Contoh HBL PDF
Contoh HBL PDF
HOSPITAL BYLAWS
( STATUTA )
RUMAH SAKIT
MUKADIMAH
Perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga sosial menjadi lembaga sosioekonomik yang dapat dijadikan subyek hukum. Oleh karena itu perlu diantisipasi
dengan adanya kejelasan tentang hak dan tanggung jawab masing-masing pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan rumah sakit, yang akan diatur dalam Hospital
bylaws ( Statuta).
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang tenaganya multi disiplin
syarat dengan dana dan teknologi. Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya
konflik antar pihak yang berkepentingan baik antara kustomer dengan pemberi
palayanan, maupun antara pemilik dengan pengelola atau pengelola dengan stafnya.
Buat sesuai dengan rumah sakit anda..?
?
?
?
?
Hospital Bylaws ( Statuta ) merupakan salah satu bentuk aturan tertulis yang
berlaku di suatu rumah sakit dengan tujuan untuk melindungi semua pihak yang
terkait secara baik dan benar berdasarkan rasa keadilan. Pengelola rumah sakit pada
dasarnya ditentukan oleh ketiga komponen pihak yang berperan besar yaitu Pemilik
termasuk Dewan Pengawas, Direksi dan Staf Medis Fungsional yang tergabung dalam
Komite Medik. Oleh karena itu dalam Hospital Bylaws (Statuta) ini akan diatur
hubungan, hak dan kewajiban , tanggung jawab peran dari Dewan Pengawas, Direksi
dan Komite Medik / Staf Medis di rumah sakit.
Meningkatnya kesadaran serta kepekaan hukum masyarakat akhir-akhir ini,
mendorong timbulnya tuntutan hukum terhadap rumah sakit, sehingga adanya
Hospital Bylaws ( Statuta ) sebagai aturan tertulis di rumah sakit akan menjadi
acuan tertulis yang sangat penting.
BUKU I
BAB I
KETENTUAN UMUM
NAMA, VISI, MISI, NILAI-NILAI, LOGO DAN TUJUAN
Bagian Pertama
Nama, Visi, Misi, Nilai-Nilai, Logo , dan Tujuan RS ...................
Pasal 1
(1).
Nama Rumah sakit ini adalah RUMAH SAKIT ............. milik ..., yang didirikan
berdasarkan ........................
(2).
(3).
Misi :
(6).
d.
Bagian Kedua
Pengertian
Pasal 2
Ketentuan Umum
Dalam Hospital Bylaws ( Statuta ) ini yang dimaksud dengan :
1. HOSPITAL BYLAWS ( STATUTA ) adalah aturan dasar yang
mengatur tatacara penyelenggaraan rumah sakit oleh PEMILIK dan
Direktur yang di tetapkan oleh PEMILIK dan ditandatangani oleh
Ketua, Wakil Ketua, dan seorang anggota PEMILIK
3
2. Yang
dimaksud
RUMAH
.
SAKIT
adalah
17. Komite Medik adalah wadah non-struktul yang sedang di beri tugas
mengkordinasikan kegiatan Komite Medik dalam rangka menjaga
mutu etika profesi.
18. Komite Medik adalah wadah professional medis yang anggotanya
terdiri dari ketua-ketua staf Medik Fungsional dan atau yang
mewakili disiplin ilmu tertentu.
19. Panitia / Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh
Komite Medik untuk mengatasi masalah khusus Panitia ditetapkan
dengan surat keputusan Direksi atas usul Komite Medik.
20. Hak Klinis adalah kewenangan yang diberikan oleh Direktur Utama
melalui Komite Medis melalui surat Keputusan Direksi Rumah
Sakit ..................
BAB II
DEWAN PENGAWAS/PEMILIK
Bagian Pertama
Keanggotaan
Pasal 3
Anggota
1)
2)
1)
Ketua Dewan Pengawas/ PEMILIK diangkat dan diberhentikan oleh ... setelah
mendapat persetujuan .....;
2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua dalam suatu masa kepengurusan
Dewan Pengawas/ PEMILIK, maka .... mengangkat seorang Ketua untuk sisa
masa jabatan hingga selesainya masa jabatan;
3) Tugas .. adalah :
a. Memimpin semua pertemuan Dewan Pengawas/ PEMILIK;
b. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan prosedur dan tatacara yang
tidak diatur dalam Statuta atau dalam peraturan rumah sakit melalui Rapat
Dewan Pengawas/ PEMILIK;
5
c. Bekerja sama dengan Direktur untuk menangani berbagai hal mendesak yang
seharusnya diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas/ PEMILIK. Bilamana
rapat Dewan Pengawas/ PEMILIK belum dapat diselenggarakan, maka Ketua
dapat memberikan wewenang pada Direktur untuk mengambil segala
tindakan yang perlu sesuai dengan situasi saat itu;
d. Melaporkan pada rapat rutin berikutnya perihal tindakan yang diambil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas, disertai dengan penjelasan
yang terkait dengan situasi saat tindakan tersebut diambil.
e.
Pasal 5
Tugas
1) Dewan Pengawas /PEMILIK bertugas untuk :
a. melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan Rumah Sakit yang
dilakukan oleh Direksi;
b. memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan kepengurusan
Rumah Sakit;
2) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) kepada ... dan .... secara berkala dan sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
Pasal 6
Kewajiban
Dewan Pengawas/ PEMILIK dalam melakukan tugasnya berkewajiban :
1) Memberikan pendapat dan saran kepada ... dan .... mengenai Rencana Kerja dan
Anggaran rumah sakit yang diusulkan oleh Direksi;
2) ......
3) ......
4) Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan rumah
sakit.
Pasal 8
Wewenang
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Dewan Pengawas/ PEMILIK mempunyai
wewenang sebagai berikut :
1) Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas
untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan rumah sakit;
2) Meminta penjelasan dari Direksi dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan
Direktur mengenai segala persoalan yang menyangkut pengurusan rumah sakit;
3) Meminta Direksi dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur untuk
menghadiri rapat Dewan Pengawas/ PEMILIK;
4) Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap halhal yang dibicarakan;
5) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu.
Pasal 8
Rapat Rutin
1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan Dewan
Pengawas/ PEMILIK yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.
2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi antara Dewan Pengawas/ PEMILIK
dengan Direksi rumah sakit atau komite medik untuk mendiskusikan, mencari
klarifikasi, atau alternatif solusi berbagai masalah rumah sakit.
3) Rapat rutin dilaksanakan paling sedikit sepuluh kali dalam setahun dengan
interval tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas/
PEMILIK. Sekretaris Dewan Pengawas/ PEMILIK menyampaikan undangan
kepada setiap anggota Dewan Pengawas/ PEMILIK, Direksi dan pihak lain
sebagaimana tercantum dalam pasal 12 untuk menghadiri rapat rutin paling
lambat tiga hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
4) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas/
PEMILIK sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus melampirkan :
a. satu salinan agenda;
b. satu salinan risalah rapat rutin yang lalu;
c. satu salinan risalah rapat khusus yang lalu;
Pasal 9
Rapat khusus
1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas/
PEMILIK untuk menetapkan kebijakan hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam
rapat rutin maupun rapat tahunan.
2) Dewan Pengawas /PEMILIK mengundang untuk rapat khusus dalam hal:
a. ada permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b. ada permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit tiga anggota Dewan
Pengawas /PEMILIK
3) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas/ PEMILIK
kepada peserta rapat paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut
diselenggarakan.
4) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.
5) Rapat khusus yang diminta oleh anggota Dewan Pengawas/PEMILIK
sebagaimana diatur dalam ayat (1) butir b diatas harus diselenggarakan paling
lambat tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan tersebut.
Pasal 11
Rapat Tahunan
1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas
7
Pasal 16
Risalah Rapat
1) Penyelenggaraan setiap risalah rapat Dewan Pengawas/ PEMILIK menjadi
2)
(1).
(2).
(3).
(4).
(6).
(7).
2)
Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibicarakan hal hal
yang berhubungan dengan kegiatan
RS sesuai dengan tugas
kewenangan dan kewajibannya.
3)
4)
5)
6)
BAB IV
KEWENANGAN DIREKSI (URAIKAN KESELURUHAN)
Pasal 22
Pengangkatan Staf Medis Fungsional (SMF)
(1).
