com/
KODE MODUL
Elka-mr-um001a/002
Modul Elektronika
Mengenal Komponen ELektronika
DISUSUN OLEH:
GURU ELEKTRONIKA
http://guruelektronika.blogspot.com/
EDITOR:
TEAM TEACHING
2009
KATA PENGANTAR
Modul ini memberikan teori dan praktek untuk mengenal dan mampu
menerapkan komponen elektronika. Modul ini terdiri atas 8 kegiatan belajar. Kegiatan
belajar 1 : Resistor, Kegiatan belajar 2 : Kapasitor, Kegiatan belajar 3 : Induktor,
Kegiatan belajar 4 : trasnformator, Kegiatan belajar 5 : dioda, Kegiatan belajar 6 :
transistor bipolar kegiatan ke 7 :komponen elektronika daya, dan Kegiatan belajar 8 :
Field Effect Transistor.
Penyusun.
Halaman
HALAMAN DEPAN .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
PETA KEDUDUKAN MODUL .................................................................... v
PERISTILAHAN/ GLOSSARY ................................................................ vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. DESKRIPSI ................................................................................... 1
B. PRASYARAT .................................................................................. 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................. 1
1. Petunjuk bagi Peserta Diklat ..................................................... 1
2. Peran Guru .............................................................................. 3
D. TUJUAN AKHIR .............................................................................. 3
E. KOMPETENSI ................................................................................ 4
F. CEK KEMAMPUAN .......................................................................... 9
Anda berada
di sini
Mengenal koomponen elektronika
Elektronika Optic
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI JUDUL
Mengenal Komponen Elektronika merupakan modul teori dan
praktikum yang membahas jenis dan karakteristik komponen elektronika.
B. PRASYARAT
Modul Mengenal Komponen Elektronika merupakan modul ke
dua dalam kompetensi Menguasai Teori Dasar Elektronika yang
merupakan modul kedua dalam pemelajaran maka membutuhkan
persyaratan telah lulus modul Teori Kelistrikan.
5) Solder
6) Desoldering
c. Hasil pelatihan
2. Peran Guru
Guru yang akan mengajarkan modul ini hendaknya mempersiapkan
diri sebaik-baiknya yaitu mencakup aspek strategi pemelajaran,
penguasaan materi, pemilihan metode, alat bantu media pemelajaran dan
perangkat evaluasi.
E. KOMPETENSI
Modul ini merupakan subkompetensi Menguasai Dasar-dasar Teori Elektronika.. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti ini.
dengan
semikonduktor
lain; diac, triac,
dan SCR, dan
dijelaskan
kegunaan
masing-masing
Batasan kerja
diode zener
dijelaskan dan
digambarkan
kegunaannya
dalam
rangkaian
regulator
Berbagai
piranti optik
yang umum
disebutkan
misalnya LED,
LCD, Laser, dll.
Digambarkan
bagaimana
photovoltaic
diaktifkan.
Simbol-simbol
dari
photoresistor,
photodiode,
phototransistor
digambarkan
dan dijelaskan
dari bahan apa
piranti ini
dibuat
Dijelaskan
aplikasi dari
MOS, CMOS,
dan FET
F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list (√) kemampuan yang telah anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan:
Jawaban
Sub Kompetensi Pernyataan Bila Jawaban “Ya” Kerjakan:
Ya Tidak
Mengenal komponen Saya mampu
elektronika mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 1
menguasai teori
komponen resistor
Saya mampu
mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 2
menguasai teori
komponen kapasitor
Saya mampu
mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 3
menguasai teori
komponen induktor
Saya mampu
mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 4
menguasai teori
komponen transformator
Saya mampu
mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 5
menguasai komponen
dioda
Saya mampu
mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 6
menguasai komponen
trasistor
Saya mampu
mengidentifikasi dan
Soal Tes Formatif 7
menguasai komponen
elektronika daya
Saya mampu
mengidentifikasi dan Soal Tes Formatif 8
menguasai komponen FET
BAB II
PEMELAJARAN
RENCANA PEMELAJARAN
Kompetensi : Meguasai Teori Dasar Elektronika
Sub Kompetensi : Mengenal Komponen Elektronika
Tanda
Tempat Alasan
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tangan
Belajar Perubahan
Guru
Mempelajari Resistor
Mempelajari
kapasitor
Mempelajari
induktor
Mempelajari
transformator
Mempelajari dioda
Mempelajari
transistor
Mempelajari FET
KEGIATAN BELAJAR 1
RESISTOR
Mengenal Resistor
atau
Gambar 1.2
2.POTENSIO METER (CONTROL POTENSIO METER)
Ada dua model potensio yaitu yang model putar dan model slide.
Alat ini dipakai untuk keperluan pengatur volume suara, pengatur
nada bass –trebel, pengatur balance dan lain –lain.
Ada dua jenis potensiometer berdasarkan pemakaiannya:
Gambar 1.3
C. Tahanan variable yang di pengaruhi lingkungan
1. NTC THERMISTOR (NTC = Negatif Temperature Coeficient).
Sifat NTC yaitu pada waktu dingin (temperatur udara biasa) nilai
tahanannya besar, setelah panas nilai tahanannya menurun / mengecil. Nilai
tahanannya yaitu 170Ω, 200Ω, 100Ω, 47Ω, dll. NTC digunakan pada
transistor penguat akhir.
2. PTC THERMISTOR (PTC = Positif Temperatur Coefficient)
Sifat PTC yaitu pada udara biasa nilai tahanannya kecil dan saat panas
nilai tahanannya besar. PTC digunakan untuk melindungi voltase suply
terhadap beban yang mengambil arus terlalu besar.
