Anda di halaman 1dari 29

BUKU AJAR PENGELOLAAN

LABORATORIUM DAN BENGKEL


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Ridwan, S.Pd., M.Pd

PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA

i
BUKU AJAR PENGELOLAAN LABORATORIUM DAN
BENGKEL PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Penulis : Ridwan, S.Pd., M.Pd

Desain Sampul : Ardyan Arya Hayuwaskita

Tata Letak : Meilita Anggie Nurlatifah

ISBN : 978-623-487-807-3

Diterbitkan oleh : EUREKA MEDIA AKSARA,


MARET 2023
ANGGOTA IKAPI JAWA TENGAH
NO. 225/JTE/2021

Redaksi :
Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan Bojongsari
Kabupaten Purbalingga Telp. 0858-5343-1992

Surel : eurekamediaaksara@gmail.com

Cetakan Pertama : 2023

All right reserved

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh
isi buku ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun,
termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman
lainnya tanpa seizin tertulis dari penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Buku Ajar
Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium dan Bengkel Pendidikan
Teknik Elektro dapat diselesaikan. Buku ajar ini diharapkan dapat
diketahui tingkat ketercapaian perkuliahan dan kualitas kerjasama
antar mahasiswa dalam menyajikan pengetahuan secara terpadu
menjadi karya ilmiah amupun sumber pedoman dalam
memberikan materi dan pemahaman dalam belajar.
Buku ajar ini merupakan wujud penguasaan materi-materi
perkuliahan Pengelolaan Laboratorium dan Bengkel Pendidikan
Teknik Elektro bagi mahasiswa selama satu semester yang
disajikan secara komprehensif dengan disertai contoh
penerapannya pada pendidikan kejuruan dan vokasi
terkhususnya pada bidang pendidikan teknik elektro. Buku ajar
ini terdiri atas sembilan materi pokok bahasan, yaitu: (1) pengantar
manajemen laboratorium dan bengkel pendidikan vokasional
teknik elektro, (2) standar sarana dan prasarana laboratorium dan
bengkel vokasional pendidikan teknik elektro, (3) mengenal
bahaya dan resiko dalam laboratorium dan bengkel vokaional
pendidikan teknik elektro, (4) keselamatan dan kesehatan dalam
laboratorium dan bengkel vokasional pendidikan teknik elektro,
(5) keamanan dan kesehatan kelistrikan tegangan rendah, (6)
perencanaan dan perancangan laboratorium & bengkel vokasional
pendidikan teknik elektro, (7) pengadaan fasilitas laboratorium
dan bengkel, (8) administrasi fasilitas laboratorium dan bengkel
vokasional pendidikan teknik elektro. Setiap materi pokok
bahasan diuraikan dalam beberapa sub bahasan yang dilengkapi
contoh-contohnya.

iii
Akhirnya, semoga buku ajar ini dapat memberikan manfaat
bagi mahasiswa, dosen, maupun pihak lain yang tertarik dalam
Pengelolaan Laboratorium dan Bengkel Pendidikan Teknik
Elektro. Tentunya, buku ajar ini akan lebih bermanfaat lagi
sekiranya mahasiswa atau pihak lainnya dapat memberikan
umpan balik atau saran, sehingga diktat ini dapat diperbaiki pada
edisi berikutnya.

Tondano, 30 Januari 2023

Penulis

iv
PETA KOMPETENSI PEMBELAJARAN PENGELOLAAN
LABORATORIUM DAN BENGKEL PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ iii


DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
BAB 1 PENGANTAR PENGELOLAAN LABORATORIUM
DAN BENGKEL PENDIDIKAN VOKASIONAL ......... 1
A. Pendahuluan ................................................................... 1
B. Penyajian ......................................................................... 2
C. Penutup ........................................................................... 6
BAB 2 STANDAR SARANA DAN PRASARANA
LABORATORIUM DAN BENGKEL VOKASIONAL
TEKNIK ELEKTRO ............................................................ 8
A. Pendahuluan ................................................................... 8
B. Penyajian ......................................................................... 9
C. Standar Mebeler ............................................................ 26
D. Standar Perabot dan Peralatan .................................... 27
E. Standar Media Pendidikan .......................................... 28
F. Peralatan Lain ............................................................... 29
G. Penutup ......................................................................... 29
BAB 3 MENGENAL BAHAYA & RESIKO DI
LABORATORIUM BENGKEL........................................ 32
A. Pendahuluan ................................................................. 32
B. Penyajian ....................................................................... 34
C. Penutup ......................................................................... 55
BAB 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM
LABORATURIUM DAN BENGKEL VOKASIONAL
TEKNIK ELEKTRO .......................................................... 57
A. Pendahuluan ................................................................. 57
B. Penyajian ....................................................................... 58
C. Penutup ......................................................................... 67
BAB 5 KEAMANAN KELISTRIKAN TEGANGAN
RENDAH ............................................................................ 69
A. Pendahuluan ................................................................. 69
B. Penyajian ....................................................................... 71
C. Prinsip Perlindungan Petir .......................................... 79
D. Penutup ......................................................................... 81

vi
BAB 6 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BENGKEL
PENDIDIKAN PELATIHAN KEJURUAN ................... 83
A. Pendahuluan ................................................................. 83
B. Penyajian ....................................................................... 84
C. Penutup ......................................................................... 99
BAB 7 PENGADAAN FASILITAS LABORATORIUM DAN
BENGKEL ........................................................................ 101
A. Pendahuluan ............................................................... 101
B. Penyajian ..................................................................... 102
C. Penutup ....................................................................... 117
BAB 8 ADMINISTRASI FASILITAS LABORATORIUM DAN
BENGKEL VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO ....... 119
A. Pendahuluan ............................................................... 119
B. Penyajian ..................................................................... 120
C. Perawatan Dan Perbaikan Fasilitas. ......................... 134
D. Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Dan
Bengkel ........................................................................ 136
E. Penutup ....................................................................... 138
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 144
INDEKS ........................................................................................... 146

vii
BUKU AJAR PENGELOLAAN
LABORATORIUM DAN BENGKEL
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Ridwan, S.Pd., M.Pd

viii
BAB
PENGANTAR PENGELOLAAN
LABORATORIUM DAN BENGKEL

1 PENDIDIKAN VOKASIONAL

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
tentang konsep dasar dalam pengantar pengelolaan
laboratorium dan bengkel Pendidikan vokasi.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi berkenaan dengan manajerial lab dan
bengkel
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui secara garis besar konsep dasar dalam
pengantar pengelolaan laboratorium dan bengkel
Pendidikan Teknik elektro. Sedangkan keterkaitan khusus
adalah agar mahasiswa:
1. Menjelaskan konsep laboratorium dan bengkel dalam
pendidikan vokasi
2. Peran dan fungsi laboratorium dan bengkel dalam
pendidikan vokasional
3. Lingkup pengelolaan laboratorium dan bengkel
pendidikan vokasional

x Manfaat bahan pembelajaran ini


Pemahaman mahasiswa akan konsep dasar dalam pengantar
pengelolaan laboratorium dan bengkel Pendidikan vokasi.

1
x Petunjuk belajar
Materi bahasan tentang bengkel ialah sarana pendidikan
yang harus ada dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi
demi tercapinya tujuan pendidikan vokasi. Sebagai
pendidikan kejuruan, model pembelajaran di sekolah
disetting sedemikian rupa sehingga dalam kegiatan
pembelajaran, peserta didik seakan-akan merasa berada
dalam lingkungan kerja yang sebenarnya yang tentunya
dilengkapi dengan prasarana yang memenuhi standar.
Begitupun dengan laboratorium aialah tempat melakukan
pembelajaran yang tidak lepas dari kegiatan eksperimen dan
penelitian yang dilakukan oleh para peserta didik.

