Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan +
pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –
potongan pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban
angkut Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.
Perhatikan bagan di bawah ini.
Laba kotor
Selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba
kotor (gross profit) atau margin kotor (gross profit) disebut kotor oleh karena jumlah
ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya penjualan serta biaya-biaya
administrasi dan umum. Seperti halnya harga pokok penjualan, laba kotor
menunjukkan hubungan antara harga yang dibebankan kepada langganan untuk
barang-barang yang dijual dengan harga perolehan barang yang bersangkutan.
Biaya-biaya penjualan
Biaya-biaya penjualan (selling expenses) adalah semua biaya terjadi dengan
maksud untuk promosi, penjualan dan pengangkutan barang-barang yang di jual,
misalnya biaya advertensi, perlengkapan toko dan penyusutan peralatan toko.
Kelompok biaya ini dapat menunjukkan efektivitas kegiatan promosi dan penjualan.
Laba Operasi
Selisih antara laba kotor dan biaya operasi disebut dengan laba dari operasi
(income from operation) atau laba operasi (operating income).
Laba operasi adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan normal
perusahaan.
Dihubungkan dengan modal dan penjualan bersih, laba operasi dapat
menunjukkan efisiensi penjualan pimpinan perusahaan serta tingkat profitabilitasnya.
Pendapatan lain-lain
Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan
(perdagangan) dikelompokkan ke dalam pendapatan lain-lain (other income) atau
pendapatan non operasi (non operating income). Termasuk dalam kelompok ini
misalnya adalah keuntungan dari penjualan harta tetap, pendapatan sewa dan lain-
lain.
Biaya lain-lain
Biaya-biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan
kegiatan utama perusahaan (perdagangan) dikelompokkan ke dalam biaya lain-lain
(other expense) atau biaya non operasi (non operating expense). Biaya bunga
merupakan salah satu contoh dari biaya ini. Kadang-kadang oleh karena biaya bunga
ini timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan untuk memperoleh dana
(pembelanjaan), maka ia disebut sebagai biaya pembelanjaan (financing expenses).
Contoh lain dari biaya lain-lain adalah kerugian dari penjualan harta tetap. Dalam
perhitungan rugi-laba, pendapatan dan biaya lain-lain kadang-kadang digabung.
Laba bersih
Angka terakhir dalam perhitungan rugi-laba adalah laba bersih (net profit).
Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya apabila
perusahaan menderita rugi angka terakhir dalam perhitungan rugi-laba adalah rugi
bersih (net loss).
Neraca
Bentuk neraca untuk perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan
perusahaan jasa seperti yang telah dibahas dalam unit-unit yang lalu. Perbedaannya
adalah lebih banyaknya harta dan hutang yang harus dilaporkan.
Neraca ini menunjukkan bahwa Perusahaan Dagang Maju adalah perusahaan
perseorangan yang dimiliki oleh Tuan Basuki.
Kas
Termasuk dalam kelompok ini sebetulnya adalah kas dan bank, tetapi untuk
memudahkan selama ini hanya disebut kas begitu saja. Kas adalah saldo uang tunai
yang ada di perusahaan dan bank adalah saldo rekening Koran perusahaan tersebut di
bank. Harta ini merupakan harta yang paling lancar bagi perusahaan oleh karena
dapat langsung dipergunakan.
Wesel tagih.
Wesel tagih path hakekatnya merupakan piutang juga, tetapi dalam hal ini
debitur memberikan janji tertulis bahwa ia akan membayar sejumlah uang pada
tanggal tertentu. Pada piutang janji tertulis demikian tidak ada. Wesel tagih yang juga
disebut dengan promes dapat dibuat atas nama atau atas unjuk. Oleh karena adanya
janji tertulis ini kedudukan wesel tagih di mata perusahaan lebih kuat dibandingkan
dengan piutang dagang sehingga dalam neraca dicantumkan diatas piutang dagang.
Persediaan.
Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual
kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Dalam perusahaan dagang jenis
persediaan yang selama ini dikenal adalah persediaan barang dagang dan
perlengkapan. Apabila persediaan dijual secara tunai maka ini berarti bahwa
persediaan tersebut langsung ditukarkan dengan uang. Tetapi apabila persediaan
tersebut dijual secara kredit, maka persediaan tersebut mula-mula ditukarkan ke
piutang, baru kemudian dan piutang menjadi uang.
Seperti telah dibahas dalam Bab 2, semula orang (khususnya para kreditor)
berpendapat bahwa dalam menilaikan suatu perusahaan yang terpenting adalah
pemeriksaan atas neraca perusahaan tersebut, karena dari neraca, dapat dilihat aktiva-
aktiva yang dapat disita dan dijual, jika perusahaan tersebut bangkrut. Laporan laba
rugi pada waktu itu hanya dianggap sebagai laporan tambahan.