3. VDR (VOLTAGE DEPENDENT RESISTOR)
II. Toleransi
Toleransi adalah besarnya persentase nilai tahanan yang diizinkan
sehingga menghasilkan nilai maksimum dan nilai minimum.
= 95 Ω s/d 105 Ω.
123 45
1234
Gambar 1.6 Resistor dengan 4 Gelang dan 5 Gelang Warna.
Hitam - 0 1 -
Coklat 1 1 10 1
Merah 2 2 102 2
Oranye 3 3 103 3
(jingga)
Kuning 4 4 104 4
Hijau 5 5 105 5
Biru 6 6 106 6
Ungu 7 7 107 7
Abu- 8 8 108 8
abu
Putih 9 9 109 9
Emas - - 10-1 5
Perak - - 10-2 10
Tanpa - - 10-3 20
warna
Gelang 4 = Toleransi
Gelang 5 = Toleransi
5W
22RJ
Arti kode angka dan huruf pada resistor ini adalah sebagai berikut :
- 82 k Ω 5% 9132 W
- 5 W 0,02 Ω J
- 5 W 22 R J
- 5W1kΩJ
- 5WR1k
- RSN 2 P 22 kk
C E
A B D F
A R1 B R1 C R1 D
I V1 V2 V3
Pada rangkaian resistor seri di atas ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Arus listrik yang mengalir pada ketiga resistor sama.
2. Drop tegangan pada tiap resistor berbeda jika besar resistansi sama.
3. Jumlah dari ketiga drop tegangan sama dengan tegangan sumber.
Untuk menghitung resistansi ekivalen dari ketiga resistor adalah sebagai
berikut.
V1 = IR1 V2 = IR2 V3 = IR3
V = V1 + V2 + V3
V = IR1 + IR2 + IR3
= I (R1 + R2 +R3)
V
= R1 + R 2 + R 3
I
V
merupakan resistansi ekivalen R sehingga R = R1 + R2 +R3.
I
I1 R
I2 R
I3 R
I V
Pada rangkaian resistor paralel ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya :
1. Drop tegangan pada setiap resistor sama.
2. Arus pada setiap resistor berbeda sesuai hukum ohm.
3. Arus total merupakan jumlah dari ketiga arus cabang.
Untuk menghitung resistansi ekivalen dari susunan resistor paralel
sebagai berikut :
V V V
I1 = I2 = I3 =
R1 R2 R3
I = I1 + I2 + I3
V V V
I= + +
R1 R 2 R 3
I 1 1 1
= + +
V R1 R2 R3
I 1 1 1 1 1
= sehingga = + +
V R R R1 R 2 R 3
R3
V
R1 RBC
A B C
RBC = R1 // R2
RAC = R1 + RBC
RBC = R2 // R3
A C
RA
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Amatilah kode warna pada masing resistor 4 gelang dan 5 gelang!
3. Ukurlah resistansi resistor satu-persatu dengan Ohmmeter !
4. Catatlah harga resistor tersebut pada Tabel 5 di bawah ini!
5. Ulangilah langkah no. 2 dan 3 untuk huruf masing-masing resistor
yang mempunyai kode angka dan huruf!
6. Catatlah harga resistor tersebut pada Tabel 6 di bawah ini!
7. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil pengukuran!
8. Buatlah kesimpulan !
9. Kembalikan semua alat dan bahan!
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lembar Latihan1.1
1. Apakah resistor itu ?
2. Tentukanlah nilai tahanan, dan tahanan maksimum (Rmaks) dan
minimum (Rmin) dengan kode gelangan warna dibawah ini:
a. Merah, kuning, hijau, emas
b. Cokalt, hitam, kuning, perak
c. Kuning, jingga, jingga, tanpa warna
d. Merah, merah, merah, emas
e. Hijau, abu-abu, kuning, tanpa warna
3. Tentukanlah nilai tahanan, dan tahanan maksimum (Rmaks) dan
minimum (Rmin) dengan kode gelangan warna dibawah ini:
a. Hijau, kuning, biru, kuning, emas
b. Kuning, hijau, biru, biru, emas
c. Biru, putih, jingga, jingga, perak
4. Apa arti kode 5 W 22 R J pada resistor ?
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini!
2. Ambillah 4 resitor!
3. Buatlah rangkaian seperti gambardi bawah ini!
Rangkaian seri
6. Ukurlah besar arus dan tegangan! Masukkan data pengukuran pada
tabel pengukuran.
7. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:
Rangkaian paralel
Pengukuran 2
Rangkaian seri
Rangkaian Besar Arus Total V1 V2
1
2
Pengukuran 3
Rangkaian Paralel
Rangkaian Besar tengangan I1 I2
Total
1
2
Kesimpulan:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
R1 R2
R3 R1 = 2 Ohm, R2 = 10 Ohm,
R3 = 15 Ohm, R4 = 6 Ohm,
R4 R5 R5 = 60 Ohm dan R6 = 40
Ohm.
R6
I
A 12 V B
2. Berapakah besar hambatan pengganti antara A dan B, bila besarnya
hambatan yang terpasang masing-masing adalah 20 Ohm !