B. Penyajian
1. Pengertian laboratorium dan bengkel dalam pendidikan
vokasional.
Pengertian Laboratorium dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah ruangan yg dilengkapi dengan
peralatan khusus untuk melakukan percobaan; penyelidikan
dan sebagainya. Sedangkan dalam Oxford English
Dictionary, laboratorium adalah ruang atau bangunan yang
dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan
ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan
obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Pada Permenpan No. 3 Tahun 2010, laboratorium
didefinisikan sebagai unit penunjang akademik pada
lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka,
bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan
bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian
kepada masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
laboratorium (disingkat lab) adalah suatu bangunan yang di
dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan

2
BAB STANDAR SARANA DAN
PRASARANA LABORATORIUM

2
DAN BENGKEL VOKASIONAL
TEKNIK ELEKTRO

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
tentang standarisasi sarpras yang ideal pada laboratorium
dan bengkel Pendidikan vokasi.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi berkenaan dengan standarisasi sarpras
lab dan bengkel
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui standarisasi sarpras yang ideal pada
laboratorium dan bengkel Pendidikan Teknik elektro.
Sedangkan keterkaitan khusus adalah agar mahasiswa:
1. Standart ruang pembelajaran teori
2. Standart ruang pembelajaran laboratorium dan bengkel
3. Standart Ruang Pendukung

x Manfaat bahan pembelajaran ini


Pemahaman mahasiswa akan standarisasi sarpras yang ideal
pada laboratorium dan bengkel Pendidikan vokasi.
x Petunjuk belajar
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta

8
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan
adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan
prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi
ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana
dan prasarana. Dalam materi ini yang dimaksud dengan
sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
dipindah-pindah. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah/madrasah.

B. Penyajian
1. Standar Ruang Pembelajaran Teori
Ruang pembelajaran teori atau ruang kelas di dalam
Lampiran Permendiknas No. 24 Tahun 2007 adalah ruang
untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak
memerlukan peralatan khusus. Ruang kelas yang digunakan
harus memenuhi berbagai aspek standar seperti standar
teknis, standar keamanan maupun standar keselamatan.
Ruang Kelas
a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran
teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus,
atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas adalah 60% dari jumlah
rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 peserta didik.
d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2 /peserta
didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik

9
BAB
MENGENAL BAHAYA &
RESIKO DI

3 LABORATORIUM BENGKEL

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
tentang Mengenal Bahaya & Resiko di Laboratorium Bengkel.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi berkenaan dengan Mengenal Bahaya &
Resiko di Laboratorium Bengkel terkhususnya pada
Pendidikan kejuruan
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui Mengenal Bahaya & Resiko di
Laboratorium Bengkel Pendidikan vokasi. Sedangkan
keterkaitan khusus adalah agar mahasiswa:
1. Mengenal bahaya yang disebabkan pada Biological hazard
2. Mengenal bahaya yang disebabkan pada Chemical hazard
3. Mengenal bahaya yang disebabkan pada Physical hazard
4. Mengenal bahaya yang disebabkan pada Mechanical
Hazard
5. Mengenal bahaya yang disebabkan pada Psychological
Hazard

x Manfaat bahan pembelajaran ini


Pemahaman mahasiswa akan Bahaya & Resiko di
Laboratorium Bengkel Pendidikan vokasi.

32
x Petunjuk belajar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan untuk menulis materi tentang mengenal bahaya
dan resiko dalam laboratorium dan bengkel vokasional
teknik elektro
Bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit,
kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang
berhubungan dengan proses dan sistem kerja di laboratorium
dan bengkel vokasional teknik elektro. Bahaya mempunyai
potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian
kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak
langsung terhadap pekerjaan, 2) properti peralatan kerja, 3)
lingkungan sekitar, 4) kualitas produk barang dan jasa.
Berbagai cara dapat dilakukan guna mengidentifikasi bahaya
di tempat kerja, misalnya melalui inspeksi / survei tempat
kerja rutin, informasi mengenai data kecelakaan kerja dan
penyakit, presensi, laporan dari bagian K3, lembar data
keselamatan kerja.
Resiko adalah kemungkinan suatu bahaya menjadi
nyata, yang ditentukan oleh frekuensi dan durasi pekerjaan,
aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk
pencegahan dan pengendalian tingkat pekerjaan, termasuk
yang perlu diperhatikan juga adalah perilaku bekerja, tingkat
kesehatan individu, serta kebiasaan selama bekerja yang
dapat meningkatkan gangguan kesehatan. Resiko kesehatan
di tempat kerja dapat digolongkan secara fisik, kimia,
biologi, ergonomik, dan psikologi yang terlihat pada
pengguna laboratorium dan bengkel vokasional teknik
elektro. Faktor risiko dapat ditemukan melalui pengamatan
terhadap proses dan hasil kegiatan , bahan dan peralatan
yang digunakan, serta limbah yang terbentuk dari proses
kegiatan. Pengenalan resiko di tempat kerja merupakan dasar
untuk mengetahui pengaruh bahaya terhadap pengguna
laboratorium dan bengkel vokasional teknik elektro, serta

