Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENATAAN PRODUK
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mendeskripsikan pengertian penataan produk
4.1 Mengklasifikasi bentuk penataan produk

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengukuti kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat:
1. Mengamati pengertian penataan produk
2. Mendiskusikan ruang lingkup penataan produk
3. Menginformasikan klasifikasi display produk
4. Mengkomunikasikan bentuk penataan produk

URAIAN MATERI
Ruang Lingkup Penataan Produk

Salah satu penentu keberhasilan dalam bisnis ritel adalah cara mendisplay produk
dengan benar. Sistem display berkaitan erat dengan jenis barang, ukuran, warna, rasa,
kemasan, bentuk penataan, dan seterusnya, penataan barang dagangan atau display produk
berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, terlebih lagi toko-
toko supermarket maupun hypermarket. Belakangan display yang dilaukan oleh para peritel
modern berkembang semakin inovatif, terutama sejak semakin banyaknya peritel yang
memahami konsep dan pemanfaatan alat bantu display (visual merchandising) yang kini
semakin populer.
Salah satu lingkup pekerjaan penjualan yang memerlukan kekhususan/spesialisasi dan
memerlukan kemampuan analisis yang mendalam dan terstruktur adalah kompetensi dalam
enata produk yaitu tentang pengetahuan penataan barang (display produk) yang sesuai dengan
standar dan spesifikasi perusahaan, pemajangan barang merupakan salah satu aktivitas
terpenting dalam keseharian operasional pengelolaan sebuah toko output yang dihasilkan dari
aktivitas yang satu ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam
toko, terlebih bagi toko-toko ritel modern yang memiliki format layanan mandiri (swalayan)
seperti minimarket, supermarket maupun hypermarket. Tak heran jika display yang pada
dasarnya merupakan bagian dari promosi ini sering juga disebut sebagai ”the silent salesman”
untuk itu dalam materi ini akan dibahas tentang bagaimana membuat perencanaan visual
penataan produk, cara cara mendisplay produk memonitor display produk serta cara merawat
display produk.
Mengembangkan usaha Perdagangan bukan pekerjaan mudah sebab majunya suatu
usaha sangat berhubungan dengan manajemen bisnis, ketetapan pengembangan usaha bisnis
tersebut dipengaruhi oleh banyak hal seperti dalam usaha pengembangan produk baru, konsep
penjualan (sales concept) dan konsep pemasaran (marketing concept) sangat menentukan laju
pertumbuhan suatu perusahaan, oleh karena itu dalam kegiatan sales concept dan marketing
concept tidak terlepas dari kegiatan promosi (sales promotion) dan kegiatan display, sales
promotion merupakan hal untuk mempromosikan barang secara langsung agar menarik minat
calon pembeli terhadap produk yang dipromosikan.
Kegiatan display (penataan produk) merupakan kegiatan dari suatu perusahaan untuk
memajangkan barang dagangan baik dalam ruangan maupun di luar luar ruangan untuk dapat
memengaruhi calon konsumen secara langsung maupun tak langsung terhadap barang yang
akan dijual, dengan demikian display merupakan suatu peragaan untuk memengaruhi
konsumen melalui demontrasi pemajangan barang sehingga memperoleh kesan tersendiri bagi
konsumen (semi personal).

