Panduan Kimia Fisika
Panduan Kimia Fisika
KIMIA FISIKA
Kata Pengantar ii
Daftar Pustaka 44
Catatan:
Versi file PDF dari Buku Panduan Praktikum Kimia Fisika ini dapat di download di
situs: http://www.chemeng.ui.ac.id/~lab-dpk
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, serta hanya dengan rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum atau Buku Petunjuk
Praktikum Kimia Fisika ini.
Walaupun sifatnya sebagai mata ajaran pelengkap, kegiatan praktikum Kimia Fisika
merupakan bagian tak terpisahkan dari mata ajaran Kimia Fisika I dan II yang diberikan
pada semester 3 dan 4 di Program Studi Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas dan
Petrokimia - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Di samping itu juga, untuk
menjaga kesinambungan aspek-aspek teoretis dan ketrampilan praktis (termasuk
pengetahuan terhadap produk-produk alamiah) dalam pemahaman ilmu Kimia Fisika,
diperlukan suatu kegiatan praktikum dengan arah dan sistematika yang lebih jelas,
praktis namun komprehensif. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dilakukan
beberapa perbaikan, penambahan ataupun pengurangan dalam penyajian Buku Petunjuk
Praktikum Kimia Fisika ini dibandingkan penyajian sebelumnya. Pada petunjuk
praktikum yang disusun ini jumlah keseluruhan percobaan yang disajikan adalah 9 mata
praktikum/percobaan.
Penyusunan Buku ini juga dapat diwujudkan atas bantuan beberapa staf dan karyawan
ataupun laboran di lingkungan Departemen Teknik Gas dan Petrokimia FTUI. Namun
demikian, kami tetap menyadari adanya beberapa kekurangan ataupun kekeliriuan
dalam penyusunan buku ini. Sehingga dengan senang hati kami dapat menerima kritik
dan saran yang berguna.
Akhirnya kami mengharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Semua praktikan wajib mengenakan jas praktikum yang berwarna putih selama
melaksanakan praktikum.
2. Semua praktikan wajib hadir 15 menit sebelum tes awal dimulai, dan
menandatangani daftar hadir.
4. Semua praktikan wajib mengikuti tes awal sebelum percobaan dilakukan sampai
asisten yang bertanggung jawab menilai bahwa yang bersangkutan pantas dan
mampu melaksanakan percobaan yang telah ditentukan. Apabila praktikan tidak
mengikuti tes awal, percobaan dinyatakan GUGUR. Tes awal berlangsung 15
menit – 30 menit.
5. Semua praktikan wajib mencatat semua hasil pengamatan dari percobaan yang
dilakukan di dalam Laporan Pendahuluan dan Jurnal Praktikum. Pada akhir
percobaan semua hasil pengamatan harus diketahui dan ditandatangani oleh asisten.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika iv
9. Sebelum meninggalkan laboratorium, praktikan harus membersihkan meja
kerja dan alat-alat praktikum serta mengatur kembali letak bahan praktikum.
10. Penggunaan alat-alat dan pemakaian bahan kimia harus hati-hati, tidak boleh
sampai ada bahan kimia yang tercecer atau tumpah.
11. Kesalahan kerja dan atau kelalaian praktikan sehingga terjadi kerusakan alat
atau bahan yang terbuang, wajib diganti praktikan dengan alat/bahan yang
sama.
13. Ketidakhadiran praktikan pada waktu yang telah dijadwalkan mendapatkan sanksi
dinyatakan GUGUR, kecuali ada alasan kuat dan atau musibah/kemalangan yang
tak terhindarkan.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika v
SUSUNAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : ..................................
NPM : ..................................
KELOMPOK : ..................................
Tanggal
PERCOBAAN 1 :
JUDUL
I. TUJUAN
II. PRINSIP KERJA
III. BAHAN DAN ALAT
IV. PROSEDUR DAN PENGAMATAN
B 1
2
3
4
Praktikan :
Nama/NPM : 1.......................... Tanda tangan asisten,
2..........................
