Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN

“TANTANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN BIDANG OTOMOTIF di SURAKARTA”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Amir Fatah, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
ILHAM NAJWAN APRIANDI (22504241048)

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga tugas makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa
pula saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada dosen pengajar yang telah
membimbing dan memberikan kepercayaan kepada saya, terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman – teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam pembuatan
makalah ini.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kurikulum Pendidikan
Kejuruan” dengan materi “Tantangan Pendidikan Kejuruan Bidang Otomotif di Surakarta”
serta untuk memberikan informasi kepada para pembaca, semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat kedepannya.

Demikian makalah ini saya buat, penyusun menyadari bahwa tidak ada manusia yang
luput dari kesalahan begitu pula dengan makalah ini yang masih begitu banyak kekurangan.
Maka dari itu saran dan kritik baik dari dosen pengajar maupun para pembaca sangat saya
harapkan demi kelancaran dan menambah wawasan bagi saya untuk pembuatan makalah
berikutnya.

Yogyakarta, 30 Agustus 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................................5
C. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
D. Tujuan........................................................................................................................................5
E. Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................................................6
A. Permasalahan............................................................................................................................6
B. Tantangan..................................................................................................................................7
C. Pendidikan Kejuruan..................................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................................9
1. Permasalahan Siswa Teknik Otomotif.......................................................................................9
A. Tantangan Siswa Teknik Otomotif.......................................................................................10
B. Solusi yang Bisa Dijalankan..................................................................................................11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah besar yang saat ini sedang dihadapi oleh pemerintah adalah pengangguran,
karena masih lemahnya mutu pendidikan dan mencari lapangan pekerjaan. Kemudian,
salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran di Indonesia adalah
memperbanyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan kejuruan dapat menghasilkan seorang individu yang memiliki keahlian
sesuai bakat dan minatnya di bidang tertentu, baik di bidang teknologi, administrasi,
agroindustri dan lain-lain. Memang pada kenyataannya tidak mudah menyiapkan tenaga
kerja yang siap pakai, siap bekerja, namun Direktorat Pembinaan Pendidikan SMK
melakukan pembinaan untuk program SMK Bisa merupakan langkah tepat yang
disebabkan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap
pakai. Program SMK Bisa juga harus benar-benar bisa link and match dengan kebutuhan
di lapangan kerja baik dalam maupun luar negeri yang terampil.
Saat ini, pemerintah mulai mensosialisasikan SMK bisa, SMK Mandiri, yakni SMK
dengan lulusan yang berkualitas dan siap kerja. Hal ini pemerintah lakukan agar dapat
mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa SMK tidak kalah dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Dalam hal ini, SMK disiapkan untuk mengisi lowongan kerja
tingkat menengah yang sudah tersedia meskipun lulusan SMK juga bisa meneruskan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan merupakan sistem yang tidak dapat terpisahkan dari sistem
pendidikan secara menyeluruh. Namun, kenyataan kondisi pada saat ini, keragaman
keahlian tersebut tidak diimbangi dengan sarana pendukung pembelajaran dan masih
sangat kurang sekali guru yang benar-benar ahli dibidang keahlian kejuruan. Kurikulum
SMK, berisi 3 kelompok mata pelajaran yakni Adaptif, Normatif dan Produktif.
Untuk menunjang proses pembelajaran, terutama pembelajaran produktif, dibutuhkan
sarana prasarana yang dapat menunjang keberhasilan dan kualitas pembelajaran
diantaranya laboratorium multimedia, workshop, peralatan praktik dan material praktik.
Permasalahan yang kini terjadi adalah kurangnya sarana prasarana tersebut di SMK.
Hingga saat ini, masih banyak SMK yang belum memiliki kelengkapan sarana prasarana
tersebut. Padahal SMK wajib dituntut untuk belajar praktek dan bukan hanya belajar teori
saja.
Selain sarana dan prasarana, faktor penunjang keberhasilan dari proses pembelajaran
adalah guru. Profesionalisme guru sangat penting dalam proses pembelajaran, terutama

4
guru produktif di SMK yang pada dasarnya sangat banyak berhubungan dengan fasilitas
pembelajaran seperti laboratorium atau workshop. Oleh sebab itu seorang guru mata
pelajaran produktif harus memiliki keahlian khusus yang berkaitan dengan bidang mata
pelajaran yang akan diampunya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun mengidentifikasi permasalahan berikut :
1. Banyaknya permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh siswa SMK
Teknik Otomotif.

