Anda di halaman 1dari 3

1.

cover
2. Daftar isi
3. bab 1 pendahuluan
4. bab 2 pembahasan siknas d an sikda
5. bab 3 penutup
6. daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat
dalam menangani kesehatan diri maupun lingkungannya, karena sebagian besar
masyarakat masih tergantung pada peran pemerintah. Kondisi ini erat
hubungannya dengan perkembangan sosial ekonomi dan transisi demografi yang
berlangsung cepat. Disisi lain desentralisasi memerlukan paradigma baru dalam
pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat pada tingkat kabupaten yang
memerlukan ketersediaan data dan informasi (Departemen Kesehatan RI, 2002).
Salah satu upaya pokok dalam melaksanakan sistem desentralisasi adalah
pengembangan sistem informasi kesehatan yang lebih baik. Saat ini sering terlihat
pengambilan keputusan tidak dilandasi dengan informasi yang relevan, data yang
tidak fleksibel dan terlalu banyak, sehingga pimpinan tidak memanfaatkannya
(Pusat Data dan Informasi, 2011). Berdasarkan permasalahan tersebut sangat
diperlukan perbaikan manajemen data dan informasi yang terintegrasi melalui
pengembangan sistem informasi kesehatan secara menyeluruh.
Perkembangan bidang teknologi dan sistem informasi yang pesat memberi
pengaruh di segala bidang kehidupan manusia termasuk bidang kesehatan.
Berbagai aplikasi dibuat dan dikembangkan untuk menunjang dan membantu
operasional pelayanan kesehatan, aplikasi tersebut diharapkan dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan yang bermanfaat di bidang kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006) telah mengisyaratkan
upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki dan memperkuat sistem
informasi dalam bidang kesehatan. Upaya-upaya tersebut tertuang melalui
Rencana Strategis 2005-2009 kemudian dilanjutkan oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, (2010) melalui Rencana Strategis 2010-2014. strategi ketiga

dalam Rencana Strategis 2010-2014 Kementerian Kesehatan Repubik Indonesia


adalah upaya untuk meningkatkan sistem surveilans, monitoring, dan informasi
kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia. Salah satu indikator
keberhasilan suatu kegiatan tersebut adalah pencatatan dan pelaporan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online
ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun
2007.
2. SIKNAS ONLINE mempunyai tujuan untuk mengintegrasikan semua komunikasi data
yang terfragmentasi ke dalam suatu jaringan serta menghapus hirarki antar instansi.
3.2 Saran
1. Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan oleh Depkes
dengan menyediakan jaringan beserta kelengakapannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diraih dengan adanya
fasilitas tersebut. Komunikasi dan informasi yang makin intensif dan lancar tentunya
antara Depkes Pusat dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kab/kota, juga antar Dinas
Kesehatan di seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua fasilitas itu dengan harapan akan
dapat meningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di bidang kesehatan.

2. Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan


sistem informasi kesehatan
3. Lebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem
informasi yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah

Daftar pustaka
http://kesmas.unsoed.ac.id/wp-content/uploads/2011/01/SISTEM-INFORMASIMANAJEMENKESEHATAN.doc
http://www.diskes.baliprov.go.id
http://angginianita.blogspot.com/ 8.54 pm 23.02.12
SIKNAS dan BANK DATA disajikan SEKJEN di Bidakara
Sanjoyo, Raden. SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai