KAJIAN TEORI
Interior Display
Interior Display merupakan suatu kebutuhan yang perlu diperhatikan,
Interior Display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartukartu harga, poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, meja, rak-rak dan
sebagainya. Pada umumnya konsumen menyenangi Interior Display karena dapat
memberikan kesempatan lebih banyak untuk melihat, memikirkan, memilih
barang yang disenangi oleh konsumen, dan lebih memberikan keaktifan pembeli
atau konsumen untuk menentukan pilihannya. Interior Display akan berdampak
pada image dan juga laba potensial sebuah cafe.
Interior Display memiliki tujuan menurut Puspitasari dalam Regina
(2008:24) yaitu:
a. Mempromosikan berbagai menu yang dapat dipertimbangkan mengenai
warna, harga, trend, bahan dan sebagainya.
b. Mengenalkan atau mempertunjukkan ide sebagai informasi Menu.
Interior display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu kartu
harga dan poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, meja, rak-rak dan
sebagainya. Interior Display ini ada beberapa macam, yaitu:
a. Merchandise Display
b. Store Sign
c. Decoration
2.1.3
Eksterior Display
Menurut Berman & Evans (2010:509) design eksterior mempengaruhi minat
beli konsumen pada sebuah caf dan resto adalan exterior karena mempunyai
pengaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan
sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko
menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk ke
dalam toko. Exterior sendiri terdiri dari:
a. Storefront (Bagian Depan caf) Bagian depan caf meliputi kombinasi
papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus
mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang
sesuai dengan citra caf tersebut. Khususnya konsumen yang sering
menilai toko dari penampilan luarnya sehingga merupakan faktor penting
untuk mempengaruhi konsumen mengunjungi caf.
b. Marquee (Papan Nama caf) Marquee adalah suatu tanda yang digunakan
untuk memajang nama atau logo suatu caf. Marquee dapat dibuat dengan
teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon.
Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan
dengan slogan dan informasi lainnya. Supaya efektif, marquee harus
diletakan di luar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok dari
pada cafe lain disekitarnya.
c. Entrance (Pintu Masuk caf) Pintu masuk harus direncanakan sebaik
mungkin, sehingga dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke
dalam caf dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk
konsumen.
d. Dispay Windows (Tampilan Pajangan) Tujuan dari display window adalah
untuk mengidentifikasikan suatu cafe dengan memajang barang-barang
yang mencerminkan keunikan cafe tersebut sehingga dapat menarik
konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus
dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna,
bentuk, dan frekuensi penggantiannya.
e. Exterior Building Height Exterior Building Height dapat disamarkan atau
tidak disamarkan. Dengan menyamarkan tinggi bangunan, bagian dari cafe
atau shopping center dapat di bawah ground level. Dengan tidak
menyamarkan tinggi bangunan, maka seluruh toko dapat dilihat oleh
pejalan kaki.
f. Sorrounding Stores and Area (Toko dan Area Sekitarnya) Lingkungan
sekitar cafe dapat mengisyaratkan kisaran harga, level of service, dan
lainnya. Daerah sekitar cafe mencerminkan demografi dan gaya hidup
orang-orang yang tinggal dekat dengan cafe.
g. Parking Facilities (Fasilitas Tempat Parkir) Fasilitas parkir yang luas,
gratis, dekat dengan cafe akan menciptakan citra positif dibandingkan
dengan parkir yang langka, mahal dan jauh.
Exterior Display yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barangbarang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam.
Menurut Alma (2008:191) display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain :
a. Memperkenalkan produk secara cepat dan ekonomis
Store layout
Store layout menurut Berman dan Evans (2007:552) menyatakan store layout
2.2.2
a.
b.
Pencarian Informasi
Minat utama pemasar berfokus pada sumber-sumber informasi utama
yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut
terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Pengaruh sumber-sumber
informasi berbeda-beda bergantung pada jenis produk dan karakteristik
pembeli. Secara umum konsumen mendapatkan sebagian besar informasi
tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang
didominasi pasar seperti iklan, pajangan dan lain-lain. Namun informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi seperti keluarga, teman,
tetangga dan sebagainya.
c.
Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model yang
terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang
berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat dari solusi produk. Ketiga, konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
Keputusan Pembelian
Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam
kumpulan pilihan (tahap evaluasi). Konsumen tersebut juga dapat
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua
faktor dapat muncul antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain. Keadaan sebaliknya juga berlaku :
Preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang
yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang
lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli
memiliki pendapat yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin
menyenangkan mereka semua. Faktor kedua adalah faktor situasi yang
tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan.
