Alat Berat Untuk Pemindahan Tanah
Alat Berat Untuk Pemindahan Tanah
A.
1.
Crawler Tractor dibutuhkan jika antara roda dan permukaan tanah dikehendaki
gesekan yang besar, serta mendapatkan tenaga maksimum pada waktu kerja, sebab
Crawler Tractor tidak bisa selip, tetapi kecepatannya sangat rendah; kecepatan
maksimum Crawler Tractor hanya sekitar 4,5 km/ jam. Umumnya Crawler Tractor
digunakan untuk menggusur tanah, contoh Crawler Tractor terdapat pada
Gambar: 1.1
Kegunaan Crawler Tractor terutama sebagai:
Tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya: Buldoser, Loader.
Tenaga penggerak untuk penarik, misalnya: Scrapper, Sheep foot
roller.
Tenaga penggerak alat angkut, misalnya: truck.
Tempat duduknya alat-alat berat lain, misalnya: Crane
2.
Wheel Tractor menggunakan ban karet yang dipompa (Gambar: 1.2), dan
penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar dari
Crawler Tractor, tetapi Wheel Tractor memiliki daya tarik yang lebih kecil dari
Crawler Tractor.
Tipe Wheel Tractor ada dua yaitu, Wheel Tractor roda dua dan Wheel Tractor roda
empat. Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel Tractor roda
dua mempunyak kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel
Tractor ruda dua memiliki kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh
beratnya dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel Tractor
dengan roda dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih sedikit; tetapi karena
rodanya lebih sedikit itulah maka Wheel Tractor mempunyai ketahanan gelinding
yang lebih kecil.
Wheel Tractor roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada kondisi kerja jalan yang
sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih
tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.
B.
1.
Peralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: (a) alat
penggusur tanah, (b) alat penggali tanah, (c) alat pengangkut tanah, (d) alat perata
tanah, dan (e) alat pemadat tanah.
a.
Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bulldozer
(Buldoser) dan scarapper.
Buldoser
Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler
Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer),
Bentuk ke dua Buldoser tersebut seperti pada Gambar: 1.13 Pada dasarnya Buldoser
menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya
traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser
yang bisa untuk menggusur tanah.
Sudu
a. Bulldozer Roda Kelabang (CrawlerTractor Dozer)
Tabel I.2. Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
Crawler Tractor Dozer
Wheel Tractor Dozer
Punya daya dorong besar, terutama pada tanah
Daya dorongnya lebih kecil tapi kecepatannya
lunak karena bidang geser besar
lebih besar
Dapat digunakan pada tanah lumpur maupun
Tak dapat digunakan pada tanah lumpur, jika
berbatu tajam
digunakan pada tanah berbatu usia ban menjadi
lebih pendek
Untuk membawa ke lokasi harus diangkut,
Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut
karena jika berjalan di aspal dapat merusak aspal
Memiliki jarak angkut yang pendek (maksumum Jarak angkutnya bisa jauh
30 feet)
Operator cepat lelah
Enak dikendarai
Jalan proyek tak perlu dipelihara
Jalan proyek harus dipelihara
Scrapper
Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat
yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan. Scrapper mampu
menggali/ mengupas permukaan tanah sampai setebal + 2,5 mm atau menimbun
suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm pula.
Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan,
menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau
lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada: (1) kedalaman
tanah yang digali, (2) kondisi mesin, dan (3) operator yang bekerja.
Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper
yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki
mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers).
Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja dengan
ditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi yang kecil,
sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan jarak angkut yang
ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah jenis Scrapper yang
modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki mesin penggerak
khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self Propelled Scrappers
dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang sedang (+ 5 km)
efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi beaya tiap ton (m3)
maupun kecepatannya; bentuk Self Propelled Scrappers terdapat pada Gambar: 1.5.
Gambar: 1.5
b.
Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1)
Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2)
Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator). Bentuk ke
dua jenis Excavator ini terdapat pada Gambar 1.6.
Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain:
Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)
Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)
Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai
dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.
a. Wheel Excavator
b. Crawler Excavator
Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back Hoe,
Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan roda
rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck) seperti
ditunjukkan pada Gambar: 1.7
a. Truck Crawler
b. Truck Mounted
Crane
Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane
kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane.
Beberapa contoh jenis Crane terdapat pada Gambar: 1.8, jenis yang banyak
digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan
tanah adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan,
karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat
yang relatif tinggi.
a. Cable cranes
Gambar: 1.8. Macam-macam Crane
e. Crane Menara
f. Mobile Crane
Gambar: 1.8. (lanjutan)
Shovel
Alat ini baik untuk menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan memasukkannya ke
dalam truck atau alat angkut lainnya. Shovel dapat juga digunakan untuk membuat
timbunanbahan-bahan persediaan seperti kerikil, pasir, semen PC, dan sebagainya.
Umumnya Shovel dipasang di Truck Crawler. Dalam pengunaannya Shovel terutama
digunakan untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan
alat itu sendiri.
Back Hoe
Back Hoe adalah alat dari golongan Shovel yang khusus dibuat untuk menggali
material yang letaknya di bawah tempat kedudukan alat itu. Jenisnya ada dua yaitu
Wheel Back Hoe dan Crawler Back Hoe seperti ditunjukkan pada Gambar: 1.10.
Dragline
Dragline merupakan alat penggali tanah dan dapat sekaligus memuatkan pada alatalat angkut misalnya truck, traktor penarik gerobak, atau meletakkan tanah ke
tempat-tempat penimbunan yang dekat dengan lokasi galian; bentuk fisik Dragline
seperti pada Gambar: 1.11.
Clam Shell
Perbedaan antara Dragline dan Clam Shell hanya terletak pada Drag Bucket yang
digunakan saja. Clam Shell lebih cocok jika digunakan pada bahan-bahan yang
berbutiran lepas seperti pasir, pasir, batu pecah, batu bara dan sebagainya. Clam
Shell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat ke arah vertikal ke atas kemudian
10
Drag Bucket
dari Clamshell
11
a. Crawler Loader
Gambar: 1.13. Jenis Loader
b. Wheel Loader
Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan
adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari
loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader.
Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secaa
mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya
untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan
kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada
pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan.
Bentuk Grader sepeti pada Gambar: 1.14, beberapa pekerjaan yang dapat
dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:
-
Penggunaan untuk finishing pekerjaan tanah, diperlukan kondisi tanah yang sudah
dalam kondisi mampat semaksimal mungkin.
12
Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga
yang harus ditarik traktor. (Gambar: 1.15)
Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja
(Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan
halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan
sebagainya.
Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three
Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller.
Alat pemadat yang menggunakan penggetar (viberator).
13
a. Wheel Riller
c. Ditarik Traktor
c. Grid Roller
Three Wheel Roller (Gambar: 1.16) sering juga disebut Macadam Roller, untuk
menambah bobot alat ini, roda silinder baja yang kosong diisi dengan zat cair
(minyak atau air), bahkan dalam kondisi tertentu kadang-kadang diisi dengan pasir.
Berat mesin penggilas ini berkisar antara enam sampai 12 ton.
Tandem Roller (Gambar:1.17) ada dua jenis, yaitu berporos dua dan berporos tiga,
berat Tandem Roller berkisar antara delapan sampai 14 ton..
14
Segment Roller (Gambar: 1.18) merupakan mesin penggilas yang memiliki roda
tersusun dari lempengan-lempengan baja; walaupun masuknya roda beserta
lempengannya ke dalam tanah tidak terlalu dalam, alat ini mampu memberikan efek
pemadatan tanah pada bagian bawah.. Selain itu alat ini juga membantu menekan
kelebihan air yang terkandung dalam lapisan tanah yang sedang dipadatkan, sehingga
tanah memiliki kepadatan yang maksimal.
Segment
Roller
Gambar: 1.18a. Segment Roller
Grid Roller (Gambar: 1.19) mempunyai mesin penggilas yang berbentuk anyaman;
alat ini memberikan efek pemadatan pada bagian bawah permukaan, namun
pemadatannya tak bisa rata, sebab rodanya berbentuk anyaaman. Grid Roller sangat
baik jika digunakan untuk menggilas lapisan material berbutir kasar dan relatif tak
15
lengket; Grid Roller merupakan alat pemadat tanah yang relatif baru dan belum
banyak digunakan secara luas.
Pneumatic Roller (Gambar: 1.20) sering juga disebut Universal Compactor, rodaroda penggilasnya terdiri dari ban karet yang dipompa (pneumatic). Roda-roda
tersebut kecoali dapat bergerak maju dapat pula digetarkan atau digerakkan naik
turun untuk memberikan tumbukan yang kuat. Alat ini beratnya 80 ton, dalam satu
kali lintasan mampu memadatkan material timbunan sedalam 24 inci.
16
Vibvrator Roller (Gambar: 1.21), adalah mesin pemadat dengan roda silinder baja
dibagian depan yang dapat digetarkan; efisiensi alat ini sangat tinggi dan dapat
digunakan secara luas dalam setiap jenis pemadatan tanah.
Peralatan Pengangkut
Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truck sebab: mempunyai
kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan cepat, punya kapasitas angkut yang
besar, dan beaya operasional yang murah.
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan dengan baik,
efektif, dan efisien adalah jalan angkut yang cukup rata, kuat, dan keras. Pada jalan
angkut dengan kondisi jelek, perlu penggunaan truck-truck cross countrying yang
harga dan beaya operasionalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan truck-truck
biasa. Truck jenis ini dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil dikenal dengan
nama Dump Truck. Dump Truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang
menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi
sebagai sumbu putar atau engsel. Perbandingan bentuk antara truck dan Dump Truck
terdapat pada Gambar: 1.22.
Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu: (1) End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan
muatan ke belakang, (2) Side-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan
ke samping, dan (3) Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan
ke samping. Perbedaan ke tiga Dump Truck di atas dapat dilihat pada Gambar:
1.23.
17
a. End- Dump
b. Side-Dump
c. Bottom-Dump
Gambar: 1.23. Pembagian Dump Truck Menurut Cara Pengosongan Muatan
18
Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat dibedakan menjadi tiga: Ukuran
kecil, memiliki kapasitas angkut maksimum 25 ton, ukuran sedang memiliki
kapasitas 25 sampai 100 ton, dan ukuran besar jika kapasitasnya lebih dari 100 ton.
Bentuk ke tiga Dump Truck tersebut seperti pada Gambar: 1.24.
19
20
II.
Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan teratur, sebelum
menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu dipelajari dan penelitian
kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilakukan. Komponen-komponen lapangan
yang perlu diperhatikan adalah:
-
Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk pengangkutan alat-alat
mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja; kemungkinan-kemungkinan yang bisa
terjadi adalah: (1) Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah
ada. (2) Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api. (3) okaasi proyek
dekat dengan sungai besar, sehinggga memungkinkan transportasi lewat sungai. (4)
Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut. (5) Belum ada
jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek, sehingga perlu pembuatan jalan
baru ke jalau umum terdekat yang sudah ada.
Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di t empat kerja perlu diteliti, apakah lokasi
tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa, pohon besar dengan akar yang kuat,
dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditentukan jenis alat berat yang akan
dipakai, berapa jumlahnya, bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu
akan dipakai, dan berapa ongkosnya.
Macam dan Perubahan Volume dari Material di suatu lokasi perlu diketahui,
sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan memiliki sifat fisik dan mineral
yang berbeda, sehingga macam material yang terdapat disuatu lokasi proyek harus
diketahi dengan tepat, apa jenis dari material tersebut.
