KESETIMBANGAN KIMIA
Departemen Kimia
Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor
Daftar Isi
A Hukum Termodinamika I
B Hukum Termodinamika II
C Hukum Termodinamika III
D Konsep Kesetimbangan
E Tetapan Kesetimbangan (K)
Pendahuluan
Termodinamika kimia
membahas perubahan energi
yang menyertai suatu proses atau perubahan fisik atau kimia suatu zat,
untuk meramalkan apakah suatu proses dapat berlangsung atau tidak
Hukum Termodinamika I: Hukum kekekalan energi
Energi tidak dapat diciptakan/dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk atau beralih sistem
dalam bentuk kerja atau kalor.
Hukum Termodinamika II: Arah perubahan
Suatu proses berjalan spontan jika semesta bergerak ke arah ketidakteraturan.
Hukum Termodinamika III:
Keteraturan struktur tertinggi dimiliki oleh kristal sempurna yang murni pada suhu 0 K.
A. Hukum Termodinamika I
Etotal = Ek + Ep = tetap
(hukum kekekalan energi)
Ep = 10 unit
Ek = 0 unit
Energi
potensial
Ep = 4 unit
Ek = 6 unit
Energi
kinetik
BACK
Contoh 6.1:
Berapa kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 735 g air dari 21,0 ke 98,0 oC?
Jawab:
q = m c t
m = massa zat
c = kalor jenis (untuk air, c = 1 kal g-1 oC-1 = 4,184 J g-1 oC-1)
t = perubahan suhu = takhir tawal
Contoh 6.2:
Sebanyak 150,0 g timbel (Pb) pada suhu air mendidih (100 oC) dicelupkan ke dalam 50,0 g
air bersuhu 22,0 oC dalam gelas piala yang terisolasi (hanya terjadi pertukaran kalor antara
Pb dan air). Jika suhu akhir campuran 28,8 oC, hitunglah kalor jenis Pb.
Jawab:
Air menyerap kalor yang dilepas oleh Pb.
Asas Black: qair + qPb = 0
qair = mair cair t = (50,0 g) (1 kal g-1 oC-1) (28,8 22,0) oC = 340 kal
qPb = - qair = mPb cPb t
qair
340 kal
cPb
Perpindahan
Contoh
Massa
Kalor
Kerja
Terbuka
Tertutup
Pembakar Bunsen
Terisolasi
Kalorimeter bom
Adiabatik
Termos
Sistem terbuka
Sistem tertutup
Sistem terisolasi
Nilainya
Contoh
Intensif
, P, T, , , c, cm
Ekstensif
m, V, U, H, S, G, C
U, H, S, G
Variabel intensif
Variabel ekstensif
Kerja
Mekanik
Tekanan (P)
Volume (V)
P dV
Termal
Suhu (T)
Entropi (S)
T dS
Kimia
Potensial kimia ()
Mol (n)
dn
Listrik
Tegangan (E)
Muatan (Q)
E dQ
Gravitasi
Tinggi (h)
mg dh
U = q + w
(Hukum Termodinamika I)
Contoh 6.3:
Pengembangan gas menyebabkan 5000 J energi diserap oleh sistem, sedangkan sistem
melakukan kerja sebesar 6750 J terhadap lingkungan. Berapa U sistem?
Jawab: U = q + w = (+ 5000 J) + ( 6750 J) = 1750 J
w = PV = 0
U = qv = kalor reaksi pada volume tetap
Sebagian besar kalor yang dilepaskan selama reaksi menaikkan suhu air di dalam bom,
sisanya akan menaikkan suhu bom, pengaduk, dan bagian lain dari kalorimeter:
qv + qair + qbom = 0
dengan
Contoh 6.4:
Sebanyak 0,505 g naftalena (C10H8) dibakar sempurna di dalam kalorimeter bom yang berisi
1215 g air. Akibat reaksi, suhu air naik dari 25,62 ke 29,06 C. Jika kapasitas kalor bom 826 J
C-1, berapakah U reaksi dinyatakan dalam kkal mol-1.