A. PENGERTIAN PENATAAN BARANG (DISPLAY)


Display (pemajangan barang) merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam
keseharian operasional pengelolaan sebuah toko output yang dihasilkan dari aktivitas yang
satu ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, terlebih
bagi toko-toko ritel modern yang memiliki format layanan mandiri (swalayan) seperti
minimarket, supermarket maupun hypermarket. belakangan, display yang dilakukan oleh para
peritel modern berkembang semakin inovatif, terutama sejak semakin banyaknya peritel yang
memahami konsep dan pemanfaatan alat bantu display (visual merchandising) yang kini
semakin populer. bentuk arsitektur sebuah toko menunjukkan status sosial, budaya dan
perubahan dari ekonomi setempat. dahulu, bentuk ritel berupa toko-toko milik suatu keluarga
yang berdiri sendiri. Kini berubah menjadi toko-toko di dalam satu arcade atau suatu mall di
mana arcade, promenade, gallery, sebagai satu area terlindung dengan suasana
menyenangkan. Konsep ini menjadi gambaran makin besarnya kebutuhan ruang wisata
belanja. Marc Gobe, penulis buku pemasaran dalam salah satu buku terlarisnya, Emotional
Branding mengungkapkan munculnya kecenderungan perdagangan eceran (retail) yang
mampu menjadi sebuah kekuatan promosi. Mengalahkan kekuatan dari media periklanan
sendiri. Retailing has become advertising. Hal ini diperoleh lewat kekuatan ritel-ritel yang tak
semata karena menawarkan harga produk yang murah. Melainkan lebih karena kecerdikan
retailer menciptakan kesan nyaman kepada konsumen saat menghadapi produk dalam sebuah
pusat perbelanjaan.
Kegiatan display (penataan produk) merupakan kegiatan dari suatu perusahaan untuk
memajangkan barang dengan baik dalam ruangan maupun diluar ruangan untuk dapat
memengaruhi calon konsumen secara langsung maupun tak langsung terhadap barang yang
akan dijual, dengan demikian display merupakan suatu peragaan untuk mempengaruhi
konsumen melalui demonstrasi pemajangan barang sehingga memperoleh kesan tersendiri
bagi konsumen (semi personal). Secara etimologi, display (istilah dalam bahasa inggris)
berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu: dis artinya terpisah dan plicare
artinya melipat. Jadi display diartikan sebagai membuka lipatan untuk melihat.
1. Pengertian Display
Menurut para ahli dapat diuraikan sebagai berikut:
 William J.Shultz, “Display consist of stimulating customers attention and interest
in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the store,
through direct visual appeal”. Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan
minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli
melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
 Menurut Buchari Alma adalah sebagai berikut, “Display ialah keinginan membeli
sesuatu yang tidak di dorong oleh seseorang, tapi didorong oleh penglihatan
ataupun oleh perasaan lainnya”.

Dengan demikian, display dapat didefinisikan sebagai kegiatan dari suatu


perusahaan untuk memajangkan barang dagangan baik dalam ruangan maupun diluar
ruangan untuk dapat mempengaruhi calon konsumen secara langsung maupun tak
langsung terhadap barang yang akan dijual, sehingga memperoleh kesan tersendiri bagi
konsumen.

2. Fungsi Display
Display adalah usaha yang dilakukan dalam penataan barang dagangan di toko,
dengan memperhatikan usur pengelompokkan jenis dan kegunaan barang, kerapihan dan
keindahan dengan tujuan mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan
untuk membeli. Display mempunyai 2 fungsi dasar yaitu
1) Increasing sales productivity (meningkatkan produktivitas penjualan)
Display dapat membangkitkan perhatian dan mendorong penjualan barang dagangan yang
menjadi prioritas atau yang diutamakan.
2) Creating the desire store (menciptakan citra toko yang diinginkan)
Display dapat menciptakan suatu image yang diinginkan dan mempertahankan posisi
lembaga retailer store pada daerah pemasarannya.