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang dialami oleh siswa SMK Teknik Otomotif saat ini?
2. Apa saja tantangan yang harus dihadapi siswa SMK Teknik Otomotif agar mampu
menjadi lulusan SMK yang kompeten?
3. Bagaimana solusi untuk permasalahan dan tantangan tersebut?

D. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa macam-macam permasalahan yang dialami oleh siswa SMK Teknik
Otomotif saat ini.
2. Menganalisa macam-macam tantangan yang harus dihadapi siswa SMK Teknik
Otomotif agar menjadi lulusan SMK yang kompeten.
3. Menguraikan solusi yang tepat untuk permasalahan dan tantangan tersebut.

E. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Satuan Pendidikan
Memberikan masukan solusi yang bisa dilakukan agar SMK mampu mencetak
lulusan yang kompeten.
b. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan gambaran mengenai dampak
jumlah guru mata pelajaran produktif pada penyelenggaraan pendidikan.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori yang relevan.
b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

5
1.

6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Permasalahan
Dalam kehidupan, manusia sering kali dihadapkan oleh masalah. Berbagai macam
masalah hadir tanpa diundang ke kehidupan. Masalah sering kali dikaitkan dengan
kesialan dan juga bencana. Padahal, jika dikaji lebih mendalam lagi mengenai hakekat
dasar dari masalah, masalah sebenarnya tidak melulu menghasilkan dampak negatif.
Terkadang masalah hadir sebagai bentuk peluang untuk memperbaiki berbagai
kelemahan yang ada dalam diri sendiri.
Menurut John Dewey, 1993; Kerlinger, 1989 dalam Maruli; 2014
mengidentifikasikan bahwa, permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang
dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan
sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. Permasalahan dapat pula diartikan
sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena
sesuatu hal target tidak dapat tercapai. Sesuatu hal yang menyebabkan tidak tercapainya
target disebut masalah. Permasalahan dapat pula diartikan sebagai jarak antara sesuatu
yang diharapkan dengan sesuatu kenyataan yang ada.
Menurut Notoatmodjo (2002) dalam Ibrahim; 2013 masalah penelitian secara umum
dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang
terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang
seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.
Secara umum, masalah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu masalah
sederhana dan masalah rumit/kompleks. Perbedaan di antara kedua masalah ini yaitu :
1. Masalah Sederhana
Masalah sederhana memiliki skala yang kecil, tidak terpaut dengan masalah
lainnya, tidak memiliki konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak terlalu
rumit, dan dapat dipecahkan oleh individu. Jangkauan masalah ini hanya sebatas
pada individu saja dan dapat diselesaikan oleh individu pula.
2. Masalah Rumit/Kompleks
Masalah rumit/kompleks memiliki cakupan skala yang lebih besar, dapat terkait
dengan berbagai masalah lainnya, memiliki konsekuensi yang sangat besar, dan
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama kelompok serta analisis yang
mendalam. Jangkauan masalah ini berkaitan dengan banyak individu dan hanya
dapat diselesaikan oleh banyak individu pula.

7
B. Tantangan
Bagi bangsa Indonesia, globalisasi diharapkan tidak menghilangkan ciri khas sosial
budaya atau jati diri bangsa. Jati diri bangsa secara nasional tidak hanya menyangkut
identitas sebagai bangsa, tetapi menyangkut soal motivasi untuk bersama-sama berkorban
dan melakukan pemikiran yang sungguh-sungguh guna meneruskan pembangunan.
Sebagai salah satu karakter dalam dunia pendidikan, sudah sepatutnya calon guru
mengetahui bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang harus
dihadapi oleh siswanya. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan tersebut dapat
datang dari mana saja, seperti contohnya dari luar sekolah atau bahkan dari dalam
sekolah sekalipun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Habibullah; 2015, definisi tantangan
adalah ajakan berkelahi (berperang dan sebagainya); hal atau objek yang menggugah
tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah; rangsangan (untuk bekerja
lebih giat dan sebagainya); hal atau objek yang perlu ditanggulangi. Jadi kesimpulannya,
tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah
kemampuan.
C. Pendidikan Kejuruan
Menurut Schippers (1994) dalam Fauzan; 2015, mengemukakan bahwa pendidikan
kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam
bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan
sebagainya. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun
2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dapat
dikatakan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional
yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan
sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan
potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa pentingnya penguasaan
pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan
pentingnya keinginan sukses dalam karirnya sepanjang hayat.
UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan tersebut dapat dijabarkan lagi oleh Dikmenjur (2003) menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus, sebagai berikut : Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan

8
menengah kejuruan SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani
kehidupan secara layak, (2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3)
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung
jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman
budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan
memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni. Tujuan
khusus, SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara
mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai
tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang
diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian
yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.

