Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU

PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG


TERDAFTAR PADA BEI TAHUN 2011-2013

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah return on asset, debt to equity ratio,
ukuran perusahaan, opini audit dan akuntansi memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2011-2013. Dengan menggunakan systematic sampling diperoleh 20 perusahaan yang
digunakan penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
berganda.
Kata kunci: return on asset, debt to equity ratio, ukuran perusahaan, opini audit, struktur
kepemilikan, ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan
PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang pesat. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan perusahaan terdapat di Indonesia. Begitu
juga karena melimpahnya sumber daya alam yang terdapat di Indonesia menjadikan peluang
bisnis yang menjanjikan, sehingga menambah macam perausahaan yang berdiri di Indonesia.
Salah satu perusahaan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia adalah perusahaan
pertambangan. Banyaknya perusahaan menambah perkembangan pasar modal dan
menyebabkan permintaan transparansi pelaporan keuangan oleh beberapa pihak yang
berkepentingan.
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dibuat. Laporan
keuangan terdiri dari laporan laba rugi (income statement), laporan perubahan modal
(retained earnings statement), laporan neraca (statement of financial position), laporan arus
kas (statement of cash flow) dan catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement).
Pengguna laporan keuangan tersebut ada dua yaitu pengguna internal dan pengguna
eksternal. Pengguna internal terdiri dari manajemen, dan karyawan perusahaan, sedangkan
pihak eksternal terdiri dari inverstor, kreditor, masyarakat, dan pemerintah. Pengambilan
keputusan dapat dilakukan jika laporan keuangan yang disajikan memiliki informasi yang
berkualitas. Kebutuhan informasi yang semakin berkembang dari para pemangku
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 1

kepentingan mengakibatkan adanya upaya penyajian laporan keuangan yang tepat waktu dan
dapat dipercaya (Iyoha, 2012) dalam Putu dan Made.
Laporan keuangan merupakan alat bagi pengguna untuk menilai kinerja suatu
perusahaan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan memberikan keputusan dari
beberapa investor. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan yang disusun
harus dapat memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif
merupakan ciri khas yang membuat laporan keuangan berguna bagi pemakai. Salah satu dari
empat karakteristik kualitatif adalah tepat waktu. Agar dapat relevan dan andal, laporan
keuangan yang disusun harus tepat waktu. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.(PSAK,
2007)
Perusahaan yang terlah go publik dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) harus
melaporkan kinerja keuanganya pada Badan Pengawas Pasar Modal. Berdasarkan keputusan
ketua badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan nomor: KEP-346/BL/2011
tentang pasar modal bahwa Ketentuan mengenai penyampaian laporan keuangan berkala
Emiten atau Perusahaan Publik diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2. Emiten atau
perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangannya sebanyak 2 eksemplar, satu
diantaranya dalam bentuk asli, dan disertai dengan laporan dalam salinan elektronik (soft
copy). (BAPEPAM 2011)
Data penyampaian laporan keuangan auditan yang telah diterbitkan Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan No. Peng-LK-00043/BEI.PPR/04-2013 menyatakan bahwa tercatat
52 emiten yang terlambat melaporkan kinerja keuangan tahunan 2012. Pengumuman dengan
No. Peng-LK- 00028/BEI.PG1/05-2014 menyebutkan bahwa tercatat 17 emiten yang
terlambat melaporkan kinerja keuangan tahunan 2013. Hal ini menunjukkan sebagian besar
perusahaan publik telah menaati aturan, sehingga hanya sedikit perusahaan yang terlambat
dalam mempublikasi laporan keuangannya. Perusahaan cenderung tepat waktu atau bahkan
lebih awal dalam menyampaikan laporan keuangannya ke BEI.
Ketentuan III.1.6.2 peraturan nomor I-E Bapepam tentang kewajiban penyampaian
informasi, menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disampaikan dalam bentuk
laporan keuangan auditan, selambat - lambatnya pada akhir bulan ke 3 (ketiga) setelah
laporan keuangan tahunan. Ketentuan II.6.1 peraturan nomor I-H tentang sanksi, bursa
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 2

memberiakan tertulis 1 atas keterlambata penyampaian laporan keuangan sampai 30 hari


kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan. Apabila
terlambat mulai hari kalender ke 31 hingga hari kalender ke-60 perusahaan masih tidak
melaporkan laporan keuangnnya bursa memberikan peringatan tertulis 2 dan denda sebesar
Rp. 50.000.000. Apabila perusahaan tetap tidak memberikan laporan keuangnnya setelah
peringatan 1 dan 2 maka bursa meberikan peringatan tertulis 3 dan denda sebesar Rp.
150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah). (BAPEPAM 2011)
Laporan keuangan yang dilaporkan secara tepat waktu dapat mempengaruhi nilai
informasi, apabila laporan keuangan dilaporkan terlambat akan mengurangi kemampuan
laporan keuangan sebagai alat menilai kenerja perusahaan oleh pengguna. Laporan keuangan
yang disampaikan secara tepat waktu adalah laporan keuangan yang dapat memberikan
manfaat bagi penggunanya terutama dalam hal pengambilan keputusan. Penyajian laporan
keuangan secara tepat waktu juga merupakan cara strategis untuk memperoleh keunggulan
kompetitif dalam menunjang keberhasilan perusahaan agar image perusahaan di mata publik
menjadi lebih baik, yang kemudian diharapkan timbulnya kepercayaan terhadap kualitas
informasi yang disajikan oleh pihak perusahaan (Dewi dan Jusia 2013).
Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pertama penelitian menurut Putu dan Made (2015)
serta Mukhimatul (2009) menyimpulkan bahwa profitabilitas atau retrun on asset tidak
mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal tersebut bertolak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardi, Akhmat dan Christine (2012) mereka
mangatakan bahwa profitabilitas atau return on asset mempunyai pengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaiaan pelaporan keuangan.
Faktor kedua yang mempengaruhi ketepatan waktu perlapan keuangan adalah Dep to
equity ratio. Solvabilitas dengan rasio dep to equity ratio menurut penelitian Putu dan Made
(2015), Mihimatul (2009), tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,
sedangkan menurut penelitian Suriyati (2011), Awalludin dan Sawitri (2012), Dewi dan Jusia
(2013) mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Faktor selanjutnya adalah ukuran perusahaan. Dari penelitian terdahulu seperti
Mihimatul (2009), Made dan Gede (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan, lain halnya menurut Christin
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 3

dan Akhmad (2012), Dewi dan Jusia (2013), Awalludin dan Sawitri (2012) menyimpulkan
bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi atau berpengaruh negatif terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan.
Faktor yang keempat adalah opini audit. Ada beberapa penelitian yang menyatakan
bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
diantaranya adalah Christin dan Akhmad (2012), Dewi dan Jusia (2013), Awalludin dan
Sawitri (2012) dan Suriyati (2011).
Faktor kelima adalah struktur kepemilikan. Dimana penelitian menurut penelitian
Magdalena dan Sawitri (2012), yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan tidak
mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas yang menyatakan kesimpulan berbeda-beda
maka penulis merasa perlu melakukan penelitian kembali terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini melakukan penelitian
faktor-faktor ketepatan waktu pelaporan keuangan yang meliputi return on asset, debt to
equity ratio, ukuran perusahaan, opini audit.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Laporan keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Revisi 2009, laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Sedangkan tujuan dari adanya laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas, yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Most dalam Suwardjono (2010:146) ada dua pendekatan dalam penentuan
tujuan penyediaan pelaporan keuangan yaitu:
1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai
bermacam-macam kepentingan keputusan, atau
2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai
kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).
FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi mempengaruhi keputusan investasi para investor
dan kreditor. Dengan mekanisme pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha
secara keseluruhan tercemin dalam harga pasar sekuritas badan usaha.
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 4

