Anda di halaman 1dari 4

“Kak Siluq jangan pergi,aku berjanji akan selalu mematuhi

perintahmu.”
Siluq tidak menyahut, setelah menyiapkan semua
perbekalanya ia berlari ketepian sungai. Lalu, ia melompat keatas
rakit. Saat itu air sungai sedang banjir dan arus sangat deras
sehingga rakit Siluq menghilir dengan cepat.
Setelah Siluq cukup jauh, Sayus sadar bahwa kakaknya telah
pergi.
“Aku harus menyusulnya, “kata Sayus.
Sayus kemudian berlari kencang menuju hilir, menyusur tepi
Sungai Mahakam. Kecepatan larinya sungguh luar biasa sehingga
rakit Siluq jauh tertinggal di belakang. Lalu, Sayus mengambil
batu-batu besar dan melemparkanya ke Sungai Mahakam sehingga
terjadilah bendungan.
“Hem, dia tidak akan sanggup melewati bendunganini, dan aku
akan mengajaknya pulang.”piker Sayus.
Ketika Siluq sampai di dekat bendungan itu ia merasa
bingung, namun tatkala teringat bekalnya ia segera tersenyum, ia
mengelus-elus ayam jantanya, seketika ayam itu berkokok.
“Kuk,kukuru yuuuk…..!”
Dari mulut ayam jantan itu seakan keluar tenaga gaib yang
luar biasa kuatnya, menghantam kearah bendungan.
Akibatnya, bendungan batu itu hancur lebur air Sungai pun
mengalir dengan derasnya. Membawa rakit yang ditumpangi Siluq
dan ayam jantanya.
Sayus yang duduk menunggu rakit Siluq di pinggir Sungai
merasa kaget dan sangat marah.
Ia berlari lagi ke hilir mendahului rakit Siluq. Sungai
Mahakam di bendung lagi dengan batu-batu besar.Kali ini jumlah
batunya lebih banyak, sehingga bendungan semakin besar dan
tinggi. Air Sungai terhenti tak bias mengalir. Akan tetapi, ketika
rakit Siluq sampai didekat bendungan dan ayamnya berkokok,
bendungan itu hancur lebur.
Beberapa kali Sayus berusaha menghalangi rakit Siluq
dengan bendungan batu-batu besar, tetapi semua batu hancur saat
ayam Siluq berkokok.
Menurut kepercayaan penduduk Kutai,bekas bendungan
Sayus itulah yang sekarang menjadi jeram di hulu-hulu Sungai
Mahakam.
Akhirnya, rakit Siluq sampai di muara Mahakam. Sayus tidak
dapat lagi membuat bendungan lagi karena sudah tidak ada lagi
batu besar. Selain itu, muara Sungai Mahakam amat lebar.
:apa yang harus kulakukan?” Sayus menjadi bingung.
Agar Siluq tidak dapat keluar dari Sungai Mahakam, Sayus
menambak kuala Sungai dengan mengambil Lumpur di tepi
Sungai.
Nipah-nipah yang tumbuh dipinggir Sungai dicabut untuk
menenemi tambak sehingga tambak itu seperti hutan nipah.
Sayus menunggu rakit Siluq lewat.Setelah dekat hutan nipah
buatan.
Siluq hanya tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh
adiknya itu.
“Kau tak akan mampu menghentikan rakitku…” guman Siluq
pelan.
Memang benar!
Ketika rakit Siluq semakin dekat, ia kembali mengelus ayam
jantanya tiga kali. Seketika ayam jantan Siluq berkokok.
Akibatnya, terjadilah aluran-aluran sungai yang sekarang menurut
cerita menjadi kuala bayur, kuala berau, dan delta delta di kuala
Mahakam. Rakit Siluq lewat dengan cepat menuju laut
lepas.Habislah segala usaha Sayus menahan kepergian Siluq.
Ia hanya dapat memandangi kakak perempuanya yang sakti
itu dengan tatapan kosong, putus asa.
Siluq merasa kasihan malihat keadaan adikya itu.
Maka gadis sakti itu menghentikan rakit sejenak.
Siluq berkata kepada Sayus,” relakanlah aku memenuhi
panggilan jiwaku, biarkan aku melakukan bebelian dan bedewa
mendekati Sang Hyang Dewata Raja di pusat air.
“Kakak tidak kasihan kepadaku, juga kepada adik kita
Ongo?” protes Sayus.
“Aku mengasihi kalian dan akan memperhatikan kalian
dengan caraku sendiri.”
“Adikku, ketauhilah, jika kita tetap bersama, kita bertiga
justru akan mendapat celaka! Aku akan selalu menjaga kau dan
adik kita, Ongo.”
Setelah itu, Siluq dan rakitnya lenyap, hilang ke pusat air.
Sayus masih menatap ke arah kakaknya tadi berada,
walaupun Siluq telah lam hilang dari pandangan matanya.
“Kakakku yang baik, maafkan kecerobohanku. Seharusnya
aku tidak membuka tutup periuk seperti pesanmu.Tapi semua telah
terlambat, kini kau telah pergi untuk selamanya.”
SELESAI
Dari kisah ini dapat menarik kesimpulan, bahwa sesuatu yang
sudah disepakati hendaknya kita jaga dan hormati bersama, jangan
sampai kita melanggarnya!
Di Susun Oleh:
Nama: M.Ali.MasHudi
Kelas: 7-5
No absen: 25

Anda mungkin juga menyukai