(Tugas ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Teori
Akuntansi)
KELAS : H
KELOMPOK 9 :
1. FIRDA PANGESTI
(140810301251)
2. BENI NUROCHMAN
(150810301152)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
Statement of Authorship
Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan
orang lain saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme
1. FIRDA PANGESTI RA
(140810301251)
2. BENI NUROCHMAN
(150810301152)
Tandatangan
1. ...........
2. ...........
Mata Kuliah
: Teori Akuntansi
: 24 Maret 2016
Dosen
: Sudarno
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah.SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Makalah
dengan judul Measurement Theory adalah syarat kelulusan matakuliah teori
akuntansi Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.
Dalam kesempatan ini kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya proposal ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik
serta
saran
yang
membangun
diharapkan
sebagai
bahan
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................
STATEMENT OF AUTHORSHIP........................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.........................................................................
RUMUSAN MASALAH.....................................................................
TUJUAN MAKALAH........................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 PENTINGNYA PENGUKURAN.....................................
2.2 SKALA-SKALA PENGUKURAN...............................................
2.3 JENIS PENGUKURAN...............................................................
2.4 KEANDALAN DAN KEAKURATAN.....................................
2.5 PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI..................................
2.6 ISU PENGUKURAN UNTUK AUDITOR................................
BAB III: KESIMPULAN........................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.3.4
1.3.5
sebagai aliran informasi, cost juga mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi
sebagai berikut (Suwardjono,2010:260).
(1) Pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat
terjadinya. Selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut
sebagai pengukuran.
(2) Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa
alokasi,
distribusi,
dan
penggabungan
untuk
kepentingan
(2010:274) antara lain berupa nilai, luas, berat, volume, tinggi, umur, indeks
prestasi, dan sebagainya.
Menurut Campbell dalam Godfrey et al (2010:134), yaitu salah satu orang
pertama yang mendalami masalah pengukuran, pengukuran didefinisikan sebagai
penetapan angka untuk merepresentasikan properti selain angka,. Sistem dalam
definisi Campbell adalah mencakup rumah, meja, orang,aset atau jarak tempuh.
Properti adalah aspek-aspek tertentu atau karakteristik dari sistem seperti berat,
lebar, panjang, atau warna. Godfrey berpendapat lebih memilih untuk mengukur
sifat (properti) dan bukan sistem itu sendiri dan beliau juga menyatakan bahwa
definisi pengukuran menurut Campbell merupakan yang paling tepat.
Godfrey (2010:134) menyatakan bahwa aturan semantik ( operasi )
dirancang untuk menghubungkan simbol ke objek tertentu atau peristiwa. Saat
ditunjukkan bahwa terdapat korelasi dalam laporan berdasarkan perhitungan
matematik dengan objek atau peristiwa, maka dapat dikatakan bahwa pengukuran
terhadap aspek tertentu dari objek atau peristiwa telah dibuat. Menurut penulis hal
ini dapat kita contohkan dengan model aset tetap diatas, seperti apakah nilai buku
aset yang tercatat benar-benar menunjukkan nilai sisa atas manfaat dalam aset
tersebut?, jika terdapat korelasi positif, maka suatu pengukuran telah dibuat yaitu
terkait nilai buku aset tetap.
2.2 Skala-skala Pengukuran
Godfrey et al (2010:134) menjelaskan bahwa setiap pengukuran dapat
dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran. Skala ini dibuat ketika aturan
semantik digunakan untuk menghubungkan peryataan matematik dengan obyek
atau peristiwa. Skala menunjukan informasi data yang diwakili dengan angkaangka dan jenis-jenisnya adalah sebagai berikut (Godfrey et al,2010:134-135).
1) Skala Nominal
Dalam skala nominal, angka-angka digunakan hanya sebagai label.
Contoh pengertian skala ini seperti nomor punggung pemain sepak bola.
2010:135). Penulis memberi contoh terkait aset tetap, misal Mesin I, II,
dan III masing-masing ternyata memiliki tingkat produktivitas per
tahunnya, 2000 ton, 1500 ton, dan 300 ton. Sebagai contoh, dalam tahap
pengukuran aspek produktivitas, pilihan nomer 2 sangat dekat dengan
pilihan pada nomer 1 (selisih 500 ton), dan pilhan pada nomer 3 ternyata
jauh lebih kecil daripada pilihan nomer 2 (selisih sampai 1200 ton).