Besarnya risiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang
yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya
kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas
tertentu untuk mengurangi risiko, seperti penghindaran keputusan,
pengumpulan informasi dari teman-teman, dan preferensi merek dalam
e.
2.2.3
pembelian tertentu yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya. Konsumen
terkait dengan store atmosphere dan minat beli konsumen, yang telah terlampir
dalam tabel berikut yaitu,
Pengarang
( Tahun )
Resti
Meldarianda
dan Hengki
Lisan
S.
(2010)
Cind
y
Juwit
a
Dess
yana
(2013
)
Denny
Kurniawan
dan,
Yohanes
Judul
Variabel
Alat
Hasil
Analisi
Penelitian
s
Instore
Regresi Store
atmosphere,
bergan atmospher
outstoratmospher da
e
yang
e,dan purchase
meliputi
intention
store
atmospher
e
dan
outstore
atmospher
e
yang
mempenga
ruhi minat
beli
konsumen
pada resort
caf
Bandung.
Store atmosphere Regresi Store
dan
keputusan bergan eksterior,
pembelian
da
general
interior,
store
layout,dan
interior
display dapat
mempengaru
hi
minat
pembeli.
Penga
ruh
store
atmos
phere
terhad
ap
minat
beli
konsu
men
resort
caf
atmos
phere,
Band
ung.
Store
atmosp
here
pengaru
hnya
terhada
p
keputus
an
pembeli
an
di
texas
chicken
Multim
art II,
Manado
.
Pengaruh
promosi Promotion, store SEM
dan
store atmosphere,
atmosphere terhadap shopping
impulse
buying emotion,
dan
Promotio
n
dan
store
atmosphe
Sondang
dengan
shopping impulse buying
Kunto, SSi, emotion
sebagai
Msc. (2013) variable intervining
studi
kasus
di
Matahari
Department
Store
cabang
supermall,
Surabaya
Lili Harlina
Putri,
Srinkadi
Kumadji,
dan Andriani
Kusumawati
(2014)
Pengaruh
store
atmosphere terhadap
keputusan pembelian
dan
kepuasan
pelanggan
Store
layout, Regresi interior
bergan
layout,dan
da
display layout
re
berpengar
uh
terhadap
shopping
emotion
Promotio
n
dan
store
atmosper
he
berpengar
uh
terhadap
impulse
buying
Shopping
emotion
berpernga
ruh
terhadap
impulse
buying
Store
atmosphe
re
berpengar
uh
terhadap
keputusan
pembelia
n
Store
atmosphe
re tidak
berpengar
uh
terhadap
kepuasan
pelangga
n
Keputusa
n
pembelia
n
Ni
Made
Dhian Rani
Yulianti, Ni
Wayan Sri
Srupati, dan
Ni Nyoman
Kerti Yasa
(2014)
Koefisi
en
korelas
i
memiliki
pengaruh
terhadap
kepuasan
pelangga
n
Citra positif
akan mampu
memberikan
kepuasan
kepada
pelanggan
dan
membeuat
suatu
ritel
bertahan
hidup
sehingga
membuat
pelanggan
berkunjung
bahkan
membeli
ulang
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarnnya dan masih
perlu di buktikan faktanya, dimana hipotesis yang dikemukakan nantinya
bukanlah suatu jawaban yang benar secara mutlak, tetapi akan dipakai sebagai
jalan untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan masih harus di buktikan
kebenarannya lagi (Sugiono, 2002:98).
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1
Javanine, Malang. variable yang pertama tentang penataan tata ruang yang baik
atau tidak
H2
caf Javanine, Malang. Variabe yang kedua tentang tanda di caf javanine jelas
atau tidak.
H3
caf Javanine, Malang. Variable yang kedua tentang store front menarik seorang
pembeli untuk mencoba di caf javanine.
2.5 Kerangka pemikiran teoritis
Berdasarkan latar belakang permasalahan serta di dukung dengan pustaka
yang ada, maka kerangka pemikiran teoritis yang menunjukan pengaruh display
caf, interior display, decoration, design exterior dan store atmosphere terhadap
minat beli pada caf hocay, Malang dapat digambarkan sebagaimana yang
terdapat pada gambar berikut,