolahan Air
Pada pabrik pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air
yaitu :
1. Perlakuan pertama (penyingkiran fisik)
a. Penyaringan
Memisahkan benda benda padat berukuran paling besar, seperti kotak, peti
dan sebagainya.
b. Ruang pasir
Menyingkirkan benda benda padat yang lebih kecil, seperti kerikil.
c. Sedimentasi (pengendapan primer)
Memisahkan bahan partikulat (lumpur), seperti tinja dan kertas
2. Perlakuan kedua (hayati)
a. Saringan cucuran (trickling filter)
Limbah disemprotkan ke atas lapisan karang yang mengandung bakteri yang
menguraikan limbah yang mencucur melewatinya.
b. Proses lumpur teraktivasi (activated sludge process)
Limbah yang bergabung (hasil dari proses sebelumnya) menjadi partikel
partikel yang penuh dengan mikrobe pengurai aerobik. Terjadi di dalam tangki
tangki dan diikuti dengan sedimentasi selanjutnya.
c. Peruraian lumpur (sluge digestion)
Terjadinya perombakan lumpur oleh anaerob dan menghasilkan metan, karbon
diokside, nitrogen serta hidrogen dalam jumlah sedikit.
3. Perlakuan lanjutan
Merupakan usaha untuk menghilangkan polutan yang masih tertinggal setelah
perlakuan kedua. Air limbah berkualitas tinggi dapat dihasilkan, yang kemudian
c)
Ada berbagai macam bakteri dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit
ketika mereka berada di permukaan air. Bakteri tidak hanya diketahui
menyebabkan penyakit ketika mereka memasuki tubuh manusia melalui
makanan, air permukaan juga dapat menjadi sumber penting dari infeksi bakteri.
Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai bakteri yang dapat ditemukan
dalam air permukaan, dan penyakit yang disebabkan jika tertelan dalam jumlah
besar, bersama dengan gejala.
- Bakteri Penyakit / infeksi Gejala
1. Aeromonas Radang usus Sangat tipis diare, darah dan lendir yang
mengandung Campylobacter jejuni Campilobacteriose Buang, diare, kepala dan
sakit perut, demam, kejang dan mual.
2. Escherichia coli Infeksi saluran kencing, meningitis neonatal, penyakit usus
Diare berair, sakit kepala, demam, Uremia homiletik, kerusakan ginjal.
3. Plesiomonas shigelloides Plesiomonas-infeksi Mual, sakit perut dan diare
berair, kadang-kadang demam, sakit kepala dan muntah.
4. Salmonella Demam tipus Demam
Salmonellosis Penyakit, kram usus, muntah, diare dan kadang-kadang demam
ringan
5. Streptococcus (Gastroesofagus) penyakit usus Sakit perut, diare dan demam,
kadang-kadang muntah
6. Vibrio El Tor (air tawar) (Light bentuk) Kolera Diare berat
mikrobiologi air
BAB I
Pedahuluan
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang
tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan,
sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75%
atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Keperluan sehari-hari terhadap air,
berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiap tingkatan kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi
taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah keperluan akan air.
Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air
selalu meningkat untuk setiap saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air
baru, setiap saat terus dilakukan antara lain dengan:
1) Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air danau.
BAB II
ISI
Mikrobiologi Air
A. Air Domestik
1. Pengertian
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau sel-cluster
organisme mikroskopis. Oleh karena itu mikrobiologi air mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air, atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain
dengan air. Ada dua jenis utama dari air :
Air Tanah
Ini berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Ini adalah hampir bebas dari bakteri
karena tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu Namun, mungkin menjadi
terkontaminasi ketika mengalir sepanjang saluran.
Permukaan air
Ini ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang melewati hujan
selalu mencemari air Sumber lain adalah berbagai jenis perusahaan dan pertanian,peternakan
oleh sisi arus air. Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan
limpasan pertanian, peternakan hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi
pengolahan air limbah dan badai kabur dari wilayah kota.
2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai contoh, kegiatan
kimia ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu, pertumbuhan beberapa bakteri
dalam air yang terkontaminasi dapat membantu mencerna racun dari air. Namun, keberadaan
penyakit lainnya yang disebabkan mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan
mengancam kehidupan. Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga
kategori, yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan kontaminan tertentu dalam setiap
kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air.
