Oleh
kelompok 9 :
1.
2.
3.
4.
1414051028
1414051062
1414051091
1114051063
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
II.
II.1
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau ditumbuk
hingga menyerupai serbuk halus (Arpah, 1993). Kopi dalam bentuk bubuk
yang diperoleh dari proses penyarangraian dapat dibuat minuman seduhan.
Roasting
(1994), ligh roast menghilangkan 3-5% kadar air: medium roast, 5-8 %
dan dark roast 8-14%. Penyangraian sangat menentukan warna dan cita
rasa pruduk kopi yang akan dikonsumsi, perubahan warna biji dapat
dijadikan dasar untuk sistem klasifikasi sederhana. Perubahan fisik terjadi
termasuk kehilangan densitas ketika pecah (Atmawinata, 1998).
Tahap awal roasting adalah membuang uap air pada suhu penyangraian
100C dan berikutnya tahap pyrolysis pada suhu 180C. Pada tahap
pyrolisis terjadi perubahan-perubahan komposisi kimia dan pengurangan
berat sebanyak 10%. Proses roasting berlangsung 5-30 menit. Sampel
segera diambil setelah roasting dan digiling dengan metoda standar
sebelum menilai warna, sedikit air ditambahkan ke biji kopi pada tahap
pendinginan
untuk
mempercepat
pendinginan
dan
meningkatkan
II.3
Penggilingan
III.
III.1
METODELOGI
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mortar, cangkir,
nampan, blender, sendok, ayakan, timbangan, kompor, panci, dan kertas
koran.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kopi bubuk dan
air
III.2
Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan untuk proses pembuatan kopi bubuk dan kopi
seduhan. Kopi biji yang telah disangrai terlebih dahulu dihaluskan dengan
mortar untuk memudahkan penghalusan kopi biji ketika diblender. Setelah
itu kopi biji dihaluskan dengan blender untuk mendaptak kopi bubuk yang
halus. Kemudian kopi bubuk yang telah dihaluskan ditimbang beratnya
dan diamati sifat fisik kopi bubuk meliputi warna, aroma dan tekstur.
Setelah dilakukan pengamatan sifat fisik kopi bubuk maka air sebanyak
150 ml dididihkan untuk menyeduh kopi bubuk. Setelah kopi bubuk
diseduh maka diuji organoleptik kopi seduhan meliputi rasa, warna dan
aroma.
IV.
IV.1
Data Pengamatan
Adapun data yang diperoleh dari hasil praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Pengamatan Pengolahan Kopi Bubuk
Perlakuan
(menit)
sebelum
(gram)
231,026
228,096
98,73
10
97,881
89,367
91,30
digiling bubuk(gram)
kopi Rendemen
(%)
15
20
25
81,183
132,260
114,980
80,045
65,128
109,98
98,60
49,24
95,65
Warna
1 dan 2
Rasa
Aroma
Penerimaan
Asing
keseluruhan
Tidak suka
3 dan 4
manis
Coklat kayu Asing
Asing
Tidak suka
5 dan 6
manis
Hitam
Suka
7 dan 8
9 dan 10
kecoklatan
Hitam
Hitam
Suka
Tidak suka
IV.2
Warna
Coklat kayu manis
Coklat kayu manis
Hitam kecoklatan
Hitam
Hitam kecoklatan
Aroma
Khas kopi
Khas kopi
Khas kopi
Khas kopi
Tidak khas
Tekstur
Agak halus
Agak halus
Agak halus
Agak kasar
Sangat
kopi
kasar
Pembahasan
Kopi bubuk adalah biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk
butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi.
Proses untuk membuat kopi bubuk, dari buah kopi matang hingga menjadi bubuk
kopi dalam kemasan-kemasan tertentu, mungkin agak sedikit rumit bagi orang
awam. Kopi bubuk merupakan bentuk olahan kopi yang paling sering kita
jumpai.kopi bubuk adalah biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam
bentuk butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan
dikonsumsi. Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedagang
pengecer, industry kecil dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya
bahan
tambahan
pada
saat
penyajian
juga
dapat
mempengaruhi warna kopi seperti penambahan susu, madu, coklat dan lainlain
(Ciptadi, 1985).
Rasa pada kopi bubuk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi rasa dari kopi bubuk meliputi bahan baku yaitu jenis tanaman kopi
atau biji kopi yang digunkan, tingkat kemasakan biji kopi pada saat pemanenan,
cara pengolahan, cara serta lama penyimpanan. Selain itu rasa dari kopi juga
Mutu
Normal
Normal
Normal
Maks 7
Maks 5
57-64
20-35
0,9-2
Tidak boleh ada
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum menunjukkan bahwa warna
yang dihasilkan ketika dilakukan penyeduhan kopi bubuk dengan air panas
diperoleh warna kopi coklat kayu manis sampai kehitaman. Hal ini menunjukkan
adanya reaksi Maillard, karena reaksi ini terjadi kondensasi antara asam amino
atai protein dengan adanya jumlah gula (Jing dan Kitts, 2002). Aroma yang
dihasilkan dari kopi seduhan yaitu menunjukkan bahwa kelompok 1 sampa 4
menyatakan bahwa aroma kopi bubuk ketika dilakukan proses penyeduhan tidak
menunjukkan adanya aroma kopi yang khas. Hal ini berbeda dengan pengujian
yang dilakukan kelompok 5 sampai 10 yang menunjukkan bahwa kopi bubuk
yang diseduh menunjukkan bahwa adanya aroma khas kopi yang baik atau normal
sesuai dengan SNI 1994. Begitu juga dengan rasa kopi seduhan, hal ini
menunjukkan kesesuaian dengan syarat mutu SNI kopi bubuk yang memiliki rasa
normal kopi yaitu agak pahit sampai pahit.
