Disusun oleh:
Sri Roikhati
201112166
201212118
201212155
201212166
Riska Febriyanti
201212168
Dewi Lusiana
201212173
Akuntansi VIII C
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat
menyelesaikan
makalah
yang
berjudul
TEKNIK
DAN
PENDEKATAN
MANAGEMENT AUDIT.
Makalah ini disusun untuk menambah wawasan serta referensi bagi pembaca
tentang TEKNIK DAN PENDEKATAN MANAGEMENT AUDIT dalam mata
kuliah audit manajemen. Makalah ini disusun dengan merujuk pada berbagai
referensi seperti buku dan jurnal-jurnal ilmiah akuntansi.
Dalam menyusun makalah ini kami menemui banyak hambatan, baik yang
datang dari penyusun maupun hambatan dari luar. Namun dengan usaha, kerja keras
dan bantuan dari Allah SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan masukan-masukan baik berupa kritikan maupun saran demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1
Latar Belakang................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit manajemen merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi
dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit.
Audit manajemen merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau
ulang hasil perusahaan, apakah telah berjalan secara efektif dan efisien serta
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan
penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisienan maupun ketidakefektifan untuk
selanjutnya memberikan rekomendasi rekomendasi perbaikan demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Tujuan audit manajemen adalah membantu semua anggota manajemen melaksanakan
tanggungjawab mereka secara efektif. Audit manajemen menyediakan analisis, penilaianpenilaian, rekomendasi, nasihat dan informasimengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada
akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap masalah yang sedang dihadapi
oleh organisasi perusahaan.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai apakah
pelaksanaan pengawasan dibidang akuntansi keuangan
1.3 Tujuan
Diharapkan mampu untuk mengetahui, menjelaskan,mengkalsifikasi, mengidentifikasi :
a.
b.
c.
d.
BAB II
PEMBAHASAN
tersebut dalam perekonomian, dan anggota perusahaan yang bergerak dalam industri
yang bersangkutan.
2.2 MANAJEMEN AUDIT DENGAN PENDEKATAN ARUS SUMBER DAYA
Management audit dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, yaitu:
1
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen, seperti produksi, pemasaran, sumber daya
b.
a.
b.
c.
perusahaan, seperti penjualan menurun, margin yang menurun, kehilangan pangsa pasar,
kepastian produksi yang kurang dimanfaatkan, dan sebagainya.
2. Bentuk Audit
a. Audit Eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimulai
dari pengujian informasi ekonomi umum menuju pertumbuhan pasar yang dilayani
oleh perusahaan
b. Audit Internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang bertujuan
untuk menilai sumber daya organisasi sebagaimana berhadapan dengan sumber daya
pesaing.
Area yang harus diselidiki sebagai bagian audit pemasaran:
Audit Eksternal
1. Lingkungan usaha dan ekonomi
2. Pasar
3. Kompetisi
Audit Internal
Tujuan pemasaran,
Strategi pemasaran
Struktur
Sistem informasi
Sistem perencanaan
Sistem pengendalian
Efisiensi fungsional
Efisiensi antar fungsional
Analisis kemampuan laba
Analisisi efektivitas biaya
Frekuensi audit yang seharusnya dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang
terpenting adalah :
1. Sifat dari usaha
2. Tingkat perubahan lingkungan, dan
3. Siklus perencanaan ( setahun, dua tahun).
Boker (1985) mengusulkan bahwa penyelidikan yang rinci dalam topik khusus, mis
kebijakan penetapan harga, dapat dengan baik diterima untuk beberapa bentuk putaran, agar
semua area tercakup dalam durasi dalam siklus perencanaan. Apabila perusahaan secara
normal beroperasi dalam suatu siklus tahunan, maka baik sekali memonitor indikator kunci,
seperti penjualan, harga, pangsa pasar, dan sebagainnya, dengan dasar bulanan, dan unsur
campuran pada putaran 2 bulanan.