( )
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika vi
3. PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM
Tanggal
PERCOBAAN 1
JUDUL
I. TEORI
PRAKTIKAN :
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika vii
Percobaan
ADSORPSI ISOTERMIS
1
TUJUAN
Mengamati peristiwa adsorbsi suatu larutan pada suhu tetap oleh padatan.
TEORI
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat penyerap
(adsorbsi). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari atom-atom atau
molekul-molekul yang saling tarik menarik dengan daya tarik Van Der Waals. Kalau
ditinjau molekul-molekul di dalam zat padat, maka gaya tarik menarik antara satu
molekul dengan molekul yang lain disekelilingnya adalah seimbang. Sebab gaya tarik
yang satu akan dinetralkan oleh yang lain yang letaknya simetri (atau resultantenya =
0).
kedua molekul tersebut tidak seimbang karena pada salah satu arah disekeliling molekul
tersebut tidak ada molekul lain yang menariknya. Akibatnya zat tersebut akan menarik
Adsorbsi dipengaruhi :
- Macam adsorben
- Luas permukaan
- Temperatur
- Tekanan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (1)
Untuk adsorben dengan luas permukaan tertentu, makin tinggi konsentrasi
adsorbat makin besar zat yang dapat diserap. Proses adsorbsi berada dalam keadaan
setimbang apabila kecepatan desorbsi sama dengan kecepatan adsorbsi. Apabila salah
satu zat ditambah atau dikurangi maka akan terjadi kesetimbangan baru.
adsorbat dari permukaan adsorben. Adsorbsi isotermis adalah adsorbsi yang terjadi pada
dimana,
k = konstanta Freundlich
n = konstanta lain
C =C +1 Nm
N Nm K
dimana,
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (2)
C = konsentrasi akhir dari asam dalam mol/liter
K = konstanta Langmuir
karbon aktif.
jika zat yang diserap membentuk lapisan tunggal (monolayer) pada permukaan
adsorben. Kedua isoterm tersebut tidak cocok lagi pada tekanan yang lebih tinggi,
karena lapisan adsorbat yang terserap tidak lagi berbentuk lapisan tunggal, tetapi
Untuk kondisi ini, isoterm yang lebih sesuai dipakai adalah isoterm BET
(Brunauer Emmet and Teller). Isoterm ini dibuat atas dasar anggapan bahwa kekuatan
yang ada dipakai untuk kondensasi dan energi ikat adsorbsi multimolekuler. Kalor
adsorbsi gas pada lapisan kedua, ketiga dst dianggap sama dengan kalor pencairan gas.
a. Adsorbsi positif
b. Adsorbsi negatif
Apabila solvent relatif lebih besar teradsorbsi daripada solute dalam larutan.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (3)
jumlah asam yang hilang karena diadsorp = pengurangan konsentrasi asam
dalam larutan.
Apabila adsorbsi berjalan pada temperatur tinggi disertai dengan reaksi kimia
yang irreversibel.
4. Corong 1 buah
6. Buret 1 buah
7. Statif/klem 1 buah
2. Asam Asetat
4. HCL
5. Indikator PP/MO
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (4)
PROSEDUR PERCOBAAN
Sebagai adsorben dipakai karbon aktif dan sebagai adsorbat dipakai suatu asam
(ditentukan oleh asisten, misal asam asetat).
1. Panaskan karbon dalam cawan porselin, jaga jangan sampai membara, kemudian
2. Buatlah larutan asam dengan konsentrasi 0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03 dan 0,015
M dengan volume masing-masing 100 ml. Larutan ini dibuat dari pengenceran
larutan 0,15 N.
3. Satu enlenmeyer yang tidak ada karbon aktifnya disi 100 ml 0,03M larutan asam
4. Tutup semua labu tersebut dan kocoklah secara periodik selama 30 menit,
kemudian biarkan diam untuk paling sedikit 1 jam agar terjadi kesetimbangan.
kertas saring.
