Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Store Atmosphere


Store atmosphere merupakan salah satu elemen penting dari retailing mix
yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, karena
dalam proses keputusan pembeliannya konsumen tidak hanya memberi respon
terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan
respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer, seperti
yang dikemukakan oleh Levy dan Weitz dalam Permana (2008:5): Customer
purchasing behavior is also influenced by the store atmosphere. Artinya bahwa
store atmosphere juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Pengertian store atmosphere menurut Lamb et al. (2001:105) Suasana
(atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko,
dekorasi, dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Utami (2010:279) mengatakan bahwa Store Atmosphere adalah
rancangan lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik,
dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan
dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa store atmosphere adalah


suatu karakteristik fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan
sebagai penciptaan suasana yang nyaman untuk konsumen dan membuat
konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan secara tidak langsung
merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Selain itu store atmosphere
juga dapat menggugah keadaan emosional konsumen di dalam toko yang mungkin
tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen saat belanja. Keadaan emosional ini
sulit dilukiskan konsumen, namun yang pasti melekat agak lama dan
mempengaruhi emosi konsumen, yang selanjutnya mengarah kepada perilaku
konsumen.
2.1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Store Atmosphere

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut


Lamb et al. (2001:108) dapat disimpulkan yaitu:
a. Karyawan : Karakteristik umum karyawan. Sebagai contoh, rapi, ramah,

berwawasan luas atau berorientasi pada pelayanan.


b. Jenis perlengkapan tetap (fixture) : Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat
dari kayu jati), trendi (dari krom dan kaca tidak tembus pandang).
Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin
diciptakan.
c. Musik : bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang
konsumen. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko
dan menarik atau mengarahkan perhatian konsumen.
d. Aroma : bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian
menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih
positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja, dan umumnya
bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para
pengecer menggunakan wangi-wangian sebagai perluasan dari strategi
eceran.
e. Faktor Visual : Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan
perhatian. Warna merah, kuning, dan orange dianggap sebagai warna yang
hangat dan kedekatan diinginkan. Warna-warna yang menunjukkan seperti
biru, hijau, dan violet digunakan untuk membuka tempat-tempat yang
tertutup dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan
juga bisa mempunyai pengaruh penting pada suasana toko. Konsumen
sering takut untuk berbelanja pada malam hari di daerah-daerah tertentu
dan lebih merasa senang bila tempat itu memiliki pencahayaan yang kuat
untuk alasan keselamatan. Tampak luar suatu toko juga mempunyai
pengaruh pada suasana yang diinginkan dan dalam menciptakan kesan
pertama yang menguntungkan bagi pembelanja.
2.1.2

Interior Display
Interior Display merupakan suatu kebutuhan yang perlu diperhatikan,

khususnya merchandise store. Display yang digunakan untuk memajang barang


yang dijual akan membantu dan memudahkan pengunjung dalam memilih barang
sesuai keinginan mereka.

Interior Display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartukartu harga, poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, meja, rak-rak dan
sebagainya. Pada umumnya konsumen menyenangi Interior Display karena dapat
memberikan kesempatan lebih banyak untuk melihat, memikirkan, memilih
barang yang disenangi oleh konsumen, dan lebih memberikan keaktifan pembeli
atau konsumen untuk menentukan pilihannya. Interior Display akan berdampak
pada image dan juga laba potensial sebuah cafe.
Interior Display memiliki tujuan menurut Puspitasari dalam Regina
(2008:24) yaitu:
a. Mempromosikan berbagai menu yang dapat dipertimbangkan mengenai
warna, harga, trend, bahan dan sebagainya.
b. Mengenalkan atau mempertunjukkan ide sebagai informasi Menu.
Interior display yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu kartu
harga dan poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, meja, rak-rak dan
sebagainya. Interior Display ini ada beberapa macam, yaitu:
a. Merchandise Display
b. Store Sign
c. Decoration
2.1.3

Eksterior Display
Menurut Berman & Evans (2010:509) design eksterior mempengaruhi minat

beli konsumen pada sebuah caf dan resto adalan exterior karena mempunyai
pengaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan
sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko
menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk ke
dalam toko. Exterior sendiri terdiri dari:
a. Storefront (Bagian Depan caf) Bagian depan caf meliputi kombinasi
papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus
mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang
sesuai dengan citra caf tersebut. Khususnya konsumen yang sering
menilai toko dari penampilan luarnya sehingga merupakan faktor penting
untuk mempengaruhi konsumen mengunjungi caf.