Pekerjaan pemindahan tanah pada dasarnya merupakan pekerjaan untuk meratakan
suatu daerah; umumnya jika digali tanah atau batuan akan bertambah volumenya
sekitar 30%, dan akan berkurang sekitar 10% kalau sudah dipadatkan kembali di
tempat lain. Sifat-sifat tanah seperti basah/ kering, lengket/ tidak, keras/ lunak, dan
sebagainya perlu diketahui, sebab akan mempengaruhi hasil kerja alat yang dipakai
dan lama pekerjaan itu harus dilakukan. Tanah atau batuan yang keras lebih sukar
untuk dikoyak, digali, atau dikupas; hal ini tentu akan menurunkan produktivitas alat
21
mekanis yang dipakai. Tanah yang banyak mengandung humus dan subur, harus
dipisahkan sebab dapat dipakai lagi untuk menutup tempat penimbunan bila daerah
tersebut harus segera ditanami (reklamasi).
Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan jenis alat, sebab
ketika alat berat berada di atas tanah atau batuan, alat tersebut akan memberikan
gaya tekan pada lapisan tanah/ batuan dimana alat itu berada. Tanah/ batuan yang
tertekan itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung. Bila
daya tekan lebih besar dari daya dukung material, maka alat tersebut akan tenggelam/
terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran
langsung di lapangan menggunakan cone penetrometer.
Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang sangat lebat dapat
menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah menjadi becek dan lengket yang
mengakibatkan alat tak dapat bekerja secara maksimal; tetapi sebaliknya, pada
musim kem arau akan menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim
setempat, diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.
Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin, sebab cara kerja
mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat. Semakin tinggi lokasi proyek,
kerapatan udara di tempat itu semakin rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga
diesel akan berkurang kira-kira 3% setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal
ini akan menyebabkan turunnya produksi alat, dan dapat menambah ongkos untuk
tiap satuan volume atau berat.
Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan, sebab kondisi
jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh pada daya angkut dan
kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang baik, membuat
kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar, sebab alat angkut
dapat bergerak lebih cepat.
Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab akan menentukan
cycle time (waktu tempuh) dalam pengangkutan material tersebut. Kecerobohan
penentuan kemiringan, jarak angkut, dan kondisi jalan (lebar, kekuatan, dan kelas
jalan) dapat menurunkan jumlah material yang diangkut oleh alat angkut yang
digunakan, hal ini akan menambah ongkos pengangkutan.
Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin tak mungkin
selamanya mampu bekerja 60 menit selama satu jam, sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil apapun. Berdasarkan pengalaman lapangan, efisiensi kerja
jarang dapat mencapai 83%.
Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui, kapan pekerjaan itu telah
dianggap selesai; biasanya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya
ditempat-tempat tertentu harus ditanami pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu,
dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambah
waktu kerja, peralatan, dan ongkos kerja.
22
23
Alat berat yang umum dipakai dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis ada tujuh
macam yaitu:
-
A.
Buldoser
Power Scrapper
Alat pengangkut (Hauling units)
Alat pemuat (Loading units)
Alat penggaru (Rooters/ Rippers)
Alat penggilas (Rollers)
Graders
Buldoser
Alat ini merupakan alat berat yang sangat kuat untuk pekerjaan pekerjaan:
penggalian tanah (excavator), mendorong tanah, menggusur tanah (dozer),
membantu pekerjaan alat-alata muat, dan pembersihan lokasi (land clearing).
1.
Kegunaan
cukup langsung didorong. Kalau diameternya agak besar (10 cm < < 25 cm) dan
akarnya kokoh, ada dua cara untuk merobohkannya.
-
Jika diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang dapat dilakukan.
Tanah disekeliling pohon digali supaya akar-akarnya putus, lalu
pohon didorong.
Bila pohon tidak roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik
Buldoser, tetapi jika di lokasi terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih
baik jika ditarik dengan Buldoser pada arah masing-masing menerong
agar supaya lebih aman.
Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh, batang
digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang mengganggu pekerjaan,
maka batu harus dicongkel dan didorong dari sebelah luar sedikit demi sedikit,
sehingga akhirnya sampai pada batas luar daerah kerja. Jika batu tersebut ada
disebuah lembah, maka lerengnya harus digali dulu agar tidak terlalu curam, sebab
ada kemungkinan Buldoser akan terbalik.
Pioneering atau pekerjaan perintisan merupakan kelanjutan dari pekerjaan
pembabatan/ penabasan. Pekerjaan merintis meliputi: pekerjaan perataan tanah,
pembuatan jalan darurat untuk transportasi alat mekanis, dan jika perlu adalah
pembuatan saluran air untuk drainase tempat kerja.
Gali/ angkut jarak pendek adalah menggali lalu mendorong tanah galian itu ke
suatu tempat tertentu, misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya.
Bila kondisi jalan tidak licin, penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien.
Jika dibandingkan dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-tahap
tertentu cara gali/ angkut menggunakan Buldoser tidak selalu ekonomis; penggunaan
Buldoser untuk gali angkut sangat efisien jika: (1) jarak dorong Buldoser roda besi <
200 ft, dan untuk roda karet < 400 ft, pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien,
dan (2) volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika lebih dari
itu penggunaan Buldoser perlu dipertimbangakan lagi.
Pusher loading, adalah membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam
mengisi muatan. Bantuan Buldoser itu diperlukan untuk menambah tenaga agar
diperoleh kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
Menyebarkan material, maksudnya adalah menyebarkan tanah ke tempat-tempat
tertentu denganketebalan yang dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk
disuatu tempat oleh truck atau alat angkut lainnya.
25
2.
Sudu/ Bilah/ Blade pada Buldoser bentuknya tergantung pada jenis pekerjaan yang
akan dilakukan oleh Buldoser itu. Jenis Sudu ada 10 macam: (a) U-Blade, (b)
Straight Blade, (c) Angling Blade, (d) Cushion Blade, (e) Power Angle and Tild
Blade, (f) AEM U Blade, (g) K/ G Blade, (h) Landfill Blade, (i) V-Tree Cutter Blade,
(j) dan Rake Blade.
a.
U-Blade
Sudu ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah besar dengan
jarak dorong yang besar, misalnya pada pekerjaan-pekerjaan reklamasi, penggusuran
lapisan top soil. Di samping itu sudu bentuk ini dapat pula digunakan untuk
mengumpulkan material disekitar stack pile dan membantu alat muat dalam
pengisian ke hopper (gerobak, biasanya digunakan pada tambang-tambang batu batra
untuk mengangkat batu bara). Bentuk sudu seperti Gambar: 3.1.a.
26
b.
Sudu jenis ini khusus digunakan untuki menggali atau mendorong material berat
yang memerlukan tenaga dorong yang cukup besar. Ukuran S-Blade jebih kecil dari
U-Blade, sehingga lebih mudah digerakkan. S-Blade (Gambar: 3.1. b) juga sangat
cocok untuk menagani material-material yang tersebar.
27
c.
Angling-Blade (A-Blade)
d.
Cushion Blade (Gambar: 3.1.d.) digunakan untuk pekerjaan cut maintenance dan
pekerjaan penggusuran, di samping itu dapat digunakan untuk pemuatan Power
Scrapper dengan cara mendorong.
28
e.
29
f.
AEM U-Blade
g.
K/G Blade
K/ G-Blade
Gambar: 3.1.g. Buldoser dengan Sudu K/ G-Blade
30
h.
Landfill Blade
Dirancang untuk menangani material bangunan dan material lapisan penutup bagian
atas; bilah dilengkapi dengan saringan untuk melindungi radiator mesin. Bentuk
blade yang melengkung menyebabkan material yang didorong menyebar lebih
merata.
Sudu dilengkapi
saringan untuk
melindungi
radiator mesin
i.
Dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan, dan sisa tungul agar
rata dengan tanah. Bilah ini membentuk huruf V dengan ujung pemotong yang
bererigi menyerupai gergaji.
31
j.
Rake Blade
Bentuknya mirip garu yang bergerigi rapat; sudu bentuk ini digunakan untuk
mencabut semak-semak, membuat akar pohon, memindahkan tunggul-tunggul kecil,
memisahkan bongkahan batuan dan lain-lain.
B.
Power Scrapper
Kemampuan Power Scrapper: (1) dapat menggali dan mengisi muatannya sendiri, (2)
mengangkut ke tempat yang telah ditentukan, lalu (3) menyebar dan meratakan
muatan itu.
1.
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan cara: (a)
Pusher Loading, (b) Down Hill Loading, dan (c) Straddle Loading.
a.
Pusher Loading
Power Scrapper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi
memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu
oleh Buldoser.
32
b.
Diuasahakan agar pola kerja Power Scrapper selalu menuju ke bagian yang lebih
rendah, agar gaya berat alat akan membantu Power Scrapper dalam mengisi
muatannya sendiri, sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat.
c.
Straddle Loading
Straddle Loading adalah suatu pola pemuatan/ pengisian Power Scrapper di mana
tiap dua kali pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft.
Bagian yang ditinggalkan itu akan dipotong/ digali pada perjalanan pengisian yang
berikutnya (Gambar: 3.2).
33
2.
Mengangkut
3.
Menyebarkan Material
Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu menimbun dan
menyebarkan material muatan menggunakan Power Scrapper.
-
4.
Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk
material) didorong ke depan dengan hati-hati agar material keluar
dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan diturunkan terlalu rendah
supaya material tak terhalang. Kalau material belum turun/ keluar
karena apron belum dibuka, fail gate jangan didorong ke depan, sebab
apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi.
Jika material sangat lengket (misalonya material yang diangkut adalah
lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau
keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai ketebalan yang
dikehendaki.
Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scrapper disesuaikan
dengan kecepatan keluarnya material dari dalam bowl.
Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat
disebarkan dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh
sebaran material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta merata.
Contoh pemakaian untuk menggali tanah penutup yang terlalu curam (Gambar:
3.3), Power Scrapper harus dibantu dengan Buldoser; jika kecuramannya telah
dikurangi/ sudah dilandaikan menggunakan Buldoser, maka barulah digali
menggunakan Power Scrapper, dan tanah diangkut ke tempat lain.
34
Tanah Penutup
Buldoser
Power Scrapper
5.
Bila lapisan penutup tanah sangt tebal, maka cara pengalian tidak diarahkan ke sisi
tebing yang curam, tetapi kurang lebih sejajar dengan tebing tersebut (Gambar: 3.4)
35
C.
Untuk pengangkutan jarak dekat (kurang dari 5 km) biasanya digunakan truck dan
Power Scrapper, pengangkutan jarak sedang (5-20 km) dapat menggunakan truck
ukuran besar, belt conveyor, dan cable way. Untuk pengangkutan jarak jauh (lebih
dari 20 km) bisa digunakan kereta api, pompa dan pipa; namun demikian pada
proyek-proyek bangunan sipil alat angkut yang lazim dipakai adalah truck.
Kelebihan truck sebagai alat angkut adalah mempunyai kecepatan yang tinggi (jika
jalurnya baik), sehingga memiliki produktifitas yang tinggi pula. Hal ini
menyebabkan ongkos angkut per-ton material menjadi murah. Di semping itu truck
juga luwes, artinya dapat digunakan untuk mengangkut macam-macam barang
36
dengan muatan yang bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula, dan tidak
tergantung pada jalur jalan; bandingkan dengan lori atau belt conveyor!
Truck dapat digerakkan dengan motor bensin, diesel, butane, atau propane. Truck
dengan ukuran besar biasanya digerakkan dengan mesin diesel. Kemiringan jalan
atau tanjakan yang dapat dilalui dengan baik oleh truck berkisar antara 7 sampai
18%, jika memakai motorized wheel dapat mengambil tanjakan sampai 35%.
D.
Untuk pengambilan dan pemuatan material ke atas alat angkut (truck, lori, dan
sebagainya) dipergunakan alat pemuat yang sangat banyak macamnya, karena
keadaan lapangan kerja sangat beragam. Tetapi dalam pekerjaan Pemindahan Tanah
Mekanis alat muat yang umum digunakan adalah: (1) Power Shovel, (2) Dragline,
(3) Bucket Wheel Excavator (BWE), dan (4) Wheel Loader.
1.