A.

9
BAB III PEMBAHASAN
A. Permasalahan Siswa Teknik Otomotif
Permasalahan yang dihadapi siswa SMK di masa kini semakin bermacam-macam.
Dimulai dari minat calon siswa terhadap jurusan Teknik Otomotif hingga tidak
memadainya sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Banyaknya permasalahan ini
menimbulkan munculnya lulusan SMK yang kurang kompeten di bidangnya sehingga
tidak mampu bersaing di dunia kerja/dunia industri. Hal ini tentu dapat menyebabkan
makin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Padahal SMK digadang sebagai
salah satu upaya pemerintah agar angka pengangguran berkurang. Berikut adalah
berbagai macam permasalahan yang dialami oleh siswa SMK Teknik Otomotif :

1. Kurangnya Fasilitas dan Infrastruktur


Salah satu tantangan utama dalam pendidikan kejuruan di bidang otomotif di
Kota Surakarta adalah kurangnya fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Fasilitas
laboratorium, workshop, dan peralatan otomotif yang modern sangat dibutuhkan
untuk memberikan pendidikan yang relevan dan berkualitas. Keterbatasan
infrastruktur ini dapat menghambat perkembangan keterampilan dan pengetahuan
siswa.

2. Kualifikasi Guru dan Instruktur


Pendidikan kejuruan yang berkualitas memerlukan guru dan instruktur yang
memiliki kualifikasi dan pengalaman yang memadai dalam bidang otomotif.
Sayangnya, masih ada kekurangan dalam hal ini di Kota Surakarta. Perguruan
tinggi dan lembaga pelatihan kejuruan perlu melakukan investasi dalam pelatihan
dan pengembangan guru dan instruktur agar mereka dapat memberikan
pembelajaran yang efektif dan relevan.

3. Kurangnya Kemitraan dengan Industri


Kemitraan antara lembaga pendidikan kejuruan dan industri otomotif sangat
penting untuk memastikan bahwa program-program pendidikan sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja. Tantangan di sini adalah kurangnya kemitraan yang kuat
antara lembaga-lembaga pendidikan dan industri otomotif di Kota Surakarta.
Dibutuhkan kerja sama yang lebih erat agar siswa dapat memiliki akses ke peluang
magang, pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan industri, dan peluang
pekerjaan yang lebih baik setelah lulus.

10
4. Teknologi dan Inovasi
Industri otomotif terus berkembang dengan cepat, terutama dalam hal teknologi
dan inovasi. Tantangan bagi pendidikan kejuruan di Kota Surakarta adalah untuk
tetap selaras dengan perkembangan ini. Program pendidikan harus terus diperbarui
dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi terbaru agar siswa siap
menghadapi tantangan dalam industri otomotif yang semakin kompleks.
5. Minimnya Kesadaran Karir
Seringkali, siswa di Kota Surakarta mungkin tidak memiliki pemahaman yang
cukup tentang peluang karir dalam bidang otomotif. Pendidikan kejuruan perlu
meningkatkan kesadaran siswa tentang berbagai karir yang dapat mereka geluti
setelah lulus. Ini dapat dilakukan melalui program orientasi karir, seminar, dan
kerja sama dengan industri untuk mengadakan acara informasi karir.
B. Tantangan Siswa Teknik Otomotif
Tantangan yang dihadapi siswa SMK jurusan Teknik Otomotif makin tahun makin
berat. Lulusan-lulusannya diharapkan mampu bersaing dengan lulusan lain yang bukan
hanya berasal dari dalam negeri saja, namun juga dari luar negeri. Globalisasi yang
memungkinkan semuanya menjadi era yang memiliki daya saing yang tidak main-main.
Teknologi-teknologi yang semakin maju dan bervariasi “memaksa” lulusan SMK harus
memiliki kompetensi yang lebih unggul daripada sebelumnya. Hal ini menyebabkan
terjadinya perubahan kurikulum SMK baru agar lulusannya lebih fokus pada satu bidang
tersebut. Ditinjau dari perspektif perkembangan kebutuhan pembelajaran dan aksesibilitas
dunia usaha/industri, sekurang-kurangnya sebelas dimensi yang menjadi tantangan bagi
SMK, baik dalam konteks regional maupun nasional, diantaranya :
1. Implementasi program pendidikan dan pelatihan harus berfokus pada
pendayagunaan potensi sumber daya lokal, sambil mengoptimalkan kerjasama
secara intensif dengan institusi pasangan.
2. Pelaksanaan kurikulum harus berdasarkan pendekatan yang lebih fleksibel sesuai
dengan trend perkembangan dan kemajuan teknologi agar kompetensi yang
diperoleh peserta didik selama dan sesudah mengikuti program diklat, memiliki
daya adaptasi yang tinggi.
3. Program pendidikan dan pelatihan sepenuhnya harus berorientasi mastery learning
(belajar tuntas) dengan melibatkan peran aktif – partisipatif para stakeholders
pendidikan, termasuk optimalisasi peran Pemerintah Daerah untuk merumuskan
pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi SMK dalam
penyelenggaraan diklat berkelanjutan.