Jawab:
qair = mair cair t = (1215 g)(4,184 J g-1 oC-1)(29,06 25,62) oC = 1,75 104 J
qbom = Cbom t = (826 J oC-1)(29,06 25,62) oC = 2,84 103 J
qv + qair + qbom = 0
U = qv = (qair + qbom) = (1,75 104 + 2,84 103) = 2,03 104 J
(untuk 0,505 g naftalena)
Contoh 6.4:
2,03 10 4 J
= 4,03 104 J g-1
Untuk setiap g C10H8: U =
0,505 g
Jika dinyatakan dalam kkal mol-1: U =
1 kkal 128 g
4,03 10 4 J 1 kJ
3
g
10 J 4,184 kJ mol
A. 5. Perubahan Entalpi ( H)
Jika reaksi dilakukan di udara terbuka atau dalam kalorimeter dari busa styrofoam, sistem
dengan tekanan yang tetap:
U = q + w = qp pV
(perubahan entalpi)
Contoh 6.5:
Bila perubahan energi dalam dalam pembakaran sempurna 1 mol naftalena:
C10H8(s) + 12 O2(g) 10 CO2(g) + 4 H2O(l)
ialah 5,15 103 kJ, hitunglah perubahan entalpi pembakarannya pada 298 K.
Jawab:
H = U + ngRT
= (5,15 103 kJ) + (1012) mol (8,314 10-3 kJ mol-1 K-1)(298 K)
= 5,155 103 kJ
Contoh 6.6:
Sebanyak 1,50 g amonium nitrat (NH4NO3) ditambahkan ke dalam 35,0 g air dalam sebuah
mangkok busa kemudian diaduk sampai seluruhnya larut. Suhu larutan turun dari 22,7
menjadi 19,4 oC. Berapakah kalor pelarutan NH4NO3 dalam air dinyatakan dalam kJ mol-1?
Jawab:
qair = mair cair t = (35,0 g)(4,184 J g-1 oC-1)(19,4 22,7) oC = 4,83 102 J
qNH4NO3 + qair = 0 (kalorimeter dianggap tidak berubah suhunya)
H = qNH4NO3 = qair = + 4,83 102 J (untuk 1,50 g NH4NO3)
qp bernilai positif karena reaksinya endoterm (menyerap kalor)
Contoh 6.6:
Untuk setiap g NH4NO3:
H =
4,83 102 J
1,50 g
H =
3,22 10 2 J 1 kJ 80 g
3
g
10 J mol
= + 25,8 kJ mol-1
H = 283,0 kJ mol-1
H = 566,0 kJ mol-1
H = 141,5 kJ mol-1
H = 283,0 kJ/mol-1
H = + 283,0 kJ/mol-1
CO(g) + O2(g)
H = +283,0 kJ
CO2(g)
C(s,gr) + O2(g) CO2(g)
H1 = 393,5 kJ
H2 = +283,0 kJ
H = H1 + H2 = 110,5 kJ
(b) Cairan
(c) Gas
Perbedaan entalpi antara 1 mol senyawa dalam keadaan standar dengan unsur-unsur
pembentuknya juga dalam keadaan standar dilambangkan Hof.
Contoh: (a) 2 C(gr) + 3 H2(g) C2H6(g)
(b) C(gr) + O2(g) CO2(g)
Contoh 6.7:
Dengan menggunakan data Hof pada slaid sebelumnya, hitunglah perubahan entalpi
untuk reaksi pembakaran sempurna 1 mol etana, C2H6(g).
Jawab:
(a): C2H6(g) 2 C(gr) + 3 H2(g)
Contoh 6.8:
Reaksi pembakaran siklopropana yang biasa digunakan sebagai anestesi ialah sebagai
berikut:
(CH2)3(g) + 9/2 O2(g) 3 CO2(g) + 3 H2O(l)
Gunakan nilai Horks ini untuk menghitung entalpi pembentukan standar siklopropana, jika
diketahui Hof CO2(g) = 393,5 kJ mol-1 dan Hof H2O(l) = 285,8 kJ mol-1.
Jawab:
B. Hukum Termodinamika II
Hukum Termodinamika I tidak memberikan penjelasan mengenai arah dari dapat/atau
tidaknya suatu proses berlangsung. Fenomena ini disebut derajat kespontanan.
Keadaan awal
Proses
Keadaan akhir
Parfum menyebar
25oC
25oC
Es meleleh
Contoh proses
yang spontan:
Penguapan air
75 o
Ag
25 o
Ag
Kalor
50 o
Ag
50 o
Ag
BACK
B. 1. Perubahan Entropi ( S)
Pada tahun 1850, Rudolf Clausius menyebutkan besaran entropi (S) sebagai ukuran
derajat ketidakteraturan.
Apabila sejumlah kalor, dQrev, dipindahkan secara reversibel (perubahan yang sangat lambat
jalannya) ke dalam sistem terisolasi pada suhu T, entropi yang timbul akibat proses pada
sistem tersebut didefinisikan sebagai:
dQrev
dS
T
Suatu proses spontan dalam sistem terisolasi memiliki perubahan entropi total yang bernilai
positif:
Stotal = Ssistem + Slingkungan > O
Stotal = Ssis + Sling > O
TS
Energi bebas Gibbs
:G=H
Untuk proses pada suhu dan tekanan konstan digunakan energi bebas Gibbs, yang
TS oleh persamaan
perubahannya ditunjukkan
G = H T S
G < 0 Proses spontan
H S G
Hasil
1.
Spontan di semua T
2.
Spontan pada T
3.
4.
+
+
+
-
+
+
Contoh reaksi
2H2O(g) 2H2(g) + O2(g)
H2O(l) H2O(s)
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
3O2(g) 2O3(g)
Contoh 6.9:
Apakah reaksi disosiasi AB(g) A(g) + B(g), cenderung berjalan spontan pada suhu tinggi atau
suhu rendah?
Jawab:
Reaksi melibatkan pemutusan ikatan energi harus diserap oleh sistem H > 0 Dua
mol gas dihasilkan dari 1 mol gas ketidakteraturan meningkat S > 0
Karena G = H TS, reaksi berjalan spontan ( G < 0) pada suhu tinggi.
Contoh 6.10:
Entalpi pembentukan molar standar perak oksida pada 298 K ialah 30,59 kJ/mol.
Perubahan energi bebas molar standar, Go, untuk disosiasi perak oksida pada suhu
yang sama diberikan berikut ini:
2Ag2O(s) 4Ag(s) + O2(g)
Go = +22,43 kJ mol-1
G = H T S
H G 61,18 22,43
130,0 J mol K 1
T
298
Contoh 6.11:
Berapakah nilai Go pada 298 K untuk reaksi C(s) + CO2(g) 2 CO(g)
jika diketahui Gof CO(g) = 137,28 kJ mol-1 dan Gof CO2(g) = 394,38 kJ mol-1? Apakah
pembentukan CO berlangsung spontan pada 298 K?
Jawab:
H
S
atau
T
H
tr
S tr
Ttr
S fus
H fus
6,02 10 3 J mol 1
Tf
273,15 K
Contoh 6.12:
Berapakah entropi penguapan molar standar air pada 100 oC jika diketahui entalpi
penguapan molar standar pada suhu tersebut 40,7 kJ mol-1?
Jawab:
S vap
H vap
Tb
40,7 10 3 J mol 1
373,15 K
Contoh 6.13:
Hitung perubahan entropi jika 3,00 mol benzena menguap pada titik didih normalnya, yaitu
80,1C. Entropi penguapan molar benzena pada suhu ini adalah 30,8 kJ mol-1.
Jawab:
vap
H vap
Tb
30,8 10 3 J mol 1
353,25 K
Untuk 3,00 mol benzena: Sovap = (87,2 J mol-1 K-1)(3,00 mol) = 262 J K-1
BACK
D. Konsep Kesetimbangan
Kesetimbangan:
Laju reaksi sama ke dua arah [reaktan] & [produk] secara neto tidak berubah.
(a) Kesetimbangan fisika: melibatkan 1 zat dalam 2 fase yang berbeda
Contoh: H2O(l)
H2O(g)
(b) Kesetimbangan kimia: melibatkan zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk
Contoh: N2O4(g) (tak berwarna) 2NO2(g) (cokelat gelap)
BACK
D. Konsep Kesetimbangan
(a) Kesetimbangan homogen: hanya melibatkan 1 fase
Contoh: C2H4(g) + H2(g)
C2H6(g)
Dikenal reaksi fase gas, fase cair, atau fase padat bergantung pada fase yang terlibat
dalam kesetimbangan. Contoh di atas merupakan reaksi fase gas.
(b) Kesetimbangan heterogen: melibatkan >1 fase zat
Contoh: 2 Hg(l) + Cl2(g) Hg2Cl2(s)
Fase cair (l, liquid) dianggap satu fase dengan larutan berair (aq, aqueous).
[ ] kesetimbangan
[NO2]
[N2O4]
[NO2]
[N2O4]
[NO2]/[N2O4]
[NO2]2/[N2O4]
0,000
0,050
0,670
0,446
0,0547
0,0457
0,643
0,448
0,0851
0,1020
4,65 10-3
4,66 10-3
0,030
0,500
0,0475
0,491
0,0967
4,60 10-3
[NO 2 ] 2
Nisbah
yang nilainya relatif konstan disebut tetapan kesetimbangan (K).
[N 2 O 4 ]
BACK
(a C ) c (a D ) d
K
(a A ) a (a B ) b
[NO 2 ] 4 [H 2 O] 6
KC
[NH 3 ] 4 [O 2 ] 7
( pNO 2 ) 4 ( pH 2 O) 6
KP
( pNH 3 ) 4 ( pO 2 ) 7
[CH 3 COOCH 3 ][H 2 O]
(2) CH3OH(l) + CH3COOH(l) CH3COOCH3(l) + H2O(l)
KC
[CH 3 OH][CH 3 COOH]
(3) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
K C [CO 2 ]
K P p (CO 2 )
[NaCl]
KC
[BaCl 2 ][Na 2 SO 4 ]
Tidak ada KP untuk reaksi (2) dan (4), karena tidak ada zat yang berfase gas.
Contoh 6.14:
Tuliskan rumus Kc dan KP untuk reaksi-reaksi berikut:
(a) 2 ZnS(s) + 3 O2(g) 2 ZnO(s) + 2 SO2(g)
(b) 2 HCrO4(aq) Cr2O72(aq) + H2O(l)
Apakah reaksi-reaksi di atas termasuk kesetimbangan homogen atau heterogen?
Jawab:
(a)
[SO 2 ] 2
KC
[O 2 ] 3
p(SO 2 ) 2
KP
p(O 2 ) 3
Kesetimbangan heterogen
Tidak ada KP
Kesetimbangan homogen
2-
(b)
KC
[Cr2 O 7 ]
- 2
[HCrO 4 ]
Contoh 6.15:
(a) Pada suhu tertentu, untuk reaksi N2O4(g) 2NO2(g) pada saat kesetimbangan terdapat
0,1 mol N2O4 dan 0,06 mol NO2 dalam volume 2 L. Hitunglah nilai Kc.
Jawab:
2
2
Kc
[NO 2 ]
(0,06 mol/2 L)
1,8 10 2
[N 2 O 4 ]
(0,1 mol/2 L)
(b) Pada suhu yang sama, ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 0,8 mol N2O4.
Hitunglah konsentrasi zat-zat dalam reaksi pada kesetimbangan yang baru.
Jawab:
N2O4(g)
2 NO2(g)
Mula-mula
Reaksi
0,8 mol
x
+2x
Setimbang
0,8 x
2x
Contoh 6.15:
(2 x mol/2 L) 2
Kc
(0,8 - x) mol/2 L
1,8 10 2
2x 2
(0,8 - x)
2
x + 0,009x 0,0072 = 0
x = 0,0809 mol
KC = 9,1 1080
KC = 4,63 10-3
K = 49,5 (440 C)
K = 54,3 (430 C)
[SO 3 ] 2
25
K1
10
[SO 2 ] 2 [O 2 ]
[SO 3 ] 4
2
51
K2
4
,
9
10
1
[SO 2 ] 4 [O 2 ] 2
[SO 3 ]
12
K3
8
,
36
10
1
1
2
[SO 2 ][O 2 ]
[NO 2 ] 2
K1
4,63 10 3
[N 2 O 4 ]
2 NO2(g) N2O4(g)
[N 2 O 4 ]
1
K2
416
2
K1
[NO 2 ]
(c)
[N 2 O] 2
K1
[N 2 ] 2 [O 2 ]
[NO 2 ] 4
K2
[N 2 O] 2 [O 2 ] 3
[NO 2 ] 4
[N 2 O] 2
[NO 2 ] 4
K
2
4
2
[N 2 ] [O 2 ]
[N 2 ] [O 2 ] [N 2 O] 2 [O 2 ] 3
K1 K 2
Contoh 6.16:
Hitunglah nilai K untuk reaksi H2O(g) + CO(g) CO2(g) + H2(g) pada suhu 25 C bila pada suhu
tersebut diketahui
(a) 2 CO(g) + O2(g) 2 CO2(g) K1 = 3,3 1091
(b) 2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(g) K2 = 9,1 1080
Jawab:
Reaksi (a) dibagi 2
K1
1
K2
K=
K3 K4
K = 1,9 105
K1
K2
E. 3. Hubungan KP dengan KC
Untuk reaksi fase gas: a A(g) + b B(g) c C(g) + d D(g)
( pC) c ( pD) d
dan K P
( pA) a ( pB) b
[C] c [D] d
KC a b
[A] [B]
pV = nRT
p = (n/V)RT = [ ] RT
Karena itu,
(RT)
( pA) a ( pB) b [A] a (RT) a [B] b (RT) b [A] a [B] b
K P K C (RT)
n g
Contoh 6.17:
Hitunglah Kp untuk reaksi berikut:
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Contoh 6.18:
Di antara 2 reaksi di bawah ini, manakah yang memiliki nilai Kp = KC?
(a) H2(g) + I2(g) 2 HI(g)
Contoh 6.19:
Reaksi PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g) mempunyai Kp = 1,05 pada 250 C.
(a) Hitunglah tekanan parsial Cl2 bila pada suhu tersebut tekanan parsial PCl5 dan PCl3 saat
kesetimbangan ialah 0,875 dan 0,463 atm.
(b) Hitunglah nilai Kc reaksi itu pada 250 C.
Jawab:
(a)
(b)
Kp
PPCl3 PCl 2
PPCl5
PCl 2
K P K C ( RT )
n g
K p PPCl5
(1,05)(0,875)
(0,463)
PPCl3
KC
KP
( RT )
n g
= 1,98 atm
1,05
[0,0821(250 273)](11)-1
= 0,024
Q<K
G < 0
Kesetimbangan
G = 0
Reaktan
murni
Produk
murni
BACK
Contoh 6.20:
Reaksi H2(g) + I2(g) 2 HI(g) mempunyai nilai K = 49,5 pada suhu 440 C. Jika pada suhu
tersebut ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 5 mol H2, 2 mol I2, dan 4 mol HI.
Tentukan
Jawab:
(a)
4 mol
[HI]2
[H 2 ][I 2 ] 5 mol
2
L
2 L
2 mol
2 L
= 1,6
Contoh 6.20:
H2(g)
I2(g)
2 HI(g)
Mula-mula
Reaksi
5 mol
2 mol
4 mol
+2x
Setimbang
(5 x)
(2 x)
(4 + 2x)
2
L
[HI]
KC
49,5
[H 2 ][I 2 ] (5 - x) mol (2 - x) mol
2
L
2
L
(4 2 x) mol
x1 = 1,672 mol
Contoh 6.20:
x2 = 6,29 mol (tidak mungkin, melebihi mol H2 dan mol I2 mula-mula)
Jadi, konsentrasi setiap senyawa pada kesetimbangan:
[HI] = (4 + 2x) mol/2 L = (4 + 3,344) mol/2 L = 3,672 M
[H2] = (5 x) mol/2 L = (5 1,672) mol/2 L = 1,664 M
[I2] = (2 x) mol/2 L = (2 1,672) mol/2 L = 0,164 M
G. Hubungan Go dengan K
Penguapan air tidak berlangsung spontan pada 25 oC dalam keadaan standar:
H2O(l, 1 atm) H2O(g, 1 atm)
Apa yang terjadi jika kita ubah tekanan sistem sehingga kondisi tidak standar lagi?
Kondensasi
spontan
Keadaan
setimbang
Penguapan
spontan
BACK
G. Hubungan Go dengan K
Untuk keadaan tak standar berlaku hubungan berikut:
G = Go + RT ln Q
Go = RT ln K
Contoh 6.21:
Suatu campuran dari 0,5 mol N2O(g) dan 0,5 mol O2(g) dimasukkan ke dalam wadah
bervolume 4 L pada suhu 250 oC dan dibiarkan mencapai kesetimbangan:
2 N2O(g) + 3 O2(g) 4 NO2(g)
Setelah tercapai kesetimbangan, jumlah N2O menjadi 0,45 mol.
