Anda di halaman 1dari 2

Fisiologi Elektrolit Jantung

2 jenis sel otot jantung :


-

99% sel kontraktil melakukan kerja mekanis memompa dalam keadaan normal

tidak menghasilkan sendiri potensial aksi


Sisanya sel ototritmik. Tidak berkontraksi tapi mencetuskan dan menghantar
potensial aksi untuk kontraksi sel pekerja.

Sel otoritmik
Sel otoritmik memiliki potensial istirahat. Memperlihatkan aktivitas pemacu,
yaitu membran secara perlahan mengalami depolarisasi / bergeser antara potensial aksi
sampai ambang tercapai, saat membran mengalami potensial aksi.
Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi berulang ulang, sel
otoritmis secara siklus mencetuskan potensial aksi kemudian menyebar keseluruh
jantung untuk mencetuskan denyut jantung berirama tanpa perangsangan.
Setelah suatu potensial aksi, membran secara lambat mengalami depolarisasi
akibat inaktivasi saluran K+. Karena saluran K+ menurun, permeabilitas membran
terhadap K+ menurun antara potensial aksi.
Pada saat sama ketika K+ keluar sel karena penurunan Pk+, Na+ yang
permeabilitas tidak berubah bocor masuk ke dalam sel. Bagian dalam jadi kurang
negatif, yaitu membran secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah
ambang. Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon
terhadap pengaktifan saluran ca ++ dan influks ca++ kemudian.
Fase turun disebabkan efluks K+ karena peningkatan permeabilitas K+ akibat
pengaktifan saluran K+. Potensial aksi selesai, inaktivasi saluran saluran K+
mengawali depolarisasi berikutnya.1

5 Lauralee Sherwood, Edisi 2, Fisiologi Manusia, EGC, hal 266

Sel otot jantung kontraktil


Tetap berada dalam keadaan istirahat -90 mv sampai tereksitasi oleh aktivitas
listrik yang merambat dari pemacu.
Fase naik pada potensial aksi akibat meningkatnya secara mendadak
permeabilitas membran terhadap Na+ diikuti influks masif Na+.

Permeabilitas Na+

dengan cepat berkurang ke nilai istirahat tapi khusus jantung membran potensial
dipertahankan ditingkat positif beberapa milidetik menghasilkan fase datar.
Perubahan voltase mendadak selama fase naik menimbulkan 2 perubahan untuk
mempertahankan fase datar; pengaktifan saluran ca++ lambat dan penurunan
permeabilitas K+. Pembukaan saluran ca++ menyebabkan difusi lambat ca++ masuk ke
dalam sel karena konsentrasi ca++ di CES lebih besar. Penurunan K+ mencegah
repolarisasi cepat.
Fase turun akibat inaktivasi saluran ca++ dan pengaktifan saluran K+. Penurunan
Ca++ menyebabkan Ca++ tidak masuk lagi kedalam sel, peningkatan K+ menyebabkan
difusi cepat K+ keluar. Repolarisasi pada akhir fase datar disebabkan efluks K + yang
kembali membuat bagian dalam sel lebih negatif dan memulihkan potensial membran
ke istirahat.1

Lauralee Sherwood, edisi 2, Fisiologi Manusia, EGC, hal 270-271

Anda mungkin juga menyukai