11
4. Terkait dengan kualitas pembelajaran Tantangan ini mencakup pembaruan metode
pembelajaran, penggunaan teknologi dalam pengajaran, serta meningkatkan
kualitas guru dan instruktur.
5. Kurangnya keterlibatan industri dalam merancang kurikulum dan memberikan
pelatihan praktis bagi siswa dapat menghambat kemampuan SMK untuk
mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
6. Kurangnya fasilitas dan peralatan yang memadai di SMK dapat memengaruhi
kualitas pendidikan. Workshop, laboratorium, dan peralatan modern diperlukan
untuk memberikan pendidikan yang berkualitas.
7. Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dan instruktur SMK, yang akan
memastikan bahwa siswa menerima pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan
perkembangan terbaru dalam industri.
8. SMK sering menghadapi kendala keuangan yang dapat membatasi kemampuan
mereka untuk menyediakan fasilitas, peralatan, dan pelatihan yang diperlukan.
9. Tantangan yang melibatkan pembangunan kemitraan yang kuat antara SMK dan
industri. Kerja sama dengan perusahaan dan pemberi kerja membantu siswa
mendapatkan pengalaman praktis yang berharga dan memahami kebutuhan pasar
kerja.
10. Memastikan bahwa siswa memiliki akses ke kesempatan magang yang berkualitas
dan kerja praktek merupakan tantangan, terutama ketika industri tidak memiliki
kapasitas untuk menerima banyak siswa.
11. Tantangan ini mencakup memastikan bahwa lulusan SMK dapat dengan mudah
menemukan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang mereka peroleh selama
pendidikan.

C. Solusi yang Bisa Dijalankan


Dari permasalahan dan tantangan yang telah disebutkan di atas, solusi yang dapat
dilakukan adalah :
1. Melakukan promosi sekolah dan jurusan Teknik Otomotif ke SMP terdekat.
2. Peyediaan sarana prasarana yang lebih baik untuk kegiatan belajar mengajar.
3. Pemerintah bersama-sama dengan Industri menyusun dan mendesain kerangka
pendidikan kejuruan dan demikian juga pelatihan. Kerjasama dapat mencakup
pembiayaan dan pengembangan kurikulum dan implementasinya, serta bersama-
sama melaksanakan assessment proses dan lulusan pendidikan kejuruan itu.
Sehingga setiap siswa dari Pendidikan Kejuruan mengerti dengan apa yang dia
pelajari dan bagaimana penerapannya di dunia kerja.

