Tanpa sadar, kita jadi hafal dengan posisi benda-benda yang ada di sana. Mereka semua disusun
dengan rapi dan memudahkan kita untuk mencari barang yang kita mau.
Ternyata, hal-hal kayak gini tuh bukan nggak sengaja. Ada ilmu yang bernama penataan produk.
Kebayang, kan, kacaunya kalau kita menemukan mie instan, minyak, panci, dan helm dalam satu
rak? Itu mah bukan supermarket. Lebih kayak dapur anak kos. Mana bawah pancinya item.
Kerannya dibungkus kaos kaki. Terus di tempat piring ada kertas yang ditulis “YANG MAKE
MANGKOK GUE TOLONG CUCI LAGI!”
Oke, kembali ke persoalan. Penataan produk ini disebut juga dengan display. Bagi sebagain
orang kayaknya kata “display” lebih sering didengar ya daripada penataan produk yang terlalu…
ummm, kaku? Tapi, keduanya sebenernya sama kok.
Penataan produk (display) adalah cara mengelompokkan barang sesuai dengan jenis dan
kegunaan dengan memperhatikan keindahan untuk menarik minat konsumen dan keinginan
membeli produk tersebut.”
Display adalah tata letak barang dengan memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan
kegunaan barang, kerapian, dan keindahan agar terkesan menarik dan mengarahkan konsumen
untuk melihat, mendorong, dan memutuskan untuk membeli.
Display adalah suatu cara pemajangan produk dan penataan produk yang diterapkan oleh
perusahaan dengan tujuan menarik minat pelanggan agar melihat dan membeli produk yang
ditawarkan.
Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan
mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung.
Display berarti usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan
mendorong keinginan membeli dalam daya tarik penglihatan langsung
Artinya display produk harus menarik. Produk didata sedemikian rupa sehingga setiap
pengunjung yang melihat penataan produk langsung tertarik untuk mendekat. Agar menarik dan
memancing minat pengunjung biasanya digunakan warna dinding, hiasan, dan tata pencahayaan
yang sesuai.
Konsep penataan produk tersebut senada dengan model AIDA (Attention, Interest, Desire,
Action) yang diperkenalkan oleh seorang ahli pemasaran bernama Philip Kotler (2009).
1) Attention (Perhatian)
2) Interest (Minat)
Artinya penataan produk harus menarik minat (attention). Setelah memenangkan perhatian
pengunjung, display yang baik mendorong pengunjung untuk melihat dari dekat produk
tersebut. Pada tahap ini, pengunjung akan melihat secara langsung bentuk fisik produk,
selanjutnya menimbang-nimbang apakah produk itu sesuai dengan kebutuhannya atau
tidak. Hal itu menunjukan minat terhadap produk.
3) Desire (Keinginan)
Artinya, display produk harus dibuat sedemikian rupa sehingga mendorong calon pembeli
melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu mencari informasi lebih dalam tentang harga serta
kelebihan dan kekurangan produk kepada pramuniaga. Ketika pengunjung menanyakan
informasi yang terperinci tentang harga dan kelebihan produk, itu berarti dia tertarik untuk
memiliki produk tersebut. Nah, tugas pramuniaga di sini harus dapat memberikan keyakinan ke
konsumen.
4) Action (Tindakan)
Artinya calon konsumen menaruh perhatian dan minat terhadap produk karena adanya interaksi
dramatis antara elemen warna, alat peraga, aksesori, pencahayaan, dan pergerakan di
dalam toko/supermarket.
Artinya, semua elemen yang memainkan peran dalam penataan produk harus tepat agar efek
yang dihasilkan dapat diterima dan dipahami.
3) Sederhana
Artinya, perhatian, minat, dan daya tarik pengunjung toko meningkat ketika display produk
menggunakan tema-tema sentral tertentu.
1. Window Display
Window display adalah pemajangan barang dagang di etalase atau jendela toko.
Dengan window display, diharapkan calon pembeli akan tertarik dengan pajangan tersebut dan
mendorong mereka untuk masuk ke dalam toko. Selain untuk menarik minat konsumen, window
display dapat menjaga keamanan barang dagang karena window display hanya
memperlihatkan barang dagang yang ditawarkan saja, tanpa dapat disentuh oleh
konsumen. Apabila konsumen ingin mengetahui lebih lanjut, konsumen dipersilakan masuk ke
dalam toko dan mencari informasi tentang produk tersebut. Penataan window display harus
dipersiapkan dengan baik agar barang yang dipajang dapat dilihat dari kejauhan.