6. Titrasi 25 ml larutan filtrat dengan 0,1 N NaOH baku dengan indikator PP.
TUGAS
1. Hitung konsentrasi akhir dari asam asetat dari masing-masing tabungnya.
2. Hitunglah jumlah mol sebelum dan sesudah adsorbsi dan hitung pula jumlah mol
3. Hitunglah mol asam yang teradsorbsi per gram karbon aktif pada masing-masing
tabung.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (5)
4. Hitunglah jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggal pada
2. Bagaimana membuat larutan 0,12M, 0,09M, 0,06M, 0,03M, 0,015M dari larutan
3. Tuliskanlah rumus pH larutan yang terdiri dari campuran asam lemah dengan
basa kuat.
4. Mengapa kita pilih larutan NaOH untuk menitrasi larutan filtrat pada prosedur
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (6)
Percobaan
DISTILASI atau PENYULINGAN
2
TUJUAN:
Mahasiswa/praktikan mampu memisahkan bahan-bahan kimia alami dengan
PERALATAN:
• Labu destilasi 500 ml
• Kondenser
• Labu erlenmeyer
• Termometer
• Pemanas (Heating mantle)
BAHAN:
• Daun dan batang kayu putih
• Daun dan batang kayu manis
• Daun dan batang cengkeh
• Dan lain-lain, Misalnya batang sereh ( Citronella)
PROSEDUR KERJA:
1. Timbang ± 25 gram daun-daunan atau kulit buah yang mengandung bahan-
bahan kimia alami dan berkhasiat, seperti kayu-putih, cengkeh, lemon, dan lain-
lain (lihat tabel 1) yang sudah dirajang halus (dengan lebar sekitar 2 – 5 mm),
kemudian masukkan ke dalam labu destilasi 500 mL dan tambahkan 250 mL air.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (7)
2. Periksa instalasi dan semua sambungan alat destilasi dengan seksama. Pastikan
3. Nyalakan kerangan air untuk pendinginan kondenser dengan bukaan yang relatif
tetesan pertama.
6. Simpan hasilnya pada labu erlenmeyer dan pisahkan di tempat yang aman.
dan kering), kemudian masukkan ke dalam labu destilasi 500 mL dan tambahkan
250 ml air.
TUGAS
1. Amati hasil-hasil yang didapat dari prosedur kerja di atas, dengan parameter-
- Fasa campuran,
- Warna cairan,
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (8)
Tabel 1. Tumbuhan dan buah yang mengandung bahan-bahan kimia alami.
2. Kayu putih (± 500 species: Eucalyptus Minyak kayu putih (mayoritas: cineole,
critriodora, E. smithii, E. globulus, E. piperitone)
robusta)
3. Kulit buah jeruk lemon (Citrus limon, C. Minyak lemon (lemon oil, mengandung: d-
medica) limonene dan citral))
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (9)
Gambar 2. Daun kayu putih Gambar 3. Daun kayu manis
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (10)
Percobaan
PENGARUH KONSENTRASI DAN
SUHU PADA LAJU REAKSI 3
TUJUAN:
1. Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi.
PENDAHULUAN
Percobaan ini bersifat semi kualitatif yang dapat digunakan untuk menentukan
pengaruh perubahan konsentrasi dan pengaruh suhu pada laju reaksi. Reaksi yang
diamati adalah reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat
direaksikan dengan asam. Yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang
2−
S 2O3 (aq ) + 2 H + (aq ) → H 2O( I ) + SO2 ( g ) + S ( s )
2. Stop Watch
3. Erlenmeyer
4. Thermometer
6. Pipet Volum
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (11)
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
1. Na2 S 2O3
2.HCL
PROSEDUR PERCOBAAN
Bagian A
1. Tempatkan 50 ml natrium tiosulfat 0,25 M dalam gelas ukur yang mempunyai
alas rata.
2. Tempatkan gelas ukur tadi diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda silang
hitam yang dibuat pada kertas putih tsb, sehingga ketika dilihat dari atas melalui
4. Catat waktu yanag diperlukan sampai tanda silang hitam tidak dapat diamati dari
atas.
6. Ulangi langkah-langkahdi atas dengan volume larutan tiosulfat dan volume air
yang berbeda-beda
TUGAS
1. Dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (12)
Bagian B
1. Masukkan 10 ml larutan Na-tiosulfat 0,5 M kedalam gelas ukur, lalu encerkan
dan tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya ± 35oC. Biarkan
3. Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat, dan pada saat yang bersamaan
nyalakan stop watch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas ukur diatas tanda
silang hitam. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi
4. Ulangi langkah diatas untuk berbagai suhu sampai 60oC (lakukan untuk 4 suhu
yang berbeda).