Power Shovel
Power Shovel merupakan skop mekanis yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh
mesin uap, mesin bensin, mesin diesel, atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini
ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horisontal
maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar sampai 2 yard3 (1 yard
= 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2
sampai 8 yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 35 yard3 (18,2 25,5 m3).
Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop
yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja
mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara
menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari:
a.
Keadaan material (keras, lunak)
b.
Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
c.
Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
d.
Pengalaman operator yang menanganinya.
Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Power Shovel adalah:
Penggalian di lereng-lereng bukit.
Pemuatan material ke alat angkut.
Pembuangan tanah penutup ke bagian belakang yang daerahnya sudah
dikosongkan, cara ini disebut juga dengan Back Fill Digging Method.
Penggalian ke bawah tempat alat berpijak, untuk pembuatan selokan,
terusan, kanal, dan pekerjaan sejenis.
Penggalian secara mendatar untuk perataan (grading) atau
pemotongan lapisan tanah, batuan yang tipis dan mendatar.
37
Alat pengangkut
Power Scrapper
Power Scrapper
2.
Dragline
Alat ini hanya dipakai maksimum untuk batuan yang relatif lunak atau yang sudah
lepas (loose materials), jadi bukan digunakan pada lapisan batuan keras dan kompak.
Dragline dipakai untuk meggali material yang berada di bawah tempat alat itu
berdiri. Alat penggerak yang dipakai persis sama seperti Power Shovel.
38
Ukran Dragline ditentukan oleh besar mangkuk (bucket) yang terpasang; ukuran
kecil memiliki mangkuk sampai 2 cu yd (0,18 sampai 1,46 m3), ukuran sedang 2
sampai 8 cu yd (1,46 sampai 5,83 m3), dan ukuran besar 8 sampai 35 cu yd (5,83
sampai 23,32 m3) atau lebih.
Mangkuk dengan ukuran sama mungkin mempunyai berat yang berlainan,
tergantung dari jenis material apa yang digali. Umumnya semakin keras material
yang digali, semakin berat pula mangkuknya, dan berat itu diletakkan di dekat gigi
atau bagian depan mangkuk. Umumnya mangkuk dibuat dari baja mangan, kecuali
pada bagian atas dan belakang mangkuk dibuat dari material yang berbeda.
Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Dragline:
Menggali lapisan tanah penutup yang lunak atau sedikit keras,
terutama untuk lapisan tanah penutup dengan ketebalan yang tidak
teratur.
Menggali dari atas jenjang.
Membuat terusan, selokan, trench dan lain-lain; jika tanahnya lunak,
bisa menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan menggunakan
Power Shovel.
Menggali lumpur, pasir, kerikil, atau batuan yang terletak di bawah
permukaan air.
Memperdalam terusan, kanal, sungai, dan lain-lain.
Membuat dam kecil dengan cara penggalian tanah dan batuan dari
daerah disekitarnya.
Menggali lalu mengangkat, memuat, atau melepaskan pasir, kerikil,
maupun batu bara ke atas alat angkut.
Untuk penempatan ditempat kerja yang baru atau memindahkan alat untuk jarak
yang jauh, biasanya dilakukan dengan Trailler (Gambar: 3.6), sebab jalannya alat
ini sangat perlahan, kecepatannya sekitar 1 km/ jam.
39
Keadaan tempat kerja Dragline yang baru bisa bermacam-macam, tergantung dari
kondisi topografi lapangan dan tujuan kerjanya. Jika tempat kerja itu sudah berupa
lereng, maka tak perlu lagi dibuat tempat kerja khusus; jika daerah yang akan digali
itu masih berupa lapangan yang datar, Dragline harus membuat sendiri lereng tempat
kerjanya.
Panjang/ pendeknya boom tergantung dari macam kerja alat yang dilakukan oleh itu,
boom pendek digunakan untuk mengangkut dan megisi alat-alat angkut seperti truck,
lori dan sebagainya; boom panjang umumnya digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
penggalian dang pengupasan pada tambang aluvial, industri mineral dan sejenisnya.
3.
Bucket Wheel Excavator (sering disingkat BWE) adalah alat gali untuk pemindahan
tanah, alat ini sesuai untuk digunakan pada material tanah penutup, baik itu berupa
lapisan tipis maupun lapisan yang tebal, terutama jika berupa tanah, lempung, pasir,
maupun material serpihan yang lunak.
BWE merupakan salah satu alat gali yang bekerja secara terus menerus, umumnya
dapat digunakan dengan baik di atas, di bawah, maupun pada lantai kerjanya; hasil
penggalian kemudian dilimpahkan ke Belt Conveyor.
Penggalian oleh BWE dilakukan oleh sebuah boom yang pada ujungnya terdapat
roda besar yang sekelilingnya dipasang mangkuk-mangkuk (Gambar: 3.7). Boom
beserta mangkuk-mangkuk yang berputar pada roda itu ditekan ke arah material yang
digali. Jumlah mangkuk berkisar antara enam sampai 12 buah, sehingga penggalian
dengan BWE dapat dilakukan secara terus menerus.
40
a. Terrace Cut
b. Dropping Cut
Gambar: 3.8. Cara penggalian mangkuk BWE
41
4.
Wheel Loader
Wheel Loader adalah salah satu alat muat yang kini banyak digunakan, sebab
gerakannya lincah; tetapi jika digunakan untuk menangani daerah yang berlumpur
atau berbatu tajam, maka sebaiknya roda-roda karetnya dilindungi dengan rantai
baja.
Bucket pada Wheel Loader digunakan untuk: menggali, mengangkat, dan
mengangkut kesuatu tempat yang terjauh atau langsung dimuatkan ke alat angkut
yang letaknya sama tinggi dengan tempat dimana Wheel Loader bekerja. Daya
jangkau mangkuknya sangat terbatas, artinyatidak terlalu tinggi. Untuk
menggerakkan bucketnya biasanya dilakukan dengan sisitim hidrolis.
Untuk penggalian menggunakan Wheel Loader, mangkuk harus didorong ke arah
permuka kerja, jika mangkuk telah penuh, kemudian Wheel Loader dimundurkan dan
mangkuk diangkat ke atas untuk selanjutnya materialdiangkut kesuatu tempat
penimbunan atau ke atas alat angkut.
Kelebihan dan kekurangan Wheel Loader sebagai alat muat:
Dalam operasinya, antara posisi memuat dan posisi membongkar
Wheel Loader membutuhkan jarak untuk melakukan manuver. Jika
jarak tersebut terbatas, maka akan menimbulkan persoalan, sebab ada
kemungkinan Wheel Loader tidak dapat memutar.
Buldoser hanya dapat mendorong material; kelebihan material yang
diangkut oleh Buldoser akan tercecer ke sisi-sisi sudunya, untuk
membersihkan ceceran itu digunakan Wheel Loader.
Jika dibandingkan dengan Power Shovel, Wheel Loader mempunyai
kelebihan dalam pemuatan material hasil peledakan, sebab Power
Shovel sulit ditaruh di tempat yang sempit.
Dibandingkan dengan Truck Loader, Wheel Loader lebih lincah dan
lebih gesit.
E.
Sebenarnya alat garu (Ripper) berfungsi untuk membantu Buldoser dan Power
Scrapper dalam mengatasi batu-batu yang keras. Buldoser ataupun Power Scrapper
yang bekerja sendiri tanpa dibantu oleh Ripper dalam menghadapi batu-batu yang
keras, hasil kerjanya tidak semaksimal seperti kalau dibantu dengan Ripper.
Kakuatan Ripper tergantung pada kemampuan gigi-giginya untuk masuk ke dalam
42
tanah dan kekuatan Buldoser yang digunakan sebagai mesin penarik Ripper itu
sendiri.
Gigi Ripper dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kedalaman penggalian yang
dikehendaki dan kondisi material yang akan digaru. (Gambar: 3.9)
Kegunaan Ripper:
Membantu Buldoser pada waktu pembersihan lapangan, yaitu dengan
melewatkan Ripper bebarapa kali, sehingga sebagian besar akar-akar
pohon yang dilewati akan terputus, sehingga kerja Buldoser menjadi
lebih ringan.
Dengan gigi-giginya pohon dapat ditimbangkan tanpa harus menggali
tanah disekeliling pohon itu.
Membantu Power Scrapper ditempat-tempat yang bertanah keras;
misalnya lumpur yang kering dan mengeras karena sinar matahari,
akan lebih mudah ditangani oleh Power Scrapper jika sebelumnya
telah dilalui beberapa kali oleh Ripper.
Membuat parit kecil untuk mengalirkan genangan air.
Merobek pavemet yang terbuat dari ubin, beton, atau aspal yang
sangat sukar jika digali dengan alat lain.
43
F.
Merusak jalan atau landasan pesawat terbang yang terbuat dari beton.
Perusakan harus dimulai dari ujung landasan, supaya gigi Ripper
dapat mencongkel lapisan beton tersebut dari bawah.
Roller adalah peralatan untuk pemadatan tanah atau batuan secara mekanis.
Pemadatan tanah isian atau batu, sering kali harus dilakukan pada pekerjaanpekerjaan pemindahan tanah. Tujuan dari pemadatan tanah isian ini perlu dikerjakan
untuk menghindari terjadinya ruang-ruang pada tanah yang tak terisi material secara
penuh. Tempat-tempat yang demikian ini bila mengalami tekanan yang sedikit besar
akan tenggelam (ambles) dan menimbulkan lekukan-lekukan yang tidak dikehendaki.
Pemadatan tanah tujuannya untuk mendekatkan masing-masing partikel tanah,
sehingga kohesi dan sudut geser dalam dari tanah tersebut menjadi lebih besar;
artinya tanah dapat lebih mantap/ tak mudah longsor. Tanah yang dipatdatkan tak
mudah rusak karena adanya tekanan-tekanan luar yang tidak dikehendaki. Jadi
memadatkan tanah/ batuan tujuannya untuk memperooeh suatu nilai kepadatan atau
daya dukung yang dikehendaki, atau disesuaikan dengan beban/ muatan serta
frekuensi litasan yang akan diderita oleh lapisan tanah itu. Kepadatan yang
diinginkan biasanya dinyatakan dengan nilai California Bearing Ratio (CBR).
Semakin besar nilai CBR suatu material, semakin baik pula kepadatan material itu.
Ada tujuh macam Roller yang sering digunakan yaitu: (1) Sheep Foot Roller, (2)
Smooth Steel Wleel Rolers, (3) Grid Type Rollers, (4) Mesh-Grid Roler, (5) Segment
Rollers, (6) Pneumatic Tired Rollers, dan (7) Viberation Rollers.
G.
Grader
Grader dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Tower Grader, dan Motor Grader.
(Gambar: 3.10). Tower Grader membutuhkan alat penarik seperti Traktor atau
Buldoser, tetapi Motor Grader mempunyai tanaga penggerak sendiri.
a. Tower Grader
b. Motor Grader
44
Jenis Motor Grader dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Straight Motor Grader,
Articulated Motor Grader, dan Crab Type Motor Grader. (Gambar: 3.11)
Straight Motor Grader adalah tipe yang paling sederhana, kerangka bagian depan
menjadi satu dengan bagian belakang, sehingga dalam operasinya tidak luwes.
Articulated Motor Grader mempunyai kerangka bagian depan dan roda-roda
depanya dapat digerak-gerakkan, atau terpisah dengan kerangka bagian belakang;
dalam operasionalnya tipe ini lebih luwes dan punya jari-jari perputaran yang lebih
kecil dari tipe Straight Motor Grader. Crab Type Motor Grader hampir sama dengan
tipe Articulated, tetapi roda-roda bagian belakan yang sebelah kanan dan kiri berotasi
sendiri-sendiri, sehingga memungkinkan melakukan gerakan yang lebih bervariasi,
jenis ini sangat cocok untuk daerah yang masih belum rata.
45
Alat berat yang umum dipakai dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis ada tujuh
macam yaitu:
-
A.
