Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN PEMASAN GLOBAL

“Menganalisis Pasar Konsumen dan Menciptakan Equitas


Merek”

DOSEN PENGAMPU: DICKY ZULKARNAIN R.G, SM. MM

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II

RISDA AYU MANIK (19110017)

DERLA FEBRIANTI P (19110038)

NURANIZAH (19110125)

BONIARDIN (19110074)

KELAS : D1 REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN


INDONESIA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya Kami
Kelompok II dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  " Menganalisis
Pasar Konsumen dan Menciptakan Ekuitas Merek " . Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen
Pemasaran Global dibina oleh Dicky Zulkarnaen R.G, S.M, MM selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Manajemen Pemasaran Global
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini.
Namun, penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penyusun sangat
menghargai apabila terdapat saran maupun kritik yang membangun dari
semua pihak. Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan bagi para pembacanya untuk memperluas khasanah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang terus berkembang mengikuti kemajuan
zaman, khususnya untuk mata kuliah Manajemen Pemasaran Global, Amin.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan
bermanfaat bagi Kami Kelompok II, khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Team Penyusun,

Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I.................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...............................................................................................................4

1.1.Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................5

1.3.Tujuan.......................................................................................................................5

BAB II................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.................................................................................................................6

2.1. Menganalisis Pasar Konsumen...............................................................................6

2.2. Menciptakan Equitas Merek....................................................................................9

BAB III.............................................................................................................................14

PENUTUP........................................................................................................................14

3.1. Kesimpulan.........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan


keinginan konsumen sasaran. Pasar konsumen dan perilaku pembelian
konsumen harus dipahami sebelum rencana pemasaran yang nyata
dapat dikembangkan. Pasar konsumen membeli barang & jasa untuk
konsumsi pribadi, dan ini adalah pasar yang paling akhir dimana kegiatan
perekonomian diatur. Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai
dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan
konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal
tersebut, terungkap melalui jembatan penyebrangan motivasi dan
kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Akan tetapi, tidak diingkari
kondisinya bervariasi yang tercengkram perubahan. Kegenerikan
produk, jenis produk, tingkatan produk, dan persaingan merek
memberikan pertolongan kita untuk menentukan pasar. Pasar yang
ditentukan dengan cara demikian, tergores garis batas jelas tujuan,
keberadaan alternatif, serta daya lenting terhadap aksi dobrakan
perubaha.

Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka


namun bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami
motivasi mereka yang lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi
pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit- menit terakhir
perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan
mengapa pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap
motivasi kebutuhan dan kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bisa
merusak pada tahap selanjutnya. Mempelajari konsumen akan
memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru, keistimewaan
produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru
pemasaran lainnya.

Memiliki dan melahirkan brand yang besar dan kuat tentu menjadi
idaman semua pelaku bisnis Merek (brand) berfungsi mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penyaji dan
membedakannya dari produk sejenis dari penyaji lain (Kotler, 2000:163).
Lebih dari itu, merek adalah sesuatu yang dibentuk dalam pikiran
pelanggan dan memiliki kekuatan membentuk kepercayaan pelanggan
(Peter & Olson, 1996:168). Jika perusahaan mampu membangun merek
yang kuat di pikiran pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat,
perusahaan akan mampu membangun mereknya. Dengan demikian
merek dapat memberi nilai tambah pada nilai yang ditawarkan oleh
produk kepada pelanggannya yang dinyatakan sebagai merek yang
memiliki ekuitas merek (Aaker, 1991:14).

Rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian melibatkan


keyakinan pelanggan pada suatu merek sehingga timbul rasa percaya
atas kebenaran tindakan yang diambil. Rasa percaya diri pelanggan atas
keputusan pembelian merepresentasikan sejauh mana pelanggan
memiliki keyakinan diri atas keputusannya memilih suatu merek,
mencerminkan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap suatu merek.
Perusahaan perlu mengidentifikasi elemen ekuitas merek yang mampu
mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian
yang dibuatnya. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan
elemen ekuitas merek tersebut. Pentingnya rasa percaya diri pelanggan
dalam hal ini adalah bahwa pelanggan yang membuat keputusan
pembelian dengan jakin dan “confidence”, berarti pelanggan tidak ragu
akan apa yan diputuskan dan dibeli. Dengan demikian keyakinan
tersebut sangat berperan dalam membangun loyalitasnya lebih lanjut,
terutama kemauan pelanggan untuk merekomendasi calon pelanggan
lain dan memberikan informasi dari mulut ke mulut (Word-Of-Mouth) yang
bernada positif atas merek tersebut.