TUGAS
1. Laju reaksi dinyakan sebagai 1/waktu. Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi
suhu (oC). Buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi 1/suhu (1/oK).
PERTANYAAN
1. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi ?
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (13)
PUSTAKA
Tony Bird,”Penuntun Praktikum KIMIA FISIKA untuk Universitas”., Alihbahasa,
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (14)
Percobaan
SISTEM ZAT CAIR
TIGA KOMPONEN 4
TUJUAN:
Membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam dua cairan tertentu.
TEORI
Berdasarkan hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas yang diperlukan
untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan
sebagai :
F = C – P + 2
dimana,
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
komposisi sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan
F = 3 – P
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti untuk
menyatakan keadaan sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua
komponennya. Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan,
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (15)
maka F = 1, berarti hanya satu komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan
konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem
tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai
jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat
digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut
diagram terner.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling
larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C.
A dan B saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan
Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling
larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan
cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat
diagram terner dapat dilihat pada gambar (1) dan (2) di bawah ini.
A B
y
Gambar 1
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (16)
dan Ac menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik didalam segitiga
menyatakan fraksi dari tiga komponen. Titik P menyatakan suatu campuran dengan
25 75
Q
50 50
75 25
P
A B
25 50 75
Gambar 2
dengan jumlah A dan C yang tetap, tetapi dengan jumlah B yang berubah. Hal yang
sama berlaku bagi garis-garis yang ditarik dari salah satu sudut segitiga kesisi yang ada
dihadapannya. Daerah didalam lengkungan merupakan daerah dua fasa. Salah satu cara
untuk menentukan garis binoidal atau kurva kelarutan ini ialah dengan cara menambah
menggambarkan komposisi sistem pada saat terjadi perubahan dari jernih menjadi
keruh. Kekeruhan timbul karena larutan tiga komponen yang homogen pecah menjadi
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (17)
ALAT-ALAT YANG DIPAKAI
1. Labu tertutup 100 ml 5 buah
3. Burat 50 ml 3 buah
4. Neraca
5. Thermometer
2. Benzena
3. Kloroform
4. Etanol
6. Aquades
JALANNNYA PERCOBAAN
1. Dalam labu erlenmeyer yang bersih, kering dan tertutup, buatlah 9 macam
campuran cairan A dan C yang saling larut sempurna dengan komposisi sebagai
berikut :
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ml A 2 4 6 8 10 12 14 16 18
ml B 18 16 14 12 10 8 6 4 2
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (18)
2. Titrasi tiap campuran dalam labu 1 s/d 9 dengan zat B sampai tepat timbul
TUGAS
1. Lakukan percoban di atas untuk zat A, B dan C sesuai dengan tugas dari asisten.
Berdasarkan zat yang diberikan, tentukan sendiri zat mana yang memiliki sifat
benzena-etanol
2. Hitung konsentrasi ketiga komponen dalam fraksi mol untuk tiap campuran
xi = ni/(n1 + n2 + n3)*100%
3. Gambarkan kesembilan titik itu pada kertas grafik segi tiga dan buat kurva
PERTANYAAN
1. Dapatkah penggambaran komposisi cairan dalam diaagram terner dinyatakan
2. Apa arti garis hubung (tie line) serta bagaimana cara menentukannya secara
eksperimental.
3. Apa pula arti titik kritik dalam diagram terner ? berapa derajat kebebasannya ?
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (19)
4. Gambarkan diagram terner untuk sistem yang mempunyai dua pasang cairan
yang saling larut sebagian, pasangan itu, misalnya A dan B serta B dan C.
PUSTAKA
A.W. Francis, Liquid-Liquid Equilibriums, Interscience Publisher, New York, 1963
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (20)
Percobaan
TEGANGAN PERMUKAAN
5
TUJUAN:
1. Menentukan tegangan permukaan cairan secara relatif dengan air sebagai
pembanding.
