Kejadian
Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan
kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalahmasalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut
lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi
dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Hal ini terbukti dari
hasil-hasil survei yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan
anak, angka kelahiran kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka
kematian ibu (MMR) yang selama dua dekade ini tidak menunjukkan
penurunan yang berarti. SKRT 1994 menunjukkan hahwa MMR sebesar 400
450 per 100.000 persalinan.
Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga
menyangkut angka kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu
seperti ISP A, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap
2
Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya
tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat
dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan
pengetahuan budaya seperti konsepsikonsepsi mengenai berbagai pantangan,
hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan
ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap
kesehatan ibu dan anak.
Berikut faktor-faktor yang dapatmempengaruhi:
1. Makanan, penyakit, dan kesehatan anak
Salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat
ada aturan-aturan yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis
makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh
anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan kedudukan, usia,
jenis kelamin dan situasi-situasi tertentu. Misalnya, ibu yang sedang hamil
tidak diperbolehkan atau dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
tertentu; ayah yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat
jumlah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik daripada
anggota keluarga yang lain; atau anak laki laki diberi makan lebih dulu
daripada anak perempuan. Walaupun pola makan ini sudah menjadi
tradisi ataupun kebiasaan, namun yang paling berperan mengatur menu
setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu;
dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gate- keeper dari
keluarga.
2. Kehamilan, persalinan dan kematian ibu
disesuaikan
dengan
keyakinan
ataupun
kepercayaan-
Social ekonomi
Pendidikan
Kedudukan dan peranan wanita
Social budaya
Transportasi
Pembangunan
bahwa
Kesehatan
pembangunan
menuju
indonesia
sehat
kesehatan
ditujukan
pada
2010
upaya
Dengan demikian target tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi
program KIA. Sebagaian besar
(menurut survei Kesehatan Rumah Tangga 2001 sebesar 90%) adalah komplikasi
yang terjadi pada saat persalinan dan segera setelah bersalin. Penyebab tersebut
dikenal dengan Trias Klasik yaitu Pendarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi
(11%). Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah ibu hamil
menderita Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (HB kurang dari 11 gr%) 40%.
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya kematian
ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan penurunan AKI
telah diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan
melakukan
pembinaan kesehatan
keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra
Sekolah dan Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan
Usia Subur. Era Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota
untuk lebih proaktif didalam mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit
dalam akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah masing-masing mengingat AKI dan
AKB merupakan salah satu ndicator penting keberhasilan program kesehatan
Indonesia.
Program Pokok Kia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Program ANC
Deteksi risti ibu hamil
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Rujukan kasus risti ibu hamil
Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita
Penanganan neonatal yang berisiko
Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun
Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan pra school
Berbagai permasalahan kesehatan anak prasekolah, usia sekolah dan kesehatan
maupun di tingkat Kabaupaten/Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari
besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk itu, perlu di
pantau secara terus menerus besarnya cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
8
kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah
kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu
dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan
pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut
dikembangkan sistem Pemantau Wilayah Setempat (PWS-KIA).
Solusi Permasalahan
1. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan cara
pemberian pelayanan antenatal yang optimal secara menyeluruh dan
terpadu, peningkatan deteksi dini resiko tinggi baik pada ibu hamil maupun
pada bayi di institusi pelayanan ANC maupun di masyarakat, disamping itu
pengamatannya harus secara terus menerus.
2. Berfungsinya mekanisme rujukan dari tingkat masyarakat dan puskesmas
hingga rumah sakit tempat rujukan.
3. Adanya keseragaman dan persamaan persepsi tentang sistem pelaporan
antara
negara yang luas. Serta terdiri dari banyak sekali pulau. Sehingga sering kali
program-program layanan kesehatan ini sulit menjangkau daerah terpencil.
Kemudian penanganan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi ada
berbagai upaya yang memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu,
bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa,
pemberdayaan
keluarga
dan
masyarakat
dengan
menggunakan
Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan
Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan
bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum
memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal
tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga
kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola
pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari
lintas
sektor
dalam
hal
kemudahan
transportasi
serta
pemberdayaan
Kesimpulan :
11
Strategi dalam mengatasi kelompok rentan ibu dan anak antara lain dengan :
a. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
c. Meningkatkan system surveillance, monitoring dan informasi kesehatan
d. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
Program dan strategi yang di bentuk oleh pemerintah untuk mengatasi
kelompok rentan dan resiko tinggi dalam komunitas sudah berjalan dengan baik
sesuai dengan strategi/program pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Saran :
Tenaga kesehatan perlu tenaga yang lebih untuk mengoptimalkan program
kerja dari pemerintah ini agar masyarakat Indonesia lebih sadar akan kesehatan
dan Indonesia bisa sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2009. Pedoman Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Departemen Kesahatan.
12
in
Indonesia",Health
Transition:
The
Cultural.
Social
and
Behavioral
for
Health",
determinants
Health
of
Transition
Health,
volume
The
II.
Culture.
Disunting
Social
oleh
John
and
C.
dan
Kesehatan",
Pusat
Kaajian
Wanita
FISIP
UI,
di
Jakarta
13