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan
kinerja keuangan suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Kualitas informasi yang
baik itu harus memenuhi karakteristik keterpahamian, keberpatuhan, ketepatwaktuan,
keterandalan, kenetralan, dan keterbandingan. Laporan keuangan yang baik juga harus
memuat informasi tahun lalu, tahun sekarang dan prediksi tahun mendatang. Suatu laporan
keuangan juga harus relevan, maksudnya isi dari laporan keuangan terebut harus sesuai
dengan keadaan perusahaan. Sehingga apabila laporan keuangan telah disajikan secara baik
akan memberikan sinyal baik pada pasar modal, dan dapat menarik investor untuk
menanamkan dananya pada perusahaan.
Ketepatan Waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan
pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin
mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Ketepatan waktu
dapat didefinisikan dengan dua cara: Chambers dan Penman (1984) dalam Magdalena dan
Sawitri (2012) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu :
1. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan
keuangan sampai tanggal melaporkan.
2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relative atas tanggal
pelaporan yang diharapkan.
Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Awalludin dan Sawitri (2012) ada tiga kriteria
keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan antara lain :
1. Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.
2. Auditors report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal
penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi keuangannya setelah tanggal
yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan
didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2011, maka
penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila
diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan :
a. selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai laporan
akuntan,
b. selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disertai laporan akuntan
dalam rangka penelaahan terbatas,
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 5

c. selambatlambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai laporan
akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
Sebagai aspek pendukung keberpatuhan, ketepatan waktu adalah tersediannya
informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut
kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Tersediaanya informasi yang terlambat
setelah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan
informasi tersebut tidak mempunyai nilai lagi. Suwarjdono (2010:170)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu adalah
suatu hal yang dilakukan dengan tidak melebihi batas yang telah ditentukan sebelumnya.
Pelaporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan memberikan informasi kepada
pengguna khususnya investor yang akan menanamkan modalnya. Apabila informasi yang di
butuhkan tidak disajikan tepat waktu akan menghilangkan minat investor untuk
menginvestasikan dananya, dan akan mencari informasi yang lebih cepat tersedia. Maka
suatu laporan keuangan perusahaan harus dilaporakan secara tepat waktu, selain bertujuan
untuk memenuhi karakteristik suatu laporan keuangan juga bertujuan agar penguna laporan
dapat mengambil keputusannya secara tepat dan cepat.
Return on Asset
Return on aset (ROA) juga disebut sebagai hasil pengembalian harta merupakan
perbandingan antara laba bersih dengan jumlah harta rata-rata, rasio tersebut merupakan
ukuran tingkat profitabilitas ditinjau dari jumlah harta yang dimilikinya. Indikatornya adalah
semakin tinggi rasio tersebut semakin baik. Wibowo dan Arif (2010 : 145)
Menurut Atkinson, et al. (2004) dalam Dewi dan Jusia (2013) rumus return on asset yaitu:
ROA =
Laba Bersih
Rata-rata Jumlah Harta
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki laba akan melaporkan keuangannya
secara tepat waktu. Namun jika perusahaan tidak mendapatkan laba dalam arti mengalami
kerugian maka merupakan berita buruk bagi perusahaan, dan akhirnya akan menunda
pelaporan keuangannya. Penelitian yang dilakukan Ardi, Akhmat dan Christine (2012)
mendukung pernyataan tersebut, bahwa return on asset berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan. Maka hipotesis yang digunakan adalah:
H1 : Return on asset secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 6

Debt to Equity Ratio


Dept to equity ratio juga dikenal sebagai Laverage rasio.

Debt to equity ratio

merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah
modal perusahaan. Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas
perusahaan yang telah dibiayai dengan hutang.

Debt to equity ratio digunakan untuk

mengukur seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditur dalam membiayai aktiva
perusahaan. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya risiko keuangan
perusahaan. Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan
tersebut tidak bisa melunasi kewajibannya atau hutangnya baik berupa pokok maupun
bunganya. Apabila hal tersebut terjadi maka perusahaan akan terlihat buruk kinerjanya pada
publik. Sehingga manajer keuangan akan memperlambat bahkan menghapus akun laporan
keuangan agar kinerja perusahaan tersebut tidak terlihat buruk. Rumus dari dept to equity
rasio adalah:
Total rasio
Kewajiban
Dept to equity
=
Modal Sendiri
Hal tersebut diatas didukung oleh penelitian Suriyati (2011), Awalludin dan Sawitri
(2012), Dewi dan Jusia (2013) yang menyatakan bahwa dept to equity rasio memiliki
pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dari peryataan tersebut maka
hipotesis yang disusun adalah :
H2 : Debt to equity ratio secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan

Ukuran Perusahaan
Salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu perusahaan adalah ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan diukur berdasarkan besar atau kecilnya perusahaan dengan
melihat total aset atau total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar nilai
item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Dyer dan Mc. Hugh,
Carslaw dan Kaplan dan Owusu-Ansah (dalam Awalludin dan Sawitri 2012) menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak
sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih,
memiliki sistem pengendalian internal yang kuat, adanya pengawasan investor, regulator dan
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 7

sorotan masyarakat, maka akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan


keuangannya dengan tepat waktu. Maka hipotesis yang digunakan adalah:
H3 : Ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Opini Audit
Laporan keuangan yang dipercaya adalah laporan keuangan yang telah di audit.
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik
sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan
pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hsil usaha, perubahan ekuitas dan laporan
arus kas, Sukrisno Agoes (2012:2) . Opini audit merupakan pendapat auditor independen atas
laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ada lima jenis opini auditor yaitu: (a)
Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion); (b) Pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory language); (c)
Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).; (d) Pendapat tidak wajar (adverse
opinion).; (e) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2012). Wajar dalam pendapat auditor bukan berarti laporan keuangan
tersebut benar, melainkan leporan keuangan tersebut telah disajikan sesuai Prinsip Akuntansi
yang Berlaku Umum (PABU).
Laporan keuangan yang telah diaudit memberikan kepercayaan kepada para pengguna
informasi, bahwa isi dari informasi tersebut bersifat relevan. Sehingga akan memberikan
sinyal yang positif terhadap pasar modal. Perusahaan yang mendapatkan pendapat wajar
tanpa pengecualian dari auditor akan melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang disusun adalah:
H4 : Ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Sruktur Kepemilikan
Pemilik dari luar perusahaan tidak terjun langsung dalam proses kinerja perusahaan,
sedangkan pemilik yang juga manajer perushaan akan memiliki informasi yang lebih detail
dari pihak luar karena mereka secara langsung mengendalikan perusahaan. Oleh karena itu,
pemegang saham juga harus mendapatkan informasi yang relevan, sehingga mereka
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 8

mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan, dan membantu mereka untuk memutuskan
tindakan mereka selanjutnya.
Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar biasanya mempunyai
presentase kepemilikan lebih dari 50% sehingga pemilik perusahaan dari pihak luar
mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi kondisi dan hasil kinerja perusahaan.
Dengan adanya konsentrasi kepemilikan pihak luar maka akan mengubah pengelolaan
perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan yang berjalan
dengan pengawasan. Akibatnya, keleluasaan pihak manajemen menjadi terbatas. Adanya
pengawasan dari pihak luar maka pihak manajemen dituntut untuk mampu menunjukkan
kinerja yang baik. Jika kinerja pihak manajemen baik maka pemegang saham akan
mendukung keberadaan manajemen, dan sebaliknya jika kinerja pihak manajemen tidak baik
maka pemegang saham akan mengadakan pemilihan manajemen baru atau dengn
kekuatannya merubah manajemen, Awalludin dan Sawitri (2012).
Berdasarkan hal tersebut maka pihak luar menekan menajemen untuk memberikan
informasi laporan keuangan secra tepat waktu. Maka hipotesis yang disusun adalah
H5 : Stuktur perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan

Gambar 2.1 Metode Penelitian


return on asset
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
debt to equity ratio
(Y)
Faktor faktor yang berpengaruh (X)
Ukuran Perusahaan

Opini Audit
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Struktur Kepemilikan
Page 9

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan
mengakses laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar pada BEI melalui
website www.idx.co.id dari tahun 2011-2013. Perusahaan yang diteliti dipilih dengan sampel
sistematis, yakni memilih secara acak setiap elemen dengan nomor tertentu dari tabel nomor
sebagai kerangka sampel. Pemilihan nomor dimulai dengan nomor tertentu secara acak
selanjutnya dipilih nomor-nomor berikutnya dalam jarak tertentu yang sama. Indriantoro dan
Supomo (2014:124)
Jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 49 perusahaan pertambangan yang terlambat
melaporkan keuangannya. Jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 20
perusahaan pertambangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu penelitian arsip
yang memuat kejadian masa lalu (historis) yang berbentuk laporan keuangan.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ada variabel dependen dan variabel independen.Variabel
independen merupakan variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel
dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel independen pada panelitian ini ada lima yaitu; return on asset, debt to equity ratio,
ukuran perusahaan, opini audit, struktur kepemilikan. Variabel dependen adalah ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan.
1. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan dilihat dan diukur dari tanggal
pelaporan keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan dilaporkan selambat-lambatnya 90
hari selelah tahun buku berakhir.
2. Return on Asset
Return on Asset (ROA) dapat dihitung dengan berdasarkan perbandingan antara laba
bersih dengan rata-rata total aktiva.

Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman


Page 10

3. Dept to equity ratio


Dept to equity ratio (DER) diukur berdasarkan perbandiangan antara total kewajiban
dengan modal sendiri.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah produksi dan penjualan pada perusahaan
selama tahun yang bersangkutan.
5. Opini Audit
Opini audit dilihat berdasarkan bagaimana auditor memberikan opini audit tentang
kewajaran laporan keuangan perusahaan.
6. Struktur Kepemilikan
Stuktur kepemiikan digunakan untuk mengetahui pihak-pihak luar maupun di dalam
perusahaan yang memiliki saham pada perusahaan, dan seberapa besar kepemilikannya.
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda,
yaitu pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien (Y). Dikatakan terjadi
multikolinieritas jika koefesien korelasi antar variabel bebas (

X1

X2

X3

,...) lebih

bes er berganda, yang diolah dengan software SPSS. Regresi linier berganda digunakan
karena variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini lebih dari satu (

X1

X2

X3

). Data yang digunakan merupakan data sekunder yang memenuhi uji klasik.
1. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat asosiasi (keterataan) hubungan atau pengaruh
dari 0,06 (pendapat lain 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak multikolinieritas jika koefisien
korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r lebih besar sama
dengan 0,60). Danang (2011:83) Jadi, variabel independen dalam penelitian ini diukur
seberapa tingkat asosiasinya atas pengaruh variabel independen.
2. Uji Heteroskedastisitas
Penelitian yang menggunakan metode regresi linier berganda perlu diuji sama atau
tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan yang lain. Apabila residual
mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas, dan jika variansnya
tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedasititas. Menurut Danang (2011:82)
persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji T
Uji T juga disebut sebagai uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masingmasing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terkait. Derajat
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 11

signifikan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat
tersebut maka digunakan hipotesis alternatif, yang menyatkan bahwa suatu variabel
independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
4. Uji F
Uji F merupakan uji bersamaan atau uji model, yaitu untuk menguji sejauh mana variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh pada variabel terkaitnya. Uji F juga dapat
menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini atau signifikan atau
tidak signifikan. Apabila model yang dibuat signifikan maka dapat digunakan untuk
prediksi, sedangkan apabila tidak signifikan maka model regresi yang digunakan tidak
bisa digunakan untuk prediksi.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,S. 2012. Auditing (petunjuk praktis pemerikasaan akuntan oleh akuntan publik).
Jakarta : Salemba Empat.
Awalludin, V.M dan Peni Sawitri. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Akuntansi, 5(3):107-127.
Budiadnyani,N.P dan Ratnadi, N.M.D. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan pada Kecepatan
Publikasi Laporan Keuangan Tahunan. Akuntansi, 10(2):520-537.
Danang,S. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : CAPS
Dewi, S.P dan Jusia. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang
Terdaftar di BEI. Akuntansi, XVII(03): 368-384.
Husnain,S., dan Pujiastuti,E.2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi kelima.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Ikatan Akuntan Indonesia.2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman
Page 12

Indriantoro,N.,Supomo,B. 2014. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen.


Yogyakarta : BPFE.
Mihimatul, Luluk. I. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur di BEJ.Akuntansi, 5 (1): 43-56.
Oktarini, N.M.L dan Wirakusuma, M.G. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Ketidaktepatwaktuan Pelaporan Keuangan. Akuntansi, 7 (3): 648-662.
Sembiring, Y.C.B dan Arifin, A. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan
yang Terdaftar di BEI. Ekonomi, 15( 4) : 157-162.
Suriyati, E. Vince Ratnawati dan R. Adri Satriawan.S. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Real Estate
Property Tahun 2008-2010. Akuntansi, 17(9) : 1-14.
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga.
Yogyakarta : BPFE
Wibowo dan Arif.A. 2010. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jakarta : Grasindo

Jurnal Akuntansi-Unej-Beni Nurochman


Page 13

Anda mungkin juga menyukai