Buldoser
Power Scrapper
Alat pengangkut (Hauling units)
Alat pemuat (Loading units)
Alat penggaru (Rooters/ Rippers)
Alat penggilas (Rollers)
Graders
Buldoser
Alat ini merupakan alat berat yang sangat kuat untuk pekerjaan pekerjaan:
penggalian tanah (excavator), mendorong tanah, menggusur tanah (dozer),
membantu pekerjaan alat-alata muat, dan pembersihan lokasi (land clearing).
1.
Kegunaan
cukup langsung didorong. Kalau diameternya agak besar (10 cm < < 25 cm) dan
akarnya kokoh, ada dua cara untuk merobohkannya.
-
Jika diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang dapat dilakukan.
Tanah disekeliling pohon digali supaya akar-akarnya putus, lalu
pohon didorong.
Bila pohon tidak roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik
Buldoser, tetapi jika di lokasi terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih
baik jika ditarik dengan Buldoser pada arah masing-masing menerong
agar supaya lebih aman.
Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh, batang
digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang mengganggu pekerjaan,
maka batu harus dicongkel dan didorong dari sebelah luar sedikit demi sedikit,
sehingga akhirnya sampai pada batas luar daerah kerja. Jika batu tersebut ada
disebuah lembah, maka lerengnya harus digali dulu agar tidak terlalu curam, sebab
ada kemungkinan Buldoser akan terbalik.
Pioneering atau pekerjaan perintisan merupakan kelanjutan dari pekerjaan
pembabatan/ penabasan. Pekerjaan merintis meliputi: pekerjaan perataan tanah,
pembuatan jalan darurat untuk transportasi alat mekanis, dan jika perlu adalah
pembuatan saluran air untuk drainase tempat kerja.
Gali/ angkut jarak pendek adalah menggali lalu mendorong tanah galian itu ke
suatu tempat tertentu, misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya.
Bila kondisi jalan tidak licin, penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien.
Jika dibandingkan dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-tahap
tertentu cara gali/ angkut menggunakan Buldoser tidak selalu ekonomis; penggunaan
Buldoser untuk gali angkut sangat efisien jika: (1) jarak dorong Buldoser roda besi <
200 ft, dan untuk roda karet < 400 ft, pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien,
dan (2) volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika lebih dari
itu penggunaan Buldoser perlu dipertimbangakan lagi.
Pusher loading, adalah membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam
mengisi muatan. Bantuan Buldoser itu diperlukan untuk menambah tenaga agar
diperoleh kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
Menyebarkan material, maksudnya adalah menyebarkan tanah ke tempat-tempat
tertentu denganketebalan yang dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk
disuatu tempat oleh truck atau alat angkut lainnya.
47
2.
Sudu/ Bilah/ Blade pada Buldoser bentuknya tergantung pada jenis pekerjaan yang
akan dilakukan oleh Buldoser itu. Jenis Sudu ada 10 macam: (a) U-Blade, (b)
Straight Blade, (c) Angling Blade, (d) Cushion Blade, (e) Power Angle and Tild
Blade, (f) AEM U Blade, (g) K/ G Blade, (h) Landfill Blade, (i) V-Tree Cutter Blade,
(j) dan Rake Blade.
a.
U-Blade
Sudu ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah besar dengan
jarak dorong yang besar, misalnya pada pekerjaan-pekerjaan reklamasi, penggusuran
lapisan top soil. Di samping itu sudu bentuk ini dapat pula digunakan untuk
mengumpulkan material disekitar stack pile dan membantu alat muat dalam
pengisian ke hopper (gerobak, biasanya digunakan pada tambang-tambang batu batra
untuk mengangkat batu bara). Bentuk sudu seperti Gambar: 3.1.a.
48
b.
Sudu jenis ini khusus digunakan untuki menggali atau mendorong material berat
yang memerlukan tenaga dorong yang cukup besar. Ukuran S-Blade jebih kecil dari
U-Blade, sehingga lebih mudah digerakkan. S-Blade (Gambar: 3.1. b) juga sangat
cocok untuk menagani material-material yang tersebar.
49
c.
Angling-Blade (A-Blade)
d.
Cushion Blade (Gambar: 3.1.d.) digunakan untuk pekerjaan cut maintenance dan
pekerjaan penggusuran, di samping itu dapat digunakan untuk pemuatan Power
Scrapper dengan cara mendorong.
50
e.
51
f.
AEM U-Blade
g.
K/G Blade
K/ G-Blade
Gambar: 3.1.g. Buldoser dengan Sudu K/ G-Blade
52
h.
Landfill Blade
Dirancang untuk menangani material bangunan dan material lapisan penutup bagian
atas; bilah dilengkapi dengan saringan untuk melindungi radiator mesin. Bentuk
blade yang melengkung menyebabkan material yang didorong menyebar lebih
merata.
Sudu dilengkapi
saringan untuk
melindungi
radiator mesin
i.
Dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan, dan sisa tungul agar
rata dengan tanah. Bilah ini membentuk huruf V dengan ujung pemotong yang
bererigi menyerupai gergaji.
53
j.
Rake Blade
Bentuknya mirip garu yang bergerigi rapat; sudu bentuk ini digunakan untuk
mencabut semak-semak, membuat akar pohon, memindahkan tunggul-tunggul kecil,
memisahkan bongkahan batuan dan lain-lain.
B.
Power Scrapper
Kemampuan Power Scrapper: (1) dapat menggali dan mengisi muatannya sendiri, (2)
mengangkut ke tempat yang telah ditentukan, lalu (3) menyebar dan meratakan
muatan itu.
1.
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan cara: (a)
Pusher Loading, (b) Down Hill Loading, dan (c) Straddle Loading.
a.
Pusher Loading
Power Scrapper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi
memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu
oleh Buldoser.
54
b.
Diuasahakan agar pola kerja Power Scrapper selalu menuju ke bagian yang lebih
rendah, agar gaya berat alat akan membantu Power Scrapper dalam mengisi
muatannya sendiri, sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat.
c.
Straddle Loading
Straddle Loading adalah suatu pola pemuatan/ pengisian Power Scrapper di mana
tiap dua kali pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft.
Bagian yang ditinggalkan itu akan dipotong/ digali pada perjalanan pengisian yang
berikutnya (Gambar: 3.2).
55
2.
Mengangkut
3.
Menyebarkan Material
Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu menimbun dan
menyebarkan material muatan menggunakan Power Scrapper.
-
4.
Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk
material) didorong ke depan dengan hati-hati agar material keluar
dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan diturunkan terlalu rendah
supaya material tak terhalang. Kalau material belum turun/ keluar
karena apron belum dibuka, fail gate jangan didorong ke depan, sebab
apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi.
Jika material sangat lengket (misalonya material yang diangkut adalah
lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau
keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai ketebalan yang
dikehendaki.
Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scrapper disesuaikan
dengan kecepatan keluarnya material dari dalam bowl.
Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat
disebarkan dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh
sebaran material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta merata.
Contoh pemakaian untuk menggali tanah penutup yang terlalu curam (Gambar:
3.3), Power Scrapper harus dibantu dengan Buldoser; jika kecuramannya telah
dikurangi/ sudah dilandaikan menggunakan Buldoser, maka barulah digali
menggunakan Power Scrapper, dan tanah diangkut ke tempat lain.
56
Tanah Penutup
Buldoser
Power Scrapper
5.
Bila lapisan penutup tanah sangt tebal, maka cara pengalian tidak diarahkan ke sisi
tebing yang curam, tetapi kurang lebih sejajar dengan tebing tersebut (Gambar: 3.4)
57
C.
Untuk pengangkutan jarak dekat (kurang dari 5 km) biasanya digunakan truck dan
Power Scrapper, pengangkutan jarak sedang (5-20 km) dapat menggunakan truck
ukuran besar, belt conveyor, dan cable way. Untuk pengangkutan jarak jauh (lebih
dari 20 km) bisa digunakan kereta api, pompa dan pipa; namun demikian pada
proyek-proyek bangunan sipil alat angkut yang lazim dipakai adalah truck.
Kelebihan truck sebagai alat angkut adalah mempunyai kecepatan yang tinggi (jika
jalurnya baik), sehingga memiliki produktifitas yang tinggi pula. Hal ini
menyebabkan ongkos angkut per-ton material menjadi murah. Di semping itu truck
juga luwes, artinya dapat digunakan untuk mengangkut macam-macam barang
58
dengan muatan yang bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula, dan tidak
tergantung pada jalur jalan; bandingkan dengan lori atau belt conveyor!
Truck dapat digerakkan dengan motor bensin, diesel, butane, atau propane. Truck
dengan ukuran besar biasanya digerakkan dengan mesin diesel. Kemiringan jalan
atau tanjakan yang dapat dilalui dengan baik oleh truck berkisar antara 7 sampai
18%, jika memakai motorized wheel dapat mengambil tanjakan sampai 35%.
D.
Untuk pengambilan dan pemuatan material ke atas alat angkut (truck, lori, dan
sebagainya) dipergunakan alat pemuat yang sangat banyak macamnya, karena
keadaan lapangan kerja sangat beragam. Tetapi dalam pekerjaan Pemindahan Tanah
Mekanis alat muat yang umum digunakan adalah: (1) Power Shovel, (2) Dragline,
(3) Bucket Wheel Excavator (BWE), dan (4) Wheel Loader.
1.
Power Shovel
Power Shovel merupakan skop mekanis yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh
mesin uap, mesin bensin, mesin diesel, atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini
ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horisontal
maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar sampai 2 yard3 (1 yard
= 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2
sampai 8 yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 35 yard3 (18,2 25,5 m3).
Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop
yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja
mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara
menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari:
e.
Keadaan material (keras, lunak)
f.
Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
g.
Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
h.
Pengalaman operator yang menanganinya.
Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Power Shovel adalah:
Penggalian di lereng-lereng bukit.
Pemuatan material ke alat angkut.
Pembuangan tanah penutup ke bagian belakang yang daerahnya sudah
dikosongkan, cara ini disebut juga dengan Back Fill Digging Method.
Penggalian ke bawah tempat alat berpijak, untuk pembuatan selokan,
terusan, kanal, dan pekerjaan sejenis.
Penggalian secara mendatar untuk perataan (grading) atau
pemotongan lapisan tanah, batuan yang tipis dan mendatar.
59
Alat pengangkut
Power Scrapper
Power Scrapper
2.
Dragline
Alat ini hanya dipakai maksimum untuk batuan yang relatif lunak atau yang sudah
lepas (loose materials), jadi bukan digunakan pada lapisan batuan keras dan kompak.
Dragline dipakai untuk meggali material yang berada di bawah tempat alat itu
berdiri. Alat penggerak yang dipakai persis sama seperti Power Shovel.
60
Ukran Dragline ditentukan oleh besar mangkuk (bucket) yang terpasang; ukuran
kecil memiliki mangkuk sampai 2 cu yd (0,18 sampai 1,46 m3), ukuran sedang 2
sampai 8 cu yd (1,46 sampai 5,83 m3), dan ukuran besar 8 sampai 35 cu yd (5,83
sampai 23,32 m3) atau lebih.
Mangkuk dengan ukuran sama mungkin mempunyai berat yang berlainan,
tergantung dari jenis material apa yang digali. Umumnya semakin keras material
yang digali, semakin berat pula mangkuknya, dan berat itu diletakkan di dekat gigi
atau bagian depan mangkuk. Umumnya mangkuk dibuat dari baja mangan, kecuali
pada bagian atas dan belakang mangkuk dibuat dari material yang berbeda.
Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Dragline:
Menggali lapisan tanah penutup yang lunak atau sedikit keras,
terutama untuk lapisan tanah penutup dengan ketebalan yang tidak
teratur.
Menggali dari atas jenjang.
Membuat terusan, selokan, trench dan lain-lain; jika tanahnya lunak,
bisa menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan menggunakan
Power Shovel.
Menggali lumpur, pasir, kerikil, atau batuan yang terletak di bawah
permukaan air.
Memperdalam terusan, kanal, sungai, dan lain-lain.