(2).
Direksi dapat mengangkat sub komite atau Panitia yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan teknis dan non teknis medis atas saran Komite Medik.
Pasal 23
Penugasan Staf Medis
(1).
11
(2).
(3).
Tenaga medis yang telah mendapat penugasan klinis dirumah sakit dapat
berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
(4).
(5).
Penugasan klinis di rumah sakit pada seorang tenaga medis hanya dapat
ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundangundangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana
ditetapkan dalam statuta ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh DIREKSI
setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit, dan bila
diperlukan rekomendasi dari komite kredensial.
c. Mencatat segala tindakan yang di perlukan untuk menjamin agar rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan kuat
dan rekam medis dilengkapi dalam waktu yang wajar.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
BUKU II
MEDICAL STAFF BY LAWS
BAB V
NAMA, TUJUAN
Pasal 25
(1).
Nama kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang berhak memberikan pelayanan
medik di Rumah Sakit ini adalah Staff Medik Fungsional ( SMF ) Rumah
Sakit ...............................
(2).
(3).
Untuk Kelompok Dokter Umum masuk dalam SMF dokter umum dan untuk
Kelompok Dokter gigi dan dokter gigi speasialis masuk dalam SMF dokter gigi.
(4).
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masuk dalam SMF sesuai
dengan spesialisasi yang sedang diikuti.
(5).
Tujuan dan pengorganisasian Staf Medis Fungsional adalah agar staf medis di Rumah
Sakit ........................... dapat lebih menata diri dengan focus terhadap kebutuhan
pasien sehingga menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung
jawab.
13
Pasal 27
Secara administrasi,staf Medis Fungsional berada di bawah Direksi Rumah
Sakit ............................ namun secara Fungsional sebagai profesi, anggota Staf
Meedis Fungsional bertanggung jawab kepada Komite Medik melalui ketua SMF.
BAB VI
PENERIMAAN,PENERIMAAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN
ANGGOTA SMF
Pasal 28
Persyaratan Penerimaan Calon anggota SMF
1. Usia tahun atau kurang bagi tenaga medik spesialis dan tahun atau
kurang bagi tenaga medik bukan spesialis
2. Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah
3. Sehat jasmani dan rohani
Pasal 29
Prosedur Penerimaan Calon Anggota
Prosedur penerimaan calon anggota dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur
operasional penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Komite Medik.
Pasal 30
Penerimaan kembali anggota SMF
1)
Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/ cuti diluar
tanggungan negara sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai
anggota SMF.
2)
3)
Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah
Sakit ............................... maka 1 bulan serbelum SK pensiun keluar yang
bersangkutan diharuskan untuk mengajukan permohonan untuk bekerja di
Pasal 31
Tenaga Medik anggota staf Medik Fungsional di Rumah Sakit ......................... dapat
diberhentikan keanggotaanya oleh Direktur Utama bila:
1. Meninggal dunia.
2. Memasuki masa pensiun
3. Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 32
a. Mempunyai Ijazah dari fakultas Kedokteran / Kedokteran gigi Pemerintah /
swasta yang diakui Pemerintah dan memilki surat penugasan yang masih
berlaku dari Departemen Kesehatan.
b. Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF Rumah Sakit
.. yang dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direksi Rumah
Sakit ..
c. Memiliki surat keputusan penugasan sebagai anggota SMF dari Direksi Rumah
Sakit ..
d. Mengikuti program pengenalan tugas lingkungan kerja di Rumah Sakit
..
e. Bersedia hanya bekerja di Rumah Sakit ......................................pada jam
kerja.
Pasal 33
(1).
(2).
Masa berlaku
15
Pasal 34
(1).
(2).
c.
..........
(3)
2.
3.
4.
Mempunyai
surat
..
5.
6.
ijin
praktek
di
Rumah
Sakit
7.
9.
10.
11.
12.
13.
Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan
Rumah Sakit.
14.
Pasal 35
Hak-hak Anggota SMF
1.
2.
Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
3.
4.
6.
Pasal 36
Hak -Hak Klinik
(1).
(2).
Hak Klinik diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik / Panitia
Kredensial , sesuai dengan prosedur penerimaan anggota SMF.