Lambat laun orang mulai sadar bahwa dalam menilaikan suatu perusahaan,
lebih penting dari nilai aktiva-aktiva yang dapat dipakai sebagai jaminan, adalah
kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup terus dan berkembang. Ini tergantung
dari kemampuan perusahaan untuk menjual produksi, membayar biaya-biaya
produksi/bahan, upah, dan lain-lain, dan akhirnya mencapai laba yang wajar.
Informasi yang demikian terdapat pada laporan Laba Rugi dan karenanya pada
pertengahan kedua dari abad ke 20, perhatian orang mulai dipindahkan pada laporan
Laba-Rugi tersebut.
d. Pajak
Dilihat dari sudut pemegang saham, pajak merupakan biaya. Namun, pajak
berbeda dari biaya-biaya lain karena besarnya pajak tergantung dari policy
pemerintah yang hendak mengarahkan perekonomian ke suatu arah tertentu.
Misalnya, tidak semua perusahaan dikenakan pajak yang sama (ada perusahaan yang
diberi tax-holiday) dan persentasi yang dikenakan juga tidak sama tetapi tergantung
dari besarnya laba (prinsip progressive).
Seperti ternyata dari contoh pada halaman 240 laporan laba rugi dapat dipecah
menjadi beberapa bagian seperti di bawah ini:
Bahan langsung:
Persediaan awal xxxx
ditambah pembelian xxxx
xxxx
dikurangi persediaan akhir xxxx
Perlu dijelaskan bahwa dalam harga pembelian lazimnya sudah termasuk semua
biaya-biaya yang diperlukan untuk mendapatkan barang di tempat yang diperlukan
seperti misalnya biaya pengangkutan, biaya asuransi dan lain-lain.
3. Laba kotor
Yang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih antara hasil penjualan dan
pokok penjualan. Meskipun untuk menghitung laba dari operasi, laba kotor tersebut
masih harus dikurangi dengan biaya-biaya operasi (ialah biaya penjualan, biaya
administrasi dan biaya umum), namun laba kotor perlu mendapat perhatian yang
cukup. Dalam perusahaan yang sudah berjalan lancar biasanya terdapat hubungan
yang stabil antara laba kotor dan hasil penjualan bersih.
4. Biaya operasi.
Biaya operasi meliputi semua biaya-biaya yang diperlukan dalam operasi
biasa di samping “pokok penjualan”. Lazimnya Biaya Operasi ini dipecah lagi
menjadi Biaya Penjualan dan Biaya Umum (biaya administrasi tercakup dalam biaya
umum).
8. Pajak-pajak.
Pajak-pajak merupakan bagian pemerintah di dalam laba perusahaan. Seperti
telah dibahas di bagian lain, perhitungan laba-rugi untuk maksud pajak tidak selalu
sama dengan perhitungan berdasarkan prinsip ekonomi perusahaan. Dalam
menghitung pajak hal ini tentu tidak boleh dilupakan.
9. Laba bersih
Hasil terakhir adalah laba bersih yang akan dipindahkan dalam perkiraan
“Laba yang belum dibagi”. Dan perkiraan ini akan diambil suatu jumlah tertentu
untuk dibagikan sebagai dividen pada para pemegang saham.
Besarnya dividen yang dibagikan pada suatu tahun tertentu tergantung dan
beberapa hal, antara lain
a) laba bersih yang dicapai pada tahun tersebut.
b) sisa laba tahun-tahun lain yang tak dibagikan dan tidak dicadangkan untuk suatu
maksud khusus.
c) adanya kebutuhan pembelanjaan untuk maksud-maksud tertentu misalnya
memperbesar alat-alat produksi atau memperbesar modal kerja.
d) perlunya cadangan untuk maksud-maksud tertentu ataupun untuk cadangan umum
karena perusahaan sedang menghadapi masa yang kurang baik.
Hutang dagang.
Hutang dagang merupakan kebalikan dan piutang dagang, yaitu hutang yang
berasal dan kegiatan utama perusahaan (pembelian kredit barang dan jasa).
Wesel bayar
Wesel bayar merupakan kebalikan dan wesel tagih. Dalam hal mi perusahaan
mengeluarkan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Hutang bank.
Hutang bank merupakan kewajiban jangka pendek kepada bank atau lembaga
keuangan yang disebabkan oleh pinjaman yang diterima oleh perusahaan. Hutang
bank dapat juga berjangka panjang, terutama apabila pinjaman tersebut dipergunakan
untuk investasi.
Hutang pajak, gaji, bunga dan lain-lain.
Hutang-hutang yang termasuk dalam golongan ini adalah merupakan biaya-
biaya yang sudah terjadi tetapi belum saatnya dibayar. Kadang-kadang hutang
semacam mi disebut biaya yang masih harus dibayar (accruals).
Modal.
Seperti telah diterangkan dalam unit-unit yang lalu, modal merupakan hak
klaim pemilik atas kekayaan perusahaan. Kekayaan perusahaan tersebut dalam neraca
dicatat sebagai harta.