Oleh karena itu, kami akan mengulas terkait menciptakan ekuitas


merek, dan bagaimana cara terbaik perusahaan untuk menciptakan
ekuitas merek mereka sesuai dengan posisi pasar mereka.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah pasar konsumen itu?


2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pasar konsumen?
3. Bagaimanakah proses keputusan pembelian
4. Apakah heuristik dan bias dalam keputusan itu?
5. Apakah pasar bisnis itu?
6. Apa pengertian ekuitas merek ?
7. Bagaimana menetapkan merek sebuah produk ?
8. Bagaimana membangun ekuitas merek ?
9. Bagaimana mengukur dan mengelola kinerja ekuitas merek ?
10. Bagaimana merancang strategi penetapan merek ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari pasar konsumen.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pasar konsumen.
3. Mengerti akan proses keputusan pembeli dalam pasar konsumen.
4. Mengerti akan heuristik dan bias dalam keputusan
5. Mengetahui pengertian dari pasar bisnis.
6. Untuk mengetahui pengertian ekuitas merek.
7. Untuk mengetahui penetapan merek sebuah produk.
8. Untuk mengetahui membangun ekuitas merek.
9. Untuk mengetahui mengukur dan mengelola kinerja ekuitas
merek.Untuk mengetahui rencana strategi
10. penetapan merek.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Menganalisis Pasar Konsumen

2.1.1. Pasar konsumen

Dalam menajemen pemasaran diungkapkan sangat penting


bagi seorang pemasaran agar dapat mengerti perilaku dan tindakan
konsumen, yang salah satu pendekatannya adalah dengan
mengadakan analisis terhadap pasar konsumen tersebut. Pasar
konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang
untuk dikonsumsikan, bukan untuk dujual atau diproses lebih lanjut.
Yang termasuk kelompok ini adalah pembeli individual/pembeli rumah
tangga (non bisnis)

2.1.2. Faktor yang mempengaruhi pasar konsumen

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor


budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Diantara faktor-faktor tersebut,
yang mempunyai pengaruh paling luas adalah faktor budaya.

1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya dan kelas sosial mempunyai peranan yang
sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan
penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Anak-anak yang
sedang bertumbuh mendapatkan seperangkat persepsi, nilai,
preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga
penting lain. Contohnya anak-anak yang dibesarkan di Amerika
Serikat sangat terpengaruh oleh nilai-nilai prestasi, keberhasilan,
aktivitas, efisiensi, kepraktisan, kemajuan, individualisme,
kebebasan, humanisme dan sebagainya.
Dalam budaya, terdapat sub-budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan sosial khusus bagi opera anggotanya. Sub-ubdaya
ini mencakup beberapa hal diantaranya agama, kebangsaan,
kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika subkultur menjadi
besar dan makmur, berbagai perusahaan sering merancang
program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka.
Pemasaran lintans budaya muncul dari berbagai riset pemasaran
yang cermat, yang menyingkapkan bahwa relung etnis dan
demografik yang berbeda tidak selalu menanggapi dengan baik
iklan pasar-massal.
Perusahaan telah membiayai strategi pemasaran multicultural
yang sudah dipertimbangkan matang-matang dalam beberapa
tahun-tahun terakhir. Sebagai contoh, banyak bank dan
perusahaan asuransi jiwa yang berfokus pada orang Amerika
keturunan Spanyol karena walaupun tingkat pendapatan mereka
naik, 40 juta orang Amerika Hispanik yang tinggal di Amerikan
belum menjadi konsumen besar jasa keuangan. Pada dasarnya,
semua manusia memiliki stratifikasi sosial atau yang lebih dikenal
dengan bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat uang relatif
homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis yang para
anggotanya menganut nilai, minat adan perilaku serupa. Gambaran
tentang kelas sosial di Amerika Serikat mendefinisikan tujuh
tingkatan yang menanjak yakni kelas-bawah bawah, kelas-bawah
atas, kelas pekerja, kelas menengah, kelas menengah atas, kelas-
atas bawah, kelas-kelas atas.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri - ciri:
a. Orang-orang di dalam kelas sosial yang sama cenderung
berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua
kelas sosial yang berbeda.
b. Orang merasa dirinya menemati posisi yang inferior atau
superior di kelas sosial mereka.
c. Kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel seperti
penghasilan, pekerjaan dan sebagainya.
d. Individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada
kelas sosialnya selama masa hidup mereka.
e. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada
seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial
diantaranya kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial.
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok
yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap orang tersebut yang dinamakan dengan
kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan
merupakan anggota primer seperti keluarga, teman dan
sebagainya. Orang juga menjadi anggota kelompok
sekunder seperti keagamaan, profesi dan sebagainya yang
cenderung lebih formal danmembutuhkan interaksi yang
tidak begitu rutin. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok
acuan mereka. Perusahaan manufaktur yang produk dan
mereknya sangat dipengaruhi oleh keompok acuan harus
menentukan cara menjangkau para pemimpin opini di
kelompok acuan itu. Salah satu caranya dengan
menjangkau pemimipin opini. Para pemasar berusaha
menjangkau mereka dengan mengidentifikasi cirri-ciri
demografis media yang dibaca oleh pemimipin opini dan
mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga
menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Kehidupan pembeli terdiri dari dua keluarga. Keluarga
orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi terdiri
dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Keluarga
prokreasi adalah pasangan dan anak seseorang. Para
pemasar tertarik pada peran dan pengaruh relatif suami, istri
dan anak-anak pada pembelian beragam produk dan jasa.
c. Peran dan status
Hal menentukan kedudukan orang. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan
masing-masing peran menghasilkan status. Seorang wakil
dirut pemasaran memiliki status yang lebih tinggi daripada
manajer penjualan dan manajer penjualan memiliki status
yang lebih tinggi daripada pegawai kantor. Orang-orang
memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan
status mereka di masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup,
pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri,
gaya hidup dan nilai. Hal ini penting bagi para pemasar karena
memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen
a. Usia dan tahap siklus hidup
Konsumsi dibentuk oleh siklus hidup karena orang membeli
barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Oleh
karena itu, para pemasar harus memberi perhatian yang besar
pada hal tersebut.
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan sangat mempengaruhi pola konsumsi seseorang.
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
mereka. Selain itu, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh
keadaan ekonomi seseorang. Para pemasar barang yang peka
terhadap harga terus-menerus memerhatikan kecenderungan
penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga.
c. Kepribadian dan konsep diri
Masing-masing orang sangat berbeda yang memengaruhi
perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah cara bawaan
psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan
yang relatif konsisten terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam
menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah
bahwa merek juga mempunyai kepribadian dan konsumen
mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan
kepribadian dirinya.
d. Gaya hidup dan nilai
Setiap orang sangat berbeda dalam hal gaya hidup dan nilai
yang dianutnya. Gaya hidup adalah pola seseorang di dunia
yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Para
pemasar berusaha mencari hubungan antara produk merekan
dan kelompok gaya hidup. Dengan demikian, para pemasar
dapat lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup
seseorang dan para pemasar selalu menyingkapkan tren baru
dalam gaya hidup konsumen. Gaya hidup sebagian dibentuk
oleh apakah konsumen itu dibatasi oleh uang dan waktu.
Perusahaan bertujuan untuk melayani konsumen yang dibatasi
uang akan menciptakan produk dan jasa berbiaya rendah.
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu
sisrem kepercayaan yang melandasi sikap atau perilaku
konsumen.

2.2. Menciptakan Equitas Merek

2.2.1. Mendefinisikan Ekuitas Merek


American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai
nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah
satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka
dari para pesaing. Penetapan merek sudah ada selama berabad-abad
sebagai sarana untuk membedakan barang dari satu produsen
dengan produsen lainnya. Ekuitas merek menurut Kotler dan Keller
(2013:265) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa
yang tercermin melalui cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak
dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar
dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
Jadi merek adalah produk barang atau jasa yang dimensinya
mendiferensiasikan atau memberikan batasan merek tersebut dengan
beberapa cara dari produk atau jasa yang lainnya yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Merek juga memiliki peran
tersendiri yang berharga bagi perusahaan,yaitu :
1. Merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan
akuntansi.
3. Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan
untuk fitur-fitur atau aspek unik dari produk itu sendiri.
1. Peran Merek
Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan
memungkinkan konsumen, bisa individual atau organisasi untuk
menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau
distributor tertentu. Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga
bagi perusahaan. Pertama,merek menyederhanakan penanganan
atau penelusuran produk. Merek membantu mengatur catatan
persediaan dan catatan akuntansi. Merek juga menawarkan
perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek
unik produk. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga
pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali.
Bagi perusahaan merek merepresentasikan bagian property hukum
yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen,
dapat dibeli dan dijual dan memberikan keamanan pendapatan masa
depan yang langgeng bagi pemiliknya.
2. Ruang lingkup penetapan merek
Penetapan merek(branding) adalah memberikan kekuatan
merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah tentang
menciptakan perbedaan antar produk. Penetapan merek menciptakan
struktur mental yang membantu konsumen mengatur pengetahuan
mereka tentang produk dan jasa dengan cara yang menjelaskan
pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya memberikan
nilai bagi perusahaan. Pemasar dapat menerapkan penetapan merek
hampir di setiap tempat dimana konsumen mempunyai pilihan.
2.2.2. Penetapan Merek Sebuah Produk
Penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek
kepada produk dan jasa atau tentang menciptakan perbedaan antar
produk. Penetapan merek menciptakan struktur mental yang membantu
konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa
dengan cara yang menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan
dalam prosesnya memberikan nilai bagi perusahaan. Agar strategi
penetapan merek berhasil dan nilai merek dapat tercipta, konsumen
harus diyakini bahwa ada perbedaan berarti diantara merek dalam
kategori produk atau jasa. Pemasar dapat menerapkan penetapan merek
hampir disetiap tempat dimana konsumen mempunyai pilihan.
Perusahaan dapat menetapkan merek untuk barang flisk, jasa, toko,
orang, tempat, organisasi atau ide.
Perluasan merek dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori umum
sebagai berikut
1. Perluasan Lini
Dalam perlusan lini, merek induk digunakan untuk memberi merek
pada produk baru yang membidik segmen pasar baru dalam
kategori produk yang sekarang ini dilayani oleh produk induk,
seperti melalui cita rasa baru, bentuk, warna baru, unsur yang
ditambahkan, dan ukuran kemasan yang baru.
2. Perluasan Kategori
Dalam perluasan kategori, merek induk digunakan untuk memasuki
satu kategori produk yang berbedadari produk yang sekarang
dilayani merek induk, seperti jam Swiss Army.Bauran merek
merupakan perangkat lini merek yang disediakan penjual khusus
bagi pembeli.Produk berlisensi adalah produk yang nama
mereknya telayh dilisensikan kepada pengusaha pabrik lain secara
aktual membuat produk itu.
2.2.3. Keputusan Penentuan Merek
Keputusan strategi penentuan merek yang pertama adalah perlu
empat mengembangkan nama merek produk. Penentuan merek
merupakan satu dorong kuat bahwa segala sesuatu berlangsung
tanpa penentuan merek. Komoditas merupakan produk yang begitu
mendasar, sehingga tidak dapat didiferensiasikan secara fisik dalam
pikiran konsumen. Strategi umum yang sering digunakan perusahaan
dalam memutuskan pemberian merek produk atau jasa, sebagai
berikut :
a. Nama Individual.
b. Nama Keluarga Selimut.
c. Nama Keluarga Terpisah Untuk Semua Produk.
d. Nama Korporat Digabungkan Dengan Nama Produk Individual.
2.2.4. Membangunan Ekuitas Merek
Pemasar membangun ekuitas merek dengan menciptakan
struktur pengetahuan merek yang tepat untuk konsumen yang tepat.
Proses ini bergantung pada semua kontak yang berhubungan dengan
merek baik dilakukan oleh pemasar maupun bukan.
Meskipun demikian dari pespektif manajemen pemasaran ada tiga
kumpulan utama penggerak ekuitas merek yaitu :
a. Pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang
membentuk merek (nama merek, URL, logo, lambang, karakter,
juru bicara, slogan, lagu, kemasan, dan papan iklan). Jika
anggaran perusahaan terbatas, perusahaan harus yakin bahwa
kemasan yang menarik dan produk yang inovatif dapat bekerja
lebih keras untuk mengekspersikan positioning merek.
b. Produk dan jasa serta semua kegiatan pemasaran dan program
pemasaran pendukung yang menyertainya
c. Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek
dengan menghubungkan merek tersebut dengan berbeda
entitas lain(orang, tempat, atau barang).

