Pembimbing:
dr. Retno Murti Laila, Sp.A
Disusun Oleh:
RAFIKA
61111008
KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH
PERIODE 9 NOVEMBER 2015 17 JANUARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referatdengan judul Hemorrhagic Disease of the
Newborn(HDN)sebagai rangkaian kegiatan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Rumah sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam
Dengan ketulusan hati penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada dr. Retno Murti Laila Sp.Aselaku pembimbing, serta teman- teman seperjuangan yang
telah banyak membantu terselesaikannya referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak terlepas dari kekurangan
karena keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan
masukan dan saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................2
II. 1 Definisi.....................................................................................................3
II. 2 Defisiensi Vitamin K ...............................................................................3
II. 3 Etiologi ....................................................................................................5
II. 4 Patofisiologi .............................................................................................7
II. 5 Proses Koagulasi ............................................................................................7
II.
II.
6 Fakor resiko..............................................................................................8
7 Perkembangan hemostasis selama masa kehamilan................................9
10 Klasifikasi.............................................................................................12
II. 11 Diagnosis................................................................................................................12
II.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
HemorrhagicDisease of the Newborn(HDN), dahulu lebih dikenal dengan
Acquired Prothrombin ComplexDeficiency(APCD). Hemorrhagic Disease of the
Newborn(HDN) adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkankarena
penurunan aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, danX)
sedangkan aktivitas faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit,
masihdalam batas normal. Kelainan ini akan segera membaik dengan pemberian vitamin
K1.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Towsend pada tahun 1894 sebagai
perdarahandari berbagai tempat pada bayi sehat tanpa trauma,asfiksia, ataupun infeksi
pada hari pertamasampai kelima kehidupan. Hubungan antara defisiensi vitamin K dengan
adanya perdarahanspontan diperhatikan pertama kali oleh Dam pada tahun 1929,
sedangkan hubungan antaradefisiensi vitamin K dengan HDN dikemukakan pertama kali
oleh Brinkhous dkk pada tahun1937.
The American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 1961 memberi batasan
padaHDN sebagai suatu penyakit perdarahan yang terjadi pada hari-hari pertama
kehidupan yangdisebabkan oleh kekurangan vitamin K dan ditandai oleh kekurangan
protrombin, prokonvertindan mungkin juga faktor-faktor lain. Batasan awal berubah
menjadi Vitamin K DependentBleeding (VKDB)/ atau perdarahan akibat defisiensi
vitamin K.
Angka kejadian HDN pada bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis
diberbagaiNegara dilaporkan berbeda-beda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kejadian HDN lebihsering didapatkan pada bayi-bayi yang mendapat air susu ibu (ASI)
dibandingkan dengan yangmendapat susu formula. Angka kejadian HDN berkisar antara 1
tiap 200 sampai tiap 400kelahiran pada bayi-bayi yang tidak mendapat vitamin K
profilaksis.
Survey di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi, 81% diantaranya
ditemukankomplikasi perdarahan intracranial. Angka kejadian ini juga menurun setelah
diperkenalkannyapemberian profilaksis vitamin K pada semua bayi baru lahir. 2Di
Thailand angka kesakitan bayi karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K1
berkisar1:1.200sampai1:1.400kelahiranhidup.
Angkatersebutdapatturunmenjadi10:100.000kelahiran hidup dengan pemberian
profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Data perdarahan akibat defisiensi vitamin K1
secaranasional di Indonesia belum tersedia. Proses hemostasis merupakan mekanisme
yang kompleks, terdiri dari empat fase yaitufase vaskular (terjadi reaksi lokal pembuluh
darah), fase trombosit (timbul aktifitas trombosit),fase plasma (terjadi interaksi beberapa
faktor
koagulasi
spesifik
yang
beredar
di
dalam
darah)danfasefibrinolisis(proseslisisbekuandarah).