33
BAB KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DALAM
LABORATURIUM DAN

4 BENGKEL VOKASIONAL
TEKNIK ELEKTRO

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
tentang K3 dalam Laboratorium dan Bengkel Pendidikan
Kejuruan.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi berkenaan dengan K3 dalam
Laboratorium dan Bengkel Pendidikan Kejuruan
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui K3 dalam Laboratorium dan Bengkel
Pendidikan Kejuruan. Sedangkan keterkaitan khusus adalah
agar mahasiswa:
1. Mengenal Standar keselatan dan kesetan kerja di
laboratorium dan bengkel
2. Mengenal Infrastruktur pada laboraturium mencakup
pada sarpras
3. Mengenal Administrasi laboraturium dan bengkel
4. Mengenal Organisasi laboraturium dan bengkel

x Manfaat bahan pembelajaran ini


Pemahaman mahasiswa akan K3 dalam Laboratorium dan
Bengkel Pendidikan Kejuruan.

57
x Petunjuk belajar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan untuk menulis materi tentang mengenal K3
dalam Laboratorium dan Bengkel Pendidikan Kejuruan
Laboratorium merupakan suatu tempat, bangunan,
atau bagian dari bangunan yang digunakan untuk aktifitas
ilmiah dan pekerjaan sejenisnya yang memungkinkan untuk
terjadinya bahaya. Pekerjaan yang terdapat di laboraturium
mencakup pekerjaan mengajar atau proses pemebelajaran,
penelitian, pekerjaan klinis atau pengujian diagnostik dan
analisis. Laboraturium biasanya memiliki area yang
didalamnya terdapat tempat untuk persiapan, instrumentasi,
dekontaminasi, ruang cuci dan ruang penyimpanan, dan
bengkel jika pada bagian teknik. Rancangan dan konstruksi
laboraturium dan bengkel memegang peranan penting
dalam memastikan bahwa laboraturium dan bengkel
merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk
melakukan suatu pekerjaan dan dapat dikunjungi. Oleh
karena itu, laboraturium dan bengkel harus dibuat aman baik
dari bahaya biologis, kimia, fisika, elektrikal, maupun
psikologis. Oleh karena itu, bahasan pada BAB IV ini akan
merangkum tentang standard keamanan dan keselamatan
yang ada pada laboraturium dan bengkel

B. Penyajian
Standar keselamatan dan kesehatan kerja di laboraturium
dan bengkel dapat dikatakan sejalan, karena yang berbeda
hanya pada penggunaan peralatan saja. Standar keselatan dan
kesetan kerja di laboraturium dan bengkel dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
1. Tata ruang laboratorium
Tata ruang pada laboraturium harus disesuaikan
dengan fungsi laboraturium yang akan digunakan, oleh
karena itu perlu dilakukan penyesuaian dan diperlukan
desain yang tepat dalam penentuan tipe tata ruang pada

58
BAB KEAMANAN
KELISTRIKAN

5 TEGANGAN RENDAH

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
tentang Keamanan Kelistrikan Tegangan Rendah Pendidikan
Kejuruan.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi Keamanan Kelistrikan Tegangan
Rendah Pendidikan Kejuruan
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui Keamanan Kelistrikan Tegangan
Rendah Pendidikan Kejuruan. Sedangkan keterkaitan
khusus adalah agar mahasiswa:
1. Memahami Prosedur dan metode keselamatan
kelistrikan
2. Memahami Pentanahan sistem kelistrikan dan alat
3. Mengenal Manajemen keselamatan kelistrikan

x Manfaat bahan pembelajaran ini


Pemahaman mahasiswa Keamanan Kelistrikan Tegangan
Rendah Pendidikan Kejuruan.
x Petunjuk belajar
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja
yang bertalian dengan alat, bahan, proses, tempat