b. Marquee (Papan Nama caf) Marquee adalah suatu tanda yang digunakan
untuk memajang nama atau logo suatu caf. Marquee dapat dibuat dengan
teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon.
Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan
dengan slogan dan informasi lainnya. Supaya efektif, marquee harus
diletakan di luar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok dari
pada cafe lain disekitarnya.
c. Entrance (Pintu Masuk caf) Pintu masuk harus direncanakan sebaik
mungkin, sehingga dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke
dalam caf dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk
konsumen.
d. Dispay Windows (Tampilan Pajangan) Tujuan dari display window adalah
untuk mengidentifikasikan suatu cafe dengan memajang barang-barang
yang mencerminkan keunikan cafe tersebut sehingga dapat menarik
konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus
dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna,
bentuk, dan frekuensi penggantiannya.
e. Exterior Building Height Exterior Building Height dapat disamarkan atau
tidak disamarkan. Dengan menyamarkan tinggi bangunan, bagian dari cafe
atau shopping center dapat di bawah ground level. Dengan tidak
menyamarkan tinggi bangunan, maka seluruh toko dapat dilihat oleh
pejalan kaki.
f. Sorrounding Stores and Area (Toko dan Area Sekitarnya) Lingkungan
sekitar cafe dapat mengisyaratkan kisaran harga, level of service, dan
lainnya. Daerah sekitar cafe mencerminkan demografi dan gaya hidup
orang-orang yang tinggal dekat dengan cafe.
g. Parking Facilities (Fasilitas Tempat Parkir) Fasilitas parkir yang luas,
gratis, dekat dengan cafe akan menciptakan citra positif dibandingkan
dengan parkir yang langka, mahal dan jauh.
Exterior Display yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barangbarang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam.
Menurut Alma (2008:191) display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain :
a. Memperkenalkan produk secara cepat dan ekonomis

b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan


cepat dan ekonomis
c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.
d. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat misalnya pada
hari raya, ulang tahun, dan sebagainya.
2.1.4

Store layout
Store layout menurut Berman dan Evans (2007:552) menyatakan store layout

meliputi : Perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang atau


mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan di
tawarkan, pengaturan lalu lintas di dalam toko, dan pengaturan lebar ruang yang
dibutuhkan, pemetaan ruangan toko, dan menyusun produk yang ditawarkan
secara individu.
Store layout ini dibagi menjadi dua yaitu, :
a. Internal Layout merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam
ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak
meja kasir, dan tata letak lampu, pendingin ruangan, sound.
b. External Layout yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas restoran di
luar ruangan yang meliputi tata letak parker pengunjung, tata letak papan
nama, dan lokasi yang strategis.
2.2 Minat beli
Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku
dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995) dalam
Dwityanti (2008) , minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli
dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih
besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk
membelinya semakin tinggi.
Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya
maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya

beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang,


perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh
banyaknya rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran
maupun rangsangan dari lingkungannya.
Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri seusai dengan
karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan
tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi untuk membeli.
Menurut Dwityanti (2008), minat beli konsumen adalah seberapa besar
kemungkinan konsumen berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Sedangkan
Mittal (1999) dalam Dwityanti (2008) menemukan bahwa fungsi dari minat
konsumen merupakan mutu produk dan mutu layanan. Minat konsumen untuk
membeli suatu produk adalah berhubungan dengan karakteristik pada suatu
negara dan orangnya (Johnsson dan Nebenzahl:1987; Han:1989; Pisharodi dan
Parameswaran:1992; Roth dan Romeo:1992 dan Nooh dan Powers:1995) dalam
Dwityanti (2008). Selanjutnya Oliver (1993) dalam Dwityanti (2008) menyatakan
bahwa pengalaman pembelian tetap tertarik pada produk tersebut, yang akhirnya
mengarah pada pembelian ulang.
Selain itu juga Mason (1990) dalam Dwityanti (2008) juga berpendapat
bahwa naiknya daya tarik terhadap suatu produk yang sudah ditetapkan dapat
meningkatkan tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi disini sama halnya dengan
minat beli konsumen. Menurut Ferdinand (2002), minat beli dapat diidentifikasi
melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d) Minat eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang


selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Minat beli bukanlah merupakan pembelian dimasa sekarang dan belum
tentu juga konsumen akan melakukan tindakan pembelian pada masa yang akan
mendatang. Dalam penelitian ini yang hendak diteliti adalah minat beli konsumen
terhadap ponsel Nokia. Dan minat beli konsumen itu sendiri di pengaruhi oleh
beberapa faktor.
2.2.1

Indikator minat beli

Menurut Ferdinand (2002:129) Minat beli dapat diidentifikasi melalui


indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
Menurut Ajay dan Goodstein yang dikutip Yoestini dan Eva (2007:270)
Jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari
apa yang dipikirkannya, dengan demikian yang akan didapatkan tidak hanya
sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses infromasi itu
dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan The
Buying Process (proses pembelian).

2.2.2

Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:162), Konsumen akan melewati lima


tahap proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian.

Rangkaian proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan


Amstrong (2001:162) diuraikan dalam bentuk pemaparan sebagai berikut :

a.

Pengenalan Masalah atau Kebutuhan


Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh rangsangan
internal dan rangsangan eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi
keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi
rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu
kategori produk.

b.

Pencarian Informasi
Minat utama pemasar berfokus pada sumber-sumber informasi utama
yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut
terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Pengaruh sumber-sumber
informasi berbeda-beda bergantung pada jenis produk dan karakteristik
pembeli. Secara umum konsumen mendapatkan sebagian besar informasi
tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang
didominasi pasar seperti iklan, pajangan dan lain-lain. Namun informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi seperti keluarga, teman,
tetangga dan sebagainya.

c.

Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model yang
terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang
berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat dari solusi produk. Ketiga, konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh


pembeli berbeda-beda tergantung pada jenis produknya.
d.

Keputusan Pembelian
Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam
kumpulan pilihan (tahap evaluasi). Konsumen tersebut juga dapat
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua
faktor dapat muncul antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain. Keadaan sebaliknya juga berlaku :
Preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang
yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang
lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli
memiliki pendapat yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin
menyenangkan mereka semua. Faktor kedua adalah faktor situasi yang
tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan.
Besarnya risiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang
yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya
kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas
tertentu untuk mengurangi risiko, seperti penghindaran keputusan,
pengumpulan informasi dari teman-teman, dan preferensi merek dalam

e.

negeri serta garansi.


Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika
produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan pasca pembelian, dan produsen berusaha untuk mempengaruhi
pikiran konsumen dan mengubah sikap konsumen.

2.2.3

Konsep Keputusan Konsumen


Konsumen adalah sesuatu yang unik, sebab konsumen mengalami proses

pembelian tertentu yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya. Konsumen

sangat bervariasi dalam hal demografis, psikografis, psikologis, dan sebagainya,


sehingga keputusan pembelian atau penggunaan sebuah produk, baik barang
maupun jasa, di antara konsumen relatif bervariasi pula.
Keputusan pembelian konsumen berarti proses di mana konsumen memilih
satu atau lebih produk atau merek yang ada di pasar untuk dikonsumsi. Ini berarti
konsumen telah melewati beberapa tahapan keputusan pembelian, dari mulai
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, sampai perilaku pasca pembelian.
Beberapa definisi keputusan pembelian yang disampaikan ahli pemasaran
diantaranya:
a. Schiffman dan Kanuk (2008:547)
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif
pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat
keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan
keputusan tersebut itu dilakukan.
b. Setiadi (2003:16)
Keputusan
konsumen
adalah
proses
pengintegrasian
yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses
pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku.
c. Yazid dalam Rubiyanti (2004:15)
Keputusan pembelian adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam
usahanya untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini.