Misal :
Bulan ke 2 : penetapan harga
Bulan ke 4 : pengemasan
Bulan ke 6 : promosi
Bulan ke 8 : distribusi
Bulan ke 10 : penjualan
Bulan ke 12 : riset pasar
Suatu pandangan yang berbeda dari frekuensi audit telah dikemukakan oleh berau
(1981), yang mengusulkan bahwa setiap 5 tahun sekali secara fisiologi merupakan rentang
waktu minimum antar audit. Semakin banyak audit tidak hanya menghilangkan semangat
personil pemasaran, akan tetapi menunjukan bahwa kebijakan rekrutmen organisasi
memerlukan penelaahan yang sungguh-sungguh.
Dibawah ini adalah suatu checklist dari area yang seharusnya diselidiki sebagai
bagian dari audit pemasaran :
6
Ekonomi
Politik/fiskal/hukum
Sosial/budaya
Teknologi
Antar perusahaan
Pasar
Produk
Harga
Distribusi fisik
Saluran distribusi
Pelanggan/konsumen
Komunikasi
Praktik Industri
C. Kompetisi
Pesaing Utama
Ukuran
Pangsa pasar/cakupan
7
Kapabilitas produk
Kebijakan distribusi
Metode Pemasaran
Luas Diversifikasi
Masalah Personil
Kaitan internasional
Kemampulabaan
II.Audit Internal
A. Variabel Operasional Perusahaan
Perusahaan Sendiri
Pangsa pasar
Margin laba/biaya
Prosedur pemasaran
Organisasi pemasaran
Informasi/riset pemasaran
Manajemen produk
Harga
Distribusi
Promosi
Yang mencangkup analisis kekuatan ekonomi makro yang utama dan kecenderungan
dalam lingkungan tugas organisasi. Ini termasuk pasar, pelanggan, pesaing, distributor,
dealer, dan pemasok
2. Audit strategi pemasaran ( the markerting strategy audit ).
Yaitu memfokuskan pada penelaahan dari tujuan dan strategi pemasaran organisasi,
dengan penelaahan untuk menentukan bagaimana kecocokan tujuan dan strategi tersebut
terhadap lingkungan pasar sekarang yang diramalkan.
3. Audit organisasi pemasaran ( the marketing organization audit ).
Aspek audit ini mengikuti dari yang kedua dan memberikan perhatian secra khusus pada
penilaian kemampuan struktur organisasi dan kesesuaian untuk menerapkan strategi yang
diperlukan untuk mengembangkan lingkungan.
4. Audit sistem pemasaran ( the marketing systems audit )
Yang mencangkup mutu dari system organisasi untuk analisis, perencanaan dan
pengendalian.
5. Audit produktifitas pemasaran ( the marketing productivity audit ).
Yang menguji kemungkinan aspek-aspek yang berbeda dari program pemasaran dan
efektivitas biaya dari berbagai tingkat pengeluaran pemasaran.
6. Audit fungsi pemasaran ( the marketing functions audit ).
Yang mencangkup penilaian rincian dari setiap unsure bauran pemasaran.
E. Auditor Pemasaran
Dalam sistem pemasaran perusahaan, sistem intelijen pemasaran menghasilkan
informasi yang akurat, tepat waktu dan memadai mengenai perkembangan pasar yang
berkaitan dengan pelanggan, calon pelanggan, pesaing dan masyarakat. Perusahaan,
departemen, atau divisi memanfaatkan riset pemasaran untuk perencanaan sebagaimana
halnya pemecahan masalah, seperti pengambilan keputusan pemasaran didasarkan pada hasil
riset pemasaran yang memadai. Perusahaan juga memberikan cukup dorongan pada riset
pemasaran. Perusahaan memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa rencana
tahunan tercapai yaitu yang tercatat pada Annual Bussiness Plan dan Management Review
dan perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan
menyaring ide-ide tentang produk baru melalui Rapat Triwulan dan Review Proyek.
Sistem informasi perusahaan adalah orang, peralatan, dan prosedur untuk
mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang
dibutuhkan pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi
pemasaran dirancang untuk menghubungkan kebutuhan manajemen terhadap informasi
berbagai aktivitas pemasaran yang telah dilakukan dan memenuhi kebutuhan informasi
10
tujuan perusahaan.