B. RUANG LINGKUP PENATAAN PRODUK (DISPLAY)


Penataan barang dagangan atau merchandise pada sebuah toko memiliki peran dan
arti yang sangat penting. Sering terjadi seorang ibu yang awalnya datang ke toko untuk
berbelanja susu kental manis merek tertentu, ternyata pada rak yang sama terdapat merek lain
yang lebih murah. Melihat pada rak sebelah terdapat deretan biskuit dengan kemasan kaleng
menarik serta tambahan/hadiah kemasan karton kecil. Pada rak sabun cuci kondisi sama,
hampir semua deterjen memberikan diskon dan hadiah. Kesemua produk tersebut ditata
dengan rapi dan baik serta memiliki daya tarik sehingga pada akhirnya ibu tersebut pulang
dengan meembawa berbagai barang kebutuhan yang sebenarnya tidak ada dalam rencana
belanjanya. Hal tersebut terjadi karena konsumen tersebut melihat penampilan visual yang
menarik sehingga terdorong untuk melakukan impulse buying yakni pembelians seketika.
Departemen atau bagian yang sangat berkaitan dengan kegiatan penataan barang
dagangan adalah merchandising. Dalam buku FirstStep in a Retail Career, pengertian
merchandising dijelaskan sebagai berikut, “The detailed process of making a store and its
product attractive is called merchandising. Merchandising is the way in which goods are
presented to customers”. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa penataan barang
dagangan adalah suatu cara dimana barang dagangan disajikan dengan menarik kehadapan
konsumen. Proses yang secara rinci menjadikan toko dan barang dagangannya memiliki daya
tarik adalah tugas dan kegiatan merchandising. Dengan kata lain segala aktivitas yang
berhubungan dengan arus barang mulai dari barang di beli sampai terjual serta
pengembangannya adalah tugas pokok merchandiser, yaitu orang yang bertanggung jawab
atas penataan barang dagangan. Secara umum kegiatan dan tanggung jawab seorang
merchandiser adalah:
1. Melakukan pembelian produk yang sesuai serta tepat dalam harga dan jumlah
Tugas pembelian ini memegang peranan yang sangat penting. Melalui keterampilan
memilih barang dan menentukan dimana tempat membeli akan diperoleh barang
dagangan yang dapat dijual dengan harga bersaing. Dalam hal tertentu harus memiliki
perasaan peka dalam mengendalikan produk dengan cara mengamati kecenderungan
permintaan serta melakukan pembelian produk yang diramalkan akan laku dipasaran.
Sebaliknya dalam hal tertentu pula harus mampu menghentikan pembelian suatu
produk yang tidak direspon oleh konsumen. Dalam melakukan pembayaran dapat
dilakukan secara tunai, kredit atau konsinyasi yakni pembayaran dilakukan setelah
dilakukan perhitungan terhadap barang yang laku.
2. Menentukan harga jual yang tepat, bersaing dan pantas