2. Menentukan parakhor tunggal.
TEORI:
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh
molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya tarik-
menarik di dalam rongga cairan lebih besar dari pada gaya tarik-menarik oleh molekul
uap yang berada di atas permukaan cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung
Tegangan permukaan (g) didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang
bekerja pada permukaan untuk melawan pembesaran permukaan, atau sebagai energi
persatuan luas yang diperlukan untuk memperluas permukaan sebesar satu satuan luas
Bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu cairan yang membasahi
dinding, maka cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (21)
permukaan. Kenaikan cairan sampai ketinggian tertentu, sehingga terjadi
Gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah sehingga didapat persamaan untuk
γ = ½ r h d g (untuk θ = 0)
γ cos θ
γ
θ
2γ
dimana:
h = Tinggi permukaan cairan pada kapiler
d = Massa jenis cairan
g = Gaya gravitasi
r = Jari-jari pipa kapiler
γ = Tegangan permukaan
θ = Sudut kontak
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (22)
Percobaan ini dilakukan menggunakan zat cair yang telah diketahui tegangan
Suatu cairan yang membasahi gelas akan berupa tetesan pada ujung pipa
membentuk pinggang. Pada saat akan jatuh bebas, gaya ke bawah pada tetesan
(mg) akan sama dengan gaya ke atas yang menahan tetesan (2πrγ), sehingga
Berat tetesan yang jatuh bukan berat yang ideal, karena sekitar 40% dari cairan
masih tertinggal pada ujung pipa, oleh karena itu diperlukan suatu faktor
mg
γ = .Fd
(2πr
Dimana Fd merupakan faktor koreksi yang bergantung pada V/r3, jika V adalah
volume suatu tetesan. Nilai ini dapat dicari pada tabel Harkins dan Brown
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (23)
Parakhor
M
P = γ
d
Dimana M adalah berat molekul zat, d adalah massa jenis zat dan γ adalah tegangan
permukaan.
Parakhor bersifat aditif dan dapat dihitung dari parakhor ekivalen unsur-unsur
V/r3 Fd
2.995 0.261
2.637 0.262
2.341 0.264
2.093 0.265
1.706 0.266
1.424 0.265
A B
1.211 0.264
1.124 0.263
1.048 0.262
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (24)
6. Mikrometer atau Mistar ukur geser - dll.
7. Termometer
8. Piknometer.
Prosedur Percobaan:
- Tabung A diisi air sampai lebih tinggi sedikit dari tanda tertentu.
- Pada tabung B diisap dengan pompa sehingga ada tetes air yang melewati
kapiler, biarkan menetes sampai tanda tertentu.
- Hitunglah banyaknya tetesan mulai dari tanda sampai dibawahnya lagi.
- Ulangi percobaan ini tiga kali untuk setiap zat cair yang akan dicari nilai
tegangan permukaannya.
Tugas:
1.a. Untuk sistem 2 cairan murni yang saling larut, siapkan campuran sebanyak 50 ml
b. Untuk sistem padat cairan yang larut sempurna, siapkan larutan dengan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (25)
2. Tentukan tegangan permukaan (γ), dan massa jenis zat murni dan larutan-larutan
yang dibuat.
4. Untuk zat murni, tentukan faktor koreksi Fd dari perhitungan massa satu tetes (m)
dan massa jenis (d) secara grafik, yaitu grafik V/r3 terhadap nilai Fd dari tabel.
5. Hitung pula parakhor zat murni dan bandingkan nilai yang didapat dengan
Pertanyaan:
1. Untuk sistem yang anda teliti jelaskan efek zat terlarut terhadap perubahan tegangan
2. Untuk cairan yang tak membasahi gelas, apakah peralatan yang anda pakai dapat
digunakan? Jelaskan!
3. Dengan mengingat konsep parakhor, dalam hubungan dengan penelitian ilmu kimia,
Pustaka
1. Glasstone, S. 1946. “Textbook of Physical Chemsitry”. 2nd ed. P. 487-496.
2. Harkins and Brown. 1919. Journal Am. Chem. Soc. 41. P. 499.
McGraw Hill.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (26)
Percobaan
KENAIKAN TITIK DIDIH
6
TUJUAN:
Untuk menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih.