Menilai kualitas praktik, kebijakan dan pengelolaan SDM.
Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan.
Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
Menilai hubungan SDM dengan menajemen lini dan cara-cara meningkatkannya.
Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi
khusus.
Menurut Drs.H. Malayu S.P Hasibuan (2013), audit SDM merupakan tindak lanjut
dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak
11
harus dilakukan untuk mengetahui apakah para karyawan bekerja dengan baik dan
berperilaku sesuai rencana. Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan
maupun bagi karyawan yang bersangkutan.
Menurut Henry Simamora (2006), audit merupakan control kualitas keseluruhan yang
mencek aktivitas SDM di dalam sebuah departemen, devisi, atau seluruh organisasi. Audit
sumber daya manusia ( Human resource audit ) mengevaluasi aktivitas-aktivitas sumber daya
manusia didalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk membenahi aktivitas tersebut. Audit
dapat meliputi satu divisi atau seluruh organisasi. Audit ini memberikan umpan balik
mengenai fungsi sumber daya manusia kepada manajer operasi dan spesialis sumber daya
manusia. Audit sumber daya manusia juga menyediakan umpan balik perihal seberapa baik
manajer mengemban tanggung jawab sumber daya manusia mereka.
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, audit adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tingkat
kesesuaian antara pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.Menurut Hani Handoko
(1995), audit sdm adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia yang
dilakukan dalam suatu organisasi. Audit tersebut mungkin mencakup satu departemen atau
perusahaan keseluruhan. Hasilnya memeberikan umpan balik tentanng fungsi sumber daya
manusia bagi para manajer operasional dan departemen sumber daya manusia. Ini juga
mengemukakan seberapa baik para manajer mengelolah tugas-tugas sumber daya manusia.
Menurut IBK Bayangkara (2008), audit sdm merupakan penilaian dan analisis yang
komperhensif terhadap program-program sdm. Audit sdm menekankan penilaian (evaluasi)
terhadap berbagai aktifitas sdm yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih
terjadi pada aktifitas sdm yang di audit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas
tersebut.dan audit bisa dilakukan terhadap satu devisi atau departemen, atau mungkin juga
dilakukan terhadap keseluruhan organisasi.
Menurut Arens (1997) Audit merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut Rivai (2004) Audit SDM adalah pemeriksaan kualitas kegiatan SDM secara
menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi
kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan
12
atau perbaikan.Menurut Gomez- Mejia (2001), audit sumber daya manusia merupakan
tinjauan berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk mengukur
efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan. Selain
itu, audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku
sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta
menemukan peluang dan strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi tersebut.
Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan kepatuhan terhadap
berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana strategis perusahaan.
Menurut Rosari (2008) Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi untuk
menjamin bahwa potensi SDM dikembangkan secara optimal Secara lebih terinci, audit SDM
juga memberi feedback dan kesempatan untuk:
o
Mengevaluasi keefektifan berbagai fungsi SDM yang meliputi rekrutmen dan
o
o
berkelanjutan.
Mengidentifikasi berbagai masalah strategi dan administratif implementasi
o
o
fungsi SDM.
Menganalisis kepuasan para pengguna pelayanan departemen SDM
Mengevaluasi ketaatan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan,
o
o
o
o
merupakan tindak lanjut untuk mengevaluasi kinerja sumber daya manusia dalam suatu
organisasi secara sistematik sesuai aturan yang ditetapkan suatu organisasi atau perusahaan.
B. Manfaat Audit Sumber Daya Manusia
Menurut William B Wertther, Jr dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat dari
audit SDM antara lain :
1. Mengidentifikasi konstribusi departemen sumber daya manusia bagi organisasi
2. Meningkatkan citra professional departemen sumber daya manusia
3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara anggotaanggota departemen sumber daya manusia
4. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab departemen sumber daya manusia
13
5.
6.
7.