Kelemahan yang lainnya menurut Godfrey et al (2010:135) adalah nomornomor tersebut tidak memperlihatkan seberapa besar proses yang
disebabkan dari obyek tersebut. Penulis dapat melihatnya dari urutan
rangking mesin I, II, dan III yang mana angka tersebut tida
memperlihatkan seberapa besar proses yang disebabkan dari mesin
tersebut (karena hanya angka rangking)
Torgerson dalam Godfrey et al (2010:135) berpendapat bahwa
beberapa skala urutan memiliki sifat asal yakni nilai alami 0, Nilai alami 0
dapat menjadi titik netral dimana dalam satu arahan telah mencakup
alternatif prediksi keuntungan dan dalam perintah lainnya telah
diprediksikan kerugian yang mungkin timbul. Nomor-nomor tersebut
menjadi alternatif pilihan pada titik 0 yang nantinya akan menjadi pertanda
positif ataupun pertanda negatif.
3) Skala Interval
Skala interval menberikan informasi yang lebih daripada informasi
yang diberikan pada skala ordinal. Tidak hanya dalam penentuan peringkat
obyek yang telah diketahui mengenai sifat yang diberikan tapi juga
rentangan jarak antara interval pada skala yang sama. Pemilihan titik 0
juga ada dalam skala. Sebagai contoh adalah skala Celcius dalam suhu.
Kesamaan interval pada suhu dikenal dari kesamaan volume pemuaian
dengan kesepakatan keputusan dari titik 0 untuk skala. Perbedaan suhu
dibagi menjadi titik beku dan titik didih yaitu 100
sendiri berada pada suhu 0 . Jika suhu pada dua kamar yang berbeda
2) Pengukuran-pengukuran Turunan
Menurut Campbell dalam Godfrey et al (2010:139), pengukuran turunan
berasal dari salah satu yang tergantung pada pengukuran atas dua atau lebih
besaran lainnya. Pengukuran kepadatan adalah sebuah contoh. Hal ini tergantung
pada baik pengukuran massa dan volume. Operasi pengukuran terderivasi
tergantung pada hubungan yang diketahui atas sifat-sifat dasar suatu properti.
Mereka didasarkan pada teori empiris yang telah dikonfirmasi terkait properti
diberikan untuk memperoleh properti lainnya. Operasi matematika dapat
dilakukan pada angka-angka dari pengukuran terderivasi (Godfrey et al,
2010:139).
Berdasarkan definisi terkait pengukuran turunan diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa jenis pengukuran ini merupakan pengukuran
kepada atribut secara tidak langsung. Sebagai contoh untuk
pengukuran
kepadatan diatas. Kita tidak dapat mengukur tingkat kepadatan suatu benda secara
langsung, tetapi kesimpulan terkait kepadatan akan terbentuk bila kita mengukur
massa dan volume benda tersebut. Juga sama seperti akuntansi, kita dapat
mengetahui berapa ukuran profit perusahaan pada suatu periode hanya dengan
melakukan pengukuran terhadap atribut-atribut lain yang membentuknya, yaitu
melalui operasi penambahan pendapatan dan pengurangan beban (Godfrey et al,
2010:139). Disini menurut Godfrey et al, hubungan yang diketahui di antara sifatsifat fisik dapat mempermudah pengukuran malalui beberapa sifat-sifat dasar
atribut (Godfrey et al,2010:139).
3) Pengukuran Fiat.
Godfrey et al (2010:139) berpendapat bahwa hal ini khas dalam ilmu-ilmu
sosial, dan dalam akuntansi, untuk menggunakan definisi yang dibangun secara
arbiter untuk menghubungkan properti-properti tertentu yang diamati (variabel) ke
suatu konsep tertentu, tanpa memiliki suatu teori yang telah dikonfirmasi untuk
klasifikasi biaya dan alokasi antara aset-aset dan biaya biaya yang sering
diinterpretasikan secara berbeda oleh Akuntan yang berbeda (Godfrey et
al,2010:140)
2) Pengukur.
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, bias, atau menerapkan atau
membaca instrumen secara tidak benar. Satu perhatian dalam akuntansi adalah
bahwa manajer memiliki bias tertentu untuk meningkatkan laba tercatat atau aset
dan kemudian manajer ini melakukan tekanan pada akuntan untuk membiaskan
akun-akun terkait (Godfrey et al,2010:140)
3) Instrumen
Banyak operasi pengukuran meminta penggunaan instrumen fisik, seperti
penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat. Ada potensi
untuk kesalahan bahkan ketika instrumen tersebut bukan alat fisik tetapi ,
misalnya, grafik, tabel, tabel angka atau indeks harga.misalnya (Godfrey et
al,2010:140)
4) Lingkungan.