TEORI:
Apabila zat padat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka
tekanan uap akhirnya akan turun sehingga titik didih larutan akan naik dan titik bekunya
Untuk larutan ideal, menurut Raoult kenaikan titik didih sebanding dengan jumlah
dimana
∆T : Kenaikan titik didih
Kb : Tetapan kenaikan titik didih molal
m : Molalitas zat terlarut
WA : Massa pelarut (gram)
WB : Massa zat terlarut (gram)
MB : Berat molekul zat terlarut
Harga Kb dapat diketahui jika massa m zat terlarut diketahui. Jadi dari penentuan titik
didih pelarut murni, dan kenaikan titik didih larutan yang diketahui konsentrasinya,
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (27)
PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. Gelas piala
2. Termometer
3. Tabung reaksi
4. Bunsen
5. Pengaduk
2. KCl
3. Zat X
PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Keringkan alat -alat yang akan digunakan.
2. Isi gelas piala kira-kira dengan 300 ml air dan panaskan menggunakan bunsen.
4. Ukur titik didih larutan yang diketahui berat molekulnya, massa zat terlarut,
5. Ulangi langkah 4 untuk zat terlarut yang diberikan oleh asisten (3 kali).
TUGAS:
1. Amati betul-betul suhu pada butir 4.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (28)
PERTANYAAN:
1. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni?
2. Mengapa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni?
3. Bagaimana persamaan untuk menentukan kenaikan titik didih pada teori jika
larutannya adalah larutan elektrolit (gunakan persamaan ini untuk menghitung hasil
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (29)
Percobaan
VOLUM MOLAL PARSIAL
7
TUJUAN:
1. Menentukan volum molal parsial dengan bantuan kurva volum molal nyata (0)
untuk zat terlarut vs jumlah mol zat terlarut pada volum molal parsial tertentu.
TEORI:
Volum molal parsial komponen I dari sistem larutan didefinisikan sebagai:
δV
Vi = T , P, niJ = i
δni
Dimana V adalah volum, n adalah jumlah mol, T adalah suhu dan P adalah tekanan
sistem.
Volum larutan adalah fungsi dari suhu, tekanan, dan jumlah mol dan dapat dinyatakan
sebagai:
V = f (T , P, n1, n2,...)
atau
δV δV δV δV
dV = dT + dP + dn1 + dn2 + ...
δT δP δn1 δn 2
Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (1) dan (3) didapat:
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (30)
dV = V 1dn1 + V 2dn 2 + ...
Volum molal parsial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan tekanan
tetap.
Misalkan akan dicari volum molal parsial zat terlarut dalam pelarut air sebanyak 1000
gram, maka:
V = n1V 1 + n 2V 2
V = n1V 1 + n 2V 2
Dimana V adalah volum seluruh larutan, n1 adalah jumlah mol air dengan volum molal
parsial V1, dan m adalah jumlah mol zat terlarut dengan volum molal parsial V2.
Jika V0 adalah volum molal air murni, dan φ adalah volum molal nyata untuk zat
terlarut, maka:
V = n1V 01 + n2φ
1000 + mM 2 1000
V= dann1V 01 =
ρ laru tan ρa
Dimana M2 adalah berat molekul solut, ρlarutan adalah massa jenis larutan dan ρa adalah
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (31)
Dari persamaan (8) didapat:
1 1000 W − Wo
= M 2− ( )
ρ laru tan m Wo − We
Dimana W adalah massa piknometer yang berisi larutan, We adalah massa piknometer
Dari definisi volum molal parsial dan persamaan (6) dan (7):
δV
V2= P, T , N1
δN 2
δφ
= φ + N 2 P, T , N1
δN 2
δφ
= φ + m
δm
V − N 2V 2 1 δφ
V1 = = N1V 10 − N 2 T , P, N1
N1 N1 δN 1
m2 δφ
= V1 −
55.51 δm
Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal parsial nyata (apparent
molal volum) adalah linear terhadap √m. Prediksi Debye-Huckel untuk larutan encer
dφ dφ d ( m) 1 dφ
= x = x
dm d ( m) dm 2 m d ( m)
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (32)
Persmaan (10 dan (12) dapat diubah menjadi:
m dφ
V2 =φ +
2 d ( m)
m m dφ
V 1 = V 10 −
55,51 2 d ( m)
Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik φ vs √m yang linear, sehingga didapat gradien
dφ/d(√m). Pada √m = 0, nilai φ = φ0. Selanjutnya dari kedua nilai tersebut dapat
2. Labu ukur
3. Piknometer
4. Erlenmeyer
5. Pengaduk
BAHAN:
1. Garam NaCl
2. Aquades
PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Buat larutan NaCl 3 M sebanyak 200 ml.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (33)
3. Timbanglah massa piknometer kosong We, piknometer berisi air Wo, dan
TUGAS:
1. Hitung φ dari setiap harga m.
4. Hitung massa jenis larutan (ρlarutan ) untuk masing-masing larutan yang dibuat.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (34)
Percobaan
TETAPAN KESETIMBANGAN
8
TUJUAN:
1. Mengukur tetapan kesetimbangan.
TEORI:
Dalam pengukuran tetapan kesetimbangan, pada praktiknya akan ditemui beberapa
kesulitan. Dalam menentukan nilai Kc suatu reaksi, pertama kali reaksi harus ditunggu
baru nilai Kc dapat ditentukan. Akan tetapi dalam pengukuran konsentrasi reaktan atau
produk seringkali sejumlah larutan diambil untuk dianalisis. Pengambilan larutan ini
akan mempengaruhi kesetimbangan. Idealnya harus digunakan suatu metode yang tidak
melibatkan pengambilan larutan untuk dianalisis seperti metode di atas. Salah satu
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dikatalisis oleh ion H+. Walaupun
telah dikatalisis, untuk mencapai kesetimbangan masih diperlukan waktu beberapa hari,
karena reaksinya sangat lambat. Konsentrasi reaktan atau produk dapat ditentukan
dengan titrasi yang dilakukan dengan cepat agar tidak mengganggu kesetimbangan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (35)
secara nyata. Tetapan kesetimbangan selanjutnya dapat dihitung menggunakan
persamaan:
Kc =
(CH 3COOC2 H 5 )(H 2O )
(CH 3COOH )(C2 H 5OH )
2. Erlenmeyer tertutup
3. Neraca
4. Pipet volum
BAHAN:
1. HCl 2M
3. Asam asetat
PROSEDUR PERCOBAAN:
• Kesetimbangan reaksi yang akan dicoba baru tercapai satu minggu kemudian,
kemudian.
• Pertamakali buret-buret yang tersedia diisi dengan larutan HCl, Asam asetat
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (36)
• Kemudian ke dalam empat buah labu erlenmeyer tertutup dibuat larutan dengan
komposisi seperti pada tabel di bawah. Segera setelah larutan dibuat, labu
1 5 1 4
2 5 2 3
3 5 3 2
4 5 4 1
• Letakkan larutan yang telah dibuat pada penangas bertermostat pada suhu ruang
selama satu minggu (dapat juga ditempatkan pada tempat yang variasi suhu
udaranya kecil).
1. Titrasi setiap larutan secara cepat dengan 0.1M NaOH. Gunakan indikator
hasilnya.
4. Pipet 5 ml HCl 2M, Etanol, dan Asam asetat, lalu timbang dengan
TUGAS:
1. Hitung massa jenis asam asetat, etanol, dan HCl 2M.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (37)
2. Hitung jumlah mol air pada awal pencampuran (air berasal dari larutan HCl
2M). Untuk menghitung jumlah mol air, partamakali hitung berapa mol HCl
yang terdapat dalam 5 ml HCl 2M dan kemudian hitung berat HCl yang
terdapat pada 5 ml HCl 2M. Dari berat larutan 5 ml HCl, massa air dapat
3. Hitung jumlah mol asam asetat pada awal pencampuran (gunakan masa jenis
HCl 2M.
6. Hitung jumlah mol etanol pada saat kesetimbangan. Perlu diingat bahwa untuk
setiap mol asam asetat yang bereaksi akan membutuhkan etanol sebanyak satu
mol.