12
4. Mendorong SMK menciptakan kemampuan kerja para lulusannya yang adaptif
dengan dunia industri yang mereka miliki. Dilakukan melalui suatu bentuk kegiatan
pendidikan atau pelatihan kejuruan dengan belajar di dua tempat pembelajaran
yaitu di sekolah dan di industri. Kombinasi pembelajaran tersebut harus didesain
sedemikian rupa sehingga terjadi sinergi yang sangat baik antara pembelajaran di
sekolah dengan pembelajaran di industri.
5. Menetapkan standar nasional dalam sistem pendidikan kejuruan. Kualitas
pendidikan kejuruan harus dijamin dengan diterapkannya standar-standar
pendidikan dan harus dipatuhi sebagai acuan proses untuk memenuhi kualifikasi
standar lulusan yang akan memasuki pasar kerja. Dengan kualifikasi tersebut, para
lulusan dapat memenuhi tuntutan persyaratan penerimaan tenaga kerja.
6. Mengangkat tenaga pendidikan kejuruan yang memiliki kualifikasi di bidangnya.
Para Guru (tenaga kependidikan kejuruan) didorong untuk mampu mendesain
strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
7. Perlunya pemerintah membentuk suatu Institusi yang dapat melaksanakan dan
bertanggungjawab melakukan penelitian dan pengembangan terhadap setiap hasil
karya siswa pendidikan kejuruan.
8. Kurikulum harus disusun dengan memperhatikan perkembangan terkini dalam
industri terkait. Melibatkan perwakilan industri dalam proses perancangan
kurikulum dapat membantu memastikan bahwa siswa belajar keterampilan yang
benar-benar dibutuhkan oleh pasar kerja.
9. Program pelatihan berkelanjutan harus diberikan kepada guru dan instruktur untuk
memastikan bahwa mereka tetap up-to-date dengan perkembangan dalam bidang
kejuruan yang mereka ajar.
10. Fokus pada pengembangan keterampilan pengajaran guru, termasuk metode
pengajaran yang inovatif, evaluasi yang efektif, dan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran.
11. Mengembangkan program magang dan kerja praktek yang kuat dengan industri
yang relevan. Siswa dapat mendapatkan pengalaman praktis yang berharga di dunia
kerja.
12. Melibatkan perusahaan dalam merancang kurikulum, menentukan kebutuhan
keterampilan, dan memberikan masukan tentang perkembangan terkini dalam
industri.
13. Mengadakan program orientasi karir dan sesi penyuluhan untuk membantu siswa
memahami berbagai peluang karir yang tersedia di bidang kejuruan.

13
14. Melakukan evaluasi rutin terhadap program-program pendidikan kejuruan untuk
mengidentifikasi keberhasilan dan area yang perlu diperbaiki.
15. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus berinvestasi dalam fasilitas,
laboratorium, workshop, dan peralatan yang memadai untuk pendidikan kejuruan.
16. Menjaga fasilitas dan peralatan dalam kondisi baik untuk jangka panjang.
17. Memasukkan pelatihan keterampilan soft skills seperti komunikasi efektif,
manajemen waktu, kepemimpinan, dan kerja tim dalam kurikulum.
18. Mengadakan program orientasi karir dan sesi penyuluhan untuk membantu siswa
memahami berbagai peluang karir yang tersedia di bidang kejuruan.

14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan segenap permasalahan yang dialami dunia pendidikan kita umumnya dan
pendidikan kejuruan kita khususnya, harus diakui bahwa tantangan SMK di era
globalisasi ini sangatlah berat. Dan tantangan itu tidak hanya perlu dijawab dengan
mencari pembenaran sebagai akibat dari fenomena globalisasi semata, dimana mau tidak
mau kita harus memberikan akses dan peluang yang sama kepada semua pihak, termasuk
pihak asing untuk terlibat dalam berbagai percaturan nasional maupun regional di
berbagai bidang berikut dengan segala konsekuensinya. Permasalahan dan tantangan
yang ada di SMK harus diselesaikan dengan baik agar tujuan pendidikan dapat dicapai
dan mampu mengurangi pengangguran.

B. Saran
SMK terkait harus menganalisa apa saja yang menjadi kelemahan sekolahnya dan
segera mencari solusi yang tepat agar SMK terutama jurusan Teknik Otomotif semakin
diminati dan lulusannya kompeten sehingga mampu bersaing pada pasar industri nasional
bahkan internasional.

15
DAFTAR PUSTAKA
Al Faruq, Habibullah. 2015. Pengertian Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan.
Diakses dari http://www.habibullahurl.com/2015/05/pengertian-ancaman-tantangan-
hambatan-gangguan.html

DMK, Maruli. 2014. Pengertian Permasalahan Penelitian Menurut Para Ahli. Diakses dari
http://globallavebookx.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-permasalahan-penelitian.html

Ibrahim, Adzikra. 2013. Pengertian Masalah dan Jenis-jenis Masalah. Diakses dari
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-masalah-dan-jenis-jenis-masalah/

Nalan, Fauzan. 2012. Pendidikan: Karakteristik dan Tujuan Perkembangan Pendidikan


Kejuruan. Diakses dari http://usmanfauzanalan.blogspot.co.id/2012/03/karakteristik-dan-
tuntutan-perkembangan.html

16

Anda mungkin juga menyukai