A B
16 Ω 20 Ω
16 Ω
A B
9Ω
6Ω
18 Ω
100
40
100
120
100 25
5 6
B
A 20
20
10
Uraian Materi
I. Mengenal kondensator
Kondensator adalah komponen pasif yang dapat menyimpan muatan
listrik. Kondensator sering juga disebut sebagai Kapasitor . Pada dasarnya
kondensator adalah dua penghantar yang tersekat satu dari yang lainnya
oleh suatu bahan semi isolator .
A
Penghantar
Isolator
B
gambar 2.1
Perhatikan gambar 2.1 , A dan B adalah penghantar yang berbentuk
kawat, kepingan , selinder atau sebagainya. Diantara penghantar itu ada
bagian isolasi (udara , kertas, mika dan sebagainya). Bahan isolasi ini disebut
bahan dilektrika.
Konsensator-kondensator yang dipakai dalam teknik elektronika
mempunyai berbagai bentuk seperti bentuk blok, pipih dan silinder. Bahan
dielektrika yang digunakan juga berbagai macam seperti kertas, keramik,
udara, elektrolit dan mika. Kondensator biasanya dinamai berdasarkan bahan
dielektrikanya.
Kemampuan kondensator untuk menyimpan muatan listrik (daya
listrik) disebut kapasitansi kondensator. Kapasitansi itu dinyatakan dalam
satuan Farad.
Besar kapasitansi kondensator tergantung pada :
- Luas keping penghantar,
- Jarak antara keping penghantar atau tebalnya bahan dielektrika,
- Jenis dielektrika yang digunakan.
1 Coulumb
1V
Gambar2.2
Guna keperluan praktek, satuan Farad terlalu besar , maka dipakailah
satuan yang lebih kecil, yaitu:
1 mikro Farad (uF) = .......... Farad
1 nano Farad (nF) = .......... Farad
1 piko Farad (pF) = .......... Farad
Secara umum kondensator terbagi dua:
1. Kondensator tetap, yaitu kondensator yang memiliki nilai kapasitansi
konstan (tetap). Kondensator ini biasanya dikelompokan menjadi:
a) Kondensator non polar, yaitu kondensator yang tidak memiliki
polaritas positif dan negatif. Simbolnya adalah seperti di bawah ini:
gambar 2.3
gambar 2.4
2. Kondensator variabel, yaitu kondensator yang nilai kapasitansinya dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan.
gambar 2.5
II. Fungsi Kondensator
1. Kondensator sebagai penyimpan muatan listrik.
Jika sebuah kondensator dihubungkan dengan sumber tegangan,
seperti pada gambar 1.6, maka pada keping penghantar yang terhubung
dengan kutub negatif sumber tegangan akan kelebihan elektron, dan keping
penghantar yang terhubung dengan kutub positif sumber tegangan akan
kekurangan elektron. Akibatnya muatan listrik akan tersimpan dalam
kondensator sehingga menyebabkan kondensator mempunyai tegangan dan
bersifat seperti baterai. Kejadian seperti ini kita sebut dengan pengisian
kondensator.
Muatan listrik yang ada dalam kondensator akan tersimpan untuk
beberapa lama, sampai dilakukan pengosongan muatan.
gambar2.6
Pengisian muatan kondensator
= Arah arus
= Arah aliran elektron
Mejadi kekurangan
elektron(berpolaritas positf)
Mejadi kelebihan
elektron(berpolaritas negatif)
gambar 2.7
Polaritas kondensator setelah diisi muatan listrik
Jika kondenstor yang telah diisi muatannya dihubungkan kedua
kutubnya dengan sebuah tahanan seperti terlihat pada gambar 1.8, maka
elektron dari keping yang berpolaritas negatif akan mengalir menuju keping
yang berpolaritas positif. Sedangkan arus mengalir dari keping yang
berpolaritas positif menuju keping yang berpolaritas negatif. Peristiwa seperti
ini adalah pengosongan muatan kondensator.
gambar 2.8
Pengosongan muatan kondensator
= Arah arus
= Arah aliran elektron
+
++++
----
-
-
----
++++
+
I V
gambar 2.10
Jalannya arus dan tegangan bolak-balik pada kondesator,
I mendahului V sebesar 900.
Dalam gambar grafik, sumbu horizontal tidak dinyatakan dalam
satuan waktu, melainkan dalam derajat listrik. Satu periode terbagi dalam
3600 , dengan demikian ½ perioda sama dengan 1800 , dan ¼ perioda sama
dengan 900.
Kita lihat bahwa arus mendahului tegangan sebesar 900, I sudah
berjalan 900 dan maksimum sementara V masih 0.
1
Xc =
2.3,14.0.1000uF
1
Xc = = ∞ , tak terhingga.
0
Sifat kondensator yang mempunyai tahanan kecil terhadap arus AC
dan tahanan tak terhingga terhadap arus DC, dimafaatkan dalam rangkaian
penyearah catu daya (adaptor) sebagai filter untuk menghasilkan tegangan
DC yang benar-benar rata tanpa riak (ripple) tegangan pada outputnya.
gambar 2.11
Perhatikan gambar 4.1, tegangan AC yang telah diturunkan
besarnya dengan tranformator step-down diberikan ke penyearah jembatan.
Penyearah ini adalah penyearah gelombang penuh. Outputnya merupakan
gelombang setengah siklus yang masih memiliki riak (ripple) . Dengan
mengunakan kondensator sebagai filter maka tegangan output yang
Kesimpulan:
.................................................................................................................
.........................................................................................................
Latihan 2.1
gambar 4.3
Kesimpulan:
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.....................................................................................................
gambar 5.1
Besarnya kapasitansi rangkaian kondensator yang dirangkai seri dapat
didapat dengan rumus:
1 1 1 1
= + + + .....
