Anda di halaman 1dari 72

Standar Kompetensi :

 Mengevaluasi berbagai sistem


pemerintahan.
 
Kompetensi Dasar :
1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai
negara.
2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan
negara Indonesia.
3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan
yang berlaku di Indonesia dengan negara lain.
 Pengertian Pemerintahan: Luas – Sempit
 Bentuk Pemerintahan:
Bentuk Pemerintahan Klasik:
 Ajaran Plato
 Ajaran Aristoteles
 Ajaran Polybios
Bentuk Pemerintahan Monarkhi (Kerajaan):
 Monarkhi Absolut
 Monarkhi Konstitusional
 Monarkhi Parlementer
Bentuk Pemerintahan Repubik:
 Republik Absolut
 Republik Konstitusional
 Republik Parlementer
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa
Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di
mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Henry B. Mayo dalam bukunya “Introdoction to
Demokratic Teory” merinci beberapa nilai (values)
yang terdapat dalam demokrasi, yaitu:
a) menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara
melembaga,
b) menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dalam suatu masyarakat yang sedang berubah,
c) menyelenggarakan pergantian pemimpin secara
teratur,
d) membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang
minimum,
e) mengakui serta menganggap wajar adanya
keanekaragaman (diversity),dan
f) menjamin tegaknya keadilan.
 Istilah sistem pemerintahan merupakan
gabungan dari dua kata, “sistem” dan
“pemerintahan”. “Sistem” adalah suatu
keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional, baik antara
bagian-bagian maupun hubungan fungsional
terhadap keseluruhannya, sehingga, hubungan
itu menimbulkan suatu ketergantungan antara
bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu
bagian tidak bekerja dengan baik, maka akan
mempengaruhi keseluruhannya itu. (Carl J.
Friedrich).
Pengertian Pemerintahan
 Dalam arti luas
Pemerintahan adalah perbuatan memerintah
yang dilakukan oleh badan-badan legislatif,
eksekutif dan yudikatif di suatu negara dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan
negara.
 Dalam arti sempit
Pemerintahan adalah perbuatan memerintah
yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta
jajarannya dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
 Beberapa pengertian tersebut adalah sebagai berikut:
 Pemerintahan sebagai gabungan dari semua badan
kenegaraan atau alat kelengkapan negara yang berkuasa
memerintah.
 Dalam arti luas yang meliputi badan yang membuat peraturan
legislatif, badan yang menjalankan peratura (eksekutif), dan
badan mengadili pelanggaran peraturan (yudikatif).
 Pemerintahan sebagai badan kenegaraan tertinggi yang
berkuasa memerintah di wilayah satu negara, misalnya raja,
presiden, atau Yang Dipertuan Agung (Malaysia).
 Pemerintahan sebagai badan eksekutif, yang berarti kepala
pemerintahan bersama menteri-menterinya. Sebagaicontoh di
Indonesia, yaitu presiden yang dibantu oleh para menteri.
 Pemerintahan (governing) menurut merupakan
proses interaksi antara berbagai aktor dalam
pemerintahan dengan kelompok sasaran atau
berbagai individu masyarakat. Oleh sebab itu,
pola penyelenggaraan pemerintahan dalam
masyarakat dewasa ini pada intinya merupakan
proses koordinasi (coordinating), pengendalian
(steering), pemengaruhan (influencing) dan
penyeimbangan (balancing) setiap hubungan
interaksi tersebut.
 Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami
bahwa penyelenggaraan pemerintahan
(governing) dapat dipandang sebagai
“intervensi perilaku politik dan sosial yang
berorientasi hasil, yang diarahkan untuk
menciptakan pola interaksi yang stabil atau
dapat diprediksikan dalam suatu sistem
(sosial-politik), sesuai dengan harapan
ataupun tujuan dari para pelaku intervensi
tersebut”.
FUNGSI PEMERINTAH
 Sebagai stabilisator: yang melaksanakan fungsi
menciptakan ketertiban dan keamanan nasional
 Mewujudkan kesejahteraan rakyat
 Mempertahankan eksistensi bangsa ketika berhadapan
dengan bangsa-bangsa lain
 Mewujudkan keadilan di dalam masyakat
 Xii-1 Membuat masyarakat menjadi masyarakat madani
(Rhenna)
 Mengelola / mengatur kebebasan masyarakat, sumber daya
yang ada
 Memberikan perlindungan kepada masyarakat
 Menjalin hubungan kerjasama dengan negara lain untuk
mencapai tujuan negara
 Suatu sistem yang dibuat untuk membangun negara dan
pemerintahan (jonathan)
 Keterkaitan komponen yang ada dalam suatu negara, yang
saling berkaitan guna memerintah dan mengatur negara
(irenita)
 Suatu kebulatan tekad dari seluruhan elemen negara yang
mempunya norma/pola dalam mencapai suatu tujuan (yan)
 Serangkaitan kegiatan yang dilakukan oleh pelakana negara
secara terus-menerus dan berkesinambungan guna
mengarahkan negara ke arah yang lebih baik (rendy)
 Mekanisme kerja seluruh lembaga negara yang saling tekait
satu sama lain dalam mewujudkan tujuan negara
BENTUK-BENTUK
PEMERINTAHAN
1. Bentuk Pemerintahan Klasik:

a. Bentuk Pemerintahan menurut Plato

b. Bentuk Pemerintahan menurut Aristoteles

c. Bentuk Pemerintahan menurut Polybios

2. Bentuk Pemerintahan Monarki:

a. Bentuk Pemerintahan Monarki Absolut

b. Bentuk Pemerintahan Monarkhi Parlementer

c. Bentuk Pemerintahan Monarki Konstitusional

3. Bentuk Pemerintahan Republik

a. Bentuk Pemerintahan Republik Absolut

b. Bentuk Pemerintahan Republik Parlementer

c. Bentuk Pemerintahan Republik Konstitusional


1. Bentuk Pemerintahan Klasik
 Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada
umumnya masih menggabungkan bentuk negara dan bentuk
pemerintahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mac Iver
dan Leon Duguit yang menyatakan bahwa bentuk negara
sama dengan bentuk pemerintahan. Prof. Padmo Wahyono,
SH juga berpendapat bahwa bentuk negara aristokrasi dan
demokrasi adalah bentuk pemerintahan klasik, sedangkan
monarki dan republik adalah bentuk pemerintahan modern.
 Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima
bentuk itu menurut Plato harus sesuai dengan sifat-sifat tertentu
manusia. Adapun kelima bentuk itu sebagai berikut.
 Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh kaum
cendikiawan yang dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan.
 Timokrasi, yaitu bentuk pemerintah yang di pegang oleh orang-
orang yang ingin mencapai kemasyuran dan kehormatan.
 Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh golongan
hartawan
 Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat
jelata, dan
 Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seorang
tiran ( sewenang-wenang) sehingga jauhdari cita-cita keadilan.
 Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu
jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya.
Berdasarkan dua kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut.
 Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan
umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
 Tirani, yaitu bentuk pemerintah yang dipegang oleh seseorang demi kepentingan
pribadi. Bentuk pemerintahan ini buruk dan merupakan kemerosotan. XII-2 16 Sept. 2010
 Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan
demi kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.
 Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan demi
kepentingan kelompoknya. Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan dan
buruk. 12-3 20 sep
 Politeia, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat demi
kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.
 Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi
kepentingan sebagian orang. Bentuk pemerintahan ini kurang baik dan merupakan
pemrosotan.
 Ajaran Polybios yang dikenal dengan Cyclus
Theory sebenarnya merupakan
pengembangna lebih lanjut dari ajaran
aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu
dengan mengganti bentuk pemerintahan
ideal politeia dengan demokrasi.
MONARKI

OKHLOKRASI TIRANI

DEMOKRASI ARISTOKRASI

OLIGARKHI

URAIAN
2. Bentuk Pemerintahan Monarkhi (Kerajaan)
 Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit
Constitutional membedakan pemerintahan dalam
bentuk monarki dan republik. Perbedaan antara
pemerintahan bentuk “monarki” dan “republik”
menurut Leon Duguit, adalah ada pada kepala
negaranya. Jika ditunjuk berdasarkan hak turun-
temurun, maka kita berhadapan dengan monarki. Kalau
kepala negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun-
temurun tetapi dipilih, maka kita berhadapan dengan
republik.
a. Monarki Absolut
 Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam
suatu negara yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu,
syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya
tidak terbatas. Perintah raja merupakan undang-
undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri
raja terdapat kekuasaan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan
perbuatannya. Contoh: Perancis semasa Louis XIV
dengan semboyannya yang terkenal L’etat C’est Moi
(negara adalah saya).
 Arab Saudi (Raja Abdullah  Di Yordania dan Maroko,
ibn 'Abd al 'Aziz Al Sa'ud) rajanya mempunyai
 Brunei (Sultan Hassanal banyak kuasa tetapi tidak
boleh dianggap sebagai
Bolkiah Mu'izzadin
monarki yang mutlak.
Waddaulah ) Manakala di Liechtenstein,
 Swaziland (Raja Mswati III) hampir dua-pertiga
 Vatikan (Paus Benediktus penduduknya yang berhak
XVI) mengikuti pemilu telah
memberikan hak veto
kepada kepala negaranya
Pangeran Hans-Adam II.
  
b. Monarki Konstitusional
 Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu
negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya
dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi). Proses monarki
konstitusional adalah sebagai berikut :
 Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja
itu sendiri karena ia takut dikudeta. Contoh: negara Jepang
dengan hak octrooi (hak memonopoli pelayaran dan perdagangan,
mengumumkan perang mengadakan perdamaian dan mencetak uang
 )
 Adakalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena
adanya revolusi rakyat terhadap raja. Contoh: Inggris yang
melahirkan Bill of Rights tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab
Saudi, dan Brunei Darussalam.12.3 27-09-10
 Antigua dan Barbuda (Ratu Elizabeth  Liechtenstein (Pangeran Hans Adam II)
 Luxemburg (Grand Duke Henri)
II) 
 Australia (Ratu Elizabeth II) Monako (Pangeran Albert)
 Maroko (Raja Mohammed VI)
 Bahama (Ratu Elizabeth II)  Norwegia (Raja Harald V)
 Barbados (Ratu Elizabeth II) 

Papua Nugini (Ratu Elizabeth II)
Belanda (  Saint Kitts dan Nevis (Ratu Elizabeth II)
 Belgia (Raja Albert II)  Saint Lucia (Ratu Elizabeth II)
 Belize (Ratu Elizabeth II)  Saint Vincent dan Grenadines (Ratu
 Britania Raya (Ratu Elizabeth II) Elizabeth II)
  Selandia Baru (Ratu Elizabeth II)
Denmark (Ratu Margrethe II) 
 Greenland (Ratu Margrethe II) Kepulauan Solomon (Ratu Elizabeth II)
 Spanyol (Raja Juan Carlos I)
 Grenada (Ratu Elizabeth II) 

Swedia (Raja Carl XVI Gustaf)
Jamaika (Ratu Elizabeth II)  Thailand (Raja Bhumibol Adulyadej)
 Jepang (Maharaja Akihito)  Tuvalu (Ratu Elizabeth II)
 Kamboja (Raja Norodom Sihamoni)  Uni Emirat Arab (Presiden Khalifa bin Zayed
 Kanada (Ratu Elizabeth II) Al Nahayan)
 Yordania (Raja Abdullah II )
c. Monarki Parlementer
 Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan
dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja
dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam monarki
parlementer, kekuasaan eksekutif dipegang oleh
kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab
kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala
negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak
dapat diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer
sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di Inggris,
Belanda, dan Malaysia.xii-4
 Dalam sistem republik absolut, pemerintahan
bersifat diktator tanpa ada pembatasan
kekuasaan. Penguasa mengabaikan
konstitusi dan untuk melegitimasi
kekuasaannya digunakanlah partai politik.
Dalam pemerintahan ini, parlemen memang
ada, namun tidka berfungsi.
 Dalam sistem republik konstitusional,
presiden memegang kekuasaan kepala
negara dan kepala pemerintahan. Namun,
kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi.
Di samping itu, pengawasan yang efektif
dilakukan oleh parlemen.
 Dalam sistem republik parlementer, presiden
hanya sebagai kepala negara. Namun,
presiden tidak dapat diganggu-gugat.
Sedangkan kepala pemerintahan berada di
tangan perdana menteri yang
bertanggungjawab kepada parlementer.
Alam sistem ini, kekuasaan legislatif lebih
tinggi daripada kekuasaan eksekutif.
 Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu
tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantungan dan memengaruhi dalam
mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan
 Sistem pemerintahan negara menggambarkan
adanya lembaga-lembaga negara, hubungan
antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga
negara dalam mencapai tujuan pemerintahan
negara yang bersangkutan.
1. Sistem pemerintahan Indonesia ‘45 – ’50
2. Sistem pemerintahan Indonesia ‘50 – ’59
3. Sistem pemerintahan Indonesia ‘59 – kini
4. Sistem pemerintahan Singapura
5. Sistem pemerintahan Inggris
6. Sistem pemerintahan Amerika Serikat
7. Sistem pemerintahan Cina
 Setiap kelompok 4 orang
 Setiap kelompok menyusun materi
 Apakah yang dimaksud dengan sistem
pemerintahan Presidensial dan sistem
pemerintahan Parlementer?
 Apakah ciri-ciri masing-masing sistem
pemerintahan?
 Apakah keunggulan masing-masing sistem
pemerintahan?
 Apakahkelemahan masing-masing sistem
pemerintahan?
Negara yang menerapkan sistem pemerintahan
Presidensial biasanya berbentuk republik
dengan presiden sebagai kepala negara
sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Di sini,
presiden mempunyai hak yang lebih luas
sebagai wakil negara ke luat dan kepala
pemerintahan ke dalam
1. kekuasaan pemerintahan tertinggi di tangan
presiden
2. Presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan
3. kekuasan eksekutif sejajar dengan legislative
4. presiden memegang kekuasaan rangkap
sebagai kepala pemerintahan dan kep
Negara
5. menteri bertanggung jawab dan diangkat
oleh presiden
6. Presiden berkuasa selama periode waktu tertentu
sampai habis batas waktunya Jika mengacu system ini
maka presiden berkuasa sampai habis masa kerjanya
dan tidak bisa dijatuhkan
7. Ekspresi kedaulatan rakyatnya lebih luas.
8. Presiden memilih, mengangkat, melantik dan
memberhentikan pembantu presiden, yang disebut
dengan menter-menteri.
9. Menteri-menteri hasil bentukannya bertangungjawab
kepada nya (Presiden)
1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena
tidak tergantung pada parlemen
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan
jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan
presiden Amerika Serikat adalah 4 tahun dan presiden
Indonesia selama 5 tahun
3. Penyusunan program kerja kabinet mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar
termasuk anggota parlemen sendiri
1. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan
langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak
2. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas
3. Pembuatan keputusan/kebijakan publik
umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dengan legislatif sehingga dapat
terjadi keputusan tidak tegas dan memakan
waktu yang lama
1. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung
legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan
mutlak jika tidak cermat
2. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas
3. Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya
hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan
legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
dan memakan waktu yang lama segala sesuatu membutuhkan
proses, presiden memiliki ahli untuk mengambil keputusan, juga tetap
dikontrol, di sini presiden mempunyai peran, sajauh mana ketegasan
presiden.
ini sama dengan parlementer, tak perlu tawar menawar. Presidensial DPR
sederajat, sehingga presiden dapat dijatuhkan.
Sistem parlementer adalah sebuah sistem
permerintahan yang di dalamnya hubngan
antara eksekutif dan badan pewakilan sangat
erat. Karenanya pertanggungjawaban para
menteri tertentu pada parlemen. Oleh
karena itu kabinet yang dibentuk harus
memperoleh dukungan mayoritas parlemen.
Wewenang Parlemen adalah mengangkat
perdana menteri dan menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya
Ciri-ciri:
1. kekuasaan pemerintahan negara dipegang sepenuhnya oleh
parlemen,
2. segala kebijakan negara ditentikan oleh parlemen
kedudukan kepala negara (pres, raja) hanya sebagai simbul
dan tidak dapat diganggu gugat
3. kekuasaan legislative berada diatas eksekutif.
4. karena parlemen adalah pemegang legislatif, maka untuk
kekuasaan memerintah diserahkan kepada PM yang
kemudian membentuk kabinet.
1. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara
cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini
karena kekuasaan legislatif dan eksekutif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan publik jelas
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen
terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan
1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada
mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlementer
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena
sewaktu-waktu kabinet dapat bubar
3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal ini terjadi bila para
anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai
mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan
partai, anggota kabinet pun dapat menguasai parlemen
4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan
menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan
eksekutif lainnya
Ciri-ciri:
 para menteri diangkat dan bertanggungjawab kepada
parlemen, PM
menjadi penguasa berdasarkan kebijakan dari parlemen
Perbandingan system presidensial di Amerika Serikat
dengan di Indonesia
Amerika Serikat
1. Menganut trias politika murni (pemisahan kekuasaan)
2. Mempunyai lembaga legislative bicameral
3. Lembaga legislative (konggres) bisa menjatuhkan
presiden
4. Dikenal impeachment yang merupakan hak konggres
5. Presiden punya hak veto terhadap keputusan konggres
6. Hanya mengenal dwi partai
7. Presiden dipilih oleh badan pemilih (electoral college)
 Indonesia
1. Menganut asas trias politika modifikasi
(pembagian kekuasaan)
2. Lembaga legislatif bersifat Unicameral
3. DPR hanya bisa merekomendasikan untuk
minta pertanggungjawaban presiden
4. Tidak dikenal adanya impeachment
5. Presiden Tidak punya hak veto
6. Kehidupan kepartaian bersifat Multi partai
7. Presiden dipilih oleh rakyat lewat pemilu
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya
karena tidak tergantung pada parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan
jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan
Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk
jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan
langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik
umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi
keputusan tidak tegas dan memakan waktu
yang lama.
 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat
karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada
satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan public jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen
terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada
mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias
ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena
sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila
para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari
partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen
dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan
eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekutif lainnya.
 Sistem pemerintahan Semi Presidensial
Sistem ini merupakan gabungan dari model presidensial
dengan parlementer. Disebut juga dengan istilah quasi
presidensial. Artinya system pemerintahan dimana
perdana menteri dan presiden sama-sama aktif dalam
menjalankan pemerintahan negara sehari-hari. Dalam
system ini cabinet (dewan menteri) diangkat oleh presiden
tapi bertanggungjawab kepada parlemen. Cabinet ini
dapat dibubarkan melalui mosi tidak percaya oleh
parlemen. Mengenai pembagian kekuasaan diantara
keduanya (PM dan Pres) sangat berfarisai dan tergantung
dari pengaturan konstitusi negaranya.
Contoh model ini : Perancis, Finlandia, Portugal dll.
 Praktek system pemerintahan Parlementer.
Bagi negara-negara penganut Parlementer umumnya
mengikuti 2 type yaitu model Inggris dan non
inggris/eropa barat yang biasanya mengadopsi model
Spanyol dan Jerman. Secara umum perbedaannya
sebagai berikut :
Model Inggris
1. Lebih mementingkan perdebatan formal dan serius
di parlemen.
2. Menekankan pentingnya sidang paripurna
parlemen dibanding sidang komisi
3. Anggota parlemen dipilih langsung dalam pemilu
 Model eropa barat (Spanyol-Jerman)
1. Perdebatan lebih moderat, menekankan
pentingnya lobi diluar sidang resmi
2. Lebih menekankan sidang komisi dimana
terjadi perdebatan mengenai isu kebijakan-
kebijakan tertentu. Sidang paripurna kurang
diberi tempat
3. Anggota parlemen dipilih berdasarkan daftar
yang disodorkan partai politik.
Rakyat memilih parpol dan parpol akan
menentukan wakilnya berdasar urutan nama
calon yang sudah ditentukan sebelumnya
 Penerapan system pemerintahan di Indonesia
Indonesia pernah mengalami penggunaan UUD
sebanyak 3x yaitu UUD '45, UUD RIS '49 dan UUD S
'50. Sistem pemerintahan yang dianut berdasarkan
ketiga UUD tersebut berbeda. Jika UUD 45
menekankan bentuk presidensial maka dalam kedua
UUD yang lain menggunakan bentuk parlementer
semu (quasi parlementer). Ada perbedaan mendasar
antara parlementer asli dengan quasi parlementer
yang diterapkan Indonesia pada masa penggunaan ke
dua UUD di atas. Berikut perbedaan antara
parlementer yang asli dengan yang diterapkan di
Indonesia (quasi parlementer):
 Parlementer asli ciri-cirinya :
1. PM Diangkat parlemen
2. Kedudukan presiden sebagai kepala
negara (hanya sebagai simbol)
3. Pembentuk cabinet adalah parlemen
4. Pertanggungjawaban cabinet langsung ke
parlemen
5. Pengaruh parlemen ke pemerintahan
sangat mutlak
6. DPR sebagai lembaga legislative
 Model parlementer yang diterapkan sesuai dengan
UUD RIS 1949 (27 des 49 – 17 Agust 1950)
1. PM Diangkat presiden
2. Presiden ikut campur dalam pemerintahan/campuri
PM
3. Cabinet Dibentuk pres
4. Pertanggungjawaban cabinet Ke parlemen tapi
lewat presiden
5. Pengaruh parlemen Kecil karena adanya campur
tangan presiden
6. Yang dimaksud lembaga legislative adalah DPR dan
s
 Model parlementer yang diterapkan sesuai dengan
UUD S 1950 (17 Agust 1950 – 5 juli 1959)
1. PM Diangkat presiden
2. Presiden ikut campur dalam pemerintahan/campuri
PM
3. Cabinet Dibentuk pres
4. Pertanggungjawaban cabinet Ke parlemen tapi
lewat presiden
5. Pengaruh parlemen Kecil karena adanya campur
tangan presiden
6. Yang dimaksud lembaga legislative adalah DPR
.
1. Menjelaskan sistem pemerintahan Indonesia setelah
kemerdekaan hingga Dekrit Presiden 5 Juli 1959
2. Menjelaskan sistem pemerintahan Indonesia setelah
Dekrit Presiden hingga 1999
3. Menjelaskan sistem pemerintahan Indonesia setelah
adanya perubahan UUD 1945
4. Menjelaskan sistem pemerintahan Amerika Serikat
5. Menjelaskan sistem pemerintahan China
6. Menjelaskan sistem pemerintahan Singapura
7. Menjelaskan sistem pemerintahan Inggris

Anda mungkin juga menyukai