Bilasalahsatudarikeempatprosesiniterganggu,
maka
akan
Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti program kepaniteraan klinik bagian
IlmuKesehatan Anak Rumah SakitRSUD Embung Fatimah
Tujuan Khusus
Memahamietiologi,patofisiologi,diagnosis,penatalaksanaandanpencegahandar
iHemorrhagic Disease of the Newborn (HDN)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN), adalah perdarahan spontan atau
akibat trauma yang disebabkankarena penurunan aktivitas faktor koagulasi yang
tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, danX) sedangkan aktivitas faktor koagulasi lain,
kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit, masihdalam batas normal. Kelainan ini akan
segera membaik dengan pemberian vitamin K1.
residu
asamglutamatedariprecursormolekul
untukmembentuk
(-
Disease
of
the
Newborn
mencapai
20
25
per
100.000
tinggi,
mencapai
1:500
kelahiran,
di
daerah-daerah
yang
tidak
memberikan
II. 3 ETIOLOGI
Secara umum gangguan pembekuan darah masa anak disebabkan oleh beberapa
keadaanseperti pada tabel
10
baik
intrahepatikmaupun
ekstrahepatik
akan terjadikekurangan vitamin K karena tidak adanya garam empedu pada usus yang
diperlukan untukabsorpsi vitamin K, terutama vitamin K1 dan K Obstruksi yang komplit
akan mengakibatkangangguan proses pembekuan dan perdarahan setelah 2-4 minggu.
Sindrom malabsorpsi sertagangguan saluran cerna kronis dapat menyebabkan kekurangan
vitamin K akibat berkurangnyaabsorpsi vitamin K.
ObatyangbersifatantagonisterhadapvitaminKseperticoumarin,menghambat
kerjavitamin K secara kompetitif, yaitu dengan cara menghambat siklus vitamin K antara
bentukteroksidasi dan tereduksi sehingga terjadi akumulasi dari vitamin K epokside dan
pelepasan g-karboksilasi yang hasil akhirnya akan menghambat pembentukan faktor
pembekuan.Pemberian antibiotik yang lama menyebabkan penurunan produksi vitamin K
dengan caramenghambat sintesis vitamin Koleh bakteri atau dapat juga secara langsung
mempengaruhireaksi karboksilase. Kekurangan vitamin K dapat juga disebabkan
penggunaan obat kolestiraminyang efek kerjanya mengikat garam empedu sehingga akan
mengurangu absorpsi vitamin K yangmemerlukan garam empedu pada proses
absorpsinya.
11
II.4 PATOFISIOLOGI
Semua
neonatus
dalam
48-72jam
setelah
kelahiran
secara
fisiologis
mengalamipenurunan kadar faktor koagulasi yang bergantung vitamin K (faktor II, VII,
IX, dan X) sekitar50%, kadar-kadar faktor tersebut secara berangsur akan kembali normal
dalam usia 7-10 hari.Keadaan transien ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya vitamin K
ibu dan tidak adanya floranormal usus yang bertanggungjawab terhadap sintesis vitamin K
sehingga cadangan vitamin Kpada bayi baru lahir rendah. Diantara neonatus (lebih sering
pada bayi premature dibanding yang cukup bulan) adayang mengalami defisiensi ini lebih
berat dan lebih lama sehingga mekanisme hemostasis faseplasma terganggu dan timbul
perdarahan spontan.
dibantudenganproteinprekalikrein,high-
antara
lain
obat-obatan
yangmengganggumetabolismevitaminK,yangdiminumibuselamakehamilan,sepertiantikon
vulsan(karbamasepin,fenitoin,fenobarbital),antibiotika(sefalosporin),antituberkulostatik
(INH,
rifampicin)
dan
antikoagulan
(warfarin).
13
FaktorresikolainadalahkurangnyasintesisvitaminKolehbakteriususkarenapemakaian
antibiotika berlebihan, gangguan fungsi hati (kolestasis), kurangnya asupan vitaminK pada
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, serta malabsorbsi vitamin K akibat kelainan
ususmaupun akibat diare.Kadar vitamin K pada ASI < 5 mg/ml, jauh lebih rendah
dibandingkan dengan susuformula yaitu sekitar 50 - 60 mg/ml. Selain itu pada usus bayi
yang mendapat susu formula,mengandung bakteri bacteriodes fragilis yang mampu
memproduksi
vitamin
K.