3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk
diminum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme
penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air oleh
mikroorganisme atau zat zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat
diminum. Olehkarena itu perlu dilakukan pemurnian terhadap air yang telah tercemar pada
umumnya dilakukan oleh pabrik pemurnian air dengan tujuan dapat menghasilkan air dengan
kualitas yang aman untuk dikonsumsi manusia. Cara cara utama yang digunakan (proses)
dalam pemurnian air yaitu :
Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk sementara sehingga
memungkinkan partikel partikel mengendap ke dasarnya. Sedimentasi dipercepat dengan
menambahkan tawas (al2so4) yang menghasilkan endapan yang lengket dan keruh.
Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
Klorinasi
Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta meyakinkan bahwa
air itu aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan harus cukup untuk meninggalkan
residu sebanyak 0,2 sampai 1,0 mg klor bebas per liter air.
Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan adalah
kaporit , UV, ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2).
Proses pemurnian dapat disertai prosedur prosedur tambahan seperti menghilanhkan
mineral yang menyebabkan air menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam atau
basa, ,enghilangkan warna atau rasa yang kurang enak, dam menambahkan fluoride untuk
mengendalikan karies gigi (busuk gigi).
4. Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air.
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman / tidaknya
untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan hanya terhadap
mikroorganisme patogenik, karena:
Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena tidak dapat
bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang dikirim ke
laboratorium.
Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen - patogen
tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratorium yang digunakan.
Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila
ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak orang telah
mengkonsumsi air tersebut dan telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan
usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
a. Mikroorganisme indikator
Istilah mikroorganisme indikator digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut
tercemar oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi
berbagai macam mikroorganisme patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran
pencernaan untuk masuk ke dalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi
B. Air Limbah
1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat, yang terdiri
dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa sisa hewan dan sayur
sayuran yang dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem pembuangan.
Air buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa air bekas tersebut menuju
tempat pembersihan dan pembuangan. Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan tunggal.
2. Pembersihan air limbah
Air limbah tidak dapat dibuang tanpa diberi perlakuan untuk membersihkannya karena dapat
menimbulkan akibat yang gawat. Dibuangnya air limbah yang menerima perlakuan kurang
sempurna dapat menimbulkan keadaan yang tidak dikehendaki sebagai berikut :
1. Memperbesar kemungkinan bagi penyebaran mikroorganisme patogenik.
2. Meningkatkan bahaya penggunaan air alamiah untuk suplai air minum.
3. Kontaminasi tiram dan kerang kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan pangan itu
tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air tersebut
bagi tujuan tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil dalam air
limbah, sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk dan
penumpukan sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang bersangkutan.
3. Pengolahan Air
Pada pabrik pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air yaitu :
Pemurnian air biologis dilakukan untuk menurunkan beban organik senyawa organik terlarut.
Mikroorganisme terutama bakteri, melakukan dekomposisi senyawa. Ada dua kategori utama
perawatan biologis: pengobatan dan perawatan aerobik anaerobik. Pengolahan air aerobik
berarti dekomposisi bahan organik oleh bakteri yang membutuhkan oksigen selama proses
dekomposisi. Pengolahan air berarti dekomposisi anaerobik bahan organik oleh
mikroorganisme yang tidak menggunakan oksigen. Dalam sistem aerobik air aerasi dengan
udara tekan (dalam beberapa kasus hanya oksigen), sedangkan sistem anaerobik berjalan di
bawah kondisi bebas oksigen.
Penghapusan amonium dan nitrat
Penghapusan ammonium dan nitrat cukup kompleks. Ini adalah proses pengolahan air yang
mengambil keduanya aerobik dan anaerobik konversi untuk menghapus kontaminan. Pada
tahap konversi aerobik ada dua jenis bakteri yang terlibat. Pertama, bakteri nitrosomonas
mengubah amoniak menjadi nitrit. Kedua, bakteri nitrobacter mengubah nitrit nitrat. Kedua
proses bersama yang dikenal sebagai proses nitrifikasi.