Ct C1 C 2 C 3
Contoh: Jika tiga buah kondesator dirangkai secara seri,C1 = 2 uF,
C2= 4 uF dan C3=10 uF. Maka nilai C total adalah:
1 1 1 1
= + +
Ct C1 C 2 C 3
1 1 1 1
= + +
Ct 2uF 4uF 10uF
1 17
=
Ct 20uF
20uF
C= = 1.1uF (lebih kecil dari nilai terkecil yang ada dalam
17
rangkaian).
Jika hanya dua kondensator yang dirangkai secara seri maka nilai
kapasitansinya akan sebesar:
C1.C 2
Ct =
C1 + C 2
gambar 2.13
Dengan diparalelkannya kondensator , maka kapasitas keseluruhan
(Ct) menjadi:
Ct = C1 + C2 + C3
Sedangkan tegangan yang terdapat pada kondensator tersebut adalah
sama dengan tegangan catu daya.
Contoh: C1 = 2 mF, C2 = 4 mF, dan C3 = 0,1 mF, Maka kapasitas
keseluruhan Ct menjadi :
Ct = 2 mF + 4 mF + 0,1 mF = 6,1 mF
Lembar Informasi
Kapasitas kapasitor diukur dalam F (Farad) = 10-6 μF (mikro Farad) =
10-9 nF (nano Farad) = 10-12 pF (piko Farad). Kapasitor elektrolit mempunyai
dua kutub positif dan kutub negatif (bipolar), sedangkan kapasitor kering
misal kapasitor mika, kapasitor kertas tidak membedakan kutub positif dan
kutub negatif (non polar).
– +
Arti kode angka dan huruf pada kapasitor dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
0 - 0 1 B
1 1 1 10 C
2 2 2 102 D
3 3 3 103 F=1
4 4 4 104 G=2
5 5 5 105 H=3
6 6 6 106 J =5
7 7 7 107 K = 10
9 9 9 109
Lembar Informasi
Induktor adalah komponen listrik yang digunakan sebagai beban
induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
π = 3,14
f = frekuensi (Hz)
- Kumparan kawat yang harganya dapat dibuat tetap atau tidak tetap.
Induktor yang harganya tidak tetap yaitu Dekade Induktor dan Variabel
Induktor.
Pada induktor terdapat unsur resistansi (R) dan induktif (XL) jika
digunakan sebagai beban sumber tegangan AC. Jika digunakan sebagai
beban sumber tegangan DC, maka hanya terdapat unsur R saja. Dalam
sumber tegangan AC berlaku rumus :
XL2 = Z2 – R2
I = Arus (Ampere)
Dari persamaan (2) jika sumber tegangan AC (V) dan arus (I) diketahui,
maka Z dapat dihitung. Dari persamaan (3), jika R diketahui, maka XL dapat
dihitung. Dari persamaan (1) jika f diketahui, maka L dapat dihitung.
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini!
A
∼
VS
∼ ∼
V L
Lembar Latihan 4
1. Bagaimanakah rumus mencari harga reaktansi induktif (XL) ?
2. Bagaimankah rumus mencari harga impedansi (Z) ?
3. Suatu induktor diberi sumber tegangan AC 100 Volt, arus yang mengalir 1
Ampere, jika diukur dengan Ohmmeter, induktor tersebut berharga 99 Ω.
Jika frekuensi sumber 50 Hz, berapakah kapasitas induktansi L ?
TRANSFORMATOR
I1 I2
N1 N2
E1 = N1 φϖ m cosϖt
φ 2'
I2
’ I2
N2
N1
φ2
Gambar 4. Transformator dengan Beban
I2’ berlawan arah dengan I2.
I2 arus induksi yang pada sekunder berimpit dengan E2, I2’ arus induksi yang
akan timbul kembali pada primer berimpit dengan V1. Dan kalau I2 lagging
atau leading terhadap E2, maka I2’ juga terbelakang atau leading terrhadap
V1.
Jumlah arus yang bekerja pada primer adalah I1 = I2’ + I0.
Rugi-rugi dalam transformator:
(1) Rugi inti atau besi:
(2) Rugi termbaga (Cu)
Rugi adalah diakibatkan oleh tahanan “ohmic “ dari belitan trafo.
Rugi Cu total = I12 R1 + I 22 R2
= I12 R01 (R01 = total tahanan ekivalen trafo diukur dari sisi
primer)
= I 22 R02 (R02 = total tahanan ekivalen trafo dari sisi skunder)
(a) (b)
(c)
Langkah Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan !
2. Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua
alat dan bahan dalam keadaan baik !
3. Gambarkanlah dan berilah kode (tanda) transformator 3 phasa yang
saudara rangkai (3 buah transformator 1 phasa) !
4. Rangkailah skema Gambar 6 di bawah ini !
5. Setelah disetujui oleh instruktur, tutuplah saklar S dan aturlah R
hingga I = 5 A, bacalah dan catatlah Vcn =…….; Van =………dan
Vbn=……… !
6. Bukalah saklar S dan lakukanlah percobaan berikutnya dengan
menggunakan transformator 3 phasa 1 inti. Setelah disetujui oleh
c
A
Lembar latihan
1. Jika sisi primer trafo diberi tegangan searah apakah di sisi sekundernya
terinduksi ggl? Mengapa demikian?
2. Panas yang timbul pada inti trafo termasuk rugi apa?
3. Jika kita mempunyai trafo satu fasa tiga buah apakah dapat di buat trafo
tiga fasa? Bagaimana caranya ?