Sedangkan
padabayidenganASIeksklusif,ususnyamengandungbakteriLactobacillusyangtidak
dapatmemproduksi vitamin K.
II.7 PERKEMBANGAN HEMOSTASIS SELAMA MASA ANAK
Sistem koagulasi pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar
protein koagulasi lebih rendah. Kadar dari sistem prokoagulasi seperti protein
prekalikrein, HMWK, faktor V, XI dan XII serta faktor koagulasi yang tergantung vitamin
K (II, VII, IX, X) pada bayi cukup bulan lebih rendah 15 20% dibandingkan dewasa dan
lebih rendah lagi pada bayi kurang bulan. Kadar inhibitor koagulasi seperti antitrombin,
protein C dan S juga lebih rendah 50% dari normal. Sedangkan kadar faktor VIII, faktor
von Willebrand dan fibrinogen setara dengan dewasa.Kadar protein prokoagulasi ini
secara bertahap akan meningkat dan dapat mencapai kadaryang sama dengan dewasa pada
usia 6 bulan.
Kadar faktor koagulasi yang tergantung vitamin K berangsur kembali ke
normal pada usia 7-10 hari. Cadangan vitamin K pada bayi baru lahir rendah mungkin
disebabkan oleh kurangnya vitamin K ibu serta tidak adanya cadangan flora normal usus
yang mampu mensintesis vitamin K. Selain itu kadar inhibitor koagulasi juga meningkat
dalam 3 6 bulan pertama kehidupan kecuali protein C yang masih rendah sampai usia
belasan
tahun.Meskipun
kadar
beberapa
proteinkoagulasilebihrendah,pemeriksaanprothrombintime(PT)danactivatedpartial
thromboplastin time (aPTT) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan anak dan dewasa.
Namun didapatkan pemanjangan pemeriksaan bleeding time terutama pada usia < 10
tahun, sehingga interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara hatihati.
14
sedikit
berbeda
dari
anak
yanglebih
besar
dan
dewasa.
Pada
perdarahan
intracranial,
perdarahan
tali
pusat,
perdarahanpada
bekassirkumsisi,oozingpadabekassuntikandankadang-kadangperdarahangastrointestinal.
Perdarahanintracranialmerupakankomplikasitersering63%,80100%berupaperdarahansubduraldansubaraknoid.Padaperdarahanintracranialdidapatkange
jalapeningkatantekananintracranial(TIK)bahkankadangkadangtidakmenunjukkangejalaataupun tanda. Pada sebagian besar kasus (60%)
didapatkan sakit kepala, muntah, ubun-ubunbesar menonjol, pucat dan kejang. Gejala
lain yang ditemukan adalah fotofobia, edema papilpenurunan kesadaran, perubahan
tekanan nadi, pupil anisokor serta kelainan neurologis fokal.Pada HDN terdapat 3
macam bentuk klinis yaitu : bentuk dini, klasik, lambat.
Pada pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kekurangan
vitaminK, meliputi pemeriksaan : waktu perdarahan, waktu pembekuan, PTT, PT, TT
(thrombin
time),jumlahtrombosit,kadarhemoglobin,morfologi
II.9 KOMPLIKASI
Meskipun kelainan hati yang mendasari berbeda, patofisiologi terjadinya
abnormalitashemostasis pada penyakit hati hampir sama baik pada neonatus, anak maupun
15
dewasa.
Hatiadalahorganyang
pentinguntuksintesisfaktor-
faktorkoagulasi(fibrinogen,prekalikrein,HMWK,II,V,VII,IX,X,XI,XIIdanXIII),sintesisplas
minogen,regulatorkoagulasi(antitrombin III, protein C dan S) dan inhibitor fibrinolisis.