Contoh Window Display
Manfaat window display di antaranya sebagai berikut.
a. Untuk menarik perhatian pengunjung atau orang yang lewat di depan toko. Atau dengan kata
lain, sekedar ngasih liat produk kita, orang-orang yang sebelumnya cuma pengin lewat dan
jalan-jalan, jadi tertarik dan masuk ke toko kita.
b. Untuk menimbulkan minat beli terhadap barang yang dipajang.
2. Interior Display
Pernah masuk ke dalam toko tas lalu di bagian tengah toko ada semacam rak gahul yang
memajang tas-tas unggulan toko itu? Itulah interior display.
Interior display adalah pemajangan barang dagang, gambar, kartu harga, dan simbol-simbol di
dalam toko. Interior display merupakan suatu metode memanfaatkan ruangan toko atau area
penjualan untuk menata produk dan semua elemen pelengkap display.
a. Merchandise Display
Yaitu pemajangan produk di tempat terbuka (konsumen dapat menyentuh), sehingga calon
pembeli dapat mengamati, memegang, dan memilih barang tersebut tanpa bantuan
pramuniaga. Contohnya, barang-barang yang diletakan di rak dan gondola.
2) Closed Display
3) Architectural Display
Store sign decoration artinya adalah “petunjuk toko”. Kalau kamu di supermarket pasti di bagian
tengah lorong ada papan yang digantung bertuliskan jenis barang di lorong itu. Misalnya,
“SUSU”, atau “KOPI”, atau “SCHOOL SHOP”. Si papan inilah yang disebut store sign.
Store sign decoration dapat berupa tanda, simbol, lambang, poster, gambar, semboyan, dan
sebagainya disimpan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan
untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagang dan memberi keterangan kepada
mereka tentang kegunaan barang-barang tersebut.
Contoh Store Design Display
Sementara itu, decoration pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus, seperti
penjualan pada saat-saat hari raya Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, dan sebagainya.
Contoh Decoration Display
c. Dealer Display
3. Exterior Display
Kalo interior di dalam ruangan, maka eksterior adalah penataan produk untuk di luar ruangan.
Pernah liat Gramedia sedang buka sale gede-gedean lalu memajang buku-buku berdiskon di
luar gedung/tokonya? Itulah yang dinamakan exterior display.
Exterior display adalah pemajangan produk di tempat tertentu di luar toko dan di luar kegiatan
usaha yang biasa digunakan. Pemajangan ini banyak digunakan untuk
tujuan promosi dan pengenalan produk baru serta penjualan istimewa. Contoh: cuci
guudang, discount, pameran, dan sejenisnya. Exterior display hanya tepat dipergunakan untuk
kondisi penjualan tertentu.
Contoh Exterior Display
Buat apa, sih, sebuah toko repot-repot memajang barangnya di luar toko?
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis, atau jika ada kegiatan tertentu,
seperti pameran.
4. Solari Display
Solari display yaitu pemajangan produk melalui media lain dengan tujuan menarik perhatian
calon konsumen terhadap produk yang dipajang. Contoh: memajang pakaian model terbaru
melalui boneka model (manekin). Penggunaan media yang menarik, seperti manekin,
diharapkan dapat memancing perhatian pengunjung, tetapi juga memunculkan daya tarik untuk
membeli. Hal itu karena di mata calon konsumen, media itu dianggap menjadi representasi
konsumen serta menggambarkan kualitas produk yang dipajang. Biasanya, produk yang
menggunakan media seperti manekin adalah produk unggulan.
Contoh Solari Display
Ingat, sekilas ini memang mirip dengan window display, tapi sebenarnya beda jauh. Kamu harus
perhatikan lokasi tempat penataan produknya. Kalau mannequin-nya berada di jendela muka,
ya itu berarti window display ya!
2. Mudah Dijangkau
Display barang dagang harus diletakan sesuai dengan penataan yang baik agar mudah dilihat,
dicari, dan dijangkau oleh konsumen. Hal ini merupakan persyaratan mutlak mengingat toko
swalayan bersifat self-service, artinya konsumen mengambil sendiri semua barang yang akan
dibeli. Kemudahan dalam mencari dan mengambil barang dapat menjadi nilai tambah bagi
kepuasan konsumen. Oleh karena itu, peritel perlu menguasai teknik pen-display-an barang
dagang dengan baik.
3. Lokasinya Tepat
Dalam men-display barang harus diperhatikan aspek visual merchandising (VM), sehingga
display mampu menimbulkan daya tarik dan keinginan konsumen untuk membeli. Pemilihan
lokasi untuk memajang barang dalam supermarket sangat berpengaruh terhadap daya tarik
konsumen. Penempatan produk pada lokasi yang tepat disesuaikan dengan jenis, ukuran,
warna, dan lain-lain harus diperhatikan.