4. Sekunder dari 500 KVA, 4400/500 V sebuah transformator mempunyai
100 lilitan. Tentukanlah jumlah belitan primer, EMF per lilitan, arus
sekunder pada pf = 1.
I. Mengenal Dioda
1. Dioda Semikonduktor
Dioda semikonduktor dibentuk dengan cara menyambungkan semi-
konduktor type p dan type n. Pada saat terjadinya sambungan (junction) p
dan n, hole-hole pada bahan p dan elektron-elektron pada bahan n disekitar
sambungan cenderung untuk berkombinasi. Hole dan elektron yang
berkombinasi ini saling meniadakan, sehingga pada daerah sekitar
sambungan ini kosong dari pembawa muatan dan terbentuk daerah
pengosongan (depletion region).
ion akseptor ion donor
(a)
+ + - -
(b) + + - -
+ + - -
+ + - -
tipe p tipe n
(c)
Anoda (A) Katoda (K)
daerah pengosongan
A
+ + + K
+
++
+ +
+ ++ + Is
tipe p tipe n
- +
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi
tegangan negatip, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke
kutup negatip baterai menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada
ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positip, maka
elektron-elektron (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup positip baterai
menjauhi persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan
arus yang disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir.
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan
tipe p) dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir
arus jenuh mundur (reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan
daerah pengosongan
A + K
ID
tipe p tipe n
A K
+ -
Ge Si
0.2 0.6
Is(Ge)=1μA
Si Ge
(VD/n.VT)
ID = Is [e - 1]
dimana:
ID = arus dioda (amper)
Is = arus jenuh mundur (amper)
e = bilangan natural, 2.71828...
VD = beda tegangan pada dioda (volt)
n = konstanta, 1 untuk Ge; dan ≈ 2 untuk Si
VT = tegangan ekivalen temperatur (volt)
dimana:
k = konstanta Boltzmann, 1.381 x 10-23 J/K
(J/K artinya joule per derajat kelvin)
T = temperatur mutlak (kelvin)
q = muatan sebuah elektron, 1.602 x 10-19 C
Pada temperatur ruang, 25 oC atau 273 + 25 = 298 K, dapat dihitung
besarnya VT yaitu:
Langkah Kerja:
1. Siapkanlah Gambar rangkaian serta alat dan bahan yang diperlukan pada
rangkaian dibawah ini !
.
1 .2
X Lampu
.
LED
1 2
X Lampu
.
LED
7. Jika telah selesai semua maka lepaskan sumber DC dari rangkaian dan
kembalikan semua alat dan bahan ke tempat semula.
Lembar Informasi
1. Penyearah Setengah Gelombang
Dioda semikonduktor banyak digunakan sebagai penyearah.
Penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang,
yaitu yang terdiri dari sebuah dioda. Melihat dari namanya, maka hanya
setengah gelombang saja yang akan disearahkan. Gambar 13 menunjukkan
rangkaian penyearah setengah gelombang.
Vm
Veff = Vrms = ⎯⎯⎯ = 0.707 Vm
√2
vd
masukan
sinyal ac i RL
vi
(a)
vi
i
V
Im
m
Idc
0 π 2π
0 π 2π
(c)
(b)
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang
umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias
1 2π
Idc = ⎯⎯ i dωt
2π 0
1 π
Idc = ⎯⎯ Im Sin ωt dt
2π 0
Im
.........
Idc = ⎯⎯⎯⎯ ≅ 0.318 Im
π
Vdc = Idc.RL
Im.RL
Vdc = ⎯⎯⎯⎯
π
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, yang berarti Rf bisa diabaikan,
maka:
Vm = Im.RL
Sehingga:
Vm
Vdc = ⎯⎯⎯⎯ ≅ 0.318 Vm
π
PIV = Vm
Vd
0 π 2π
D1 i1 iL
masukan Vi
i2 RL VL
sinyal ac D2
Vi
i1
(a)
vi Im
0 π 2π
V i2
0 π 2π
Im
(b) 0 π 2π
iL
Im
Idc
2Im
Idc = ⎯⎯⎯⎯ ≅ 0.636 Im
π
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, maka Rf bisa diabaikan, sehingga:
2Vm
Vdc = ⎯⎯⎯⎯ ≅ 0.636 Vm
π
PIV = 2Vm
masukan
sinyal ac
RL
D3 D2
(a)
i1
D4 D1
i1
Im
D3 RL
i1 D2 0 π 2π
(b)
i2
i2
D1
D4 Im
i2 RL 0 π 2π
D3 D
il
(c)
Im
Idc
Gambar 16. Penyearah Gelombang Penuh dengan Jembatan (a)
Rangkaian Dasar; (b) Saat Siklus Positip; (c) Saat Siklus Negatip; (d)
Arus Beban
0 π 2π
(d)
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan
dapat dijelaskan melalui Gambar 16. Pada saat rangkaian jembatan
mendapatkan bagian positip dari siklus sinyal ac, maka (Gambar 16 b):
- D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
- D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3.
Harga 2Vγ ini diperoleh karena pada setiap siklus terdapat dua buah dioda
yang berhubungan secara seri.