Hati juga berperan dalam pemecahanfaktor faktor koagulasi maupun fibrinolisis yang
aktif dari sirkulasi.Gangguan fungsi hati dapat menyebabkan gangguan sintesis protein
faktor koagulasi.Selain itu hati merupakan tempat reaksi karboksilasi post ribosom dari
protein yang tergantungvitamin K sehingga pada gangguan fungsi hepar penggunaan
vitamin K akan terganggu pula.
Gangguan fungsi hati dapat disebabkan oleh imaturitas, infeksi, hipoksia, sindrom
Reye,sirosis dan lain-lain.Manifestasi perdarahan dan gambaran laboratorium tergantung
pada berat ringannyakerusakan hati. Perdarahan spontan jarang terjadi, pada umumnya
terjadi perdarahan di bawahkulit yang timbul akibat prosedur yang invasif. Pada sirosis
hepatis dapat terjadi perdarahan darigaster dan varises esofagus yang dapat mengancam
jiwa Pemeriksaan PT memanjang pertamakali dikarenakan kadar faktor VII menurun
paling awal, jika kerusakan hepar terus berlanjut akandiikuti dengan pemanjangan
PTT.Penatalaksanaan utama adalah untuk penyakit primer yang mendasarinya.
Penangananabnormalitas koagulasi pada penyakit hati tergantung pada gejala
klinis yang terjadi serta tempattimbulnya perdarahan (misalnya perdarahan GIT,
perdarahan tempat bekas biopsi). FFP dapatdiberikan dengan dosis 10 15 ml/kg berat
badan karena mengandung semua faktor faktorkoagulasiyangdibutuhkan.Kriopresipitat
1kantung/
5kgberatbadandiberikanuntukmengatasi
hipofibrinogenemia.
Pemberian
16
II. 10 KLASIFIKASI
Tabel2menunjukkanklasifikasiHemorrhagic Disease of the Newborn(HDN) atau
Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB)pada anakberdasarkanetiologidanonsetterjadinya
menjadi
kelompok
yaitu
HDN
dini,
HDN
klasik,
HDN
lambat
atau
II.11. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnosis Hemorrhagic Disease of the Newbornatau Vitamin K
Deficiency Bleeding (VKDB) melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Anamnesis
Dilakukan untuk mencari informasi tentang onset perdarahan, lokasi perdarahan,
polapemberian makanan (ASI atau susu formula), serta riwayat pemberian obat-obatan
antikoagulanpadaibu selama kehamilan.
Pemeriksaan atas keadaan umum dan lokasi fisik
Perdarahan pada tempat-tempat tertentu sepertisaluran cerna berupa hematemesis
atau melena, dari hidung, kulit kepala, tali pusat atau bekassirkumsisi.Penting untuk
diketahui adalah jika ditemukan neonatus dengan keadaan umum baiktetapi ada
perdarahan segar dari mulut atau feses berdarah maka harus dibedakan apakah itudarah
ibu yang tertelan pada saat persalinan atau memang perdarahan saluran cerna.
17
mengakibatkangangguan
pembekuan
darah.Terdapatbanyak
penyebabgangguanpembekuandarah.Terdapatbanyakpenyebabganguanpembekuandarahya
18
ngdidapat,
tetapipada
bayi
dan
anakkelainantersering
yangperlu
sering
dalam
keadaan
sakit
berat.
Informasi
sejak
tahun
1997
merekomendasikan
pemberian
vitamin
K1
intramuskular 0,5mg (untuk bayi < 1500 g) dan 1 mg (untuk bayi > 1500 g) diberikan
dalam waktu 6 jam setelahlahir. Untuk orang tua yang menolak pemberian secara i.m,
vitamin K1 diberikan per oraldengan dosis 2 mg segera setelah minum, diulang pada
usia 2 4 minggu dan 6-8 minggu.AAP pada tahun 2003 merekomendasikan
pemberian vitamin K pada semua bayi barulahir dengan dosis tunggal 0,5 1 mg i.m.
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2003mengajukan rekomendasi untuk
pemberian vitamin K1 pada semua bayi baru lahir dengan dosis1 mg i.m (dosis
tunggal) atau secara per oral 3 kali @ 2 mg pada waktu bayi baru lahir, umur 3 7 hari
dan umur 1 2 tahun.Untuk ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus
mendapat profilaksisvitamin K1 5 mg/hari selama trimester ketiga atau 10 mg i.m pada
24 jam sebelum melahirkan.Selanjutnya bayinya diberi vitamin K1 1 mg i.m dan
diulang 24 jam kemudian. Meskipun ada penelitian yang melaporkan hubungan antara
pemberian
vitamin
i.mdenganmeningkatnyaangkakejadiankankerpadaanak,namunpenelitianterbaruyangdil
akukan oleh McKinney pada tahun 1998 tidak membuktikan adanya peningkatan
resikoterjadinya kanker pada anak yang mendapatkan profilaksis vitamin K i.m.
II. 14 PENATALAKSANAAN
Secara garis besar penatalaksanaan HDN dibagi atas penatalaksanaan antenatal
untukmencegah terjadinya penyakit ini dan penatalaksanaan setelah bayi lahir untuk
mencegah danmengobati bila terjadi perdarahan.
20
Untuk bayi baru lahir yang ditolong oleh dukun bayi maka diwajib pemberian
profilaksis vitamin K1 secara oral
21
II.15 PROGNOSIS
PrognosisHDNringanpadaumumnyabaik,setelahmendapatvitaminK1akanmembai
k dalam waktu 24 jam. Angka kematian pada VKDB dengan manifestasi
perdarahanberatsepertiintrakranial,intratorakaldanintraabdominalsangattinggi.Padaperdara
hanintrakranial angka kematian dapat mencapai 25% dan kecacatan permanen mencapai
50 65%.
BAB III
PENUTUP
22
III.1 KESIMPULAN
HDN
penurunanaktivitasfaktorkoagulasiyangtergantungvitaminK(faktorII,VII,IX,danX)
sedangkan aktivitas faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit,
masih dalam batas normal. Kelainan ini akan segera membaik dengan pemberian
vitamin K merupakan salah satu vitamin larut dalam lemak, yang diperlukan dalam
sintesis protein tergantung vitamin K (Vitamin K dependent protein ) atau Gia
Faktor resiko timbulnya VKDB adalah obat yang diminum ibu hamil (antikonvulsan,
antibiotika, antituberkulostatik, antikoagulan), kurangnya sintesis vitamin K oleh
bakteriusus, kurangnya asupan vitamin K, gangguan fungsi hati serta sindroma
malabsorbsi.
VKDB dibagi menjadi 4 yaitu VKDB dini, VKDB klasik, VKDB lambat atau
acquiredprothrombin
complex
deficiency (APCD)
dan
defisiensi
kompleks
protrombin sekunder.
Pencegahan VKDB dilakukan dengan pemberian profilaksis vitamin K1 padasemua
bayi baru lahir baik secara per oral maupun intramuskular. Penatalaksanaan penderita
VKDB meliputi pemberian vitamin K1 dan fresh frozen plasma (FFP). Gangguan
koagulasi pada penyakithatidisebabkan oleh gangguansintesisproteinfaktorkoagulasi,
23
DAFTAR PUSTAKA
1.Prof. DR. dr. Sudigdo Sastroasmoro Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K, Buku
PanduanPelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak 2007: 279-281
2.Respati H, Reniarti L, Susanah S. Gangguan Pembekuan Darah. Didapat: Defisiensi
VitaminK. Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M,
Eds. BukuAjar Hematologi-onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2005:182-96.
3.Respati H, Reniarti L, Susanah S. Hemorrhagic Disease of the Newborn Dalam: Permono
B,Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, Eds. Buku Ajar HematologionkologiAnak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2005:197-206
4. Kimberly G. Lee, MD, MSc, IBCLC, Associate Professor of Pediatrics, Divisi
Neonatologi, Medical University of South Carolina, Charleston, SC.
24
25