Setelah itu, bakteri anaerobik mengambil alih. Bakteri ini mengubah nitrat menjadi gas
nitrogen atmosfer. Proses ini disebut denitrifikasi. Denitrifikasi dicapai dengan bakteri
anaerob, seperti achromobacter, bacillus dan pseudomonas. Tahap pertama dari denitrifikasi
adalah kebalikan dari proses nitrifikasi, itu mengkonversi nitrat kembali ke nitrit. Tahap
kedua denitrifikasi nitrit mengkonversi ke gas nitrogen (n2). Gas ini dapat bebas dilepaskan
ke atmosfir tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan.
Penghapusan fosfat
Fosfat dapat dihilangkan dari air limbah oleh aerobik (oksigen-bergantung) bakteri, disebut
acinetobacter. Bakteri ini terakumulasi polyphosphates dalam jaringan sel. Acinetobacter
dapat mengambil jumlah fosfat yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk sintesis
selnya. Jumlah ekstra fosfat disimpan dalam sel sebagai polyphosphates. Penyimpanan
polyphosphates menyebabkan acinetobacter untuk dapat bertahan hidup sementara keadaan
anaerobik. Ketika acinetobacter berada dalam zona anaerobik pada air limbah, tidak
memakan asam lemak menyimpannya sebagai bahan cadangan. Selama proses ini,
polyphosphates yang membusuk untuk pasokan energi, menyebabkan fosfat akan dirilis ke
zona aerobik. Ketika acinetobacter memasuki zona aerobik tidak memakan fosfat dan toko
mereka sebagai polyphosphates dalam jaringan sel. Hal ini menyebabkan kadar fosfat dari
limbah cair menurun.
d. Klorinasi
Cairan yang keluar setelah mengalami banyak perlakuan tersebut diatas akhirnya diklorinasi
untuk mematikan mikroorganisme, yang beberapa diantaranya mungkin patogenik.
Parameter
Satuan
III
1.
2.
Mikrobiologik
Coliform Group
Coliform Tinja
MPN/100 ml
MPN/100 ml
Maksimum yang
Maksimum yang
dianjurkan
diperbolehkan
1 x 104
2 x 103
Sedangkan berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel
air (Most Probable Number/MPN), kondisi air dibagi ke dalam beberapa golongan, yaitu:
1.
Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan patogen
atau zat kimia beracun.
2.
3.
4.
5.
MPN yaitu jumlah perkiraan terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air.
Bakteri patogen yang terdapat pada air tersebut dapat membentuk toksin (racun)
setelah periode laten yang singkat yaitu beberapa jam. Keberadaan bakteri coliform yang
banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah
dalam proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi
pula risiko kehadiran bakteri patogen, seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber),
Salmonella typhosa (penyebab tipus), kolera, dan disentri.
2.1.1 Jejak Mikroba Pencemar Air
a. Sumber
Di bidang mikrobiologi air, kehadiran mikroorganisme tertentu khususnya bakteri dan
mikroalga, dapat digunakan sebagai mikroorganisme parameter/ indikator-alami terhadap
kehadiran pencemar organik.
Misalnya bakteri Sphaerotilus, kehadirannya dapat menjadi petunjuk terhadap
kandungan senyawa organik tinggi di dalam badan air. Juga mikroalga Anabaena dan
Mycrocystis dapat menjadi petunjuk kehadiran senyawa fosfat tinggi di dalam badan air.
Sedangkan mikroalga-kersik (Diatome) lebih cenderung menjadi petunjuk terhadap kehadiran
senyawa kimia yang bersifat toksik di dalam badan air.
Kehadiran materi fekal (dari tinja) di dalam badan air dapat diketahui dengan adanya
kelompok bakteri Coli. Di dalam penentuan kualitas air secara mikrobiologik, kehadiran
bakteri tersebut ditentukan berdasarkan uji tertentu dengan perhitungan tabel JPT (Jumlah
Perkiraan Terdekat).
Kehadiran materi fekal di dalam air minum sangat tidak diharapkan, baik ditinjau dari
segi estetika, sanitasi, maupun dengan alasan infeksi. Jika di dalam 100 ml sampel air
didapatkan 500 sel bakteri Coli, memungkinkan terjadinya infeksi gastroenteritis yang segera
diikuti oleh demam tifoid. Escherichia coli sebagai salah satu contoh jenis Coli, pada
keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat
menyebabkan infeksi pada kandung kemih, pelviks, ginjal dan hati. Juga dapat menyebabkan
diare, peritonitis, meningitis dan lain-lain.