4. Aman
Display harus memperhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari
potensi-potensi kehilangan maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di
dalam toko. Berkaitan dengan aspek keamanan, hal-hal yang perlu diperhatikan para peritel
adalah sebagai berikut.
5. Menarik
Display berkaitan dengan seni penataan produk di supermarket. Oleh karena itu, kreativitas
peritel dituntut dalam menata barang dan ruangan agar menarik dan indah untuk dilihat. Penataan
produk dapat memadukan model window display, interior display, exterior display, perpaduan
warna, bentuk kemasan, kegunaan barang, serta manambahkan kelengkapan display yang
lain, seperti POP, SKU, dan lain-lain.
Klik di sini untuk membaca informasi yang lebih lengkap tentang Stock Keeping Unit (SKU).
Sementara itu, Stock Keeping Unit (SKU) adalah suatu tulisan yang berisi keterangan
mengenai nama produk, harga, nomor Price Look Up Unit (PLU) suatu produk, baik yang
dibeli maupun dijual oleh perusahaan. Sering juga disebut dengan nama lain, seperti part
number, product number, atau product identifier.
Contoh Stock Keeping Unit
6. Self-Service
Supermarket memiliki metode penjualan barang dagang secara self-service, artinya konsumen
diberi kebebasan untuk memilih dan mengambil sendiri barang yang dibutuhkan tanpa bantuan
dari pramuniaga. Oleh karena itu, penataan produk dagang harus memudahkan konsumen dalam
mencari barang yang dibutuhkan dengan cara menggunakan keterangan-keterangan, baik
berupa gambar, simbol, poster, dan tulisan.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam men-display barang, antara lain sebagai berikut.
a. Barang kotor.
c. Kemasan rusak.
d. Berubah warna.
e. Kaleng berkarat/penyok.
Display Daging
Display
Keju
5. Produk yang Dibekukan (Chilled & Frozen Products)
Penataan produk yang dibekukan (chilled & frozen product) di supermarket adalah sebagai
berikut.
Display Frozen Food Display Ice
Cream
Supermarket harus selalu menyediakan produk fashion yang mengikuti style/gaya yang
sedang trendy. Produk fashion meliputi keseluruhan yang mendukung
penampilan seseorang wanita, pria, anak laki-laki dan perempuan, serta bayi. Contoh: pakaian,
sepatu, tas, aksesori, pakaian bayi. Sementara itu, sport meliputi pakaian olahraga dan
aksesorinya, sepatu sport, alat olahraga, dan perlengkapan olahraga.
2) Untuk display baju, setelan dipadankan dengan aksesorinya, misalnya sarung tangan, kaos
kaki, dan topi rajut.
Penataan produk fashion untuk anak-anak dikelompokan berdasarkan urutan atau tahapan, yaitu
sebagai berikut.
2) Tiap-tiap koleksi kemudian ditata menurut style (model, jenis bahan, jenis print, atau
motif/gambar kain).
4) Produk ditata menurut size atau ukuran (baik ukuran baju maupun ukuran print atau motif
tiap-tiap kelompok).
Pada prinsipnya, penataan produk fashion remaja sama dengan penataan produk fashion anak-
anak. Fashion remaja cenderung ke dunia modis atau tren fashion. penataan produk fashion
remaja adalah sebagai berikut.
Penataan produk fashion orang dewasa tetap memakai prinsip penataan produk fashion, yaitu
sebagai berikut.
2) Penataan menurut style (model dan jenis motif atau print): polos, bunga-bunga, kotak-kotak,
bulat-bulat, garis-garis, motif gambar.
Pengelompokan Produk Fashion Berdasarkan Motif Kain
3) Barang terbaru dari tiap-tiap kelompok dipajang di depan, yang agak lama di tengah, dan yang
paling lama di bagian belakang.
4) Penataan menurut intensitas warna. Dari tiap-tiap kelompok display dirapikan lagi
berdasarkan intensitas warna tau print-nya.
Pengelompokan Warna
Display Produk Fashion Berdasarkan Intensitas Warna
5) Penataan menurut size (ukuran pakaian).
b. Peralatan Olahraga
Saat ini, banyak toko yang secara khusus menjual sarana-sarana dan perlengkapan olahraga. Alat
olahraga ini juga dikelompokan berdasarkan jenis olahraganya, misalnya
peralatan fitness, sepeda sport, bola basket, raket tenis lapangan, raket badminton, dan lain-
lain.
1) Berdasarkan usia, produk sport dikelompokan lagi menjadi 2 (dua), yaitu produk sport anak-
anak dan produk sport orang dewasa.
c) Berdasarkan fungsinya. Contoh: baju renang, baju basket, baju senam, baju sepak bola, dan
lain-lain.