Membuat dam kecil dengan cara penggalian tanah dan batuan dari
daerah disekitarnya.
Menggali lalu mengangkat, memuat, atau melepaskan pasir, kerikil,
maupun batu bara ke atas alat angkut.
Untuk penempatan ditempat kerja yang baru atau memindahkan alat untuk jarak
yang jauh, biasanya dilakukan dengan Trailler (Gambar: 3.6), sebab jalannya alat
ini sangat perlahan, kecepatannya sekitar 1 km/ jam.
61
Keadaan tempat kerja Dragline yang baru bisa bermacam-macam, tergantung dari
kondisi topografi lapangan dan tujuan kerjanya. Jika tempat kerja itu sudah berupa
lereng, maka tak perlu lagi dibuat tempat kerja khusus; jika daerah yang akan digali
itu masih berupa lapangan yang datar, Dragline harus membuat sendiri lereng tempat
kerjanya.
Panjang/ pendeknya boom tergantung dari macam kerja alat yang dilakukan oleh itu,
boom pendek digunakan untuk mengangkut dan megisi alat-alat angkut seperti truck,
lori dan sebagainya; boom panjang umumnya digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
penggalian dang pengupasan pada tambang aluvial, industri mineral dan sejenisnya.
3.
Bucket Wheel Excavator (sering disingkat BWE) adalah alat gali untuk pemindahan
tanah, alat ini sesuai untuk digunakan pada material tanah penutup, baik itu berupa
lapisan tipis maupun lapisan yang tebal, terutama jika berupa tanah, lempung, pasir,
maupun material serpihan yang lunak.
BWE merupakan salah satu alat gali yang bekerja secara terus menerus, umumnya
dapat digunakan dengan baik di atas, di bawah, maupun pada lantai kerjanya; hasil
penggalian kemudian dilimpahkan ke Belt Conveyor.
Penggalian oleh BWE dilakukan oleh sebuah boom yang pada ujungnya terdapat
roda besar yang sekelilingnya dipasang mangkuk-mangkuk (Gambar: 3.7). Boom
beserta mangkuk-mangkuk yang berputar pada roda itu ditekan ke arah material yang
digali. Jumlah mangkuk berkisar antara enam sampai 12 buah, sehingga penggalian
dengan BWE dapat dilakukan secara terus menerus.
62
a. Terrace Cut
b. Dropping Cut
Gambar: 3.8. Cara penggalian mangkuk BWE
63
4.
Wheel Loader
Wheel Loader adalah salah satu alat muat yang kini banyak digunakan, sebab
gerakannya lincah; tetapi jika digunakan untuk menangani daerah yang berlumpur
atau berbatu tajam, maka sebaiknya roda-roda karetnya dilindungi dengan rantai
baja.
Bucket pada Wheel Loader digunakan untuk: menggali, mengangkat, dan
mengangkut kesuatu tempat yang terjauh atau langsung dimuatkan ke alat angkut
yang letaknya sama tinggi dengan tempat dimana Wheel Loader bekerja. Daya
jangkau mangkuknya sangat terbatas, artinyatidak terlalu tinggi. Untuk
menggerakkan bucketnya biasanya dilakukan dengan sisitim hidrolis.
Untuk penggalian menggunakan Wheel Loader, mangkuk harus didorong ke arah
permuka kerja, jika mangkuk telah penuh, kemudian Wheel Loader dimundurkan dan
mangkuk diangkat ke atas untuk selanjutnya materialdiangkut kesuatu tempat
penimbunan atau ke atas alat angkut.
Kelebihan dan kekurangan Wheel Loader sebagai alat muat:
Dalam operasinya, antara posisi memuat dan posisi membongkar
Wheel Loader membutuhkan jarak untuk melakukan manuver. Jika
jarak tersebut terbatas, maka akan menimbulkan persoalan, sebab ada
kemungkinan Wheel Loader tidak dapat memutar.
Buldoser hanya dapat mendorong material; kelebihan material yang
diangkut oleh Buldoser akan tercecer ke sisi-sisi sudunya, untuk
membersihkan ceceran itu digunakan Wheel Loader.
Jika dibandingkan dengan Power Shovel, Wheel Loader mempunyai
kelebihan dalam pemuatan material hasil peledakan, sebab Power
Shovel sulit ditaruh di tempat yang sempit.
Dibandingkan dengan Truck Loader, Wheel Loader lebih lincah dan
lebih gesit.
E.
Sebenarnya alat garu (Ripper) berfungsi untuk membantu Buldoser dan Power
Scrapper dalam mengatasi batu-batu yang keras. Buldoser ataupun Power Scrapper
yang bekerja sendiri tanpa dibantu oleh Ripper dalam menghadapi batu-batu yang
keras, hasil kerjanya tidak semaksimal seperti kalau dibantu dengan Ripper.
Kakuatan Ripper tergantung pada kemampuan gigi-giginya untuk masuk ke dalam
64
tanah dan kekuatan Buldoser yang digunakan sebagai mesin penarik Ripper itu
sendiri.
Gigi Ripper dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kedalaman penggalian yang
dikehendaki dan kondisi material yang akan digaru. (Gambar: 3.9)
Kegunaan Ripper:
Membantu Buldoser pada waktu pembersihan lapangan, yaitu dengan
melewatkan Ripper bebarapa kali, sehingga sebagian besar akar-akar
pohon yang dilewati akan terputus, sehingga kerja Buldoser menjadi
lebih ringan.
Dengan gigi-giginya pohon dapat ditimbangkan tanpa harus menggali
tanah disekeliling pohon itu.
Membantu Power Scrapper ditempat-tempat yang bertanah keras;
misalnya lumpur yang kering dan mengeras karena sinar matahari,
akan lebih mudah ditangani oleh Power Scrapper jika sebelumnya
telah dilalui beberapa kali oleh Ripper.
Membuat parit kecil untuk mengalirkan genangan air.
Merobek pavemet yang terbuat dari ubin, beton, atau aspal yang
sangat sukar jika digali dengan alat lain.
65
F.
Merusak jalan atau landasan pesawat terbang yang terbuat dari beton.
Perusakan harus dimulai dari ujung landasan, supaya gigi Ripper
dapat mencongkel lapisan beton tersebut dari bawah.
Roller adalah peralatan untuk pemadatan tanah atau batuan secara mekanis.
Pemadatan tanah isian atau batu, sering kali harus dilakukan pada pekerjaanpekerjaan pemindahan tanah. Tujuan dari pemadatan tanah isian ini perlu dikerjakan
untuk menghindari terjadinya ruang-ruang pada tanah yang tak terisi material secara
penuh. Tempat-tempat yang demikian ini bila mengalami tekanan yang sedikit besar
akan tenggelam (ambles) dan menimbulkan lekukan-lekukan yang tidak dikehendaki.
Pemadatan tanah tujuannya untuk mendekatkan masing-masing partikel tanah,
sehingga kohesi dan sudut geser dalam dari tanah tersebut menjadi lebih besar;
artinya tanah dapat lebih mantap/ tak mudah longsor. Tanah yang dipatdatkan tak
mudah rusak karena adanya tekanan-tekanan luar yang tidak dikehendaki. Jadi
memadatkan tanah/ batuan tujuannya untuk memperooeh suatu nilai kepadatan atau
daya dukung yang dikehendaki, atau disesuaikan dengan beban/ muatan serta
frekuensi litasan yang akan diderita oleh lapisan tanah itu. Kepadatan yang
diinginkan biasanya dinyatakan dengan nilai California Bearing Ratio (CBR).
Semakin besar nilai CBR suatu material, semakin baik pula kepadatan material itu.
Ada tujuh macam Roller yang sering digunakan yaitu: (1) Sheep Foot Roller, (2)
Smooth Steel Wleel Rolers, (3) Grid Type Rollers, (4) Mesh-Grid Roler, (5) Segment
Rollers, (6) Pneumatic Tired Rollers, dan (7) Viberation Rollers.
G.
Grader
Grader dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Tower Grader, dan Motor Grader.
(Gambar: 3.10). Tower Grader membutuhkan alat penarik seperti Traktor atau
Buldoser, tetapi Motor Grader mempunyai tanaga penggerak sendiri.
a. Tower Grader
b. Motor Grader
66
Jenis Motor Grader dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Straight Motor Grader,
Articulated Motor Grader, dan Crab Type Motor Grader. (Gambar: 3.11)
Straight Motor Grader adalah tipe yang paling sederhana, kerangka bagian depan
menjadi satu dengan bagian belakang, sehingga dalam operasinya tidak luwes.
Articulated Motor Grader mempunyai kerangka bagian depan dan roda-roda
depanya dapat digerak-gerakkan, atau terpisah dengan kerangka bagian belakang;
dalam operasionalnya tipe ini lebih luwes dan punya jari-jari perputaran yang lebih
kecil dari tipe Straight Motor Grader. Crab Type Motor Grader hampir sama dengan
tipe Articulated, tetapi roda-roda bagian belakan yang sebelah kanan dan kiri berotasi
sendiri-sendiri, sehingga memungkinkan melakukan gerakan yang lebih bervariasi,
jenis ini sangat cocok untuk daerah yang masih belum rata.
67
B.
Produktivitas alat-alat pemindahan tanah mekanis ada beberapa cara, tergantung dari
tingkat ketelitian yang dikehendaki, namun demikian secara umum produktivitas alat
dapat dihitung dengan rumus yang sangat sederhana yaitu:
Q = q x (60/ Ws) x E
Keterangan:
Q
=
q
=
Ws
=
E
=
Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa produktivitas alat tergantung pada jenis alat
dan kapasitasnya, serta waktu siklus dan efisiensinya.
Ada dua pengertian mengenai kapasitas alat yaitu peres dan munjung. Kapasitas
peres adalah volume material dalam bucket atau alat untuk menempatkan material
lainnya yang diukur rata dengan tepian bucket (Gambar 4.4.A); sedangkan kapaitas
munjung adalah volume material di dalam bucket yang diusahakan menggunung
sesuai dengan sifat materialnya. (Gambar 4.4B)
a. Kapasitas Peres
b. Kapasitas Minjung
Setiap alat berat yang bekerja pasti mempunyai kemampuan memindahkan material
per- siklus atau per-jam. Siklus kerja adalah proses gerak dari alat mulai dari gerakan
awalnya sampai alat itu kembali ke gerak awal itu lagi. Siklus antara satu dan alata
berat lainnya berbeda.
68
Contoh:
Siklus kerja Dump Truck
Memuat
mengangkut
membuang
Kembali
menggusur
angkat sudu
Berputar kembali
Mangayunkan Bucket
mengeruk tanah
Membuang tanah
Nangkat bucket
Mengayunkan Bucket
Silus kerja alat teragantung dari macam pekerjaan yang ditangani, misalnya untuk
Buldozer, apakah alat ini untuk menggusur tanah, memotong tanah, mengepras atau
leveling, masing-masing pekerjaan ini punya siklus yang berbeda. Selain itu siklus
kerja juga tergantung pada metode kerja yang digunakan, misalnya sebuah Back Hoe
yang mengeruk tanah kemudian tanahnya dibuang begitu saja, siklusnya lain dengan
jika Back Hoe tersebut megeruk tanah kemudian dimuatkan ke atas truck, atau tanah
itu ditimbun pada stock pile.
Dalam menangani pekerjaan tanah menggunakan alat berat, senantiasa diusahakan
untuk memperkecil waktu siklus. Waktu siklus itu sendiri terdiri dari dua macam
komponen yaitu waktu tetap dan waktu variabel/ berubah. Waktu tetap digunakan
untuk : (1) memuat, (2) membuang, dan (3) manuver alat (Gambar 4.5)
69
WS = (D/VA + (D/VK) + t
Keterangan:
WS
D
VA
VK
1.
=
=
=
=
waktu siklus
Jarak
Keceepatan angkat
Kecepatan kembali.