Dari jumlah feses yang dihasilkan setiap hari oleh manusia (100-150 gram), di
dalamnya dapat terkandung sekitar 3 x 1011 (300 milyar) sel bakteri Coli. Sehingga kehadiran
bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan terjadinya kontaminasi materi fekal.
Dengan kata lain, lebih tinggi kandungan bakteri Coli maka lebih kotor dan tidak memenuhi
syarat keadaan air tersebut untuk kepentingan manusia, khususnya untuk air minum.
b. Peredaran
Kualitas mikrobiologis air didasarkan pada analisis kehadiran mikroorganisme
indikator yang selalu ditemukan dalam tinja manusia atau hewan berdarah panas.
Mikroorganisme ini tinggal dalam usus manusia maupun hewan berdarah panas dan
merupakan bakteri yang dikenal dengan nama bakteri Coliform. Bila dalam sumber air
ditemukan bakteri Coliform maka hal ini merupakan petunjuk bahwa air tersebut telah
mengalami pencemaran oleh feses manusia atau hewan berdarah panas.
Feses manusia atau hewan berdarah panas dialirkan ke dalam parit dan sungai sebagai
cara termudah menanganinya. Tinja mereput dan diuraikan oleh bakteria dengan oksigen
yang terlarut di dalam air. Ini mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air yang menggugat
kehidupan akuatik. Sehingga kehadiran bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan
terjadinya kontaminasi materi fekal. Semakin tinggi kandungan bakteri Coli maka lebih kotor
dan tidak memenuhi syarat keadaan air tersebut untuk kepentingan manusia, khususnya untuk
air minum. Namun, penduduk yang tinggal di sekitar sungai mengkonsumsi air tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pelenyapan
Feses manusia atau hewan berdarah panas oleh bakteria dengan oksigen yang terlarut
di dalam air. Ini mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air yang menggugat kehidupan
akuatik. Sehingga kehadiran bakteri Coli di dalam badan air diparalelkan dengan terjadinya
kontaminasi materi fekal.
2.1.2 Tabiat Mikroba Pencemar Air
Feses manusia atau hewan berdarah panas oleh bakteria dengan oksigen yang terlarut
di dalam air. Ini mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air yang menggugat kehidupan
akuatik. Kualitas fisik air yang meliputi kekeruhan, suhu, warna, bau, dan rasa menjadi
berubah.
Kualitas fisik yang umum dianalisa dalam penentuan kualitas air meliputi kekeruhan,
suhu, warna, bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
anorganik dan organik yang terkandung dalam air, seperti lumpur dan bahan-bahan yang
dihasilkan oleh industri.
Dari segi estetika, kekeruhan dalam air dihubungkan dengan kemungkinan
pencemaran oleh air buangan. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan sukar disaring
dan mengakibatkan biaya pengolahan menjadi lebih tinggi. Selain itu kekeruhan air
menyebabkan hambatan bagi proses disinfeksi. Oleh karena itu kekeruhan air harus
dihilangkan dan air yang akan dipergunakan untuk air minum.
Bahan-bahan yang mengakibatkan kekeruhan air, berdasarkan sifat pengendapannya,
dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a. Bahan yang mudah mengendap (settleable) dapat dihilangkan dengan proses-proses
pengendapan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi).
b. Bahan yang sukar mengendap (koloidal) hanya dapat dihilangkan dengan proses flokulasi dan
koagulasi yang diikuti dengan proses sedimentasi dan filtrasi, dimana diperlukan
penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam air.
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti alge serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, juga oleh adanya bahan
organik tertentu. Dari segi estetika, air yang berbau dan mempunyai rasa, sangat tidak
menyenangkan untuk diminum. Bau dan rasa dalam air juga dapat menunjukkan
kemungkinan adanya mikroorganisme penghasil bau dan rasa yang tidak enak serta adanya
senyawa-senyawa asing yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula menunjukkan
kondisi anaerobik sebagai hasil aktivitas penguraian senyawa organik oleh kelompok
mikroorganisme tertentu. Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran mikroorganisme, bahanbahan tersuspensi yang berwarna, dan ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuhtumbuhan.
Satuan
dianjurkan
25
Warna
Tidak berasa
Temperatur
mg/L
50
Residu terlarut
1500
Terjadi peningkatan kekeruhan dan hambatan aliran, hal tersebut disebabkan kelompok