Keadaan
di
mana
pengukuran
dilakukan
dapat
mempengaruhi
dan
gangguan,
sumber
kesalahan
dapat
diberi
label
).
pertama
kali
akibat
transasksi,
kejadian,
atau
keadaan
sedapat
mungkin
perbedaan
ekonomik
antara
sehimpunan aliran kas masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar
(Suwardjono,2010:199). Menurut SFAC No.7, paragraph 23 dalam Suwardjono
(2010:200), nilai sekarang dapat menamngkap perbedaan ekonomik antaraliran
kas jika unsur-unsur berikut dipertimbangkan.
1. Suatu estimasi aliran kas masa dating atau, dalam beberapa kasus yang
kompleks, serangkaian kas masa dating yang tiba pada saat berbeda
2. Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah
dan saat tibanya aliran kas tersebut.
3. Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko
4. Harga atau nilai penanggungan resiko atau ketidakpastian yang melekat
pada aset dan kewajiban.
5. Faktor-faktor lain termasuk ilikuiditas dan ketaksempurnaan pasar
Godfrey et al (2010:145) menjelaskan terkait pengukuran bahwa
pengukuran dalam
didasarkan pada modal dan keuntungan. Laba akuntansi, sesuai dengan standar
akuntansi Internasional, merupakan perubahan modal selama periode dari semua
kegiatan termasuk kenaikan dan penurunan nilai wajar aktiva bersih, tidak
termasuk transaksi dengan pemilik. Modal berasal dari pengukuran 'nilai wajar'
antara aktiva dan kewajiban. Hal itu berarti harus dilakukan pengukuran nilai
modal awal, jumlah penghasilan yang diterima, jumlah pemakaian modal, dan
perubahan nilai wajar aktiva bersih. Peningkatan modal selama periode kemudian
akan mengukur jumlah laba dari berbagai sumber termasuk operasi dan
penurunan
nilai
aktiva
diakui
sebagai
rugi
penurunan
nilai. Manajemen diperlukan untuk menilai pada tanggal laporan apakah ada
indikasi bahwa aset mungkin terganggu. Jika kondisi tersebut terjadi, manajemen
akan mengestimasi jumlah terpulihkan aktiva tersebut. Jika jumlah yang dapat
dipulihkan suatu aktiva kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aktiva harus
diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Pengurangan ini
merupakan kerugian penurunan (Godfrey, et al, 2010:150)
Pedoman standar audit internasional untuk kerugian penurunan nilai audit
dan perkiraan nilai wajar terkandung adalah ISA 540. Auditor diharuskan untuk
mengumpulkan bukti untuk menilai jika manajemen telah mengikuti standar
akuntansi yang tepat dan jika jumlah yang diakui sebagai kerugian penurunan
nilai wajar. Untuk melakukan hal ini, auditor harus menentukan apakah
manajemen telah memilih metode penilaian yang sesuai dan masuk akal dan
asumsi. Jika standar akuntansi tidak meresepkan metode penilaian untuk aset dan
kewajiban tertentu yang dipertimbangkan, auditor dapat menerima metode
penilaian yang wajar. Auditor harus mengumpulkan bukti bahwa metode ini
diterapkan secara konsisten, sehingga manajer tidak memilih dan memilih metode
dari tahun ke tahun tergantung pada hasil keuntungan yang diinginkan
mereka. Auditor juga harus menilai apakah nilai aktiva atau kewajiban dengan
benar ditentukan dari asumsi signifikan manajemen, model penilaian dan data
yang mendasari relevan. Data tersebut akan mencakup suku bunga yang
digunakan untuk mendiskontokan arus kas, nilai pasar digunakan oleh perusahaan
perbandingan, data royalti, dan sebagainya (Godfrey, et al, 2010:150)
Selain masalah yang berkaitan dengan penggunan nilai wajar dan masalah
terkait, auditor juga menghadapi masalah yang disebabkan oleh variabilitas dalam
tingkat keandalan dan keakuratan pengukuran kos historis. Misalnya standar biaya
manufaktur yang didasarkan pada kos historis. Dari berbagai asumsi tentang
pengolahan volume, metode serta pengalokasian biaya overhead produk. Semua
faktor tersebut mempengaruhi persediaan yang ada pada akhir periode dan juga
mempengaruhi biaya pokok penjualan selama periode tersebut. Dalam konteks ini
auditor harus menguji kewajaran prosedur yang diterapkan dalam pengembangan
standar spesifikasi teknik ini.Hal ini termasuk dalam pengumpulan bukti tentang
kewajaran asumsi yang mendasari konsisitensi penggunaan data (Godfrey, et al,
2010:150)
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. ACCOUNTING THEORY:TEORI
AKUNTANSI. 4th edition. Jakarta:Salemba Empat.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes. 2010.
Accounting Theory, 7th ed., John Wiley & Sons, Inc.
Suwardjono. 2010. TEORI AKUNTANSI PEREKAYASAAN PELAPORAN
KEUANGAN.Yogyakarta:BPFE