8.
9.
Manajemen umum
Manajemen
perusahaan
manajemen
operasional
Manajemen
keuangan
Manajemen SDM
14
Ruang lingkup audit SDM, cara, system, metode penilaian, dan penilai harus diinformasikan
secara jelas kepada karyawan supaya mereka mengetahuinya. Ruang lingkup audit SDM,
yaitu what, why, where, when, who, and how disingkat 5W+1H.
What (Apa) yang dinilai, yaitu prestasi kerja, perilaku, kesetiaan, kejujuran, kerjasama,
kepemimpinan, loyalitas saat sekarang, potensi akan datang, sifat, dan hasil kerjanya.
Why (Kenapa) dinilai, untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, kepentingan,
pengembangan, dan lain-lain.
Where (Dimana) dinilai, didalam atau diluar pekerjaan.
When (Kapan) dinilai, yaitu secara periodic (formal) dan secara terus menerus
(informal).
Who (Siapa) yang menilai, yaitu atasan langsung, atasan dari atasan langsungya, dan
atau suatu tim yang dibentuk diperusahaan.
How (Bagaimana) penilaiannya, yaitu dengan metode tradisional atau metode modern.
Metode tradisional seperti rating scale, employer comparation, alternative rangking,
paired comparation, dan lain-lain. Metode Modern seperti assessment centre dan
ManagementBy Objective atau manajemen berdasarkan sasaran ( MBS=MBO).
C. Audit Fungsi Sumber Daya Manusia
Fungsi SDM dalam mempersiapkan dan mengeloleh SDM memegang perang yang
sangat penting dalam pecapaian dalam bersaing perusahaan. Dukungan SDM yang
berkualitas tinnggi memiliki korelasi positif dengan penciptaan nilai tambah dan tingkat
kualitas keputusan yang diambil didalam perusahaan. Penciptaan nilai tambah bagi
perusahaan terjadi jika operasi berjalan
aktivitas-aktivitas yang menambah nilai (value added activity) baik bagi perusahaan maupun
pelannggan. Hal ini hanya terjadi jika seluruh SDM di dalam perusahaan menyadari bahwa
segala aktivitasnya harus memberi kontribusi kepada keunnggulan bersaing perusahaan.
Untuk meningkatkan tanggu jawab seluruh lapisan karyawan pada penciptaan nilai tambah
ini, pengelolah SDM harus memjadiakan pemberdayaan karyawan (employee empowerment)
sebagai dasar perumusan program dalam bidang SDM dan pelaksanaannya. Dalam hal ini
fungsi SDM memegang peranan dan tanggu jawab penting dalam memasok SDM yang
memenuhi kualifikasi (kompotensi, loyalitas, dan etos kerja yang tinggi) sesuai dengan
kebutuhan keunggulan bersaing perusahaan.
untuk mengetahui apakah tuntutan konsumen dipenuhi. Atau audit mutu memperbaiki cacat
jika ada yang ditemukan dan meningkatkan mutu produk (nilai jual) yang menarik perhatian.
Dengan kata lain Audit mutu merupakan suatu audit siklus PDCA (plan, do, Check, action),
tidak hanya mendorong mutu lebih baik, tapi juga terhadap perangkat keras.
Tujuan audit Mutu adalah menentukan apakah sistem manajemen mutu bekerja.
Sedangkan Tujuan pemeriksaan mutu adalah untuk menentukan apakah kegiatan suatu
perusahaan telah sesuai dengan program mutu atau apakah perlu membuat perubahan pada
praktek bisnisnya.
B.Definisi Kualitas
Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai bagaimana dan apa kualitas
audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur kualitas jasa secara
objektif dengan beberapa indikator. Hal ini dikarenakan, kualitas jasa adalah sebuah konsep
yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan
sifat dan kualitasnya (Parasuraman, et al. dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003)). Hal ini
terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas jasa dengan cara yang
berbeda-beda. Walaupun demikian, Cheney (1993) dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003)
menyatakan bahwa penelitian terhadap kualitas jasa tetap penting mengingat meningkatkan
tuntutan konsumen terhadap kualitas jasa yang mereka beli.
Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas keputusan-keputusan
yang diambil. Menurut Edwards, et al. dalam Bedard dan Michelene (1993) ada dua
pendekatan yang digunakan untuk yaitu outcome oriented dan process oriented. Pendekatan
outcome oriented digunakan jika solusi dari sebuah masalah atau hasil dari sebuah pekerjaan
sudah dapat dipastikan. Untuk menilai kualitas keputusan yang akan diambil dilakukan
dengan cara membandingkan solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pendekatan process oriented digunakan jika solusi sebuah
permasalahan atau hasil dari sebuah pekerjaan sangat sulit dipastikan. Maka untuk menilai
kualitas keputusan yang akan diambil auditor dilihat dari kualitas tahapan/proses yang telah
ditempuh auditor selama menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga menghasilkan sebuah
keputusan.
Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses tidak dapat
diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran
besarnya audit. Hal tersebut senada dengan Moizer (1997) yang menyatakan bahwa
pengukuran kualitas proses audit terpusat pada kinerja yang dilakukan auditor dan kepatuhan
pada standar yang telah digariskan.
16
faktor atau ciri-ciri khusus seperti bahasa dan kebudayaan yang ada.
Survei pendahuluan
Tahap ini auditor melakukan pengamatan serta tanya jawab kepada masing-masing
personil. Tahap ini bertujun untuk memperoleh gambaran umum mengenai siklus
informasi dan pembagian tugas.
Program audit
Program ini berguna untuk mempermudah langkah-langkah audit yang harus
dijalankan untuk memperoleh bukti audit yang dapat diandalkan dan kompeten.
Program audit minimal berisikan tentang prosedur audit, waktu pelaksanaan audit
dan besarnya sampel yang akan diambil. Tahap ini auditor wajib untuk menentukan
besaran risiko yang ada pada masing-masing departemen yang akan diaudit. Risiko
dalam audit seperti Control Risk yaitu risiko pengendalian yang berada pada
17
masing-masing departemen dan Inherent Risk yaitu risiko yang melekat pada
departemen tersebut yang tidak dapat dihilangkan.
3
Pekerjaan lapangan
Merupakan teknik audit untuk menguji program audit yang telah disusun untuk
memperoleh data atau bukti di lapangan dengan menjalankan program audit.
Temuan audit
Temuan ini berguna untuk meyakinkan bahwa pekerjaan audit telah dilaksanakan.
Temuan sangat berguna bagi manajemen untuk memperbaik kekurangannya dimasa
mendatang.
Kertas kerja
Kertas kerja merupakan acuan yang digunakan auditor untuk menuangkan program
audit serta temuan yang ditemukan selama menjalankan audit.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1 Audit manajemen adalah suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi
dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat
diaudit untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektifitas, dan ekonomisasi
dalam usaha dan organisasi yang lain.
2 Management audit dapatdilakukandenganberbagaipendekatan, yaitu:
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen, seperti produksi, pemasaran,
sumber daya manusia, keuangan, akuntansi, dan lain-lain.
Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen perusahaan yaitu perencanaan,
pelekasanaan, dan pengendalian atau pengawasan.
Bertitik tolak dari arus sumber daya manusia seperti manajemen, mesin
(teknologi), material, uang, manusia, dan lain-lain.
3 Management audit memiliki beberapa teknik diantaranya yaitu survei
pendahuluan, program audit, pekerjaan lapangan, temuan audit, dan kertas kerja.
3.2 Saran
Bagi perusahaan yang ingin mengetahui seberapa efektif, efisien, dan ekonomis
proses yang telah dilakukan maka suatu perusahaan harus menggunakan audit
manajemen.
Untuk perusahaan yang memiliki tingkat organisasi yang lebih banyak maka
sebaiknya perusahan tersebut mengklasifikasikan audit manajemen ke dalam ruangruang lingkup berdasarkan pembagian manjemen didalam perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Komang dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Graha Ilmu.
19
20