69
(lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan
dari keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi
tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas
atau adanya tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk
instalasi maupun jaringan. Pada dasarnya keselamatan kerja
listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap
orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya
listrik.
Penyebab utama kematian atau kecelakaan serius yang
berhubungan dengan pekerjaan listrik adalah sebagai
berikut:
¾ Menggunakan peralatan-peralatan tanpa maintenance
yang baik
¾ Kerja terlalu dekat dengan kabel listrik bertegangan tinggi
¾ Penggalian kabel bawah tanah bertegangan
¾ Praktek yang tidak aman saat menggunakan supply
utama
¾ Menggunakan peralatan-peralatan yang tidak standar

Keselamatan kerja listrik tegangan rendah


menjelaskan apa yang perlu dilakukan untuk memastikan
pekerja di lokasi tidak terkena bahaya saat bekerja di atau
dekat sistem listrik dan peralatan di bangunan, terutama
pada tahap akhir konstruksi.
Setiap tahun, orang-orang yang bekerja di lokasi
konstruksi dan pada kegiatan perbaikan dan perawatan
mengalami sengatan listrik dan luka bakar yang beberapa di
antaranya, secara tragis, berakibat fatal. Kontraktor listrik
harus sadar bahwa banyak dari kecelakaan ini adalah akibat
langsung dari listrik yang tidak menerapkan prosedur isolasi
yang aman pada instalasi voltase rendah (yaitu operasi yang
beroperasi sampai 1000 V a.c. atau 1500 V d.c.).
Pengalaman menunjukkan bahwa teknisi listrik yang
dipekerjakan oleh kontraktor listrik berisiko tinggi
mengalami kematian atau cedera serius akibat sengatan
listrik atau luka bakar jika mereka gagal mengikuti prosedur
kerja yang aman. Untuk mencapai kepatuhan terhadap

70
BAB PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN BENGKEL

6
PENDIDIKAN PELATIHAN
KEJURUAN

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
dalam Perencanaan dan Perancangan Bengkel Pendidikan
Pelatihan Kejuruan.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi Perencanaan dan Perancangan Bengkel
Pendidikan Pelatihan Kejuruan.
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui Perencanaan dan Perancangan Bengkel
Pendidikan Pelatihan Kejuruan. Sedangkan keterkaitan
khusus adalah agar mahasiswa:
1. Memahami Pertimbangan perencanaan dan perancangan
bengkel
2. Memahami Perencanaan dan perancangan lingkungan
dan tata ruang bengkel
3. Mengenal Perencanaan dan perancangan fasilitas
bengkel
4. Memahami Perencanaan dan perancangan keselamatan
dan kesehatan bengkel

83
x Manfaat bahan pembelajaran ini
Pemahaman mahasiswa Keamanan Kelistrikan Tegangan
Rendah Pendidikan Kejuruan.
x Petunjuk belajar
Pada materi ini akan lebih diulas tentang perencanaan
dan perancangan bengkel pendidikan dan pelatihan
kejuruan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempersiapkan
apa saja yang dibutuhkan dalam bengel. Bengkel merupakan
tempat belajar bagi para peserta didik dalam rangka
mendapatkan ilmu dari praktikum. Dalam rangka kegiatan
praktikum harus didukung dengan pertimbangan yang
matang untuk memperjelas masalah apa yang sebaikya
diselesaikan dalam rangka mendesain tata lingkungan dan
tata ruang bengkel kejuruan. Disamping itu fasilitas yang
memedai perlu dikaji lebih jauh guna mengetahui apa saja
yang dibutuhkan bengkel pada umumnya. Sejalan dengan itu
dalam rangka pemenuhan keselamatan dan kesehatan
bengkel itu pula perlu dilakukan pengkajian supaya lebih
lengkap dalam pembahasannya.