Dalam hal ini Bulldozer digunakan untuk mendorong tanah dengan gerakan-gerakan
yang teratur, misalnya pada penggalian selokan, pembuatan jalan raya, penimbunan
kembali (Back Filling) dan penumpukan atau penimbunan (Stock Filling).
Disarankan penggunaan Bulldozer untuk mendorong tanah bila:
Jarak dorong tak lebih dari 200 ft untuk Bulldozer yang roda
kelabang, dan 400 ft untuk Bulldozer roda karet.
Material yang dipindahkan tak lebih dari 500 m3. Bila volumenya
lebih banyak lebih baik mengunakan Power Scrapper.
70
Contoh 1.
Bulldozer roda kelabang dengan mesin 180 HP memiliki sudu yang panjangnya 9,5 ft
dan tinggi 3 ft. Kapasitas sudu dengan kemiringan tanah didepannya 1 : 1 besarnya
1,58 cu yd pada volume lepas (loose atau LCM). Material yang digali berupa tanah
liat berpasir, jarak dorongnya 100 ft pulang pergi, kondisi lapangan kerja datar.
Kecepatan maksimum pada Gigi-1 = 1,5 mph, dan gigi mudur = 3,5 mph. Hitunglah
produktivitas alat tersebut tiap jam.
Penyelesaian:
-
a.
b.
Waktu tetap (t) untuk memindahkan gigi, berhenti, manuver alat dan
sebagainya = 0,320 menit (diketahui dari spesifikasi alat atau dapat
juga berdasarkan anggapan).
Jarak angkut (D) = 100 ft.
Kecepatan angkut (VA) = 1,5 mph ( 1 mph = 5278 ft/ jam = 88 ft/
menit).
Kecepatan mundur (VK) = 3,5 mph.
=
(D/VA) + (D/VK) + t
WS
=
[100/(1,5 x 88)] + [100/ (3,5 x 88)] + 0,320
=
0,7588 menit + 0,327 menit + 0,320 menit
=
1,4058 menit
WS
c.
q
q dalam kondisi BCM
=
=
=
=
=
=
=
q x 60/WS x E
1,264 c yd x 60 menit/ 1,4058 menit x 83%
44,8 cu yd per-jam 45 cu yd per-jam
34,23 m3/ jam (1 cu jd = 0,764 m3)
71
Contoh 2.
Sebuah Crawler Dozer merk Catepillar Tipe D-5B akan digunakan untuk menggusur
tanah lempung. Dari manual spesifikasi alat yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya diketahui bahwa:
Speed (kecepatan)
mph
Km/ jam
1,4
2,3
2,0
3,0
2,9
4,7
3,7
6,0
4,4
7,1
5,7
9,2
1,6
3,4
4,4
2,6
5,5
7,1
23.600
10.250
7.700
10.750
4.650
3.495
Penyelesaian.
a.
2H
72
Menurut Tabel 4.7 (Tabel Berat Jenis Tanah Asli, Berat Jenis Tanah Lepas, dan %
Pengembangan) tanah lempung yang digali akan mengembang sebesar 22%. Jadi
kapasitas sudu dalam kondisi padat (bank) adalah:
Volume lepas = SF x Volume Bank
2,90 m3
= (100% + 22%) x Volume Bank
Volume Bank = 2,38 m3
b.
*]
=
=
=
Lihat Berat Jenis Lempung Tanah Liat Asli pada Tabel 4.7.
c.
d.
*]
=
=
=
CT *] x
0,9
x
14.900 kg
CT jalan lempung kering, bulldozer roda kelabang CT = 0,9 (Lihat Tabel 4.2)
e.
Lihat pada Tabel Kecepatan dorong alat. DBP maksimum = 12.066 kg, yaitu pada saat Dozer
berjalan pada Gigi-1.
=
=
73
0,320 menit
60 m
f.
*]
60/WS + E*]
x 60/1,493
=
=
q
x
2,38 m3
+ 83%
Selain untuk menggusur tanah, bulldozer sering digunakan untuk merobohkan atau
membabat pohon. Bila digunakan untuk pembabatan, pohon yang akan dirobohkan
punya diameter yang bermacam-macam, untuk itu digunakan persamaan:
T = B + M1N1 + M2N2 + M3N3 +M4N4 + D x F
Keterangan:
T
ft)
M
N
D
F
=
=
=
=
Contoh 3
Bulldozer atepillar D7G dipakai untuk merobohkan pohon disuatu lapangan seluas 2
acre. Data pohon yang ditebang adalah sebagai berikut:
Diameter
pohon (ft)
Jumlah pohon
(batang)
74
Waktu untuk
menebang per pohon
1-2
23
34
46
> 6,5
(menit)
0,3
1,5
2,5
7,0
2,0
10
15
10
5
4
Penyelesaian:
T = B + M1N1 + M2N2 + M3N3 +M4N4 + D x F
= (20/2) + (10/2 x 0,3) + (15/2 x 1,5) + (10/2 x 2,5) + [(4x6,5/2) x
2,0]
T = 78,8 menit
2.
Produktaivitas Power Scrappers tergantung pada beberapa faktor, antara lain adalah:
Keadaan material.
Tenaga yang tersedia pada Power Scrappers untuk memuat.
Rutet pengangkutan (kemiringan, trachee-nya, dan kondisi jalan).
Kecepatan yang dapat dipakai sepanjang rute.
Efisiensi kerja.
Kapasitas Scrappers tergantung pada ukuran bowl (mangkuk) tempat wadah
material, dan ditentukan oleh tanah yang dapat dimuat ke dalam bowl itu. Kapasitas
Scrappers dinyatakan dalam dua ukuran yaitu: ukuran peres, dan ukuran munjung.
Tanah yang dimuat dalam bowl adalah dalam kondisi lepas atau loose.
Contoh 1
Sebuah Power Scrapper mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Kapasitas munjung = 15 cu yd.
Berat kosong = 34.000 lbs (15,4 ton), di mana 60% beratnya
diterima oleh roda yang bergerak. Bila berisi muatan, maka 50% dari
beratnya diterima oleh roda penggeraknya.
Kekuatan mesin = 186 HP
Efisiensi mekanis = 85%.
Kecepatan maksimum tiap-tiap gigi adalah:
*
Gigi-1 =
3,41 mph
*
Gigi-2 =
7,25 mph
75
*
Gigi-3 =
12,65 mph
*
Gigi-4 =
22,28 mph
*
Gigi-5 =
35,03 mph.
Scrapper tersebut akan digunakan pada lapangan dengan kondisi
sebagai berikut: Jarak tempuh = 2 x 34.00 ft (lihat gambar)
Tempat kerja dekat dengan permukaan laut.
Lebar galian = 8 ft
Kedalaman = 4 inchi
Tebal isian = 9 inchi tiap pengosongan Power Scrapper.
Kondisi jalan bagus dengan Rolling Resistance (RR) = 70 lbs/ ton dan
coefisien (CT) = 60%.
Jenis material yang diangkut adalah tanah dengan Swelling Factor
(SF) = 80%.
Penyelesaian:
a.
b.
c.
e.
Keceepatan
(Mph)
3,41
7,25
12,65
22,28
35,03
f.
DBP Total
= 2.170 lbs + 0
= 2.170 lbs ---------> alat dapat bergerak dengan Gigi3 atau Gigi-4
Scrapper berjalan dengan Gigi-3.
(DBP Gigi-3 = 4.700 lbs > DBP Total = 2.170 lbs, alat tidak selip)
Kecepatan pada Gigi-3 = 22,28 mph = 1960 ft/ menit.
Waktu tempuh jalur AB
=
Jarak/ Kecepatan
=
1600/ 1960
=
0,816 menit
Pada jalur B-C
Jarak angkut = 1200 ft, dengan kemiringan -9%.
DBP untuk mengatasi RR
=
RR
x
Berat kendaraan
=
70 lbs/ ton x 31 ton
=
2.170 lbs.
DBP untuk mengatasi kemiringan = Berat kendaraan x GR x
Kemiringan
DBP utk mengatasi kemiringan =
31 ton x 20 lbs/ton/1% x (-9%)
=
- 5.580 lbs
DBP Total = DBP untuk mengatasi RR + DBP untuk mengatasi
Kemiringan
DBP Total = 2.170 lbs 5.580 lbs
= - 3.410 lbs. (BDP negatif berarti kemiringan medan
membantu alat bergerak, dengan demikian scrapper
dapat bergerak memakai gigi berapapun)
Scrapper bergerak pada Gigi-5, kecepatan = 30 mph = 2640 ft/ menit
Waktu tempuh jalur B-C
=
Jarak/ kecepatan
=
(1200/ 2640) menit
=
0,454 menit
78
g.
alat
tersebut diterima oleh roda penggeraknya.
-
79
h.
i.
3.
Waktu Angkat
2,21 menit
6,35 menit
+
+
Waktu kembali
1,938 menit
E
83%
Efisiensi dari kebanyakan dump truck bervariasi antara 80 sampai 85%, sedangkan
produktivitasnya bergantung pada ukuran beban dan jumlah rit yang dapat dilakukan
setiap jamnya. JUmlah rit per-jam bergantung pada: berat kendaraan, tenaga mesin
dari truck itu, jarak angkut, dan kondisi jalan yang dilewatinya. Hal-hal tersebut
berpengaruh pada waktu siklus dump truck itu.
Waktu siklus dump truck terdiri dari:
Waktu muat
Waktu angkut
Waktu buang
Kembali
Manuver kendaraan
Contoh 1
Sebuah proyek perlu melakukan pemindahan tanah dengan kondisi sebagai berikut:
81
Pemuatan material ke dump truck menggunakan power scrapper dengan data sebagai
berikut:
Kapasita produksi per-jam = 312 cu yd (BCM)
RR rata-rata = 60 lbs/ ton
CT rata-rata = 70%.
Spesifikasi dump truck yang digunakan:
Kapasitas muat = 15 cu yd (dalam kondisi BCM)
Efisiensi mekanis = 85%.
Efisiensi kerja = 50 menit/ jam.
Berat kendaraan kosong = 36.800 lbs (= 16,56 ton).
Tenaga = 200 HP
Kecepatan dan Rimpull rata-rata di atas permukaan laut:
Perseneling
1
2
3
4
5
Kecepatan (mph)
3,2
6,3
11,9
20,8
32,7
Rimpull (lbs)
19.900
10.100
5.350
3.060
1945
42,5%
15%
42,5%
Penyelesaian
82
a.
Karena elevasi proyek berada pada ketingian 900 m (= 3000 ft) dpl,
maka ada pengaruh pada HP mesinnya.
Kemerosotan HP karena elevasi = 3% x HP x [(elevasi 1000)/ 1000]
= 12 HP
Jadi HP efektif truck = 200 12 = 188 HP
RP efektif pada masing-masing gigi:
RP efektif = H efektif x 375 x (efisiensi mesin / kecepatan)
Hasil hitungan:
Gigi
1
2
3
4
5
b.
RP (lbs)
18.726
9.512
5.036
2.881
1.832
Kecepatan (mph)
3,2
6,3
11,9
20,8
32,7
2.)
-
c.
=
=
=
RP untuk mengatasi kemiringan =
jam)
-.
d.
=
15 cu yd/ ( 312 cu yd/ jam)
=
0,0048 jam
=
2,88 menit
Waktu pengangkutan
=
Jarak angkut/ Kecepatan truck pada Gigi-3
=
0,66 mil / 11,9 mph
=
0,055 jam
=
3,33 menit
Waktu kembali
=
Jarak angkut/ kecepatan truck pd Gigi-5
=
0,66 mil / 32,7 mph
=
0,002 jam
=
1,211 menit
Waktu untuk menambah kecepatan = 1,5 menit (anggapan)
Waktu untuk manufer dan pembuangan material = 1 menit (anggapan)
WS
=
(2,88 + 3,33 + 1,5 + 1) menit
=
9,921 menit
=
=
q
15
x
x
60/ WS
60/9,921
84
x
x
E
50/60
=
e.
