Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENATAAN PRODUK

KD. Merencanakan Tampilan Barang Dalam Penataan Produk

BACALAH MATERI DI BAWAH INI DENGAN SEKSAMA, KEMUDIAN CATAT DALAM BUKU
KALIAN RINGKASAN YANG SUDAH DICETAK TEBAL.

SEMUA CATATAN DIKUMPULKAN HARI SABTU, 07 AGUST 2021, JAM 09.30 DI LAB BDP

SELAMAT MEMBACA

Usaha ritel sekarang sudah menjadi salah satu primadona bagi para pengusaha. Usaha ini relatif
menguntungkan. Bagi para pemilik modal, mereka dapat menjalankan usaha ini berdasarkan
sistem franchise atau kemitraan. Namun, tak jarang pemilik modal membuka usaha ritel minimarket
dengan nama sendiri.

Baik para peritel dengan kemitraan maupun mandiri, mereka harus merencanakan tampilan produk yang
mereka jual. Hal tersebut dikarenakan tampilan produk sangat menentukan dalam penjualan barang. Dalam
era revolusi industri 4.0 saat ini, kreativitas pengusaha juga sangat menentukan ketertarikan calon pembeli,
terutama kreativitas dalam menyajikan barang-barang yang akan dibeli konsumen.

Pengertian dan Fungsi Desain Toko


Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti “rancangan, rencana atau reka rupa”. Dilihat dari
kata benda, desain dapat diartikan sebagai kerangka bentuk, rancangan, motif, pola, corak yang
dihasilkan dari olah garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda dengan
menggunakan pronsip-prinsip tertentu. Selanjutnya, dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan
sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan agar benda yang dirancang mempunyai fungsi,
berguna, serta mempunyai nilai keindahan.

Sebelum mendesain toko, perlu ditentukan konsumen yang menjadi target pasar, misalnya dengan
menentukan status ekonomi dan status sosial konsumen. Fungsi desain toko mirip dengan “logo”
perusahaan dan menentukan image/citra toko tersebut. Karakter toko menjadi kata kunci yang
harus dijabarkan seorang desainer karena desain interior toko berfungsi sebagai gimmick, yaitu
sesuatu yang spesial dan unik yang membuat suatu toko menjadi lebih menonjol dibandingkan toko sejenis.

Desain 1ook/supermarket mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Menciptakan citra toko/supermarket.


Desain yang dipilih dapat mencerminkan ciri khas atau karakteristik toko/supermarket. Hal-hal
yang harus diperhatikan antara lain:

a. Eksterior (penampilan luar).

b. Pemilihan nama/logo (store image).

c. Pemilihan warna/karakter (color image).

2. Memberikan fleksibiltas yang maksimal.

Peralatan toko yang digunakan hendaknya cukup fleksibel, peralatan toko tidak dipasang permanen
secara keseluruhan, sehingga dapat dilakukan perubahan layout toko/supermarket. Perubahan tata
letak (layout) supermarket perlu dilakukan agar suasana toko lebih segar dan menghindari
kejenuhan para konsumen.

3. Memudahkan pemeliharaan toko.

Toko harus selalu bersih dan menarik. Desain toko yang baik memberikan kemudahan bagi
karyawan untuk melakukan pemeliharaan. Penentuan jarak antarlorong perlu diperhatikan,
sehingga memudahkan petugas untuk membersihkan lantai dan alat display.

4. Menjaga keamanan toko.

Keamanan toko merupakan faktor penting dalam mendesain toko untuk mencegah gangguan dari
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

5. Memberikan kenyamanan dalam berbelanja.

Kenyamanan konsumen merupakan hal terpenting dalam mendesain toko/supermarket. Desain toko
harus dirancang agar memberikan kemudahan bagi konsumen dalam berlalu lintas dan
menciptakan rasa nyaman seperti berada di rumah sendiri (welcome).

B. Merencanakan Desain Toko


1. Bagian Dalam Toko (General Interior)

General interior toko menjadi salah satu kunci keberhasilan dari keseluruhan strategi menciptakan suasana
toko (store atmosphere) yang nyaman. Interior toko harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
memaksimalkan visual merchandising, artinya secara visual produk yang di-display terlihat menarik
di mata calon konsumen. Hal ini bertujuan agar konsumen yang berada dalam toko memiliki
keinginan membeli produk ketika melihat display. Display yang baik harus mampu menarik
perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan memilih
barang, kemudian melakukan pembelian. Elemen-elemen desain interior terdiri atas:

a. Pemilihan Lantai (Flooring)

Penentuan jenis lantai (kayu atau keramik), desain, dan warna lantai sangat penting karena persepsi
konsumen dibangun berdasarkan apa yang mereka lihat.
b. Pewarnaan dan Pencahayaan (Colors and Lighting)

Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau menarik
perhatian pengunjung ke salah satu ruangan dalam toko. Tata cahaya yang baik mempunyai mutu
dan warna yang dapat membuat produk-produk yang ditawarkan terlihat lebih menarik.

c. Perabot Toko (Fixtures)

Pemilihan dan cara penyusunan peralatan penunjang membutuhkan ketelitian dan harus dilakukan
dengan benar agar hasilnya sesuai keinginan. Hal ini karena terdapat perbedaan bentuk, karakter,
dan harga pada setiap jenis produk.

d. Suhu Udara (Temperature)

Pengelola toko harus selalu memperhatikan suhu ruangan agar selalu dalam kondisi nyaman bagi
pengunjung. Hal ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan jumlah AC yang dipasang dengan luas
toko.

e. Jarak Antar-Rak (Width of Aisles)

Pengaturan jarak yang baik antara rak satu dan rak lainnya akan menciptakan kenyamanan bagi
lalu lintas pengunjung. Khusus untuk dead areas atau area khusus/area mati dalam toko, seperti
toilet dan sudut ruangan, pengaturan jarak antar-rak dapat disiasati dengan penambahan aksesori.
Contoh: menggunakan cermin dan tanaman agar tidak terkesan janggal.

f. Karyawan

Karyawan yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, dan mempunyai pengetahuan mengenai
produk yang dijual akan meningkatkan citra perusahaan dan loyalitas konsumen dalam memilih
toko untuk berbelanja.

g. Variasi Produk (Merchandise)

Pengelola toko harus memutuskan mengenai variasi, warna, ukuran, mutu, lebar, dan kedalaman
produk yang akan dijual. Mereka harus memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tren apa yang sedang diminati pasar.

h. Harga (Price)

Label harga menjadi informasi penting dalam menentukan ketertarikan konsumen untuk membeli.
Label harga biasanya ditempatkan pada kemasan agar memudahkan konsumen mengetahui harga
suatu produk.

i. Kebersihan (Cleanliness)
Kebersihan toko menjadi salah satu faktor utama pemilihan lokasi berbelanja dan loyalitas
konsumen. Oleh karena itu, pengelola toko harus mempunyai rencana yang baik dalam
pemeliharaan kebersihan, baik bagian interior maupun eksterior.

2. Bagian Luar Toko (Exterior)

a. Bagian Muka Toko (Storefront)

Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi
bangunan. Storefront harus mencerminkan keunikan, kekokohan, atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra
toko tersebut. Bagi konsumen baru, penampilan luar toko sangat menentukan hasrat untuk masuk dan
berbelanja di toko tersebut. Oleh karena itu, desain storefront harus dimaksimalkan oleh pemilik toko.

b. Simbol (Marquee)

Marquee adalah tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo toko. Marquee dapat dibuat
dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee terdiri dari nama atau
logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainnya. Penempatan marquee yang tepat
harus berada di luar toko. Hal ini agar memunculkan kesan berbeda antara toko tersebut dan yang lainnya.

c. Pintu Masuk (Entrance)

Tata letak pintu masuk toko harus mempertimbangkan kenyamanan bagi lalu lintas pengunjung yang akan
masuk dan keluar toko.

3. Tata Letak (Layout)

a. Tata letak lurus (gridiron layout/grid layout)

Pola lurus banyak dipakai gerai, seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket. Pola lurus memiliki
tingkat efisiensi yang tinggi, lebih banyak menampung barang yang dipamerkan, mempermudah konsumen
untuk menghemat waktu belanja, dan melakukan kontrol.

b. Tata letak alur bebas (free flow layout/curving layout)

Pola arus bebas dapat digunakan untuk gerai kecil dan gerai besar. Untuk gerai besar seperti departement
store, tata letak ini disebut sebagai tata letak lengkung atau carving layout. Hal ini karena polanya berbelok
atau melengkung dengan potongan berupa gang (aisle) yang memungkinkan pengunjung berbelok dengan
bebas. Tata letak dengan pola ini membuat konsumen lebih santai dalam memilih produk.

Tata letak butik (boutique layout)

Tata letak butik merupakan versi yang sama dengan tata letak arus bebas, tetapi lebih memberikan kesan
mewah. Tata letak ini menjadi mahal karena pengaturannya disesuaikan dengan target market yang
berbeda-beda dalam setiap gerai yang sama. Namun, marjin laba butik lebih tinggi daripada department
store biasa, sehingga mahalnya penataan tertutupi oleh keuntungan yang didapat.

d. Tata letak arus penuntun (guided shopper flows)


Tata letak arus berpenuntun lebih jarang digunakan. Hal ini disebabkan konsumen diharuskan mengikuti
jalan yang diciptakan oleh toko, sehingga menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Namun, keuntungan
menggunakan tata letak ini adalah pelanggan mendapatkan beraneka ragam suguhan produk dalam jumlah
yang besar.

Anda mungkin juga menyukai