1. Memilih Elemen Merek (brand elemen)


Adalah alat pemberi nama dagang yang
mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Sebagian
besar merek kuat menerapkan berbagai elemen merek.
Pemasar harus memilih elemen merek untuk membangun
ekuitas merek sebanyak mungkin. Uji kemampuan
pembangunan-merek dari elemen-elemen ini adalah apa yang
dipikirkan atau dirasakan konsumen terhadap merek jika hanya
elemen merek yang mereka ketahui. Elemen merek yang
memberikan kontribusi positif pada ekuitas merek, misalnya
memperlihatkan asosiasi atau respons niali tertentu.
Ada enam kriteria utama untuk memilih elemen merek.
Tiga yang pertama dapat diingat, berarti, dan dapat disukai
adalah “pembangunan merek.” Tiga yang terakhir dapat
ditransfer, dapat disesuaikan, dand apat dilindungi adalah
kriteria “defensif” dan berhubungan dengan cara mempengaruhi
dan melindungi ekuitas elemen merek dalam menghadapi
peluang dan keterbatasan.
a. Dapat diingat. Seberapa mudah elemen merek itu diingat
dan dikenali, apakah berlaku dalam pembelian maupun
konsumsi, nama-nama pendek seperti Tide, Crest, dan
Puffs adalah elemen merek yang mudah diingat.
b. Berarti. Apakah elemen merek itu kredibel dan
mengindikasikan kategori yang berhubungan dengannya,
apakah elemen merek itu menyiratkan sesuatu tentang
bahan produk atau tipe orang yang mungkin
menggunakan merek.
c. Dapat disukai. Seberapa menarik estetika elemen merek,
apakah elemen merek itu dapat disukai secara visual,
secara verbal, dan cara lain.
d. Dapat ditransfer. Apakah elemen merek dapaat
digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam
kategori yang sama atau berbeda, apakah elemen merek
itu menambah ekuitas merek melintasi batas geografis
dan segmen pasar.
e. Dapat disesuaikan. Seberapa mudah elemen merek itu
disesuaikan dan diperbaharui.
f. Dapat dilindungi. Seberapa mudah elemen merek itu
dapat dilindungi secara hukum, seberapa mudah elemen
merek dapat dilindungi secara kompetitif.
2. Mengembangkan Elemen Merek
Elemen merek dapat memainkan sejumlah peranan
pembangunan merek. Jika konsumen tidak memeriksa banyak
informasi dalam mengambil keputusan produk mereka, elemen
merek seharusnya mudah dikenali dan diingat serta bersifat
deskriptif dan persuasif. Keramahan dan daya tarik elemen
merek juga dapat memainkan peran penting dalam kesadaran
dan asosiasi yang mengarah pada ekuitas merek.
Seperti nama merek, semboyan merupakan sarana yang
sangat efisien untuk membangun ekuitas merek. Mereka dapat
berfungsi sebagai “kait” atau “pegangan” untuk membantu
konsumen memahami merek dan apa yang membuatnya
spesial, merangkum dan menerjemahkan maksud program
pemasaran.
2.2.5. Mengukur dan Mengelola Kinerja Ekuitas Merek.
1. Penilaian Merek.
Penilaian merek menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
adalah Pemasar harus membedakan ekuitas merek dengan
penilaian merek ( brand valuation), yaitu pekerjaan memperkirakan
nilai keuangan total dari merek. Kekuatan merek terletak dalam
pikiran konsumen dan cara merek mengubah respons konsumen
terhadap pemasaran, ada dua pendekatan dasar untuk mengukur
ekuitas merek. Pendekatan tidak langsung menilai sumber ekuitas
merek yang potensial dengan megidentifikasi dan melacak struktur
pengetahuan merek konsumen. Pendekatan langsung menilai
dampak aktual pengetahuan merek terhadap respons konsumen
pada berbagai aspek pemasaran.
Penilaian merek menurut Armstrong dan kotler (2004)
mengemukakan bahwa terdapat lima kategori yang harus
diperhatikan dalam menilai ekuitas merek yaitu:
a. Merek akan berkualitas tinggi apa bila memiliki loyalitas
merek tinggi.
b. Kesadaran nama.
c. Kualitas yang diterimah.
d. Asosiasi merek yang kuat.
e. Asset lain seperti hak paten, merek dagang, dan
hubungan saluran.
2. Mengelola Ekuitas Merek.
Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan
pemasaran jangka panjang, karena respons pelanggan terhadap
aktivitas pemasar tergantung pada apa yang mereka ketahui
tentang sebuah merek, tindakan pemasar jangka pendek, dengan
mengubah pengetahuan merek, sangat mempengaruhi
peningkatan atau penurunan kesuksesan jangka panjang tindakan
pemasaran dimasa depan (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller)
Beberapa faktor (Aaker, 2000) yang dapat dilihat indikator
kurangnya perhatian serius dari para manajer dalam
upayamembangun dan mengelola ekuitas merek perusahaan,
indikator tersebut adalah :
a. Ketidak mampuan manajer untuk mengidentifikasi
asosiasi merek dengan kekuatan asosiasi perusahaan itu
sendiri dengan tepat.
b. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kesadaran
merek dari sebagian besar karyawannya.
c. Tidak adanya ukuran yang sistematis, handal, peka dan
valid mengenai kepuasan serta loyalitas customer.
d. Tidak adanya kesungguhan dalam upaya melindungi
ekuitas merek itu sendiri.
e. Tidak adanya mekanisme yang dapat mengukur serta
mengevaluasi elemen program pemasaran merek.
f. Belum adanya strategi jangka panjang dalam upaya
pengembangan manajemen merek.
g. Belum adanya strategi jangka panjang dalam upaya
pengembangan manajemen merek.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli


barang-barang untuk dikonsumsikan, bukan untuk dujual atau diproses
lebih lanjut. Yang termasuk kelompok ini adalah pembeli
individual/pembeli rumah tangga (non bisnis). Perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan
psikologis. Diantara faktor-faktor tersebut, yang mempunyai pengaruh
paling luas adalah faktor budaya.

Sebuah merek adalah sebuah nama, tanda, simbol, desain atau


kombinasi dari beberapa elemen ini, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu atau sekumpulan
penjual dan untuk mendiferensiasikan mereka dari para pesaingnya.
Komponen yang berbeda dari merek nama merek, logo, simbol,
desain kemasan, dan lainnya disebut sebagai elemen merek.

Ekuitas merek harus didefinisikan berdasarkan efek pemasaran


yang secara unik dapat diatributkan ke sebuah merek. Artinya, ekuitas
merek terkait dengan fakta bahwa akan diperoleh hasil yang berbeda
dari pemasaran suatu produk atau jasa karena mereknya,
dibandingkan dengan hasil bila produk atau jasa yang sama tidak
teridentifikasi oleh merek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 13
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30547160/840-2412-1-
PB.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1483115071&Sign
ature=yy6vWgD8Qn3rmm%2BF07TVXWUuHM0%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename
%3DPengaruh_Elemen_Ekuitas_Merek_Terhadap_R.pdf

Anda mungkin juga menyukai