9. Hitung konsentrasi asam asetat, etanol, etil asetat dan air pada saat
PERTANYAAN:
1. Nilai ∆H pembentukan ester adalah positip. Bila campuran dipanaskan bagaimana
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (38)
2. Apakah tetapan kesetimbangan Kc bergantung pada konsentrasi awal reaktan?
Jelaskan!.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (39)
PENENTUAN BERAT MOLEKUL Percobaan
SENYAWA BERDASARKAN
PENGUKURAN MASSA JENIS GAS 9
TUJUAN:
1. Menentukan berat molekul senyawa yang mudah menguap (volatile)
TEORI
Persamaan gas ideal dan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat
P·V = n R T
atau
PV = (m/BM) RT
di mana:
BM : Berat molekul
P : Tekanan gas
V : Volume gas
T : Suhu absolut
R : Tetapan gas ideal
ρ : Massa jenis
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (40)
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN:
1. Labu erlenmeyer 150 ml
3. Alumunium foil
4. Karet gelang
5. Jarum
6. Neraca
7. Desikator
PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Ambil sebuah labu erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering, tutup
labu tersebut dengan aluminium foil, lalu kencangkan tutup tadi dengan
karet gelang.
Lalu beri lubang kecil pada tutup aluminium foil agar udara dapat keluar.
5. Biarkan labu erlenmeyer tersebut dalam penangas air sampai semua cairan
6. Angkat labu dari penangas, keringkan air yang terdapat pada bagian luar
labu dengan lap, lalu tempatkan labu dalam desikator untuk mendinginkan
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (41)
erlenmeyer melalui lubang kecil dan uap cairan volatil yang terdapat dalam
penuh dan mengukur massa air yang terdapat dalam labu. Ukur suhu air
untuk mengetahui massa jenis air, sehingga akhirnya volum air dalam labu
Faktor koreksi:
Nilai BM hasil perhitungan akan mendekati nilai sebenarnya, tetapi masih mengandung
kesalahan. Ketika labu erlenmeyer kosong ditimbang, labu ini penuh dengan udara.
Setelah pemanasan dan pendinginan dalam desikator, tidak semua uap cairan kembali
kebentuk cairannya, sehingga akan mengurangi jumlah udara yang masuk kembali ke
dalam labu erlenmeyer. Jadi massa labu erlenmeyer dalam keadaan ini lebih kecil dari
pada massa labu erlenmeyer dalam keadaan semua uap cairan kembali kebentuk
cairannya. Oleh karena itu massa cairan X sebenarnya harus ditambahkan dengan massa
udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer karena adanya uap
cairan yang tidak mengembun. Massa udara tersebut dapat dihitung dengan
menganggap bahwa tekanan parsial udara yang tidak dapat masuk sama dengan tekanan
uap cairan pada suhu kamar. Nilai ini dapat diketahui dari literatur. Sebagai contoh
untuk menghitung tekanan uap CHCl3 pada suhu tertentu dapat digunakan persamaan:
6.90328 − 1163.03
LogP =
(227.4 + T )
Dimana P adalah tekanan uap dalam mmHg dan T adalah suhu dalam derajat celsius.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (42)
Jadi dengan menggunakan persamaan di atas, tekanan uap CHCl3 pada berbagai suhu
dapat dihitung.
Dengan menggunakan nilai tekanan uap pada suhu kamar, bersama-sama dengan data
mengenai volum labu erlenmeyer dan berat molekul udara (28.8 gr/mol), dapat dihitung
faktor koreksi yang harus ditambahkan pada massa cairan X. Dengan memasukkan
TUGAS:
Hitung faktor koreksi dan nilai BM dari data yang diperoleh.
PERTANYAAN:
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan dalam percobaan ini?
2. Dari hasil analisis penentuan berat molekul suatu cairan X yang volatile diperoleh
nilai 120 gr/mol. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur tersebut mengandung:
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (43)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bird, Tony. 1987. “Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas”. Alih
3. Daniel et al. 1970. “Experimental Physical Chemistry”. 7th ed. McGraw Hill.
Publisher.
Laboratorium Dasar Proses Kimia -–TGP FTUI: Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika (44)