B. Penyajian
a. Pertimbangan perencanaan dan perancangan bengkel
Pertimbangan yang mendasari perencanaan
perancangan bengkel sesuai dengan Peraturan Tempat Kerja
(Kesehatan dan Keselamatan dan Kesejahteraan) 1992 dan
kode etik yang disetujui dapat dijabarkan sebagai berikut ini.
1) Tempat kerja yang aman harus memiliki:
1) Bangunan dalam kondisi baik
2) Tindakan pencegahan seperti pagar atau rel untuk
menghentikan orang atau bahan jatuh
3) Ruang untuk pergerakan dan akses yang aman,
misalnya ke mesin
4) Kaca yang aman bila perlu, ditandai agar mudah
dilihat
5) Lantai, koridor dan tangga bebas dari penyumbatan

84
BAB PENGADAAN FASILITAS
LABORATORIUM DAN

7 BENGKEL

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
dalam Pengadaan Fasilitas Laboratorium Dan Bengkel
Pendidikan Kejuruan.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi dalam Pengadaan Fasilitas
Laboratorium Dan Bengkel Pendidikan Kejuruan.
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa
mampu mengetahui dalam Pengadaan Fasilitas
Laboratorium Dan Bengkel Pendidikan Kejuruan.
Sedangkan keterkaitan khusus adalah agar mahasiswa:
1. Menjelaskan konsep dasar Pengadaan Barang
2. Menjelaskan Ruang lingkup Peraturan Presiden No 54
tahun 2010 dasar Pengadaan Barang
3. Memahami Perencanaan dan perancangan lingkungan
dan tata ruang bengkel
4. Mengenal Perencanaan dan perancangan fasilitas
bengkel
5. Memahami tentang etika pengadaan

101
x Manfaat bahan pembelajaran ini
Pemahaman mahasiswa tentang Pengadaan Fasilitas
Laboratorium Dan Bengkel Pendidikan Kejuruan.
x Petunjuk belajar
Pengadaan barang/jasa pemerintah yang efisien,
terbuka, dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan
barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas, sehingga akan
berdampak pada peningkatan pelayanan publik. Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu pengaturan tata cara
pengadaan barang/jasa yang sederhana, elas, dan
komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang baik, sehingga
dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi para pihak yang
terkait dengan pengadaan barang/jasa. Pengadaan
barang/jasa diatur dalam peraturan presiden republik
indonesia nomor 54 tahun 2010.

B. Penyajian
1. Pengertian dan Istilah
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya
yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa.
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/ Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut
K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik
Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga
Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan
merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

102
BAB ADMINISTRASI FASILITAS
LABORATORIUM DAN

8
BENGKEL VOKASIONAL
TEKNIK ELEKTRO

A. Pendahuluan
x Capaian Pembelajaran
Memahami dan memiliki kemampuan akan pengetahuan
dalam Administrasi Fasilitas Laboratorium dan Bengkel
Vokasional Teknik Elektro.
x Kemampuan yang menjadi prasyarat
Prasyarat untuk mempelajari buku ajar ini adalah
menuntaskan materi dalam Administrasi Fasilitas
Laboratorium dan Bengkel Vokasional Teknik Elektro.
x Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu
mengetahui dalam Administrasi Fasilitas Laboratorium dan
Bengkel Vokasional Teknik Elektro. Sedangkan keterkaitan
khusus adalah agar mahasiswa:
1. Memahami tentang administrasi gudang
2. Memahami tentang Invetarisasi Peralatan dan Bahan
3. Memahami tentang Administrasi Tata Letak Ruang dan
Peralatan
4. Memahami tentang Administrasi Penghapusan Barang
5. Menjelaskan Perawatan Dan Perbaikan Fasilitas lab dan
bengkel
6. Menjelaskan cara Optimalisasi Penggunaan Laboratorium
Dan Bengkel

119
x Manfaat bahan pembelajaran ini
Pemahaman mahasiswa tentang Administrasi Fasilitas
Laboratorium dan Bengkel Vokasional Teknik Elektro.
x Petunjuk belajar
Pada dasarnya, setiap sekolah ataupun perguruan
tinggi harus dapat mengelola ruang laboratorium dan
bengkel sebagai tempat melakukan kegiatan belajar mengajar
secara optimal. Apalagi sekolah yang mengarah ke
vokasional sangat banyak ditemukan ruang laboartorium
dan bengkel untuk aktivitas peserta didik dalam melakukan
praktek pembelajaran salah satunya pada jurusan teknik
elektro. Dengan demikian pengelolaan laboratorium dan
bengkel untuk mengoptimalkan kerja di pada ruang tersebut
\DLWX GHQJDQ PHODNXNDQ \DQJ QDPDQ\D ´DGPLQLVWUDVL
fasilitas laboratorium dan bengkel di vokasional teknik
elektro.
Pada bab ini pembahasan administrasi fasilitas
laboratorium dan bengkel di vokasional teknik elektro meliputi
sub materi sebagai berikut ini.
1. Administrasi gudang
2. Invetarisasi peralatan dan bahan
3. Administrasi tata letak ruang dan peralatan.
4. Administrasi penghapusan barang.
5. Perawatan dan perbaikan fasilitas.
6. Optimalisasi penggunaan laboratorium dan bengkel.