Contoh 2.
Pada penyelesaian Contoh 1, hasil hitungan menunjukkan bahwa jumlah truck yanga
dibutuhkan (N) = 4,13 buah. Dalam hal ini ada dua kemungkinan, menggunakan 4
buah truck, atau 5 buah truck. Coba dihitung mana yang paling menguntungkan !
Penyelesaian.
Jika menggukanan 4 buah truck
waktu pemuatan untuk 4 buah truck = jumlah truck x waktu
pemuatan
=
4
x
2,88 menit
=
11,52 menit
Waktu Siklus (WS) =
9,92 menit
Truck menunggu
=
11,52 menit - 9,92 menit
=
1,6 menit
Efisiensi karena menunggu =
WS / Waktu pemuatan x 100%
=
9,92 menit/ 11,52 menit x 100%
=
86,11%
a.
b.
Contoh 3
85
Penyelesaian
Menurut hitungan pada Contoh 1, untuk mengimbangi produktivitas Shovell
dibutuhkan 4,13 truck. Jika hanya digunakan 3 buah truck saja, maka shovell harus
menunggu truck untuk jangka waktu tertentu.
-
WS
Shovell menungu
Efisiensi menunggu
2,88
menit
4.
=
8,64 menit
=
9,92 menit
=
9,92 menit 8,64 menit
=
1,28 menit
Waktu pemuatan / WS
8,64 / 9,92 x 100%
87%
=
=
=
86
ini dengan
Contoh 1
Sebuah power shovel dengan unuran sekop (dipper) 1 cu yd, digunakan untuk
menggali tanah keras. Kedalaman galian 7,5 ft dengan sudut putar rata-rata 70o.
Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa:
Kondisi kerja termasuk kategori sedang,
kondisi pengelolaan (manajenem) meralatan dikategorikan baik.
Hiting produktivitas power shovel per-jamnya.
Tabel 4.8 Tinggi Penggalian Ideal dan Produktivitas
Dari Power Shovel dalam Cu yd/ jam (Pay Yard)*]
Macam tanah
Moist loam atau
light sandy clay
Pasir dan Kerikil
Tanah biasa
Tanah liat, keras
dan liat
Batuan hasil
peledakan
Tanah liat, basah
dan lengket
Batuan yang
besar-besar
*]
3/8
3.8
85
3.8
80
4.5
70
6.0
50
-40
6.0
25
-15
1/2
4.6
115
4.6
110
5.7
9.5
7.0
75
-60
7.0
40
-25
3/4
5.3
165
5.3
155
6.8
135
8.0
110
-95
8.0
70
-50
1
6.0
205
6.0
200
7.8
175
9.0
145
-125
9.0
95
-75
23/4
31/2
435
465
525
500
420
450
485
555
380
405
455
510
335
360
405
450
300
320
365
420
250
270
310
345
215
225
270
305
Prodjosumarto, 1996
Penyelesaian.
a.
Dari Tabel 4.8 : untuk ukuran sekop = 1 cu yd dan material tanah liat
keras, maka produktivitas ideal = 145 cu jd/ jam, dan kedalaman
penggalian optimum = 9,0 ft.
45
60
87
150
180
40
60
80
100
120
140
160
*]
Prodjosumarto, 1996
0,93
1,10
1,22
1,26
1,20
1,12
1,03
0,89
1,03
1,12
1,16,
1,11
1,04
0,96
0,85
0,96
1,04
1,07
1,03
0,97
0,85
0,80
0,91
0,98
1,00
0,97
0,91
0,85
0,72
0,81
0,86
0,88
0,86
0,81
0,75
0,65
0,73
0,77
0,79
0,77
0,73
0,67
0,59
0,66
0,69
0,71
0,70
0,66
0,62
Menurut Tabel 4.9, untuk persen kedalaman 80% dan sudut putar 75o,
besarnya faktor konversi = 1,04. Untuk persen kedalaman 80%, dan sudut
putar 60o, besarnya faktor konversi = 1,12.
Untuk persen kedalaman 80% dengan sudut putar 70o, dicari dengan cara
interpolasi sebagai berikut:
1,04 + (75 70) x (1,12 - 1,04) = 1,07.
(75 60)
Persen kedalaman = 100% dan sudut putar = 75o, faktor konversinya = 1,07.
Persen kedalaman 100% dan sidut putar = 60o faktor konversinya = 1,16,
maka untuk persen kedalaman 100% dan sudut putar 70o, mempunyai faktor
konversi sebesar:
1,07 + (75 70) x (1,16 + 1,07) = 1,1
(75 60)
Persen kedalaman 80% dan sudut putar 70o, faktor konversinya = 1,07.
Persen kedalaman 100% dan sudut putar 70o, faktor konversinya = 1,1. Untuk
persen kedalaman 83% dan sudut putar 70o, faktor konversinya:
1,07 + (100 83) + (1,1 -1,07) = 1,0955
(100 80)
c.
Untuk mencari praoduktivitas kerja harus diketahui dulu evisiensi kerja yang
besarnya tergantung dari cara pengelolaan dan kondisi lokasi dimana pekerjaan itu
dilakukan. Tabel 4.10 merupakan nilai efisiensi kerja dengan berbagai macam
manajemen pengelolaan alat dan kondisi lapangan dimana pekerjaan tersebut
dilakukan.
Menurut Tabel tersebut, untuk kondisi kerja yang sedang dengan pengelolaan
lapanganbagus, maka nilai efisiensi kerja = 0,69
Q
=
=
Kondisi kerja
Bagus sekali (exellent)
Bagus (good)
Sedang (fair)
Buruk (poor)
*]
Prodjosumarto, 1996.
Contoh 2
Tentukan perkiraan produktivitas dari 2 cu yd power shovel untuk menggali lempung
keras dengan pemotongan = 7,5 ft. Menurut analisa lapangan, sudut ayun rata-rata =
75o, kondisi kerja = sedang, dan tata laksana = baik.
Penyelesaian.
Bucket dengan kapasitas 2 cu yd dapat menampung meterial lepas munjung
sebanyak + 2,25 cu yd (LCD). Jadi untuk kapasitas munjung dengan kondisi BCY,
kapasitas bucket = 2,25 : 1,25 = 1,8 BCY. (lihat Tabel 4.6, SF untuk lempung keras
= 25%)
a.
b.
5.
Menurut Tabel 4.10, untuk kondisi kerja sedang dengan tata laksana
baik, harga efisiensi kerja (E) = 0,69.
Q
=
Produksi Ideal x Faktor Konversi x E
=
235
x
0,966 x
0,69.
=
161,6 cu yd (tanah dalam kondisi BCY).
Perhitungan produktivitas Dragline dapat dilakukan dengan cara yang mirip dengan
perhitungan produksi kerja Power Shovel, tetapi gerakan dari Dragline agak berbeda,
karena bucket pada Dragline dikotrol oleh kabel angkat dan tarik.
89
/8
Tanah liat lunak
5,0
70,0
Pasir atau
5,0
kerikil
65,0
Tanah biasa
6,0
55,0
Tanah liat keras
7,3
35,0
Tanah liat basah
7,3
dan lengket
20,0
*]
Prodjosumarto, 1996.
5,5
95,0
5,5
90,0
6,7
75,0
8,0
55,0
8,0
30,0
2
8,0
265,0
8,0
255,0
9,9
230,0
11,8
195,0
11,8
145,0
21/2
8,5
305,0
8,5
295,0
10,5
265,0
12,3
230,0
12,3
175,0
*]
Dalam Penggalian
% Optimum
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Prodjosumarto, 1996.
30o
1,06
1,17
1,24
1,29
1,32
1,29
1,25
1,20
1,15
1,10
45o
0,99
1,08
1,13
1,17
1,19
1,17
1,14
1,10
1,.05
1,00
60o
0,94
1,02
1,06
1,09
1,11
1,09
1,06
1,02
0,98
0,94
90
150o
0,75
0,78
0,80
0,82
0,83
0,82
0,81
0,79
0,76
0,.73
180o
0,70
0,72
0,74
0,76
0,77
0,76
0,75
0,73
0,71
0,69
Contoh.
Tentukan perkiraan produktivitas dari 2 cu yd dragline dengan boom 70 ft pada 40o
dan berat muatan maksimum alat = 11.000 lbs. Dragline digunakan untuk menggali
hard clay dengan kedalaman potongan = 15,4 ft, sudut ayun dragline = 120o. Berat
bucket kosong = 4.825 lbs, berat material = 2.400 lbs, dan kondisi kerja dianggap
sama seperti pada contoh Power Shovel.
Penyelesaian.
a.
Berat material
Berat bucket kosong
b.
c.
d.
4.13
-
6.
besarnya = 65%.
Q
=
Produksi ideal x Faktor Konversi x E1 x E2
Q
=
195 x 0,945 x 0,69 x 0,65
=
82,64 cu yd/ jam (BCM)
(I x S x 60 x f)
27
=
=
=
=
=
I x Z x Vc x 3600 x f / (D x 27)
=
=
=
=
(S x D) / (60 / Z)
Jika perhitungan produksi BWE dilakukan bersarkan kecepatan ayunan (swing) dari
boom, maka digunakan rumus:
Qth
Keterangan:
h x D x Vs x 60
7.
Dasar kerja untuk memperkirakan produksi loader adalah gerakan dasar pada bucket
dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke tempat lain. Gerakan bucket yang
terpenting adalah:
Turun ke permukaan tanah,
mendorong ke depan (baik untuk memuat, atu menggusur material),
mengangkat bucket dari permukaan tanah,
membawa dan membuang muatan tersebut.
Bila material yang d ibawa harus dimuat ke alat angkut yang lain seperti truck, ada
cara pemuatannya: (Lihat Gambar 4.6)
-
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah: dalam pemuatan material diusahakan
sedemikian rupa sehingga berat material yang diangkut tak sampai menyebabkan
Loader terjungkal. Untuk itu biasanya kapasitas maksimum diambil 50% dari muatan
statis (static tipping load) yang paling tidak menguntungkan.
93
Raise time; jaitu waktu yang digunakan untuk mengangkut bucket dari
bawah ke suatu ketinggian yang diinginkan (dalam detik)
Lower time, yaitu waktu yang diperlukan untuk menurunkan bucket
yang telah kosong (dalam detik)
Dump time, yaitu waktu yang diperlukan untuk pembonbkaran atau
penuangan muatan (dalam detik)
Waktu tak tetap digunakan untuk mengatur posisi loader (Gambar 4.7); untuk
pemilihan alat digunakan beberapa urutan hitungan/ prakiraan yaitu:
-
94
Kapasita loader antara pabrik pembuat satu dengan yang lain berbeda-beda, biasanya
cara perhitungan produktivitas loader didasarkan pada spesifikasi pabrik yang
memproduksi alat tersebut, misalnya Catepillar, Komatsu dan sebagainya. Tabel
4.14 adalah contoh kemampuan Wheel Loader merk Catepillar dan static tipping
load dari beberapa tipe alat.
Static tipping load (STL) adalah berat statis total loader dengan muatannya yang
menyebabkan loader tersebut terjungkal. Umumnya maksimum beban bucket yang
diijinkan diambil 50% dari STL alat yang digunakan.
Perhitungan basic cycle time (dasar waktu siklus) didasarkan pada tiga cara
pemuatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6, Catepillar memberikan
perkiraan lamanya antara 0,45 sampai 0,55 menit, perkiraan tersebut dihitung
berdasarkan pada:
Kondisi permukaan tanah yang dianggap tanah keras,
sudah termasuk waktu muat dan waktu buang,
pengangkutan dilakukan dengan jarak minimal.
Tabel 4.14 Kemampuan Wheel Loader Merk Pabrik Catepillar*]
Kapasitas Bucket (m3)
Munjung
Peres
910
1,00
0,67
920
1,15
0,91
930
1,53
1,15
950B
2,40
2,03
966D
3,10
2,60
980C
4,00
3,45
988B
5,40
4,50
992C
10,32
8,56
Suryadharma, 1998.