Hitunglah nilai KC, KP, dan perubahan energi bebas Gibbs-nya.
Contoh 6.21:
Jawab:
2 N2O(g)
3 O2(g)
4 NO2(g)
Mula-mula
Reaksi
0,5 mol
0,05
0,5 mol
3/20,05
+4/20,05
Setimbang
0,45
0,425
0,1
0,1 mol
4
L
[NO 2 ]
KC
4
L
4
L
K P K C ( RT )
n g
2,57 10 2
BACK
H. 1. Perubahan Konsentrasi
[Produk] , [Reaktan] Q > K Kesetimbangan bergeser ke kiri
[Produk] , [Reaktan] Q < K Kesetimbangan bergeser ke kanan
Contoh:
Besi(III) tiosianat [Fe(SCN)3] larut dalam air membentuk larutan berwarna merah:
FeSCN2+
merah
+ NaSCN atau Fe(NO3)3
Fe3+ +
kuning
muda
SCN
tak
berwarna
H. 1. Perubahan Konsentrasi
(a) Larutan Fe(SCN)3: campuran warna merah FeSCN2+ dan warna kuning Fe3+
(b) Setelah penambahan NaSCN: kesetimbangan bergeser ke kiri
(c) Setelah penambahan Fe(NO3)3: kesetimbangan juga bergeser ke kiri
(d) Setelah penambahan H2C2O4: kesetimbangan bergeser ke kanan; warna kuning berasal dari ion
Fe(C2O4)33
[NO 2 ] 2
penurunan pembilang > penyebut karena [NO2] dipangkatkan 2 Q
Q
[N 2 O 4 ]
< K kesetimbangan bergeser ke kanan
Contoh 6.22:
Ke arah manakah reaksi di bawah ini bergeser bila pada suhu yang tetap, tekanan
diperbesar (volume diperkecil)?
(a) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Jawab:
Bila tekanan ditingkatkan, kesetimbangan akan bergeser ke sisi dengan koefisien gas
paling kecil:
(a) ke kiri
(c) tidak bergeser
(b) ke kiri
(d) ke kanan
H. 3. Perubahan Suhu
Tidak seperti perubahan konsentrasi, volume, atau tekanan, perubahan suhu tidak hanya
menggeser kesetimbangan, tetapi juga mengubah nilai K.
T Kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm
T Kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm
Contoh 1: N2O4(g) 2 NO2(g) Ho = 58,0 kJ atau
N2O4(g) 2 NO2(g) 58,0 kJ
Reaksi pembentukan NO2 dari N2O4 endoterm; reaksi
H. 3. Perubahan Suhu
Contoh 2: CoCl42 + 6 H2O Co(H2O)62+ + 4 Cl
biru
merah muda
Contoh 6.23:
Perhatikan kesetimbangan berikut:
N2F4(g) 2 NF2(g)
Ho = 38,5 kJ
Contoh 6.23:
Jawab:
(a) Reaksi pembentukan NF2 endoterm (Ho > 0), maka pemanasan akan menyukai-nya
(reaksi bergeser ke kanan).
(b) Pengambilan gas NF2 menurunkan konsentrasi produk, maka Q < K dan jumlah produk
harus ditambah agar Q = K (reaksi bergeser ke kanan).
(c) Penurunan tekanan akan menggeser kesetimbangan ke arah koefisien gas yang lebih
besar, yaitu ke arah pembentukan NF2 (reaksi bergeser ke kanan).
(d) Penambahan gas lembam tidak akan menggeser kesetimbangan, karena reaksi akan
dipercepat sama besar ke dua arah.
I. Kesetimbangan Pengionan
Derajat pengionan ( ) =
(a) Elektrolit kual
: = 1 (mengion seluruhnya)
MgCl2 Mg2+ + 2 Cl
BACK
CH3COOH H+ + CH3COO
Kesetimbangan pengionan
asam asetat bergeser ke kiri
CH3COO
H+
C
C
C(1)
+ C
C
+C
C
C 2
[CH 3 COOH]
C (1 )
(1 )
jika << 1