Berdasarkan jurnal dengan judul Sifat Kimia dan Evaluasi Sensori Bubuk Kopi
Arabika menunjukkan keterkaitan antara data pengamatan yang diperoleh dan
standarisasi mutu kopi bubuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kopi
bubuk arabika telah memenuhi syarat untuk penyimpanan. Najiati dan Danarti
(2006) menyatakan bahwa kadar air bubuk kopi untuk penyimpanan berdasarkan
standar SNI adalah 10-13%, berarti hasil penelitian diperoleh kadar air kopi bubuk
kopi yang memenuhi standar SNI. Winarno (1993), kadar air merupakan salah
satu karakteristik yang sangat penting, karena mempengaruhi penampakan, tekstur
dan cita rasa. Sedangkan kadar kafein untuk semua varieas yang dicobakan adalah
berbeda nyata. Akan tetapi kadar kafein dari masing-masing varietas telah
memenuhi syarat komposisi bubuk kopi. Menurut standar mutu syarat kadar
kafein yaitu 0,9-2%. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar kafein
untuk V1 = 0,95, V2 = 0,99, dan V3 = 1,06%. Sehingga diperoleh data yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan jurnal tentang Sifat Kimia dan Evaluasi Sensori Bubuk Kopi
Arabika diperoleh hasil penelitian yang melibatkan sifat organoleptik pada kopi
diantaranya sifat-sifat visual, tekstur, rasa, bau. Sifat-sifat organoleptik yang unik
dan istimewa pada kopi diantaranya adalah aroma kopi yang khas kopi, termasuk
keharumannya dan sifat pahit yang khas kopi dan campuran pahit-aroma khas
kopi yang khas kopi yang pas. Salah satu yang unik dari kopi adalah bahwa
timbulnya aroma khasnya, namun banyak faktor-faktor pada kopi mentah yang
mempengaruhi aroma kopi setelah diolah. Penyangraian adalah proses pemanasan
kopi beras pada suhu 200C-225C yang bertujuan untuk mendapatkan kopi
sangrai yang berwarna coklat kayu manis-kehitaman, yang semula berwarna hijau
keabu-abuan. Selama proses penyangraian terjadi perubahan warna yang dapat
dibedakan secara visual. Perubahan warna tersebut berturut-turut hijau, coklat
kayu manis sampai hitam dengan permukaan yang berminyak. Komponen
penyusun flavor pada kopi dapat dibedakan menjadi senyawa volatile dan non
valatile (Sari, 2001).
Selama penyangraian terjadi perubahan warna, rasa dan aroma. Perubahan zat
warna pada kopi merupakan hasil oksidasi asam khlorogenat atau dapat juga dari
cafestol. Sedangkan perubahan rasa disebabkan karena beberapa komponen
pembentuk flavor rasa yang merupakan senyawa-senyawa volatile yang bersifat
larut dalam air yang merupakan pembentuk rasa pahit dan zat-zat ionic yang
membentuk rasa manis pada seduhan kopi bubuk. Senyawa pahit tersebut adalah
pahit dari asam karena mengandung ion-ion fenolat. Proses penyangraian pada
kopi memberikan efek penting dalam pembentukan rasa pahit pada produk akhir
kopi. Kadar pahit menjadi tinggi pada jenis pengolahan kopi secara dark roast.
(Rouseff,1990).
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Penggilingan kopi biji akan berpengaruh terhadap rasa dan aroma.
Semakin kecil ukurannya akan semakin baik rasa dan aromanya, karena
sebagian besar bahan yang terdapat dalam kopi bisa larutdalam air ketika
diseduh.
2. Selama penyangraian akan terjadi perubahan-perubahan fisik dan kimia
seperti swelling, penguapan air, terbentuknya senyawa-senyawa volatile,
karamelisasi, denaturasi karbohidrat dan terbentuknya aroma yang khas
pada kopi.
3. Pada pengujian sifat organoleptik mulai dari rasa, aroma, warna dan
penerimaan keseluruhan menunjukkan keseuaian data dengan standar
mutu kopi bubuk. Aroma kopi yang dihasilkan khas kopi, warna coklat
kayu manis sampai hitam dan rasanya agak pahit sampai pahit.
4. Diperoleh nilai rendemen berturut-turut biji kopi perlakuan 1 dan 3 adalah
98,73% dan 98,60%. Tingginya rendemen pada kopi bubuk perlakuan 1
dibandingkan dengan kopi bubuk 3 disebabkan perbedaan jumlah air yang
diuapkan pada perlakuan 3 karena luas permukaan lebih besar.
5. Berdasarkan standar mutu yang ditetapkan untuk kadar air dan kafein
diperoleh nilai kadar air sebesar 10-13% dan kafein 0,9-2% dari jurnal
pada penelitian yang dilakukan hal ini sesuai dengan standar mutu yang
telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Perhitungan
Berdasarkan data yang diperolah dari praktikum diatas maka diperoleh
nilai rendemen sebagai berikut :
Rumus : Rendemen = Berat kopi bubuk x 100%
Berat kopi sangrai
Perlakuan (5 menit)
228,096
x 100
Rendemen
231,026
98,73%
Perlakuan (10 menit)
89,367
x 100
Rendemen
97,881
91,30%
Perlakuan (15 menit)
80,045
x 100
Rendemen
81,183
98,60%
Perlakuan (20 menit)
65,128
x 100
Rendemen
132,260
49,24%
Perlakuan (25 menit)
109,98
x 100
Rendemen
114,980
95,65%