Disamping harga 2Vγ ini, perbedaan lainnya dibanding dengan trafo
CT adalah harga PIV. Pada penyearah gelombang penuh dengan sistem
jembatan ini PIV masing-masing dioda adalah:
PIV = Vm
vi vO
VB D
Vi Vo
Vm
R
-VB
VB D vO
Vi Vo
R +V
vi VB D
Vi Vo vO
Vm
R
-VB
VB D vO
Vi Vo
+VB
R
vi
R
Vi Vo vO
Vm
D +V
VB
R
Vi Vo vO
VB -VB
vi
R
Vi Vo vO
Vm
D
VB
-VB
R
vO
Vi Vo
D +V
VB
vi C
Vo
+V
Vi Vo
D R
0 T/2 T
0 T/2 T
-V
(a) (b)
2V
(c)
C C
+ - + -
Vo Vo
+ -
V R V R
- +
(d) (e)
Vi Vo V
D R 0 T/2 T
2V
V
Vo
C
Vi Vo
D R
2V
V 0 T/2 T
V
Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian penyearah setengah gelombang seperti Gambar
13a.
2. Setelah dinilai benar hubungkan dengan sumber tegangan AC 220
Volt.
3. Amatilah tegangan skuder trafo dengan CRO dan catatlah hasil
pengukuran tersebut pada Tabel 2.
4. Lakukanlah pengamatan pada simpul pengukuran yang ada serta
catatlah hasil pengukuran tersebut pada Tabel 2!
5. Untuk pengukuran tegangan dengan CRO, simpul pengukuran yang
diamati adalah:
Simpul No. 1 (untuk DC) s/d No. 0 (untuk ground)
Simpul No. 2 (untuk DC) s/d No. 0 (untuk ground)
Sedangkan pengukuran tegangan dengan Voltmeter, simpul
pengukuran yang diamati adalah:
Simpul No. 1 s/d No.0
Simpul No. 2 s/d No.0
Lembar Informasi
b. Transistor npn
E C
p p
n
b. Transistor pnp
gambar 7.3
IC
β DC =
IB
IE = IC + IB
atau
β DC
α Dc =
β DC + 1
D. Konfigusrasi Transistor
Didalam praktek dikenal tiga macam konfigurasi transistor, yaitu:
1. Konfigurasi basis bersama (Common Base/CB)
2. Konfigurasi emitor bersama (Common Emitor/CE)
3. Konfigurasi kolektor bersama (Common Collector/CC)
Konfigurasi dapat diartikan sebagai pola atau susunan, dalam hal ini
pola atau susunan rangkaian transistor.
1. Konfigurasi basis bersama (CB)
Dari gambar diatas terlihat, untuk jenis PNP potensial emitor adalah
positif terhadap basis dan kolektornya negatif. Sedangkan untuk jenis NPN
potensial emitor adalh negatif terhadap bias basis dan kolektor nya positif.
Karakteristik kolektor atau karekteristik output diperlihatkan pada
gambar 11.12. Pada karakteristik tersebut diperlihatkan hubungan antara
arus kolektor (IC) dengan tegangan kolektor basis (VBC) untuk setiap arus
IE
0.7 V
VCB
Dari gambar diatas, tampak bahwa dalam mode arus searah, bias forward
untuk hubungan basis ke emitor bagi seluruh level VEB adalah 0,7 volt
(silikon) dan 0,3 Volt (germanium).
gambar 7.9
I B= n
Gambar 7.11
Perhatikan gambar diatas, sumber tegangan VBB membias forward
dioda emitor melalui transistor RB . Resistor RB ini difungsikan untuk
membatai arus basis. Dengan hukum kirchoff tegangan maka kita dapat
mengetahui tegangan yang jatuh pada Rb adalah VBB – VBE. Dengan hukum
ohm kita dapat mengetahui arus yang melalui basis , sebagai berikut:
V BB − V BE
IB =
RB
Dengan:
VBE = 0,7 v (silikon)
VBE = 0,3 V (germanium)
a. Garis beban dc (DC loadline)
Garis beban DC adalah merupakan garis yang menyatakan semua titik
operasi yang mungkin dilakukan oleh sebuah transistor. Pada rangkaian
diatas (gambar 7.11 b). VCC dan RC adalah konstan sedangkan VCE dan IC
adalah variable. Besarnya tegangan kolektor emitor (VCE) sama dengan catu
dikurangi jatuh tegangan pada resistor RC. VCE dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
Maka:
VCC VCE
IC = −
RC RC
c. Titik Jenuh
Perpotongan garis beban DC dengan kurva IB=IB (sat) disebut titik
jenuh. Pada titik ini arus basis sama dengan IB (sat) dan arus kolektor
maksimum. Pada penjenuhan ini, dioda kolektor kehilangan reverse bias dan
kerja normal transistor berhenti. Untuk perkiraan, arus kolektor pada
penjenuhan adalah:
VCC
I C ( sat ) =
RCC
d. Daerah Aktif
Daerah aklif terletak pada semua titik antara titik sumbat dan titik
jenuh. Perpotongan antara aru basis dengan garis beban DC adlaha titik
stationer (quiescent) Q.
Contoh 1
Gambar 7.12
RB = 390 K ohm βDC = 80
RC = 1,.5 K ohm VCC = VBB =30 V
Tentukan garis beban DC dan titik Q!
Penyelesaian:
• dalam hal ini VCE(cut off) sama denan VCC, jadi VCE (cut off) = VCC = 30
V
• Perpotongan pada sumbu y adalah IC(sat),
V
o IC(sat) = CC
RCC
30
=
1,5
= 20 mA
• Dalam menentukan titk Q maka tentukan dulu IB.