Model
*]
Kondisi Material
Bahan
a. Campuran
b. sampai dengan 3 mm
c. 3 mm sd 20 mm
d. 20 mm sd 150 mm
e. > 150 mm
95
2.
Lain-lain
a. Truck & Loader milik sendiri
b. Truck & Loader bukan milik sendiri
c. Operasi tetap
d. Operasi tidak tetap
e. Empat buangan sempit
f. Tempat buangan luas
*]
Suryadharma, 1998.
0
+ 0,01
+0,02
3.
Dalam setiap kali pengangkutan, jumlah material yang dibawa oleh bucket tak selalu
tepat dengan kapasitas sebenarnya, ada kalanya dapat penuh, tetapi sering kali juga
tak penuh. Hal tersebut tergantung rari jenis material yang dibawa, oleh karena itu
perlu dilakukan koreksi sebab penuh/ tidaknya kapasitas bucket dalam setiap kali
pengangkutan tergantung pada mataerial yang dibawa. Jenis bahan yang diangkut
beserta besarnya faktor koreksi dari bucket terdapat pada Tabel 4. 16.
Tabel 4.16 Bermacam-macam Harga Bucket Fill Factor (BFF)
Dari Wheel Loader Merk Catepillar.*]
1.
Bahan
Material Lepas
a. Butiran basa tercampur
b. Butiran seragam sampai dengan 3 mm
c. Bitiran 3 mm sd 9 mm
d. Butiran 12 mm sd 20 mm
e. > 24 mm
Material Pecah
a. Radasi baik
b. Gradasi sedang
c. Gradasi jelek
*]
Suryadharma, 1998.
BFF (%)
95 100
95 100
90 95
85 90
85 - 90
2.
80 85
75 80
60 - 65
= 2 (J/F + J/R) + Z
= J/F + J/R + Z
96
WS
= 2 x J/F + Z
Keterangan:
WS
J
F
R
Z
=
=
=
=
=
Kecepatan maju dan mundur untuk beberapa wheel loader merk Komatsu terdapat
pada Tabel 4.17, sedangkan waktu tetap untuk ke tiga cara pemuatan terdapat pada
Tabel 4.18.
Kapasitas
Bucket (m3)
W-20
0,60
W-30
0,80
W-40
1,20
W-60
1,40
W-70
1,70
W-90
2,30
W-120
3,30
W-170
3,50
W-260
5,70
*]
Suryadharma, 1998
I dan V
Loading
0,25
0,20
0,20
Cross
Loading
0,35
0,30
0,30
Load &
Carry
----0,35
Contoh 1
Suatu proyek membutuhkan material sebanyak 250 ton/ jam untuk dimuatkan ke
truck. Material yang dimuat adalah kerikil 9 mm yang berasal dari stockpile yang
tinginya 6 m. Berat volume kerikil tersebut 1.660 kg/ m3, kapasitas truck yang
dipakai 9 m3 milik dari tiga kontraktor yang berbeda. Cara muatan tetap, permukaan
tanah keras, kondisi medan baik, dan manajemen peralatannya baik. Peralatan yang
digunakan adalah Wheel Loader merk Catepillar, pilihlah wheel loader mana yang
paling sesuai untuk pekerjaan itu.
Penyelesaian.
97
Basic Cycle Time menurut Catepillar berkisar antara 0,45 sampai 0,55
menit; diambil = 0,50 menit.
Jenis material, kerikil 9 mm yang berasal dari stocpile. Menurut
Tabel 4.16 ada pengurangan waktu sebesar -0,02 menit.
Truck yang dipakai adalah sewaan, menurut Tabel 4.15, untuk truck
yang disewa terdapat mpenambahan waktu sebesar + 0,04 menit.
Cara pemuatanya tetap, menurut Tabel 4.15, terdapat pengurangan
waktu sebanyak 0,04 menit.
Material diambil dari stock pile, menurut Tabel 4.15 jika material
diambil dari conveyor (operasi tetap) tak ada penambahan/
pengurangan waktu.
Mencari WS
Basic Time
=
0,50 menit
Janis material, kerikil 9 mm
=
- 0,02 menit
Truck menyewa
=
0,04 menit
Operasi tetap
=
- 0,04 menit
Asal material dari stock pile
=
0,00 menit +
WS
=
0,48 menit
Jumlah siklus per-jam
=
60/ Ws
=
60/ (0,48) 125 siklus
Berat volume tarerial
=
1.660 kg/ m3 1,66 ton/ m3
Rerata produksi per-jam yang dibutuhkan =
250 ton
Berat Volume
=
250 ton/ (1,66 ton/ m3)
=
150 m3 per-jam
Volume yang dibutuhkan per-siklus =
Produksi per-jam
jumlah siklus per-jam
=
(150 m3 per-jam)
(125 per-jam)
=
1,2
m3
Mencari Bucket Fill Factor (BFF) menggunakan Tabel 4.17.
Untuk material lepas yang berupa butiran kerikil 9 mm, maka
besarnya BFF antara 90 sampai 95%, diambil BFF = 95%.
Mencari Efisiensi Kerja (E) nmengunakan Tabel 4.10.
Untuk kondisi medan baik dan manajemen alat yang bagus E = 0,75.
Mencari kapasitas bucket yang diperlukan (q)
q
Volume per-siklus
(BFF x E)
=
120 m3
(0,95 x 0,75)
=
1,68 m3
Mencari berat muatan pada Bucket
Berat muatan pada bucket
=
q x Berat Volume material
=
1,68 m3 x 1,66 ton/ m3
=
2,789 ton = 2789 kg
Memilih tipe alat (Tabel 4.14)
Dicoba Tipe (50 B ----------> STL = 9.550 kg
98
Berat muatan
=
=
=
=
50% x STL
50% x 9.550 kg
4.775 kg
2.789 kg
Contoh 2.
Coba selidiki, apakah sebuah Wheel Loader Komatsu W 170 dengan kapasitas bucket
= 3,50 m3 dapat digunakan untuk memuatkan tanah urug ke atas truck.
Kondisi operasi pemuatan: (1) cara pemuatan Cross Loading dengan hidroulic shift
drive, (2) jarak angkut = 10 m, (3) material yang diangkat adalah lempung berpasir
dengan berat volume = 1.640 kg/ m3, (4) kondisi medat dan manajemen alat
mempunyai kategori baik.
Tabel 4.19. Bucket Fill Factor (BFF) dari Wheel Loader Merk Komatsu*]
Kriteria Penggalian
Mudah
Sedang
Agak Sulit
Sulit
*]
Kondisi Muatan
Gali dan muat material dari stock pile, atau material yang sudah
digusur degnan alat lain, sehingga tidak diperlukan tenaga
menggali yang besar dan bucket dapat penuh, misalnya: tanah
pasir, tanah gembur.
Gali dan muat dari stockpile memerlukan tekanan yang cukup,
kapasitas bucket kurang dapat munjung, misalnya: pasir kering,
tanah lempung lunak, kerikil
Sulit untuk mengisi bucket pada jenis material yang digali,
misalnya batu-batuan, lempug keras, kerikil berpasir, tanah
berpasir, lumpur
Manggali pada batu-batuan tidak beraturan bentuknya, yang
sulit diambil dengan bucket., misalnya: batu pecah den gan
gradasi jelek.
BFF (%)
80 - 100
60 - 80
50 - 80
40 -50
Suryadharma, 1998
Penyelesaian
a.
Menghitung WS
Mencari kecepatan loader; menurut Tabel 4.17, Komatsu Tipe W 170
mempunyai kecepatan:
Kecepatan maju (F)
=
7 km/ jam 116,6 m/ menit
Kecepatan mundur (R) =
7 km/ jam 116,6 m/ menit.
Kapasitas bucket (q)
=
3,5 m3 (LCM)
99
b.
8.
Ripper atau garu merupakan alat pembantu Bulldozer dan Power Scrapper untuk
mengatasi material yang keras. Pada kenyataannya pekerjaan penggaruan (ripping)
merupakan pekerjaan awal untuk membantu tugas penggusuran (dozing) terhadap
penanganan tanah atau batuan yang agak keras, artinya seteelah material itu digaru,
selanjutnya akan digusur.
Rumus-rumus untuk memperkirakan produksi ripper biasanya ada dua yaitu: (1)
rumus untuk ripper yang diletakkan di belakang atau ditarik dengan bulldozer, dan
(2) rumus untuk ripper yang digabungkan dengan alat penggusur.
-
Bulldozer.
Q
Keterangan:
Q
KP
LK
J
FK
F
R
Z
-
LK x KP X J x 60 x FK
(J/F + J/R + Z)
= Produktivitas ripper (m3/ jam dalam kondisi LCM),
= Kedalaman penetrasi alat garu (m)
= Lebar permukaan kerja (m), biasanya besarnya
dihitung = 2 x KP
= Jarak penggaruan (m)
= Faktor koreksi
= Kecepatan maju (m/ menit)
= Kecepatan mundur (m/ menit)
= Waktu tetap.
Keterangan:
Qgab
Qgr
Qgs
Contoh 1
Sebuah Bulldozer Komatsu D 355A digunakan untuk tugas penggaruan dengan jarak
pengaruan rata-rata 30 m.
Data teksis alat:
Kedalaman penetrasi gigi = 0,30 m.
Faktor pengembangan (SF) = 80%.
Efisiensi waktu = 0,83.
Efisiensi operator = 0,80.
Kecepatan Bulldozer pada Gigi-1, maju = 2,3 km/ jam.
Kecepatan Bulldozer pada Gigi-1, mundur = 2, 6 km/ jam.
Waktu tetap (Z) = 0,05 menit.
Hitunglah produktivitas alat per-jam dengan memperhitungkan faktor kecepatan.
Penyelesaian.
Karena faktor percepatan diperhitungkan, maka perlu ada koreksi pada kecepatankecepatan bulldozer pada saat maju maupun mundur. Pada waktu perpindahan gigi,
misalnya dari Gigi-1 ke Gigi-2, alat tak dapat langsung berada pada kecepatan
maksimal gigi yang baru. Untuk mencapai kecepatan gigi baru secara maksimal,
dibutuhkan waktu beberapa saat. Koevisien pengali untuk waktu yang dibutuhkan
101
oleh alat tersebut mencapai kecepatan maksimal pada gigi yang baru ini disebut
faktor kecepatan.
Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh, semakin jauh jarak
tempuhnya maka semakin besar pula faktor kecepatrannya; karena faktor kecepatan
ini merupakan perkiraan saja, maka dalam perhitungannya tanpa diperhatikan
bagaimana kondisi jalan yang dilalui alat berat itu. Besar faktor kecepatan dalam
berbagai-bagai jarak tempuh terdapat pada Tabel 4.4.
-
Contoh 2
Sebuah alat garu yang hanya memakai satu gigi garu, dipergunakan untuk menggali
dengan jarak antar lintasan sepanjang 3 ft. Kecepatan alat rata-rata = 1 mph. Tiap
300 ft guru harus diangkat, berputar dan mulai menggaru lagi. Gerakan-gerakan
tersebut membutuhkan waktu 0,25 menit. Kedalaman garu rata-rata 2 ft dan efisiensi
kerja diperkirakan 75% (lihat gambar). Hitung produksi alat tersebut tiap jam.
102
Penyelesaian
-
Contoh 3
Sebuah Bulldozer Komatsu D355A yang dilengkapi dengan garu digunakan untuk
tugas penggaruan sekaligus juga untuk penggusuran dengan jarak garu dan gusur
rata-rata 30 m. Dari hasil perhitingan diperoleh hasil sebagai berikut:
Qqs =
495,17 LCM/ jam
Qgr =
112,5 LCM/ jam
Berapa produksi alat gabungan?
Penyelesaian
Qgab =
=
=
Qqs x Qgr
Qgs + Qgr
(495,17 x 112,5)
(495,17 + 112,5)
91,67 LCM/ jam
103