Tidur Fisiologis
Tipe NREM
Peranan Neurotransmitter
Fungsi Tidur:
Fungsi homeostatik yang
bersifat menyegarkan dan
penting untuk termoregulasi
normal dan penyimpanan
energi
Irama Sirkadian:
Suatu proses biologis ritmis yang
menyebabkan perubahan fungsi
fisiologis tubuh sesuai dengan siklus
(24 jam).
Dipengaruhi oleh faktor internal
(endogen) dan eksternal (eksogen).
Pusat internal: terletak di suatu area
di otak yang disebut suprachiasmatic
nuclei (SCN)
Eksternal: berhubungan dengan
lingkungan natural di luar tubuh
seperti siklus gelap-terang (siangmalam), suhu ruang, perubahanperubahan musim, interaksi sosial
dengan indivisu yang lain serta
waktu/jam maka
Epidemiologi
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa
mengalami
kesukaran
tidur
dan
17%
diantaranya mengalami masalah serius
Kaplan dan sadock melaporkan kurang lebih 4050% dari populasi usia lanjut menderita
gangguan tidur
Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan
oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat
dan alkohol.
Gangguan Tidur
Klasifikasi
Klasifikasi gangguan tidur berdasarkan DSM-5:
1. Insomnia
2. Hipersomnia
3. Narkolepsi
4. Gangguan Tidur Terkait Pernapasan
Sindrom Apnea Tidur Obstruktif
Apnea Tidur Sentral
Apnea tidur sentral idiopatik
Pernafasan Cheyne-stokes
Apnea tidur sentral dengan komorbid penggunaan
opioid
Hipoventilasi terkait Tidur
5. Gangguan Tidur Irama Sirkadian
Tipe Fase Tidur Tertunda (delayed sleep phase type)
Tipe Fase Terlalu Cepat Tidur (advanced sleep phase
syndrome).
Tipe Bangun-Tidur Irreguler (Irregular Sleep-Wake
Type)
Tipe Tidur-Bangun Non-24 jam (Non-24-Hour SleepWake Type)
Tipe Kerja Giliran (Shift Work Type)
Tipe Jet Lag
6. Parasomnia
7. Gangguan Tidur NREM
Gangguan Berjalan Sambil Tidur
(Sleepwalking type)
Gangguan Teror Tidur (sleep terror type)
8. Gangguan Mimpi Buruk
9. Gangguan Perilaku Tidur REM
10. Restless Legs Syndrome
11. Gangguan Tidur yang Dicetuskan Zat
1. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan memulai atau mempertahankan
tidur, yang merupakan keluhan tidur yang paling lazim
ditemui dan dapat bersifat sementara atau menetap
Menurut DSM-5: insomnia adalah ketidakpuasan dalam
kuantitas ataupun kualitas tidur yang berhubungan dengan
satu atau lebih gejala berikut: kesulitan memulai tidur,
kesulitan mempertahankan tidur dengan frekuensi bangun
yang sering atau ada masalah saat kembali mencoba
untuk tidur, dan episode bangun yang lebih pagi akibat
tidak mampu kembali tidur
Terapi Farmakologi
Hipersomnia
Tidur yang berlebihan, rasa mengantuk di siang hari
yang berlebihan, atau kadang-kadang keduanya
Somnolen dapat terjadi akibat tidur yang kurang cukup,
adanya disfungsi neurologi pada otak yang mengatur
regulasi tidur, tidur yang terganggu, adanya gangguan
pada irama sirkadian seseorang
Jika durasi tidur seseorang berkurang 1-2 jam setiap
malam selama seminggu, maka somnolen ini bisa
mencapai level patologis
Tipe-Tipe Hipersomnia
Terapi
Dengan pemberian obat stimulant berupa
amfetamin yang diberikan pada pagi dan
sore hari.
Obat antidepresan non-sedasi berupa
bupopiron dan stimulant baru seperti
modafinil.
Narkolepsi
Terdiri dari rasa ngantuk di siang hari yang berlebihan
serta manifestasi tidur yang abnormal rem (rapid eye
movement) yang terjadi setiap hari selama 3 bulan
Serangan tidur ini khasnya terjadi 2 sampai 6 kali
dalam sehari yang berlangsung 10 hingga 20 menit
Sering terjadi pada saat yang tidak tepat, pada saat
makan, berbicara, menyetir atau berhubungan seksual
Terdapat halusinasi hipnagogik dan hipnopompik,
katalepsi dan paralisis tidur.
Terapi
Tidak ada penyembuhan pada narkolepsi
Pengelolaan gejala mungkin dilakukan, seperti
dibiasakan untuk tidur siang pada waktu yang teratur.
Jika dibutuhkan, stimulant adalah obat yang lazim
digunakan (modafinil)
Pengobatan menggunakan ssri (serotonin selective
reuptake inhibitors) juga sering diresepkan oleh pakar
gangguan tidur.
Terapi
Nasal continuous airway pressure
(nCPAP) adalah terapi pilihan untuk apnea
tidur obstruktif.
Prosedur lain mencakup penurunan berat
badan, operasi hidung, trakeostomi, dan
uvulopalatoplasti.
Terapi
Terapi cahaya: beberapa peneliti mengatakan
pemaparan individu terhadap cahaya (lebih
besar dari 10.000 lux) dapat memperbaiki ritme
biologis endogen.
Melatonin: penggunaan melatonin pada
gangguan irama tidur sirkadian terbukti berhasil
Parasomnia
Terapi
Terapi spesifik untuk gangguan teror malam jarang
diperlukan, pemeriksaan situasi keluarga yang
menimbulkan stres mungkin penting, terapi individual
dan keluarga sering berguna.
Pada kasus yang jarang, jika diperlukan obat diazepam
(valium) dengan dosis yang kecil pada waktu tidur
Terapi terdiri atas upaya mencegah cedera dan
obatyang menekan tidur tahap 3 dan 4
Paralisis tidur
Ditandai dengan ketidak mampuan
mendadak melakukan gerakan volunter,
baik tepat pada onset tidur atau saat
terbangun dimalam atau pagi hari.
Bruksisme-Terkait Tidur