Apabila kegiatan pembelian yang umumnya dilakukan melalui rekanan, distributor,
penyalur atau langsung produsen telah dilakukan dengan tepat, maka dalam
menentukan harga jual akan relatif lebih mudah. Orientasi dalam menetapkan harga
jual adalah sebagai berikut;
 Orientasi pada harga pokok/pembelian
Dalam hal ini dilihat terlebih dahulu harga belinya kemudian ditambahkan
dengan keuntungan yang diinginkan misalnya 15%. Cara menentukan harga
jual ini disebut markup pricing.
 Orientasi pada permintaan pasar
Dalam menentukan harga diawali dengan melihat ke pasar untuk mengetahui
berapakah kekuatan permintaan, berapa banyaknya barang yang diperlukan
serta berapa kira-kira kemampuan untuk membayar. Jika diperkirakan
permintaan akan barang tersebut kuat maka harga ditentukan relatif tinggi.
Sebaliknya jika permintaan diperkirakan rendah maka harga ditetapkan relatif
rendah dalam arti mengambil keuntungan yang tidak terlalu besar.
 Orientasi pada persaingan
Dalam menentukan harga jual, terlebih dahulu melihat harga yang dipasang
oleh pesaingnya untuk kemudian menentukan harga jual. Terdapat tiga
alternatif yakni menjual lebih rendah, sama dengan pesaingnya atau sedikit
lebih tinggi dari pesaing. Bila menjual lebih tinggi tentunya harus memiliki
nilai lebih misalnya dalam hal pelayanan.
 Kombinasi dari ketiga hal tersebut
Dalam menentukan harga jual, strategi yang digunakan yakni
mengkombinasikan ketiga orientasi harga tersebut yakni harga pokok,
permintaan pasar dan tingkat persaingan. Dalam prakteknya cara inilah yang
umum digunakan dalam menentukan harga jual.
3. Melakukan koordinasi yang terpadu dalam kegiatan promosi dan display
Kegiatan promosi tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan. Strategi
penjualan yang dilakukan untuk menarik minat pembeli antara lain;
 Memberikan potongan harga
 Menawarkan produk dengan harga yang lebih murah
 Menawarkan produk yang berkualitas tinggi
 Menawarkan produk yang ekslusif yakni tidak dijual ditempat lain
 Memperluas variasi produk
 Menekan biaya
 Meningkatkan pelayanan
Guna meningkatkan jumlah pengunjung pada event tertentu misalnya tahun baru, hari
ulang tahun kemerdekaan dan event lainnya menyelenggarakan kegiatan lomba,
kontes, peragaan dan lainnya biasanya dilakukan dengan bekerja sama dengan
produsen atau pemasok. Agar barang yang ditata memiliki daya jual, maka penataan
barang dagangan haruslah mengacu pada teknik display yang akan diuraikan pada
bagian berikut.
4. Melakukan estimasi penyediaan barang yang tepat
pada sebuah toko persediaan barang disimpan di gudang. Fungsi gudang pada
dasarnya adalah sebagai tempat menerima barang, tempat menyimpan dan tempat
mengeluarkan barang.

C. KLASIFIKASI PRODUK DALAM DISPLAY


Sebagaimana diketahui bahwa objek daripada pasar konsumen adalah barangbarang
dan jasa-jasa. Sering barang-barang dan jasa-jasa tersebut disebut sebagai kumpulan atribut
dan sifat kimia yang secara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata. Dalam tinjauan yang
lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliputi atribut fi sik saja, tetapi juga
mencakup sifat-sifat nonfi sik seperti harga, nama penjual, aturan pemakaian, nama penjual
(perusahaan) tersebut. Kombinasi yang berbeda dari unsur itu akan memberikan kepuasan
yang berbeda pula karena kombinasi tersebut merupakan produk tersendiri.
Dengan demikian pengertian tentang barang, akan lebih tepat didefi nisikan dalam
pengertian sempit dan luas oleh para ahli antara lain:
1. Menurut William J. Stanton
Barang (produk) adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (in
tangible) di dalamnya sudah tercakup nama, harga, kemasan, prestise, pabrik, prestise
pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin dapat diterima oleh
pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
2. Menurut Philip Kotler
Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan. Ini meliputi benda fi sik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi
tersebut ialah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada
sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan.
1. Kelompok Barang
Barang-barang tersebut di kelompokan menjadi dua, yaitu:
a) Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan
konsumen jangka panjang
1) Solutary Product (barang yang bermanfaat)
Barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah, tetapi dapat
memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka
panjang. Contoh detergen dengan fosfat yang rendah.
2) Deficient Product (barang yang kurang sempurna)
Barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi, tetapi mempunyai
manfaat untuk konsumen. Contoh obat-obatan yang rasanya pahit, tetapi
manjur mengobati penyakit.
3) Pressing Product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli, akan
tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai barang tersebut. Contoh
rokok, minuman keras.
4) Desirable Product (barang yang sangat diperlukan)
Barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Contoh makanan dan minuman.
b) Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
1) Barang konsumsi (customer goods)
Barang yang dibeli untuk dikonsumsi dan didasarkan atas kebiasaan membeli
dari konsumen. Barang konsumsi dapat dibedakan lagi menjadi: convenience
goods (barang kebutuhan sehari-hari), speciality goods (barang khusus),
unsought goods (barang yang tidak dicari).
2) Barang industri (industrial goods)
Barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri.
Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga,
organisasi termasuk organisasi non profit atau organisasi yang tidak
berorientasi mencari laba.
2. Berdasarkan sifat dan tingkat konsumsinya dapat dikategorikan/digolongkan
menjadi:
 Barang tahan lama (durable goods) ialah barang berwujud yang biasanya
secara normal dapat bertahan dalam pemakaian berulang kali. Contoh: lemari
es, pakaian dan sebagainya. Barang tahan lama memerlukan penjualan dan
pelayanan yang lebih pribadi, menguasai margin yang lebih tinggi dan
memerlukan jaminan-jaminan yang lebih besar dari penjual.
 Barang tidak tahan lama (nondurable goods) ialah barang berwujud yang
secara normal dapat dikonsumsi sekali atau beberapa kali.
 Contoh: daging, sabun, dan sebagainya. Mengingat barang-barang ini
dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, maka barang tersebut tersedia
diberbagai tempat, menguasai margin yang lebih kecil dan memupuk kesetiaan
pada satu merek.
 Barang yang bersifat kotemporer, sifat barang yang kotemporer dipengaruhi
trend dan kegemaran konsumen, barang semacam ini akan memberi manfaat
ekonomis terhadap penjual jika selalu mengikuti perkembangan tren yang
terjadi di masyarakat dan manfaat yang diberikan barang kepada konsumen
rasa percaya diri, karena mengikuti tren lingkungan.
 Barang yang bersifat klasikal. Ialah barang yang digemari dan disukai
konsumen sepanjang masa meskipun ada model dan produk baru, biasanya
penggemar model ini merupakan fanatik terhadap merek barang tertentu
karena dapat memberikan kebanggaan dan kepuasan tertentu misalnya blue
jeans merek Levi’s.
 Barang yang bersifat adjustable adalah barang yang menyesuaikan dengan
mengikuti perubahan iklim, dan barang semacam ini akan dirasakan
manfaatnya jika terjadi perubahan musim seperti musim penghujan, dan
kemarau misalnya payung.
 Barang yang bersifat luxurious, adalah barang yang sifatnya mewah dan
konsumennya dari golongan tertentu dan toko biasanya menyediakan ruanh
khusus, dengan maksud untuk mempertahankan karakteristiknya, klasifikasi
yang dilakukan toko biasanya terpisah dan relatif ketat dalam pengawasannya,
manfaat yang dirasakannya oleh konsumen adalah kemewahan dan kelas
tersendiri karena memberikan gensi tersendiri, contohnya berlian.
 Barang yang bersifat prestisius, adalah barang yang memberikan kedudukan
tersendiri dalam kehidupan sosial seseorang dan biasanya ditata dan
dikelompokkan secara ekslusif di dalam toko, manfaat yang dirasakan
konsumen adalah image tertentu jika menggunakan barang tersebut misalnya
jika menggunakan dasi.
 Barang yang bersifat praktis, adalah barang yang penggunaannya tidak rumit
dan berkesan santai, manfaat yang dirasakann konsumen adalah kemudahan
dalam pemakaiannya dan rasa santai dan biasanya digunakan dalam kegiatan
keswharian diluar dinas misalnya T-Shirt, sandal atau jaket.