Demikian penghantar materi yang disampaikan pada bab


ini, untuk lebih jelasnya dapat dipelajari pada pertemuan ini.

B. Penyajian
Sebelum membahas mengenai sub materi yang akan
dijelaskan pada bab ini, terlebih dahulu dijelaskan apa itu
administrasi?. Administrasi laboraotrium dan bengkel
merupakan proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan
aktifitas yang ada di dalam laboratorium dan bengkel mulai dari
peralatan dan bahan kerja praktek agar bertujuan untuk

120
DAFTAR PUSTAKA

Cadick, J; Capelli-Schellpfeffer, M.; dan Neitzel, D. (2006). Electrical


Safety Handbook, 3rd Edition. New York: McGraw-Hill.

CLEAPSS. (2009). Designing and Planning Laboratories. Kingston


Lane. UK: United Kingdom.

Dendi Sugono, dkk. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa


Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Dibowski,G, Esser, Key, (2017). Hazards Caused by UV Rays of


Xenon Light Based High Performance Solar Simulators. Safety
and Health at Work xxx (2017) 1- 9.

Griffin, B. (2005). Laboratory Design Guide, 3rd Edition.


Burlington:Elsevier

https://id.wikipedia.org/wiki/Perbengkelan

Lampiran Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Standar Sarana Dan


Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum

Menteri. (2011). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32,


Tahun 2011, tentang Standar dan Spesifikasi Rehabilitasi
Ruang Kelas.

Mitolo, M.A.G. (2009). Electrical Safety of Low-voltage Systems. New


York: Mc-Grow-Hill

««««« Laboratory Health and Safety Handbook. :RUNHUV·


Compensation Board of British Columbia

Murata, A., Kuroda, T., & Karwowski, W. (2017). Effects of


auditory and tactile warning on response to visual hazards
under a noisy environment. Applied Ergonomics 60 (2017) 58-
67

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008,


tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)

144
SEFA. (1998). Laboratory Furniture, Casework, Shelving and Tables,
Recommended Practices. Garden City, NY: New York

World Health Organization, 2011. Laboratory quality management


system: handbook. France : World Health Organization

145
DAFTAR INDEKS

Administrasi, iii, 24, 90, 95, Karsinogen, 29


97, 100, 101, 102, 103, 104,
Konduktor, 44, 58, 60, 61, 75,
105, 108, 109, 110, 116, 117,
76
118, 119, 120, 121, 122, 124,
125 Konsekwen, 6

Aksebtabilitas, 6 Kontraktor, 56, 57

Asfiksiasi, 29 Korektif, 116, 117, 124, 125

Biological hazard, 24, 26 Maintenance, 7, 56, 68, 117,


118
Bising, 32
Mebeler, 26, 30
Blast, 42
Mechanical Hazard, 24, 45
Bonding Jumper, 60
Oportunity, 6
Chemical hazard, 24
Personal Protective Equipment,
Competency Base Training, 5
77
Demand driven, 5
Physical hazard, 24, 30
Drainase, 69
Prediktif, 62, 116, 124, 125
Elektroda, 61
Preventif, 116, 124, 125
Force majeure, 111, 112
Radiasi, 30, 32
Grounding, 1, 7, 24, 45, 55, 68,
Respiratory protective
82, 101
equipment, 78
Iluminasi, 71
Skin contact, 28
Inhalation, 28
Subkontraktor, 57
Inventarisasi, 101, 105, 107,
Termometer, 72
120, 125
Workshops, 117

146

Anda mungkin juga menyukai