2.3 Penelitian terdahulu


Penelitian terdahulu sangatlah penting untuk dijadikan dasar pijakan dalam
rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya adalah agar mengetahui hasil
yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang

terkait dengan store atmosphere dan minat beli konsumen, yang telah terlampir
dalam tabel berikut yaitu,
Pengarang
( Tahun )
Resti
Meldarianda
dan Hengki
Lisan
S.
(2010)

Cind
y
Juwit
a
Dess
yana
(2013
)

Denny
Kurniawan
dan,
Yohanes

Judul

Variabel

Alat
Hasil
Analisi
Penelitian
s
Instore
Regresi Store
atmosphere,
bergan atmospher
outstoratmospher da
e
yang
e,dan purchase
meliputi
intention
store
atmospher
e
dan
outstore
atmospher
e
yang
mempenga
ruhi minat
beli
konsumen
pada resort
caf
Bandung.
Store atmosphere Regresi Store
dan
keputusan bergan eksterior,
pembelian
da
general
interior,
store
layout,dan
interior
display dapat
mempengaru
hi
minat
pembeli.

Penga
ruh
store
atmos
phere
terhad
ap
minat
beli
konsu
men
resort
caf
atmos
phere,
Band
ung.
Store
atmosp
here
pengaru
hnya
terhada
p
keputus
an
pembeli
an
di
texas
chicken
Multim
art II,
Manado
.
Pengaruh
promosi Promotion, store SEM
dan
store atmosphere,
atmosphere terhadap shopping
impulse
buying emotion,
dan

Promotio
n
dan
store
atmosphe

Sondang
dengan
shopping impulse buying
Kunto, SSi, emotion
sebagai
Msc. (2013) variable intervining
studi
kasus
di
Matahari
Department
Store
cabang
supermall,
Surabaya

Lili Harlina
Putri,
Srinkadi
Kumadji,
dan Andriani
Kusumawati
(2014)

Pengaruh
store
atmosphere terhadap
keputusan pembelian
dan
kepuasan
pelanggan

Store
layout, Regresi interior
bergan
layout,dan
da
display layout

re
berpengar
uh
terhadap
shopping
emotion
Promotio
n
dan
store
atmosper
he
berpengar
uh
terhadap
impulse
buying
Shopping
emotion
berpernga
ruh
terhadap
impulse
buying
Store
atmosphe
re
berpengar
uh
terhadap
keputusan
pembelia
n
Store
atmosphe
re tidak
berpengar
uh
terhadap
kepuasan
pelangga
n
Keputusa
n
pembelia
n

Ni
Made
Dhian Rani
Yulianti, Ni
Wayan Sri
Srupati, dan
Ni Nyoman
Kerti Yasa
(2014)

Pengaruh citra toko Citra


toko,
terhadap kepuasan kepuasan
dan
pelanggan dan niat niat beli ulang
beli
ulang pada
circle K, Denpasar

Koefisi
en
korelas
i

memiliki
pengaruh
terhadap
kepuasan
pelangga
n
Citra positif
akan mampu
memberikan
kepuasan
kepada
pelanggan
dan
membeuat
suatu
ritel
bertahan
hidup
sehingga
membuat
pelanggan
berkunjung
bahkan
membeli
ulang

2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarnnya dan masih
perlu di buktikan faktanya, dimana hipotesis yang dikemukakan nantinya
bukanlah suatu jawaban yang benar secara mutlak, tetapi akan dipakai sebagai
jalan untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan masih harus di buktikan
kebenarannya lagi (Sugiono, 2002:98).
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1

: store layout berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada caf

Javanine, Malang. variable yang pertama tentang penataan tata ruang yang baik
atau tidak

H2

: interior display berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada

caf Javanine, Malang. Variabe yang kedua tentang tanda di caf javanine jelas
atau tidak.
H3

: eksterior layout berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada

caf Javanine, Malang. Variable yang kedua tentang store front menarik seorang
pembeli untuk mencoba di caf javanine.
2.5 Kerangka pemikiran teoritis
Berdasarkan latar belakang permasalahan serta di dukung dengan pustaka
yang ada, maka kerangka pemikiran teoritis yang menunjukan pengaruh display
caf, interior display, decoration, design exterior dan store atmosphere terhadap
minat beli pada caf hocay, Malang dapat digambarkan sebagaimana yang
terdapat pada gambar berikut,

Anda mungkin juga menyukai