Anda di halaman 1dari 4

MAAG

Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang
menyerang Lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan Lambung yang
menyebabkan sakit dan perih pada Perut

Penyebab
1. biologis
Maag merupakan gejala penyakit akibat faktor yang merusak pertahanan mukosa
lambung lebih besar daripada faktor yang melindungi pertahanan mukosa lambung.
Penyebabnya Penyebabnya bisa karena penderita makannya tidak teratur sehingga
terjadi produksi asam lambung yang berlebihan, terdapat mikroorganisme yang
merugikan (Helycobacter pylori), mengkonsumsi obat-obatan tertentu, atau sebab-
sebab lainnya misalnya beban pikiran yang berat, kebiasaan merokok,
mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein. Maag bisa disembuhkan tetapi
tidak bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si
penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Tetapi maag
dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan
sebelum makan, dan jangan jajan sembarangan .

2. Psikologis

Ada kalanya ketika dalam keadaan tertekan, kita merasa sakit perut. Timbulnya gangguan
pada saluran cerna cukup sering dikeluhkan dan menjadi masalah kesehatan dalam
masyarakat. Penyakit-penyakit yang timbul pada saluran cerna, selain disebabkan oleh
adanya faktor organik (kelainan struktur saluran cerna, infeksi) ternyata 40-60 %
merupakan sindrom fungsional. Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan
walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum
diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
psikologis. Sindrom fungsional pada gangguan saluran cerna tersebut, antara lain adalah :
gastritis (upper abdominal syndrome), sindrom fungsional hipogastrium (lower
abdominal syndrome), dan aerofagi.

GASTRITIS (UPPER ABDOMINAL SYNDROME)

Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit “maag”
merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan
oleh faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas
(lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya.
Gangguan ini ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah
epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah lengkung iga.
Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya
sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya
dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain gangguan menelan,
eruktasi (bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan
muntah, kembung (meteorismus), dan lain-lain.

Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap
depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata
dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Mereka memiliki angan-
angan untuk dirawat, dimanja, dan untuk memiliki objek yang diinginkan sehingga
mereka sulit menemukan kepuasan yang dibutuhkannya. Keseimbangan yang rapuh yang
mudah menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan pada saluran
cernanya dan jelas terlihat adanya ketergantungan pada objek yang memanjakannya.

Tetapi penderita merasa takut tergantung pada orang yang menguasainya dan
ketergantungan ini dirasakannya sebagai suatu penghinaan. Rasa takut ketergantungan,
dan terhina mengakibatkan sikap agresif terhadap mereka, yang dapat memberikan
kepuasan. Timbulnya depresi pada penderita gastritis dikarena mereka mengelakkan
agresi yang timbul agar tidak kehilangan obyek yang memanjanya, dan ini menimbulkan
rasa bersalah (guild) yang dirasakan dirinya sebagai sesuatu yang sangat buruk.

DROM FUNGSIONAL HIPOGASTRIUM (LOWER ABDOMINAL SYNDROM)

Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal
sebagai spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Tidak
ditemukannya penyebab spesifik (infeksi, peradangan atau gangguan anatomis) dari hasil
pemeriksaan pada saluran cerna bagian bawah, walaupun penderitanya tetap
mengeluhkan kelainan pada pencernaannya, merupakan salah satu petunjuk kecurigaan
adanya sindrom fungsional hipogastrium.

Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah pusat,
diare atau obstipasi (sembelit). Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar
berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi spastik).

Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan untuk
meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada
orang tersebut. Angan-angan utama untuk dimanja telah berhasil diubahnya menjadi
mekanisme-mekanisme pengelak, sehingga tidak timbul reaksi terhadap angan-angan
pemanjaan yang tak dirasa puas. Mereka secara sadar yakin dapat memberi banyak
kepada orang lain namun secara tidak sadar mereka meminta/mengharapkan lebih banyak
lagi.

Penderita gangguan ini pada puncak intelektualitasnya dapat secara terus terang
mengakui bahwa dengan prestasi yang mereka miliki, mereka dapat meminta lebih
banyak. Secara tidak sadar mereka merasa bahwa mereka telah memberi “terlampau
banyak”. Pertahanan diri mereka akan runtuh dan dapat mengakibatkan timbulnya
gangguan saluran cerna tersebut bila mereka merasa “tidak dapat membayar” atau ketika
meraka merasa dirinya “kurang dibayar”.

AEROFAGI
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan
perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa
(belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang
bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut
akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau.

Gejala-gejala tersebut juga sering disebut sebagai sindrom Roemheld yang terdiri dari
rasa sakit di daerah jantung yang disebabkan oleh diafragma yang tertekan ke atas oleh
lambung yang membengkak karena terisi oleh udara (meteorismus).

Penatalaksanaan sindrom fungsional saluran cerna ini memerlukan kerjasama yang baik
dari penderita dan dokter yang merawatnya serta jika diperlukan dapat meminta bantuan
dari seorang psikiater. Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor
psikologis (setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang
mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat
mengurangi gejala yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk
menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini.

Yang terlebih penting adalah peran serta dari penderita untuk mengatasi masalah yang
dialaminya dengan petunjuk dan bantuan dari dokter dan psikiaternya.

Penanganan maag

Tujuan penanganan penyakit maag yaitu menghilangkan nyeri tukak, mengobati


tukak, mencegah kambuh kembali dan mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih
serius. Jika melalui pemeriksaan dalam lambung pasien ditemukan adanya bakteri,
maka perlu diberikan suatu antibiotik.

Obat – obat yang diberikan dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya :

• Mengurangi produksi asam lambung à ranitidine, omeprazol,


• Menetralkan asam lambung à antasida
• Memberi perlindungan terhadap mukosa lambung à sukralfat
• Membunuh mikroorganisme H. pylori à klaritromisin, amoksisilin,
metronidazol

Anda mungkin juga menyukai