3. Penggolongan Barang Menurut Tujuan Pemakaiannya Oleh Pemakai


Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya ini banyak digunakan
karena sangat praktis. Untuk keperluan analisa dan pembahasan selanjutnya kita akan
menggunakan penggolongan yang kedua ini. Menurut tujuan pemakaiannya barang
digolongkan ke dalam dua golongan yaitu:
 Barang Industri (Industrial Goods)
adalah barang yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk kepentingan
dalam industri. Jadi pembeli barang industri ini adala perusahaan, lembaga
atau organisasi nonlaba, menurut golongannya barang industri dapat
dibedakan dalam golongan besar, yaitu:
1. Peralatan besar/utama (Mayor Equipment)
2. Peralatan ekstra (Minor/ Accessory Equipment)
3. Komponen/barang setengah jadi (Fabricating or component parts)
- Bahan-bahan proses
- Perlengkapan penggerak
- Bahan baku
Ciri-ciri industrial goods
 Pasarannya sempit sehingga pembeli tidak sebanyak consumer goods.
 Dibeli atas dasar quality dan spesifikasi teknik yang menarik bukan atas
dasar merek atau prestise pembeli biasanya mempunyai integritas yang
tinggi.
 Produsen lebih condong untuk membeli langsung dari penjual atau
produsen lainnya.
 Kontak langsung antara pembeli dan penjual perlu sekali karena hal ini
memmungkinkan untuk penjual membantu pembeli untuk membentuk,
mengetahui spesifikasi dan modifikasi yang langsung dibutuhkan.
 Keputusan untuk membeli tidak dapat langsung diambil karena setiap
keputusan harus diambil dari suatu rapat direksi.
 Harganya relatif tinggi dan harus ada after sales service.
 Barang Konsumsi (Consumer Goods), adalah barang-barang untuk
dikonsumsikan atau dipakai sendiri oleh anggota keluarganya. Pembelian
didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi pembeli barang
konsumsi ini adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri, karena
barang-barang tersebut hanya dipakai sendiri (termasuk diberikan kepada
orang lain) tidak diproses lagi.
Consumer goods dapat dibedakan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu:
1) Convenience Goods (Barang-barang kebutuhan sendiri)
Convenience Goods adalah barang-barang yang biasanya dibeli oleh
konsumen secara seringkali atau kadang-kadang dan dengan pengorbanan-
pengorbanan/usaha-usaha yang minimum di dalam
membandingkan/memilih dan membelinya. Contoh: rokok, sabun, gula,
koran dan sebagainya.
Dalam melaksanakan distribusinya kita mengenal beberapa istilah, yaitu:

Selling In : Adalah tindakan penjualan pertama untuk masuk ke


dalam golongan pengecer dan saluran distribusi.

Selling Out : Adalah suatu tindakan yang dilakukan setelah


melihat
keberhasilan selling in dengan membuat suatu
kebijaksanaan baru agar barang-barang dapat keluar (laku
dijual) dengan promotion berupa pemasaran iklan dan
reklame yang baik dan lain-lain tergantung dari pada
barang-barang yang kita masukkan.
Selling Order : Adalah pemesanan kembali terhadap barang-barang yang
telah pernah kita berikan kepada pengecer. Repeart order
ini kita lakukan bila selling out terlaksana dengan baik.
2) Shopping Goods (Barang-barang yang dipilih-pilih)
Shopping Goods adalah produk-produk dimana langganan
membandingkan dengan produk-produklain yang bersaing, dalam
membandingkan tadi langganan tersebut dalam menyediakan waktu dan
usahanya yang berharga.
Ciri-ciri daripada shopping goods adalah:
a. Barang-barang yang sebelum dibeli dibandingkan satu sama lain atas
dasar:
1. Suitability (Kecocokan)
2. Quality (Kualitas/mutu)
3. Price (Harga)
4. Style (Gaya/model)
b. Faktor-faktor yang menentukan barang tersebut dibeli adalah:
1. Ukuran dan warna
2. Model dan design
3. Konsumen bersedia untuk membuang-buang waktunya hanya
untuk memilih-milih dari macam-macam barang tersebut.
Contoh : Shopping goods (pakaian jadi, tekstil, jeans, sepatu, tas,
kacaata dan lain-lain)
3) Specialy Goods (Barang-barang istimewa)
Specialy Goods adalah barang yang memiliki karakteristik dan atau
merek yang unik atau di mana sekelompok pembeli tertentu dalam
melakukan pembelian, biasanya melakukan usaha khususnya.
Ciri-ciri barang-barang spesial adalah:
a. Barang-barang yang dibeli atas dasar suatu merek/brandyang
tertentu, konsumen biasanya terpengaruh atas/oleh ciri-ciri khas
dari barang yang telah diiklankan sebelumnya.
b. Harganya relatif lebih tinggi produsen dari kelompok ini
tergantung sekali pada dealer yang akan membeli.
c. Contoh: Mobil Mercedes, radio, televisi, alat-alat kosmetik, alat-
alat potret dan lain-lain.
d. Discreationary income masyarakat penting diketahui para
marketing manajer yang mamasarkan consumer goods dan
speciality goods.
e. Bertambah tingginya pendapatan konsumen maka bertambah
tinggu pula keinginannya untuk membeli barang yang lebih mahal,
ini dipengaruhi oleh kebutuhan daripada psikologinya.
4) Unsought Goods (Barang-barang yang tidak dicari)
Unsought Goods adalah barang yang tidak diketahui atau diketahui
oleh konsumen tetapi biasanya tidak terpikir untuk membelinya.
Produk baru seperti detektor asap dan proseccor makanan adalah
barang yang tidak dicari sampai tiba saatnya konsumen mengenalnya
melalui iklan. Karena sifatnya seperti tersebut di atas, barang yang
tidak dicari memerlukan usaha pemasaran yang besar berupa iklan dan
penjualan perorangan.

4. Barang-barang di Supermarket
Barang dikelompokan menjadi tiga yaitu: barang supermarket, barang fresh, dan
barang fashion. Barang-barang supermarket meliputi departemen-departemen berikut
ini:
a. Departemen food yaitu meliputi semua makanan, khususnya makanan ringan
(snack) yang banyak dikonsumsi anak-anak.
b. Departemen nonfood yaitu meliputi barang-barang selain makanan.
c. Departemen house hold adalah perlengkapan rumah tangga.
d. Departemen toys adalah sebuah sarana atau tempat atau barang-barang yang
disediakan khusus untuk anak-anak.
e. Departemen stasionary meliputi semua peralatan tulis dan kantor
Jenis barang di supermarket telah ditentukan dalam pembagian departemen
dan pembagian tersebut adalah pengklasifikasian barang berdasarkan jenis-jenisnya.
Sifat barang supermarket adalah perbedaan sifat minuman dan biskuit, yang bersifat
makanan dan minuman yang sama-sama pada departemen foods. Spesifikasi barang
supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas jenis barang dengan merek yang
berbeda dalam satu sifat dan satu departemen misalnya fruits tea dan fresh tea.

D. BENTUK PENATAAN PRODUK


Secara umum display dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Penataan bagian depan (Window Display)
Window Display adalah cara memajang sampel barang, gambar, kartu harga
(barcode), simbol-simbol di bagian depan toko yang disebut etalase. Window display
hanya memperlihatkan barang yang ditawarkan saja, tanpa dapat disentuh konsumen,
sehingga pengamanan menjadi lebih mudah. Bila konsumen ingin mengetahui lebih
lanjut, maka ia dipersilahkan untuk masuk lebih memperjelas pengamatannya.
Tujuan window display adalah untuk menarik minat konsumen sekaligus menjaga
keamanan barang dagangan. Fungsi window display adalah:
 Untuk menarik perhatian orang.
 Memancing perhatian terhadap barang yang dijual di toko.
 Menimbulkan impuls buying (dorongan seketika).
 Menimbulkan daya tarik keseluruhan suasana toko.
 Menyatakan kualitas barang yang baik dan ciri khas toko tersebut.
2. Interior Display
Interior display adalah pemajangan barang dagangan di dalam toko. Interior diplay
banyak dipergunakan untuk barang-barang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Misal pameran, obral cuci gudang, dan pasar malam.
Interior display terdiri dari:
a. Merchandise display, adalah menempatkan barang dagangan di dalam toko
terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Open Interior Display, adalah penataan barang dagangan dalam kegiatan
usaha dimana barang diletakkan secara terbuka sehingga konsumen dapat
melihat, mengamati dan mencoba.
Kebaikan dari open interior display antara lain:
 Barang dagangan dapat dijual dengan cepat
 Pemilik toko dengan mudah mengadakan perbahan susunan pajangan
bilamana sewaktu-waktu diperlukan.
 Alat-alat yang dipakai untuk memamerkan barang-barang sederhana,
barang-barang yang dipajangkan biasanya: barang-barang yang lama
lakunya, yang ingin cepat habis terjual, yang dibeli atas dorongan kata
hati.
2) Close Interior Display, adalah penataan barang dagangan di dalam kegiatan
usaha dimana barang diletakkan dalam tempat tertentu, sehingga konsumen
hanya dapat mengamati saja. Bila konsumen ingin mengetahui lebih lanjut,
maka ia akan minta tolong pada wiraniaga untuk mengambilkannya.
3) Architectural Display, adalah menata gambar yang menunjukkan gambaran
mengenai penggunaan barang yang diperdagangkan, misalnya ruang tamu,
mebeleur, di kamar tidur. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena
barang-barang ditunjukkan secara realistis.
4) Dealer Display. Dealer display merupakan simbol, petunjuk-petunjuk
mengenai penggunaan barang yang dibuat oleh produsen, simbol-simbol
tersebut seakan-akan memberi peringatan kepada pramuniaga agar tidak
memberikan informasi yang tidak sesuai atau tidak benar.