(3).
Hak Klinik diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 5 tahun.
Pemberian hak Klinik ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan
mendapat resertifikasi dari organisasi profesi.
Pasal 37
Pembatasan Hak Klinik
(1).
Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi agar anggota
SMF dibatasi hak kliniknya kepada Direktur (Utama), atas rekomendasi dari
Panitia Kredensial agar anggota SMF dilakukan pembatasan hak kliniknya.
(2).
Pembatasan hak klinik ini dapat dipertimbangakan bila anggota SMF tersebut
dalam pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit ............................ dianggap
tidak melaksanakannya sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku,
dapat dipandang dari sudut kinerja klinik, sudut etik profesi dan sudut hukum.
(3).
Pasal 38
Pencabutan Pembatasan Hak Klinik
(1).
Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur atas usul Komite
Medik bila SMF tersebut telah melaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan pada saat sanksi pembatasan.
Pasal 39
Pencabutan Hak Klinik
2.
Meninggal dunia
BAB IX
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 40
Struktur Organisasi
(1).
(2).
(3).
Pasal 41
Ketua SMF
1.
2.
Ketua SMF ditentukan oleh Direksi dari 2 (dua) calon yang diajukan.
3.
Dalam menetukan ketua SMF tersebut, bila dianggap perlu Direksi dapat
meminta pendapat Komite Medik.
4.
Bila anggota SMF kurang dari 3 orang , maka penentuan ketua SMF dilakukan
oleh Direksi setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
5.
6.
7.
SMF dengan
Pasal 42
Sekretaris
(1).
(2).
Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan
manajemen.
Pasal 43
(1).
Koordinator Pelayanan dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF
(2).
membantu
Ketua
SMF
dalam
Pasal 44
1. Koordinator Penelitian dan Pengembangan dipilih oleh Ketua SMF dan anggota
tetap SMF.
2. Koordinator Penelitian dan Pengembangan SMF bertugas membantu Ketua SMF
dalam mengkoordinasikan kegiatan penelitian , pengembangan dan pelatihan
anggota SMF.
Pasal 45
SMF mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan medis, penelitian pengembangan
pelayanan medis sesuai dengan kemajuan ilmu kedoktern, meningkatkan keterampilan
dan ilmu pengetahuan, serta memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
mahasiswa kdokteran dan tenaga kesehatan lain.
Pasal 46
Kewajiban Staf Medis Fungsional
(1).
(2).
b.
SMF wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis / mutu pelayanan medis
Indikator mutu yang disusun adalah indicator output atau outcome.
Pasal 47
Kewenangan Staf Medis Fungsional
2. Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF didalam kelompoknya dan bersamasama dengan komite klinis bidang medis menentukan kompetensi dari anggota
SMF tersebut.
3. Melakukan evaluasi dan revisi ( bila diperlukan ) terhadap perturan internal staf
medis , standar pelayanan medis , standar prosedur operasional tindakan
medis dan standar prosedur operasional bidang administrasi / manejrial.
BAB X
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama
Nama dan struktur Organisasi
Pasal 48
(1).
(2).
(3).
(4).
(5).
Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih ketua,
wakil ketua dan sekretaris.
(6).
dalam lingkungan
Pasal 52
Sub Komite / Panitia
(1).
Sub Komite / Panitia adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu
pelaksanaan tugas tugas Klinik Bidang Medis.
(2).
(3).
(4).
Keanggotaan Sub Komite / Panitia terdiri dari anggota tetap staf medis
fungsional dan tenaga lain secara ex officio.
(5).
Jumlah panitia / sub komite dapat ditambah atau di kurang sesuai dengan
kebutuhan.
BAB XI
Kerahasian Pasien rumah sakit sebagaimana diatur dalam Bab Pasal di muka.
(2).
(1).
(2).
(1).
Perubahan terhadap
kebutuhannya.
Hospital
Bylaws
dapat
dilakukan
sesuai
dengan
BAB XIII
PENUTUP
Pasal ..
Ketentuan Penutup
(1).
25
(2).
Contoh dibuat oleh : Fresley Hutapea, SH, MH, MARS (Bagian Hukum, Organisasi dan
Humas Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, DEPKES RI)