V − V BE
o IB= BB
RB
30 − 0,7
=
390k
=75,1 uA
maka:
IC = βDC . IB
= 80 . 75,1 uA
= 6 uA
20 mA
6 mA
21 V 30 V VCE
gambar 7.13
Contoh 2:
Transistor 2 N 3904 mempunyai βDC = 100, dengan bahan silikon.
Berapakah besar tegangan pada terminal kolektor emitor (VCE)?
gambar 7.14
Penyelesian:
Gambar 7.15
Arus basis kecil sekali bila dibandingkan dengan arus yang mengalir
pada R1 dan R2. Akibatnya, kita dapat menggunakan teorema pembagi
tegangan untuk mendapatkan tegangan pada R2.
Contoh:
Penyelesaian:
30
=
5 K + 4k
= 3,33 mA
Tegangan pada RB = 10 k adalah:
R2
V2 = × VCC
R1 + R2
10 K
= × 30V
10 K + 20 K
= 10volt
Arus yang mengalir pada terminal emitor:
V2 − V BE
IE =
RE
10 − 0,7
=
5K
= 1,86 mA
Karena αdc mendekati sama dengan satu, maka:
IC = IE =1,86 mA
Dengan demikian, tegangan kolektor emitor adalah:
VCE = VCC – IC (RC + RE)
= 30 – 1,86 mA (4K + 5K)
= 13,3 Volt
Kita dapat menggambar garis beban DC dan titik Q sebagai berikut:
1,86
VCE
13,3
30 V
Latihan :
1. Gambarkan 3 buah rangkaian konfigurasi transistor!
2. Sebutkan 3 daerah operasional pada kurva transistor!
3. Apa yang dimaksud dengan daerah aktif, daerah cut-off dan daerah
saturasi ?
4. Gambarkah kurva karakteristik output dan input pada rangkaian common
base!
5. Sebutkan fungsi dari rangkaian common base, common collector dan
common emiter!
KEGIATAN BELAJAR 7
KOMPONEN ELEKTRONIKA DAYA
I. RANGKAIAN THYRISTOR
Lembar Informasi
Anoda P N P N Katoda
Pada daerah I, thyristor sama seperti dioda, di mana pada keadaan ini
tidak ada arus yang mengalir sampai dicapainya batas tegangan tembus VR
(reverse voltage). Pada daerah II, terlihat bahwa arus tetap tidak akan
mengalir sampai dicapainya batas tegangan penyalaan Vbo (forward
breakdown voltage). Apabila tegangan mencapai tegangan penyalaan, maka
Lembar Kerja 1
Alat dan Bahan:
1. Catu daya 24 V ac ........................................ 1 Unit
2. Osiloskop dua kanal (dual trace) .................... 1 unit
3. Ampermeter ................................................. 1 buah
Langkah Kerja:
1. Periksalah dan uji thyristor dan resistor dengan Ohmmeter sebelum
digunakan !
2. Rakitlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 10 !
3. Tetapkanlah potensiometer ke posisi searah jarum jam secara penuh
(maksimum)!
4. Setelah rangkaian diperiksa secara cermat dan tidak ada kesalahan
pada rangkaian, hubungkanlah rangkaian dengan catu daya 24 V dc !
5. Aturlah potensiometer secara perlahan sambil mengamati tampilan
pada CRO !
6. Selesai percobaan, kembalikan alat dan bahan pada tempatnya
semula!
1 2
3 4
Elektronika Industri
1 KΩ
24 V 10 KΩ 330 Ω
No Pengukuran potensiometer Ig Vg
1. ¾ bagian
2. ½ bagian
3. ¼ bagian
Lembar Latihan 1
1. Gambarkan kurva karakteristik antara tegangan dan arus dari hasil
percobaan anda?
2. Jelaskan prinsip kerja dari percobaan tentang karakteristik Thyristor
yang telah anda lakukan?
3. Gambarkanlah hasil pengamatan anda pada CRO secara cermat pada
berbagai variasi nilai pada potensiometer tersebut!
1. DIAC
Diac adalah suatu komponen yang berkelakuan seperti dua buah
thyristor yang dihubungkan saling bertolak belakang. Oleh karena itu diac
mempunyai dua buah tegangan penyalaan. Tegangan penyalaan pertama
berada pada tegangan maju (+Vbo) sedangkan yang kedua ada pada
tegangan baliknya (-Vbo). Simbol untuk diac dapat dilihat pada Gambar 11
dan karakteristik tegangan versus arus dapat dilihat pada Gambar 12.
2. TRIAC
Triac merupakan singkatan dari Triode Alternating Current Switch,
yang berarti saklar trioda untuk arus bolak-balik. Triac merupakan suatu
komponen yang mempunyai susunan atas 5 lapisan bahan jenis P dan N
dalam arah lain antara terminal T1 dan T2 dan dapat menghantarkan dalam
arah yang lain sebagaimana ditunjukkan secara jelas pada simbolnya. Secara
elektris, Triac merupakan suatu komponen yang berkelakuan seperti dua
buah SCR (Thyristor) yang digabungkan dalam hubungan paralel terbalik
seperti ditunjukkan pada Gambar 13.
Lembar Kerja 2
Alat dan Bahan
1. Catu daya 220 V ac ...................................... 1 unit
2. Osiloskop dua kanal (dual trace) .................. 1 unit
3. Ampermeter ............................................... 1 buah
4. Multimeter ................................................. 1 buah
5. Triac ........................................................... 1 buah
6. Beban Resistor 200 Ω/ 2 A, 220 Ω .............. 2 buah
7. Kapasitor 47 μf/ 16 V ................................... 2 buah
8. Beban induktif 100 mH/ 5 ............................ 1 buah
9. Potensiometer 10 KΩ .................................. 1 buah
10. Kabel penghubung ....................................... secukupnya
Langkah Kerja:
1. Siapkanlah alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan ini !
2. Periksalah dan uji Diac, Triac dan resistor dengan Ohmmeter sebelum
digunakan !
3. Rakitlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 16 berikut ini.
A
220 V
DIAC
4
220 Ω
K 3 G 5
C1 C2
0
Va-k
Kondisi Saklar
Gambar Sinyal
(3-0)
Saklar ON
Saklar OFF
¾ bagian
½ bagian
¼ bagian
Lembar Latihan:
1. Gambarkan kurva karakteristik antara tegangan dan arus dari hasil
percobaan Triac dan Diac ?
2. Gambarkan hasil pengamatan pada CRO untuk variasi nilai arus gate?
KEGIATAN BELAJAR 8
FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)
a. JFET
FET pertemuan (Junction FET) adalah transistor kutup tunggal. Cara
kerjanya hanya memerlukan pembawa muatan mayoritas (majority carrier).
Transitor kutub tunggal ini lebih mudah dipahami dari pada transistor
bipolar.
gambar 9.1
gambar 9.2
(a). Bias normal dari JFET
(b) lapisan pengosongan (depletion layers)
gambar 9.3
Simbol skematik JFET kanal n
Sebagian besar dari JFET, sumber dan ceratnya dapat ditukar. Dengan
demikian, kita dapat menggunakan salah satu ujung sebagai sumber dan
ujung yang lain sebagai cerat atau sebaliknya. Karena alasan ini, simbol JFET
pada gambar 9.3 adalah simetris, titik gerbang dan titik tengah kanal. Jika
kita menggunakan simbol JFET simetris, kita dapat memberi nama pada
terminal JFET seperti pada gambar 9.3.
Pada gambar 9.4 ditunjukkan JFET kanal P dan simol skematisnya:
gambar 9.4
Simbol skematis untuk JFET kanal p
Seperti yang telah dibahas terdahulu, untuk operasi normal dari JFET
terminal gerbang selalu di bias reverse. Pada kasus tertentu , tegangan
gerbang dibuat nol. Dengan kata lain, kita dapat mengurangi VGS menjadi nol
sepeti dalam gambar 9.5, keadaan ini disebut kondisi gerbang dihubung
singkat (shorted gate).
gambar 9.5
(a) bias normal JFET (b) Tegangan gerbang nol
(c) Arus cerat gerbang dihubung singkat (d) pichoff
Gambar 9.5c adalah grafik arus cerat terhadap tegangan cerat untuk
kondisi gerbang yang hubung singkat. Kurva tersebut menyerupai kurva
kolektor. Arus cerat mula-mula naik dengan cepat, tetapi kemudian
VP=VGS (off)
b. MOSFET
MOSFET adalah singkatan dari Metal Oxida Semikonduktor Field Effect
Transistor. Sering juga disebut Insulated Gate FET (IGFET). Hal ini
disebabkan gate pada MOSFET tidak berhubungan langsung dengan kanal,
tetapi diisolasi oleh suatu lapisan oksida logam yang tipis (biasanya silikon
oksida). Kita mengenal dua macam MOSFET yaitu:
1. DE MOSFET (Depletion Enhanchement MOSFET)
2. E MOSFET ( (Enhanchemen MOSFET)
DEMOSFET adalah semacam MOSFET yang dapat beraksi dengan
deplation action (aksi pengosongan). Dan enhanchement action (aksi
peningkatan). Oleh karena itu disebut DEMOSFET.
Gambar 9.8
Rangkaian kerja DE MOSFET
Baik tegangan positif maupun negatif yang diberikan pada gate, tidak
akan menyebabkan adanya arus gate karena adanya metal oxida antara gate
dan saluran.
Bila gate diberi muatan negatif maka muatan negatif tersebut pada
gate ini akan menolak elektron-elektron yang ada pada saluran, sehingga
arus drain ID akan berkurang (sama dengan JFET).
LATIHAN
1. Transistor efek medan FET adalah komponen elektronika yang
prinsip kerjanya berdasarkan...........
2. Mengapa MOSFET dapat disebut IGFET?
3. Apa yang terjadi bila bias positif pada gate MOSFET terus
dinaikkan?
4. Jelas kan cara kerja E MOSFET dan DE MOSFET!
5. Apa yang dimaksud dengan pinchof?
LEMBAR EVALUASI
Pertanyaan
1. Lakukanlah praktek jenis-jenis resistor tanpa melihat lembar kerja!
2. Lakukanlah praktek kode warna dan huruf pada resistor tanpa
membuka lembar kerja!
3. Apa yang di maksud dengan arus bocor dioda?
4. Apa yang di maksud kurva karakteristik tegangan dan arus dioda?
5. Sebutkanlah bahan-bahan dielektrika kondensator!
6. Apakah yang dimaksud dengan kapasitansi kondensator?
7. Bagaimanakah rumus mencari harga reaktansi induktif (XL) ?
8. Bagaimankah rumus mencari harga impedansi (Z) ?
9. Gambar kan 3 daerah dop transistor
10. Gambarkan simbol JFET, DE MOSFET, dam E MOSFET kanal n!
BAB IV
PENUTUP
Kunandar Ahmad, SPd. Pahmi Aji W (2001) Penerapan Konsep Dasar Listrik
Dan Elektronika , Bandung : Penerbit Aksara