3. Eksterior Display
Eksterior diplay adalah pemajangan barang dagangan di tempat tertentu di luar
kegiatan usaha yang biasa digunakan. Pemajangan sistem ini banyak digunakan untuk
promosi barang, pengenalan produk baru, penjualan istimewa seperti cuci gudang,
discount dan sejenisnya. Untuk pemasaran secara tetap, pemajangan sistem ini kurang
optimal karena kelemahan faktor pengamanan, cuaca, pengiriman barang dan
sebagainya. Intinya, eksterior diplay hanya tepat digunakan untuk kondisi penjualan
tertentu.
Fungsi ekterior display adalah:
 Memperkenalkan produk dengan cepat dan ekonomis.
 Membantu mengkoordinir advertising dan merchandising.
 Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.
 Mendistribusikan barang ke konsumen dengan cepat.
4. Solari Display
Menempatkan barang dagangan di bagian departement store sebagai daya
tarik bagi konsumen setelah masuk ke dalam toko, misalnya pakaian yang digunakan
oleh boneka model (manequin). Baik dengan open interior display, maupun dengan
closed interior display, barang dagangan itu perlu diatur, ditata, disusun sedemikian
rupa, agar para konsumen atau para pelanggan dapat tertarik dan berminat mau
membelinya.
Banyak cara yang dilakukan para pengusaha untuk memikat, merangsang agar
barang dagangannya banyak diminati, disenangi para konsumen dan para pelanggan.
Salah satu cara untuk memajukan barang dagangannya, di antaranya dengan ikut serta
menyelenggarakan pameran. Pameran (exhibition) adalah salah satu cara promosi
barang dagangan dengan melalui pameran khusus.

Yang berhubungan dalam hal menata produk (display)


1) Store sign and decoration
merupakan simbol, tanda, poster, lambang, gambar, dan semboyan yang diletakan
di atas meja atau digantung dalam ruangan toko, store sign digunakan untuk
memberi arah kepada calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberi
informasinya mengenai kegunaan barang tersebut, decoration pada umumnya
digunakan dalam acara khusus, seperti pada hari raya, natal, dan menyambut
tahun baru.
2) Dealer display
Dealer display merupakan simbol, petunjuk mengenai penggunaan barang yang
dibuat oleh produsen, simbol-simbol tersebut seakan-akan memberi peringatan
kepada pramuniaga agar tidak memberikan informasi yang tidak sesuai.
3) Pameran (exhibition)
Pameran merupakan suatu bentuk dalam usaha jasa pertemuan. Yang
mempertemukan antara produsen dan pembeli namun pengertian pameran lebih
jauh adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu produsen,
kelompok, organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display
produk kepada calon relasi atau pembeli.

Anda mungkin juga menyukai